Selama
ribuan tahun yang lalu hingga hari ini telah lahir MILYARAN
HALAMAN BUKU YANG BERISI ARGUMENTASI RASIONAL KEBERADAAN TUHAN
(SELAMA RIBUAN TAHUN YANG LALU HINGGA HARI INI TELAH LAHIR MILYARAN HALAMAN BUKU)
M.Rakib Muballigh IKMI Riau Indonesia
teknik menghadapi ateis
Nyamuk setiap bertelur, memberi
telurnya dua pelampung, sehingga tidak pernah tenggelam. Haei ateis, siapa yang mengajarkan nyamuk membuat
pelampung yang bisa mengapun, bukankah itu hanya diketahui melalui hukum
arsimedes. Kapan nyamuk belajar hukum Arcimedes?...Sebagai seorang yang
memiliki iman tentu kita sering merasa gerah dan gelisah dengan pernyataan
pernyataan atau opini yang gencar dilakukan oleh orang-orang atheis apapun
serta bagaimanapun bentuk dan cara yang mereka lakukan,apakah dengan cara sopan
atau provokatif,walaupun dari segi hak asasi bisa saja itu adalah hak asasi
mereka.
Sehingga sebagian dari kita mungkin menjadi serba salah : dilawan bagaimana tidak dilawan bagaimana.sehingga salah satu opsinya ya tentu harus kita lawan secara sopan-berwibawa dan argumentatif tentunya,untuk apa ? jangan pernah memiliki tujuan utama untuk menyadarkan sang atheis tapi utamakan lebih kepada membentengi saudara saudara kita se iman yang bisa saja merasa terguncang oleh pernyataan-pernyataan mereka,sebab argumentasi yang tepat sasaran dan ‘membunuh; akan menentramkan hati saudara-saudara kita yang se iman. Dan sebagaimana bila kita berkelahi secara fisik maka kita dituntut menguasai ilmu bela diri yang bisa menjatuhkan kemampuan lawan maka demikian pula dalam berhadapan dengan serangan yang berasal dari opini-pernyataan seorang atheis kita harus siap dengan tekhnik berfikir tertentu.
Berikut beberapa prinsip dasar serta tekhnik yang mungkin mudah mudahan bisa memberi inspirasi dan manfaat buat teman-teman.
1.pertama dan yang paling mendasar cam kan prinsip ini : Tuhan itu hidup selamanya, tidak pernah mati selamanya. Dia Esa (Qul huwallahu ahad. Allahusshamad).Tuhan menciptakan akal bukanlah untuk membunuh diriNya sendiri ! jadi selama ini sejak ribuan tahun yang lalu hingga hari ini tak pernah dan tak akan pernah ada argumentasi rasional yang bisa membunuh Tuhan serta tentu agamaNya.
Selama ribuan tahun yang lalu hingga hari ini telah lahir milyaran halaman buku yang berisi argumentasi rasional keberadaan Tuhan serta kebenaran konsepNya karena Tuhan menciptakan akal memang untuk tujuan demikian dan mustahil karakter akal bisa berubah sehingga berkarakter melawan atau membunuh penciptanya sendiri,sebab itu sejak ribuan tahun yang lalu hingga hari ini tak pernah lahir argumentasi rasional yang bisa membunuh Tuhan dan agamaNya.
Lalu kalau begitu darimana datangnya kekuatan serangan orang atheis ? biasanya serangan serangan orang atheis berdatangan dari wilayah :
- stigma yang berasal dari prasangka
- teori serta pemikiran spekulatif adalah senjata utama para ateis dalam menyerang orang yang beragama,dan ingat pemikiran spekulatif itu tidak paralel atau beda jauh dengan cara berfikir rasional yang tertata secara sistematik.pemikiran spekulatif bersandar pada meraba-raba,kepada keserbatakpastian,sedang argumentasi rasional berpijak pada cara berfikir yang tertata secara sistematis mengikuti prinsip dualisme yang menjadi konsep hukum kehidupan.
