PELACUR INTELEKTUAL
PROFESOR AMAR MAKRUF
m.rakib IKMI Riau Indonesia. 2014
Untuk diucapkan, kata pelacur,
begitu kotor
Tapi teganya, profesor Amar,
mengucapaknannya, di hadapanku.
Seakan dirikulah yang pelacur
itu, duh Mak, betapa aaku malu.
Kata intelektual, begitu
suci.Tapi mengapa disandingkan dengan istilah pelacur.
Hati ini, dibuatnya tidak tenteram.
Terelak dari, tenteram dan damai?
Tidak, tidak kan dapatkan, berkah
dari Tuhanku!
Dalam falsafah, tenteram dan
damai waktu tidur di malam sepi.
Terteram dan damai berbaju putih
di dalam kubur.
Tetapi hidup ialah perjuangan.
Perjuangan semata lautan segara.
Perjuangan semata alam semesta.
Hanya dalam berjuang beta merasa
tenteram dan damai.
Hanya dalam berjuang berkobar
Engkau Tuhanku di dalam dada.
Pelacur intelektual, dalam
disertasi calon doktor.
Tinggi melangit puncakmu
bermegah,
Melengkung memayung daunmu bodi.
Berebut akar mencecah tanah,
Masuk membenam ke dalam bumi.
Mulai saat ini, istilah kata
pelacur, tak kan aku rela, disandingkan
Dengan kata intelektual.
Ibarat angin di Lemah mendesir
daunmu bernyanyi,
Gemulai berbuai dibelai angin,
Nikmat lindap menyerak di kaki,
Mengundang memanggil leka
berangin.
Kata intelektual harus
digandingkan dengan kata, ulama, atau sufi.
Anggaplah aku bisa , ibadah, berkumpul kelana,
Letih semadi, zikir, jihad
pribadi, berjuang tiada.
Melunjur kaki menyandar kepala,
Ya Tuhan, beri aku wibawa, harga
diri yang wajar.
Sudah begitu lama, duka lara
ditahan, akibat secara halus dihina
No comments:
Post a Comment