ANADAI AKU BERbisik TUHAN
M.RAKIB IKMI
RIAU INDONESIA
Seandainya
aku membisikkan sesuatu kepada Tuhan
Dan lidahku tidak kelu, karena
kesuciannya
Aku akan memanjatkan sembah,
sambil bertanya
Ya Tuhan yang Mahaagung
Terdengarkah kepada-Mu himbau burung di hutan, di rimba raya Palestina
Yang sunyi meratapi siang di
senja hari?
Remuk hancur rasa diri memandang sinar lenyap
menjauh di balik gunung dan bukit
Zion Israel.
Perlahan-lahan turun malam menutupi segala pan-
dangan.
*
Menangis, menangislah hati!
Wahai hati, alangkah sedap nikmatnya engkau pandai
menangis!
Apa guna kutahan, apa guna kuhalangi?
*
Aku terima kasih kepadamu, Tuhan, memberiku hati
tulus-penyerah seindah ini:
Sedih pedih menangis, waktu menangis!
Girang gembira tertawa, waktu tertawa!
Marak mesra bercinta, waktu bercinta!
Berkobar bernyala berjuang, waktu berjuang!
PERJUDIAN KALAH DAN MENANG
Tidak, bagiku tidak ada kalah dan
menang!
Sebab kuputuskan, bahwa
kemenangan sudah
pasti untukku saja. Kalah tinggal
pada mereka yang lain:
Yang mengeluh bila terjatuh,
Yang menangis bila teriris,
Yang berjalan berputar-putar
dalam belantara
*
Di padang lantang yang kutempuh
ini,
aku tak mungkin dikalahkan:
Sebab disini jatuh sama artinya
dengan bertambah
kukuh berdiri.
Tiap-tiap pukulan yang dipukulkan
berbalik berlipat
ganda kepada sipemukul.
Malahan algojoku sekalipun yang
akan menceraikan
kepalaku dari badanku, akan
terpancung sendiri seumur
hidupnya:
Melihat mataku tenang menutup dan
bibirku berbunga
senyum.
No comments:
Post a Comment