Sebab itu mereka mengambil dari sains teori yg mereka tafsirkan sendiri,dan mengambil dari filsafat pemikiran-pemikiran spekulatif nya.jadi mereka tidak mengambil dari sains fakta empirik(yg murni) nya dan tidak mengambil dari dunia filsafat argumentasi jalan fikiran yang rasional nya,sebab tak ada fakta empirik (yg murni-belum ditafsir) dalam dunia sains sekalipun yang bisa membunuh Tuhan, sebagaimana tak akan pernah ada dalam dunia filsafat sekalipun argumentasi rasional yang bisa membunuh Tuhan.
2.sebab itu jangan pernah takut dan jangan pernah ragu bila kita merapat ke akal atau harus bermain logika sebab akal dan rumusan akal pada ujungnya akan memihak kepada pembenaran Tuhan,dan itu karena Tuhan menciptakan akal adalah untuk membuktikan kebenaran diriNya.
Mengapa ateis lebih banyak bermain di wilayah teori dan pemikiran spekulatif karena memang akal manusia tidak akan pernah bisa menemukan atau membuat konsep yang tertata secara konstruktif -rasional yang bisa ‘membunuh’ Tuhan atau membuktikan ketidak beradaan Tuhan.yang selalu kita temukan dalam sejarah selalu adalah bukti argument rasional keharusan adanya Tuhan,sebagaimana yang dibuat oleh Thomas Aquinas dan tak pernah ada bukti argument rasional ketidak beradaan Tuhan.
Sebab itu sampai kapan pun ateisme sebenarnya akan selalu identik dengan pandangan atau gagasan yang bila kita tela’ah sebenarnya bersifat irrasional walaupun mereka tidak mau kalau mereka dianggap berada di wilayah ‘irrasional’ sebab selama ini stigma ‘irrasional’ anehnya senantiasa disematkan kepada kaum beragama.
Dan ingat bahwa ‘rasionalitas’ versi kaum ateis (mengacu kepada pandangan ‘materialistik’ disini) memiliki pengertian yg berbeda jauh dengan ‘rasionalitas’ versi Tuhan,dimana ‘rasionalitas’ versi ateis-materialistik selalu didasari oleh anggapan dasar bahwa realitas dan kemudian ‘yang benar’ adalah segala suatu yang tertangkap pengalaman dunia indera-bisa dibuktikan secara empirik,dengan bukti yang tertangkap mata secara langsung,sedang rasionalitas versi Tuhan adalah cara berfikir yang murni bersifat sistematis tanpa terikat secara mutlak dengan keharusan bukti empirik yang bersifat langsung.
http://filsafat.kompasiana.com/2012/07/22/dua-konsep-rasionalisme-yang-berbeda/
2.untuk memperkuat posisi akal dan karakter cara berfikir akal yang sistematis maka bawalah ateis kepada realitas adanya prinsip dualisme yang menjadi landasan dasar hukum kehidupan yang menata kehidupan ini,sebab prinsip dualisme itu akan membuat konsep Tuhan bisa diterangkan secara rasional,dan dengan bersandar kepada konsep hukum kehidupan dualistik itu eksistensi akal akan memiliki dasar pijakan yang kokoh karena konsep hukum kehidupan itu bersifat hakiki.sebab itu konsep hukum kehidupan dualistik itu harus kita jadikan parameter bagi cara berfikir akal yang tertata secara sistematis.karena akal diciptakan Tuhan untuk agar manusia bisa membaca konstruksi konsep hukum kehidupan dualistik.
4.dan camkan prinsip yang kedua ini : Tuhan tidak
akan pernah menciptakan realitas yang bisa membunuhNya ! misal : bila Tuhan
menciptakan realitas berupa adanya ‘manusia kera’ atau ‘manusia purba’ lain yg
sejenis dengan itu,maka itu berarti Ia membunuh diriNya sendiri,atau membunuh
deskripsiNya sendiri !.lalu mengapa ada ‘isyu’ ‘manusia kera’ ? tak perlu
terguncang itu semua hanya teori dan baru sebatas teori dan sama sekali bukan
sesuatu yang sudah menjadi fakta kenyataan,awalnya mungkin berasal dari
sekelompok orang yang menemukan fosil lalu ditafsirkanlah oleh khayalannya
sendiri sebagai ‘manusia kera’ dan lain sejenisnya.jadi gambaran ‘manusia kera’
dan sejenisnya adalah tafsiran semata dan sama sekali bukan fakta.
5.kendalikan emosi dalam berhadapan dengan opini orang atheis sebab emosi yang tidak terkendali hanya akan membuat cara berfikir kita malah menjadi ‘awut-awutan’.kenali kelemahan mereka yang hanya pandai bermain diseputar wilayah stigma atau pemikiran spekulatif.
6.berhadapan dengan mereka akan seperti berada ditengah hutan dan lawan meneriakan tantangannya dari balik pepohonan yang rindang.itulah ateis meneriakan tantangannya dari rindangnya pemikiran spekulatif sebab itu ajak mereka keluar dari hutan rimba itu ke lapang yang terang untuk ‘berkelahi secara sportif’.ajak mereka keluar dari dunia teori-pemikiran spekulatif untuk bertanding di wilayah rasio,dan jangan kuatir sebab kita telah mengenal prinsip ini : Tuhan menciptakan rasio bukan untuk membunuh diriNya sendiri ! karena itu jangan ragu dengan keberpihakan rasio kepada Tuhan.
7.Bila mereka mulai bermain di wilayah yang rasio kita sudah sulit atau ‘buntu’ untuk bisa menjawabnya maka gunakan konsep struktur tatanan ilmu Ilahi untuk menggunakan ilmu yang derajat dan cara pandanganya lebih tinggi dan lebih luas ketimbang ilmu dan kebenaran versi logika sebagaimana yang di demonstrasikan oleh nabi Khaidir.misal bila mereka telah menggunakan argumentasi berupa pertanyaan yg memang rumit untuk dijawab oleh logika : ‘bila Tuhan maha baik mengapa ada kejahatan ? atau ‘bila Tuhan itu satu maka mengapa realitas dunia ini begitu beragam sehingga seolah ada banyak ‘kebenaran’ (tanda kutip) serta kepercayaan yang berbeda beda ?
5.kendalikan emosi dalam berhadapan dengan opini orang atheis sebab emosi yang tidak terkendali hanya akan membuat cara berfikir kita malah menjadi ‘awut-awutan’.kenali kelemahan mereka yang hanya pandai bermain diseputar wilayah stigma atau pemikiran spekulatif.
6.berhadapan dengan mereka akan seperti berada ditengah hutan dan lawan meneriakan tantangannya dari balik pepohonan yang rindang.itulah ateis meneriakan tantangannya dari rindangnya pemikiran spekulatif sebab itu ajak mereka keluar dari hutan rimba itu ke lapang yang terang untuk ‘berkelahi secara sportif’.ajak mereka keluar dari dunia teori-pemikiran spekulatif untuk bertanding di wilayah rasio,dan jangan kuatir sebab kita telah mengenal prinsip ini : Tuhan menciptakan rasio bukan untuk membunuh diriNya sendiri ! karena itu jangan ragu dengan keberpihakan rasio kepada Tuhan.
7.Bila mereka mulai bermain di wilayah yang rasio kita sudah sulit atau ‘buntu’ untuk bisa menjawabnya maka gunakan konsep struktur tatanan ilmu Ilahi untuk menggunakan ilmu yang derajat dan cara pandanganya lebih tinggi dan lebih luas ketimbang ilmu dan kebenaran versi logika sebagaimana yang di demonstrasikan oleh nabi Khaidir.misal bila mereka telah menggunakan argumentasi berupa pertanyaan yg memang rumit untuk dijawab oleh logika : ‘bila Tuhan maha baik mengapa ada kejahatan ? atau ‘bila Tuhan itu satu maka mengapa realitas dunia ini begitu beragam sehingga seolah ada banyak ‘kebenaran’ (tanda kutip) serta kepercayaan yang berbeda beda ?
