RENUNGAN
M.RAKIB PEKANBARU RIAU TENTANG SENSE OF SYARI'AH
Satu-satunya
yang hilang
dari para sarjana muslim
di
peguruan tinggi saat ini
adalah
kelezatan
citrarasa
(Sense of Syari’ah)
dari
alam bawah sadar mereka.
(Disertasi Drs.M. Rakib, S.H., M.Ag)
BAB
I
PANTUN INTI DISERTASI
CARA
MEMUKUL YANG TIDAK MELANGGAR
HAK
ASASI MANUSIA
Pantun dan syair ini
merupakan intisari dari disertasi penulis di program Doktor (S3) UIN Suska
pekanbaru tahun 2015. Mengapa dirumuskan dalam bentuk pantun? Karena syair dan
pantun tidak pernah membosankan untuk dibaca berulang-ulang.
Anak
dara mencangkul tanah hitam,
Dikaki
bukit, tiga belas
Cara
memukul, sesuai HAM
Jangan
sakit, jangan berbekas
Jatuh ke parit, sebatang
lilin,
Jatuh terkulai, dari atas
Memukul murid,
tegakkan disiplin
Jangan sampai,
melampaui batas
Di
dalam kolam, dasarnya pasir,
Mandilah
nyonya, adik beradik
Di dalam Islam, ada
hukum ta’zir
Tujuannya hanya, untuk
mendidik
Sebuah taman, indah
moderen
Menampung hujan,
Jenis hukuman, di
pesantren
Atas perjanjian dan
persetujuan
Buaya
kadal, berenang perlahan
Dari
permukaan, Sampai ke dasar
Berdaya
feodal, yang masih berjalan
Memberi
hukuman, bengis dan kasar
Cobalah tanam, kayu manis
Tampaklah dahan, cabang delapan
Ubahlah hukuman, menjadi humanis
Campakkan yang tidak, lagi relevan
Dikampung
terusan, banyak belokan
Langkah
tertahan, terjerembeb
Kekerasan
adlah budaya,perpelancoan
Sudah
ditinggalkan, dunia beradab
Membuat
sambal, lada
muda,
Terasa
lezat,
makan pagi.
Seting
sosial, kini berbeda,
Hukuman
bersifat, lebih manusiawi.
Burung
belibis, penunggil taman
Mengkilat
bulunya, merah membara
Landasan
filosofis, suatu hukuman
Membuat
pelakunya, menjadi jera
Kakaktua
menggigil, diatas pohon,
Warna
bulunya, putih polos.
Orangtua
dipanggil, diberi peringatan,
Jika
anaknya, selalu membolos.
Putih polos,
kakaktua dipekan
Kepalanya
indah, bergaris-garis
Muridnya
membolos, orangtuanya dipenjarakan
Itulah aturan,
berlaku di inggris
Ikan
temakul, ikan
belanak.
Dikeringkan
saja, di atas dahan.
Hindari
memukul,
wajah anak,
Karena
wajah, puncak keindahan.
No comments:
Post a Comment