JANGAN BERBISIK
DI KANTOR
By M.Rakib Jamari
S.H.,M.Ag
Sering terjadi di kantor pemerintahan
Ada yang berbisik, di depan
teman.
Ternyata merupakan larangan
Karena bisikan, disenangi
Setan
Mernarik yang diungkapkan oleh Badrul Tamam, karenanya, Allah dan
Rasul-Nya tetapkan beberapa adab dalam pergaulan. Keduanya perintahkan
perkara-perkara yang bisa memperkuat tali persaudaraan. Sebagaimana pula,
keduanya telah melarang perkara-perkara yang dapat merusak persaudaraan,
seperti saling mencela, memanggil dengan sebutan buruk, berprasangka buruk,
ghibah, adu domba, membohongi, dan selainnya.
Di antara adab Islam dalam pergaulan
dan mengobrol adalah saat bertiga, tidak boleh dua orang berbisik-bisik sendiri
tanpa melibatkan yang satu. Karena hal tersebut akan membuat saudaranya yang
satu tadi bersedih, merasa hina, sakit hati, atau berperasangkan buruk kepada
keduanya. Akibatnya, ini akan bisa merusak ukhuwah islamiyah (persaudaraan
se-Islam).
Dorongan
berbisik-bisik berdua tanpa melibatkan yang satu merupakan bagian dari bisikan
dan godaan syetan. Yakni saat berkumpul tiga orang muslim maka syetan membisiki
satu orang untuk ngobrol lirih dengan yang satunya lagi. Keduanya
berbisik-bisik tanpa melibatkan yang satunya. Tujuan syetan melakukan itu
adalah untuk membuat seorang muslim tadi bersedih sehingga muncul perasangkan,
“kedua temanku ini sedang merencakan keburukan terhadapku,” atau semisalnya.
Hal
ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
إِنَّمَا
النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَيْسَ
بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya
pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu
berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudarat sedikit pun
kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman bertawakal. ” (QS. Al-Mujadilah: 10)
Tindakan
ini biasanya dilancarkan syetan terhadap kaum munafikin dan kafirin. Syetan
memprovokasi mereka agar berbuat sesuatu yang membuat kaum muslimin bersedih
dan tertimpa keburukan. Maka bisik-bisiknya dua orang dengan meninggalkan yang
satu sehingga membuat yang satu tadi bersedih adalah bagian dari bisikan syetan
juga.
. . . Di antara adab Islam dalam pergaulan dan mengobrol adalah saat
bertiga, tidak boleh dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang
satu . . .
Berbisiknya
dua orang dengan meninggalkan yang satunya memiliki bentuk lain. Saat berkumpul
tiga orang lalu seseorang mengobrol dengan satu saudaranya menggunakan bahasa
yang tidak dipahami oleh yang satu lagi. Mereka asyik mengobrol dengan bahasa
daerahnya, bahasa Arab atau yang lainnya yang hanya dipahami oleh mereka
berdua. Lalu satu kawannya hanya diam tertegun. Ia tak paham isi obrolan dan
tak bisa mengikuti obrolan. Cara megobrol seperti ini juga dilarang dalam
Islam. Karena bisa membuat saudaranya yang tidak mengerti tadi sakit hati,
merasa hina, atau berburuk sangkan terhadap keduanya.
Dari
hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kita temukan larangan mengobrol
dua orang dengan berbisik-bisik tanpa melibatkan yang satu. Dari Ibnu Umar
Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda,
إِذَا
كَانُوا ثَلَاثَةٌ فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الثَّالِثِ
“Apabila
mereka bertiga maka janganlah dua orang berbisik-bisik dengan meninggalkan yang
ketiga.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam
sabda beliau yang lain,
إِذَا
كُنْتُمْ ثَلاَثَةً فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُوْنَ اْلآخَرِ حَتَّى
تَخْتَلِطُوْا بِالنَّاسِ، مِنْ أَجْلِ أَنَّ ذلِكَ يُحْزِنُهُ
“Apabila
kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik
tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena
hal tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih)
. . . Dorongan berbisik-bisik berdua tanpa melibatkan yang satu
merupakan bagian dari bisikan dan godaan syetan. . .
Bagaimana
Kalau Berempat atau Lebih?
Larangan
mengobrol dua orang dengan tidak melibatkan yang lain berlaku saat mereka
bertiga. Jika sudah lebih dari tiga, larangan ini gugur. Jadi seseorang
dibolehkan mengobrol dengan suara lirih bersama satu kawannya tanpa melibatkan
dua orang atau lebih dari yang hadir bersamanya.
Terdapat
tambahan dalam Sunan Abu Dawud: Abu Shalih perawi hadits ini berkata kepada
Ibnu Umar, “Bagaimana apabila berempat?” Dia menjawab, “Tidak membahayakanmu.”
(HR. Abu Dawud dengan isnad yang shahih berdasarkan syarat al-Bukhari dan
Muslim)
Imam
Malik Rahimahullah dalam Al-Muwatha’ meriwayatkan dari Abdullah bin
Dinar, ia berkata: Aku pernah bersama Ibnu Umar di rumah Khalid bin Uqbah yang
berada di pasar. Datanglah seseorang ingin berbicara lirih (berbisik)
dengannya. Tak ada orang lain bersama Ibnu Umar kecuali diriku. Lalu beliau
memanggil satu orang lagi sehingga kami berempat. Lalu Ibnu Umar berkata
kepadaku dan orang ketiga yang dipanggilnya, “Menjauhlah sedikit, aku telah
mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ‘janganlah
dua orang berbisik-bisik sendiri tanpa melibatkan yang satu’.”
Penutup
Inilah
gambaran kemuliaan ajaran Islam dan indahnya adab di dalamnya. Di mana seorang
muslim tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang bisa menyakiti dan membuat sedih
saudaranya. Saat bertiga, ia tidak boleh berbisik-bisik dengan saudaranya tanpa
melibatkan satu lainnya. Hal itu bisa membuatnya bersedih atau memicunya
berburuk sangka kepada kedua saudaranya tersebut. Wallahu Ta’ala A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/05/14/24539/saat-bertiga-dua-orang-jangan-berbisikbisik-sendiri-tanpa-yang-satu/#sthash.ZTfVJyL4.dpuf
No comments:
Post a Comment