Dan bila argumentasi tentang hakikat dan hikmat Ilahi itu tidak difahami oleh ateis karena dianggap ‘dogma’ maka cukup hentikan permainan sebab ateis mustahil bisa menggapai dan memahami pengertian hakikat dan hikmat Ilahiah untuk kembali saja kepada keyakinan hakiki bahwa : pada akhirnya manusia toh akan terbagi kepada dua golongan juga antara yang beriman dan yang tak beriman karena Tuhan menciptakan tempat diakherat hanya DUA tempat.
8.’permainan’ dengan orang ateis analoginya seperti perkelahian didalam gedung bertingkat : semakin kita merasa terdesak maka semakin kita harus ‘lari ke atas’ ke ilmu ilmu Ilahiah yang lebih tinggi derajat dan kedudukannya,dimana dari ketinggian (dipuncak gedung bertingkat) itu : dari kacamata sudut pandang hakikat dan hikmat ujungnya kita akan memahami bahwa eksistensi keberadaan orang ateis itu sebenarnya (hakikatnya) adalah bagian dari skenario ilmu Ilahi dimana salah satu hikmatnya adalah ujian berfikir bagi orang beriman sehingga mereka (orang beriman) bisa mengenal Tuhan secara lebih baik dan lebih mendalam.bayangkan beriman tanpa tantangan berfikir maka yang kita pegang akan seperti ‘dogma baku yang mati’.
9.ayat kitab suci tentu pegangan dasar bagi kita orang beriman tapi menghadapi argumentasi ateis tetap harus diramu dengan sedikit kepandaian berlogika,sebab memuntahkan serangan dengan menggunakan ayat ayat secara langsung itu kalau dalam bertinju ibarat mengeluarkan banyak pukulan tapi tidak ada yang telak,sebab biasanya justru sang ateis akan balik menuduh sebagai ‘bermain dogma’. menggunakan ayat yang tepat diramu dengan cara berfikir yang tepat dengan disertai argumentasi yang tepat mungkin itu cara yang terbaik.
Terima kasih mudah mudahan bermanfaat bagi saudara saudara seiman…………………………..
Syeikh Muhammad Shaleh al Munjid
mengatakan jika kita membuka perdebatan terhadap pertanyaan Siapa Pencipta
tuhan? maka si penanya akan bertanya lagi: Siapa Pencipta yang Menciptakan
Tuhan? lalu Siapa Pencipta yang menciptakan si Pencipta Tuhan? begitu seterusnya
tanpa ada akhirnya, dan ini tidaklah masuk akal.
Sedangkan seluruh makhluk
yang ada berujung pada Sang Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dan tak
ada satu pun yang menciptakannya akan tetapi Dia lah Sang Pencipta yang tidak
ada selain-Nya, dan inilah yang sesuai dengan akal dan logika.
Pertanyaan tersebut hanyalah
bersumber dari setan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairoh bahwa Nabi SAW bersabda, "Setan akan mendatangi seorang dari
kalian lalu mengatakan, 'Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan
ini? sehingga dia akan berkata, 'Siapa yang menciptakan Tuhanmu? Dan ketika dia
menghinggapinya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan harus dia
menyudahinya. "
Imam Muslim juga meriwayatkan
dari Abu Hurairoh berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Manusia akan
senantiasa bertanya sampai yang dikatakan, 'Ini adalah Allah yang menciptakan
makhluk lalu siapakah yang menciptakan Allah?' dan barangsiapa yang mendapatkan
sedikit saja tentang hal ini maka katakanlah 'Aku beriman kepada Allah.
