Sunday, September 27, 2015

Kuala Kampar, telah kutinggalkan, dengan seribu kenangan Airtiris, kutinggalkan pula, dengan sejuta penderitaan yang manis



PENJARA HATI

BY  M.RAKIB JAMARI PEKANBARU INDONESIA 2015

 Kuala Kampar, telah kutinggalkan, dengan seribu kenangan
Airtiris, kutinggalkan pula, dengan sejuta penderitaan yang manis
Kekasih hati diambil orang, terpaksa kubiarkan, apa daya.
Sayang.kehidupan yang bermutu, ada di hati..
Bisakah hati,  mentafsir mimpi
Berlari-lari,  mengejar mutu, dalam memori
Menyimpul kasih rakyat, jalinan suci
Membakar jiwa,  yang penuh arti
Sayang...
Mimpi hanya mainan malam, menutup mata.
Berlalu pergi.begitu saja.
Tatkala fajar,  mengulurkan realita,
Mengurai makna,  di kamar hati,  yang luka
Menemani diri,  menangisi sepi, yang terlena.
Sayang...
Ikatan cinta,  yang sekian lama
Kian pudar di makan usia.
Dingin kasihmu jelas nyata
Diriku sandaran di kala duka
Lantaran dirimu bermain kata
Menjemput diriku
Merangkak ke dunia nyata
Mengenal istilah sebuah cinta
Yang terpenjara
Sayang...
Suara hati memaksa diriku
Yang selama ini
Merantai jiwa yang penuh sangsi
Membina sepi,  di tembok hati
Mendakapi rindu mengalun puisi
Mengungkap setia di jendela janji
Sebuah kepastian,  harus mengukir prestasi.
Makna cinta, mutu pendidikan yang terpatri
bagai istana tapi penjara,
banyak musang berbulu domba,
tertancap pisau hati tersiksa,
namun sabar tetap di coba.
Acap kali aku berlari,
untuk menghibur rasa di hati,
karna aku sorang lelaki,
takan menyerah walau sekali.
Namun pelarian itu sungguh tak wajar,
membuat diri smakin liar,
dosapu tambah melebar,
namun aku harus tetap tegar.
Kadang ku ingat nasehat bunda,
membuat mata berkaca kaca,
ingin ku peluk dekap segera,
namun beliau jauh di sana.
Ini bukan sebuah penyesalan,
cuman goresan melalui tangan,
berbagi cerita dan pengalaman,
untuk di ingat di masa kedepan.
Mungkin aku harus bersimpuh,
memohon ampun pada Tuhan dengan sungguh,
agar diri semakin tangguh,
menghadang badai topan gemuruh.
         Penjara, ijinkan saya menafsirnya tak hanya secara fisik melainkan dalam bentuk  lain. Kerap kali kita mengalaminya. Kehilangan ruang kebebasan dalam  jiwa. Mengalami pemasungan perasaan, pembatasan sehingga tak bisa  berekspresi dengan leluasa.  Sebuah bentuk penjara dalam wajah yang berbeda , acapkali hadir dalam ruang kehidupan tanpa sanggup menolaknya yang akhirnya kita pun harus  rela kehilangan apa yang dinamakan kebebasan .
Penjara batin yang kita rasakan, lebih menyiksa jiwa. Semacam hukuman yang terus menerus dijalani tanpa remisi apalagi masa percobaan. Kitapun tak mengerti kapan berakhirnya  hukuman. Tak tahu bagaimana bisa mengajukan dan mendapat remisi??
Sungguh lebih menyakitkan penjara batin, karena merenggut kemerdekaan kita untuk menyatakan rasa?? Merampas kebebasan kita  untuk mendengar kata hati terdalam.  Hari demi hari yang kita lalui seperti sebuah hukuman yang tak sebanding dengan “perbuatan” yang lahir karena anugerah kasih atas kehendak-Nya.
Bagi yang sedang terpenjara, semoga mampu melalui masa “ hukuman”  itu dengan sebaik – baiknya. Mereka yang terpenjara batin semoga bisa berlatih untuk mengendapkan rasa, mengambil hikmah dan membangun kekuatan sembari menunggu lahirnya hari kebebasan, sebuah hari bahagia dari penantian panjang. Meski  entah kapan ??
Tetaplah tersenyum merajut hari dalam jeruji. Atas nama norma dan kepantasan. Atas nama komitmen dan legitimasi. Atas nama yang nampak dan terbaca.  Sedang yang dalam hati tetaplah ada dalam penjara  batin. Tetaplah  tinggal disitu sampai nanti……

Kenanganku masih terasa
bertabur dalam gelap
menghimpit pikirku yang mengadu resah

Aku berusaha memenjarakannya
di balik jeruji batok kepalaku
aku menanamnya paling dalam...

Kutahu tak akan ada yang dapat menghapusnya
sebab ia luka menganga penuh air mata
Dahsyat!!!!
membuatku terlupa segalanya...

Sebungkus resah
karena tak dapat mewujudkan impian
hanya bisa melamunkan senja.

karena itu rindu tergantung
dan takkkan pernah lepas dari penjara cinta.
Entah sampai kapan...
Sampai kapan?????



No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook