SIAPA PENCIPTA YANG MENCIPTAKAN SI PENCIPTA TUHAN
(Pertanyaan Tersebut
Hanyalah Bersumber Dari Setan)
M.Rakib Muballigh IKMI Riau Indonesia
Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid
mengatakan jika kita membuka perdebatan terhadap pertanyaan Siapa Pencipta
tuhan? maka si penanya akan bertanya lagi: Siapa Pencipta yang Menciptakan
Tuhan? lalu Siapa Pencipta yang menciptakan si Pencipta Tuhan? begitu seterusnya
tanpa ada akhirnya, dan ini tidaklah masuk akal.
Sedangkan seluruh makhluk
yang ada berujung pada Sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dan tak
ada satu pun yang menciptakannya akan tetapi Dia lah Sang Pencipta yang tidak
ada selain-Nya, dan inilah yang sesuai dengan akal dan logika.
Pertanyaan tersebut hanyalah
bersumber dari setan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairoh bahwa Nabi SAW bersabda, "Setan akan mendatangi seorang dari
kalian lalu mengatakan, 'Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan
ini? sehingga dia akan berkata, 'Siapa yang menciptakan Tuhanmu? Dan ketika dia
menghinggapinya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan harus dia
menyudahinya. "
Imam Muslim juga meriwayatkan
dari Abu Hurairoh berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Manusia akan
senantiasa bertanya sampai yang dikatakan, 'Ini adalah Allah yang menciptakan
makhluk lalu siapakah yang menciptakan Allah?' dan barangsiapa yang mendapatkan
sedikit saja tentang hal ini maka katakanlah 'Aku beriman kepada Allah.
"
Nabi SAW bersabda, "Manusia
senantiasa bertanya ke seorang dari mereka berkata," Ini Allah yang
menciptakan makhluk lalu siapakah yang menciptakan Allah? ' Ketika mereka
mengatakan demikian maka katakanlah:
الله أحد, الله الصمد, لم يلد ولم يولد, ولم يكن له كفوا أحد
(Allah Maha Esa, Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.)
Kemudian meludahlah ke kiri
tiga kali dan berlindunglah (kepada Allah) dari godaan setan. "
Dengan demikian jelaslah
bahwa pertanyaan semacam itu adalah dari setan yang ingin merusak agama dan
akal sehatnya dan mejauhkannya dari Allah dan kebenaran.
Mungkin saja jawaban seperti ini
tidak diterima oleh seorang yang kafir kepada Allah dikarenakan sifat inkar
dan dusta yang ada didalam hatinya telah menutupi kebenaran dan akal
sehatnya namun tidak bagi seorang mukmin yang hatinya senantiasa hidup dengan
mengingat Allah serta meyakini bahwa Allah adalah Sang Pencipta seluruh
makhluk-Nya dan Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir.
هو الأول والآخر والظاهر والباطن وهو بكل شيء عليم
Artinya: "Dialah yang
Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu." (QS. Al Hadid: 3)
Nabi SAW ketika akan tidur
maka dia berbaring diatas bagian kanan tubuhnya lalu berdoa:
اللهم, رب السموات ورب الأرض ورب العرش العظيم, ربنا ورب كل شيء, فالق الحب والنوى, ومنزل التوراة والإنجيل والفرقان, أعوذ بك من شر كل ذي شر أنت آخذ بناصيته, اللهم, أنت الأول فليس قبلك شيء, وأنت الآخر فليس بعدك شيء, وأنت الظاهر فليس فوقك شيء, وأنت الباطن فليس دونك شيء, اقض عنا الدين, وأغننا من الفقر. "
"Wahai Allah Tuhan langit dan Tuhan bumi serta
Tuhan Arsy yang agung. Wahai Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, yang
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, yang menurunkan Taurat,
Injil dan Al Furqon. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap pemilik
kejahatan. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Awal
dan tidaklah ada sesuatu sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir dan tidaklah ada
sesuatu setelah-Mu. Engkaulah Yang Zhahir dan tidaklah ada sesuatu diatas-Mu,
Engkaulah Yang Bathin dan tidaklah ada sesuatu tanpa-Mu
maka tunaikanlah hutang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran. "
Wallahu A'lam
Demikian Menjawab Pertanyaan Atheis Tentang Tuhan semoga
bisa dimengerti dan dipahami, mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangannya
dalam penulisan artikel ini.
JAWABAN TERHADAP YANG MENGKRITIK
TERLALU PELIT
Tahukah Anda bahwa ada lebih dari 2700 konsep tuhan dan
dewa-dewi yang terekam dalam sejarah manusia?
Catatan M.Rakib Muballigh
IKMI Riau Indonesia , Asia Tenggara
Jika nanti ternyata setelah mati Tuhan benar-benar
ada, bukankah ateis rugi?
Ini
adalah jawaban dari pertanyaan
yang sering saya jumpai setelah menjadi ateis, kata seseorang. Bagaimana kalau
nanti setelah mati kami berhadapan dengan Tuhan? Siapkah kami dengan
konsekuensi masuk neraka? Bukankah lebih baik mengambil posisi yang aman, yaitu
percaya Tuhan dan beragama sehingga pasti terhindar dari neraka?
Tunggu dulu. Tahukah Anda bahwa ada
lebih dari 2700 konsep tuhan dan dewa-dewi yang terekam dalam sejarah manusia?
Ada setidaknya ratusan agama dan aliran kepercayaan, banyak di antaranya
bahkan tidak mengajarkan konsep surga dan neraka. Memang sekarang hanya ada
beberapa agama besar di dunia, tetapi beberapa sistem kepercayaan (Yunani dan
Mesir kuno, misalnya) bertahan selama ribuan tahun sebelum punah digantikan
agama-agama yang populer saat ini. Belum lagi banyak sistem kepercayaan baru
yang semakin populer (Scientology, Mormon, Saksi Yehovah, antara lain), dan
entah bagaimana masa depan mereka.
Selain konyol bahwa saya harus
percaya cuma agar “tidak rugi” seperti berjudi, sebetulnya kalau dipikir-pikir
kembali, andaikan Tuhan memang benar-benar ada, kemungkinan ateis dan teis
“salah” tidak beda jauh. Ateis tidak percaya seluruh konsep tuhan yang ada,
sedangkan teis (yang beragama Samawi) hanya percaya satu.
Taruhlah hanya ada 100 tuhan dan agama yang mengajarkan surga dan neraka
(ingat bahwa ada ratusan agama dan aliran kepercayaan saat ini yang bahkan
tidak mengajarkan surga dan neraka, namun saya batasi biar mudah), dan dari
antaranya (lagi-lagi kita berandai di sini) ada tuhan yang benar-benar ada dan
hanya satu kepercayaan yang “benar.” Maka kemungkinan teis menyembah tuhan yang
benar hanya 1:100. Dan ini perhitungan konservatif.
Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa pembicaraan untung rugi ini terkesan seperti
argumen murah. Pertanyaan yang lebih penting: andaikan Tuhan ada, dan seorang
teis menyembah Tuhan yang “benar,” apakah ia siap melihat mayoritas penduduk
dunia masuk neraka hanya karena menyembah Tuhan yang salah? Dan apakah Tuhan
yang semacam itu, yang mencemplungkan manusia ke dalam neraka hanya karena
tidak menyembahnya, layak disembah? Penganut agama Kristen hanya 31% di dunia
(ini termasuk hanya yang berafiliasi dengan Kristen, tidak menghitung yang
nonrelijius), apa ini berarti bahwa kalau Kristen yang benar, setidaknya 69%
manusia akan masuk neraka? Penganut Islam hanya 21% di dunia, apa ini berarti
bahwa kalau memang Islam yang benar, setidaknya 79% manusia akan masuk neraka?
(Data menurut adherence.com)
Kalau salah satu agama tersebut
yang mengajarkan surga/neraka ternyata memang benar, milyaran manusia yang hidup saat ini (belum lagi yang
sudah meninggal) akan masuk neraka, termasuk teman-temanmu, mungkin beberapa
guru di sekolahmu, tukang koran, penulis buku favoritmu, tukang masak di
restoran yang sering kamu kunjungi, artis idolamu, belum lagi begitu banyak
orang yang telah berjasa bagi manusia di berbagai bidang, dan seterusnya. Yikes!
Kenyataannya, agama dan sistem
kepercayaan yang kita anut sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita
dibesarkan dan agama orang tua kita. Bagi kami yang ateis dan sudah
meninggalkan ajaran agama terdahulu, konsep Tuhan dan surga dan neraka sudah
terlampau jauh dari pikiran. Saya tidak takut neraka, sama seperti saya tidak
takut duduk di pintu meskipun banyak yang bilang “nanti susah jodoh” atau takut
menduduki bantal meskipun banyak yang bilang “nanti bisulan.”
-Alika
Bagaimana aku, tidak terperangah
Ada rahasia, yang tercurah.
Dari Arab, ke berbagai arah,
Ada yang suka, ada yang marah.
Wahabi itu, sebtulnya baik,
Pengikutnya saja, terlalu fanatik.
Mudah merangsang, berbagai konflik,
Sikapi dengan, cerdas dan simpatik.
Banyak orang, terperangah,
Apa dibuat, serba salah.
Makin lama, semakin parah,
Jangan sampai, mengalirkan darah.
No comments:
Post a Comment