"
Nabi SAW bersabda, "Manusia
senantiasa bertanya ke seorang dari mereka berkata," Ini Allah yang
menciptakan makhluk lalu siapakah yang menciptakan Allah? ' Ketika mereka
mengatakan demikian maka katakanlah:
الله أحد, الله الصمد, لم يلد ولم يولد, ولم يكن له كفوا أحد
(Allah Maha Esa, Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.)
Kemudian meludahlah ke kiri
tiga kali dan berlindunglah (kepada Allah) dari godaan setan. "
Dengan demikian jelaslah
bahwa pertanyaan semacam itu adalah dari setan yang ingin merusak agama dan
akal sehatnya dan mejauhkannya dari Allah dan kebenaran.
Mungkin saja jawaban seperti ini
tidak diterima oleh seorang yang kafir kepada Allah dikarenakan sifat inkar
dan dusta yang ada didalam hatinya telah menutupi kebenaran dan akal
sehatnya namun tidak bagi seorang mukmin yang hatinya senantiasa hidup dengan
mengingat Allah serta meyakini bahwa Allah adalah Sang Pencipta seluruh
makhluk-Nya dan Dia lah Yang Awal dan Yang Akhir.
هو الأول والآخر والظاهر والباطن وهو بكل شيء عليم
Artinya: "Dialah yang
Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu." (QS. Al Hadid: 3)
Nabi SAW ketika akan tidur
maka dia berbaring diatas bagian kanan tubuhnya lalu berdoa:
اللهم, رب السموات ورب الأرض ورب العرش العظيم, ربنا ورب كل شيء, فالق الحب والنوى, ومنزل التوراة والإنجيل والفرقان, أعوذ بك من شر كل ذي شر أنت آخذ بناصيته, اللهم, أنت الأول فليس قبلك شيء, وأنت الآخر فليس بعدك شيء, وأنت الظاهر فليس فوقك شيء, وأنت الباطن فليس دونك شيء, اقض عنا الدين, وأغننا من الفقر. "
"Wahai Allah Tuhan langit dan Tuhan bumi serta
Tuhan Arsy yang agung. Wahai Tuhan kami dan Tuhan segala sesuatu, yang
menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, yang menurunkan Taurat,
Injil dan Al Furqon. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap pemilik
kejahatan. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Awal
dan tidaklah ada sesuatu sebelum-Mu. Engkaulah Yang Akhir dan tidaklah ada
sesuatu setelah-Mu. Engkaulah Yang Zhahir dan tidaklah ada sesuatu diatas-Mu,
Engkaulah Yang Bathin dan tidaklah ada sesuatu tanpa-Mu
maka tunaikanlah hutang kami dan cukupkanlah kami dari kefakiran. "
Wallahu A'lam
Demikian Menjawab Pertanyaan Atheis Tentang Tuhan semoga
bisa dimengerti dan dipahami, mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangannya
dalam penulisan artikel ini.
JAWABAN TERHADAP YANG MENGKRITIK
TERLALU PELIT
Tahukah Anda bahwa ada lebih dari 2700 konsep tuhan dan
dewa-dewi yang terekam dalam sejarah manusia?
Catatan M.Rakib Muballigh
IKMI Riau Indonesia , Asia Tenggara
Jika nanti ternyata setelah mati Tuhan benar-benar
ada, bukankah ateis rugi?
Ini
adalah jawaban dari pertanyaan
yang sering saya jumpai setelah menjadi ateis, kata seseorang. Bagaimana kalau
nanti setelah mati kami berhadapan dengan Tuhan? Siapkah kami dengan
konsekuensi masuk neraka? Bukankah lebih baik mengambil posisi yang aman, yaitu
percaya Tuhan dan beragama sehingga pasti terhindar dari neraka?
Tunggu dulu. Tahukah Anda bahwa ada
lebih dari 2700 konsep tuhan dan dewa-dewi yang terekam dalam sejarah manusia?
Ada setidaknya ratusan agama dan aliran kepercayaan, banyak di antaranya
bahkan tidak mengajarkan konsep surga dan neraka. Memang sekarang hanya ada
beberapa agama besar di dunia, tetapi beberapa sistem kepercayaan (Yunani dan
Mesir kuno, misalnya) bertahan selama ribuan tahun sebelum punah digantikan
agama-agama yang populer saat ini. Belum lagi banyak sistem kepercayaan baru
yang semakin populer (Scientology, Mormon, Saksi Yehovah, antara lain), dan
entah bagaimana masa depan mereka.
Selain konyol bahwa saya harus
percaya cuma agar “tidak rugi” seperti berjudi, sebetulnya kalau dipikir-pikir
kembali, andaikan Tuhan memang benar-benar ada, kemungkinan ateis dan teis
“salah” tidak beda jauh. Ateis tidak percaya seluruh konsep tuhan yang ada,
sedangkan teis (yang beragama Samawi) hanya percaya satu.
Taruhlah hanya ada 100 tuhan dan agama yang mengajarkan surga dan neraka
(ingat bahwa ada ratusan agama dan aliran kepercayaan saat ini yang bahkan
tidak mengajarkan surga dan neraka, namun saya batasi biar mudah), dan dari
antaranya (lagi-lagi kita berandai di sini) ada tuhan yang benar-benar ada dan
hanya satu kepercayaan yang “benar.” Maka kemungkinan teis menyembah tuhan yang
benar hanya 1:100. Dan ini perhitungan konservatif.
Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa pembicaraan untung rugi ini terkesan seperti
argumen murah. Pertanyaan yang lebih penting: andaikan Tuhan ada, dan seorang
teis menyembah Tuhan yang “benar,” apakah ia siap melihat mayoritas penduduk
dunia masuk neraka hanya karena menyembah Tuhan yang salah? Dan apakah Tuhan
yang semacam itu, yang mencemplungkan manusia ke dalam neraka hanya karena
tidak menyembahnya, layak disembah? Penganut agama Kristen hanya 31% di dunia
(ini termasuk hanya yang berafiliasi dengan Kristen, tidak menghitung yang
nonrelijius), apa ini berarti bahwa kalau Kristen yang benar, setidaknya 69%
manusia akan masuk neraka? Penganut Islam hanya 21% di dunia, apa ini berarti
bahwa kalau memang Islam yang benar, setidaknya 79% manusia akan masuk neraka?
(Data menurut adherence.com)
Kalau salah satu agama tersebut
yang mengajarkan surga/neraka ternyata memang benar, milyaran manusia yang hidup saat ini (belum lagi yang
sudah meninggal) akan masuk neraka, termasuk teman-temanmu, mungkin beberapa
guru di sekolahmu, tukang koran, penulis buku favoritmu, tukang masak di
restoran yang sering kamu kunjungi, artis idolamu, belum lagi begitu banyak
orang yang telah berjasa bagi manusia di berbagai bidang, dan seterusnya. Yikes!
Kenyataannya, agama dan sistem
kepercayaan yang kita anut sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita
dibesarkan dan agama orang tua kita. Bagi kami yang ateis dan sudah
meninggalkan ajaran agama terdahulu, konsep Tuhan dan surga dan neraka sudah
terlampau jauh dari pikiran. Saya tidak takut neraka, sama seperti saya tidak
takut duduk di pintu meskipun banyak yang bilang “nanti susah jodoh” atau takut
menduduki bantal meskipun banyak yang bilang “nanti bisulan.”
-Alika
Bagaimana aku, tidak terperangah
Ada rahasia, yang tercurah.
Dari Arab, ke berbagai arah,
Ada yang suka, ada yang marah.
Wahabi itu, sebtulnya baik,
Pengikutnya saja, terlalu fanatik.
Mudah merangsang, berbagai konflik,
Sikapi dengan, cerdas dan simpatik.
Banyak orang, terperangah,
Apa dibuat, serba salah.
Makin lama, semakin parah,
Jangan sampai, mengalirkan darah.
No comments:
Post a Comment