Catatan M.Rakib Jamari, S.H., IKMI Pekanabaru Riau Indonesia
2015
HAK ASASI TUHAN LEBIH TINGGI
DIBANDINGKAN HAM DAN HAK ASASI SETAN (HIS)
M.Rakib Jamari dari IKMI Pekanbaru Riau, orang pertama secara lengkap
menerangkan dan memperkenakan istilah Hak
Asasi Tuhan. Ini penting untuk diketahui.
Kalau kita bahas ini, maka biasanya ada banyak sekali yang pro dan kontra. Kami
concern dengan hal ini, jika setelah membaca tulisan ini teman teman punya
persepsi sendiri. Silahkan. Maksud dari tulisan ini adalah Agar kita lebih
paham atau mengerti dan menyadari sepenuhnya. Umat Islam Indonesia
dewasa ini tengah dihadapkan pada “perang non-fisik” yang disebut ghazwul
fikr (perang pemikiran). Perlu diketahui juga bahwa IslamDiaries bukanlah
dari paham yang disebutkan atau yang akan dipaparkan ini apalagi IslamDiaries
juga bukan dari kalangan ekstrimis. Tetapi karena islam memang sudah KEREN
dari dulu, tanpa harus ada embel embel apapun.
Nah, Siap ! Oke mulai..
Pahami dulu maknanya ya.
1.Sekularisme. Sekulerisme dalam
penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang
menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan atau negara harus berdiri terpisah
dari agama. Jadi mudahnya Sekularisme adalah
pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama itu hanya urusan ibadah
saja, terkait dengan bagaimana beribadah kepada sang Pencipta. Sementara untuk
urusan kehidupan, maka agama tidak boleh ikut campur.
Sekularisme secara sederhana juga
dapat didefinisikan sebagai doktrin yang menolak campur tangan nilai-nilai
keagamaan dalam urusan manusia, singkatnya urusan manusia harus bebas dari
agama atau dengan kata lain agama tidak boleh meng intervensi urusan manusia. Segala
tata-cara kehidupan antar manusia adalah menjadi hak manusia untuk mengaturnya,
Tuhan tidak boleh mengintervensinya.
Padahal Agama Islam mengatur segala sesuatunya ya. Oleh karenanya ada yang namanya Hukum Islam. Dan yang musti kita ingat dan terus tanamkan di pikiran kita. Hukum Islam itu untuk membantu kita menuju Kemenangan. Mereka bilang Iman tidak tergantung Agama. Tentu lah Salah, Bagaimanapun Agama merupakan pokok penting dari sebuah Ke Imanan.Bagaimana kita bisa beriman kalau tidak didahului oleh agama atau pemahaman terhadap petunjukNya (Al-Qur’an dan Hadits) ?.
Padahal Agama Islam mengatur segala sesuatunya ya. Oleh karenanya ada yang namanya Hukum Islam. Dan yang musti kita ingat dan terus tanamkan di pikiran kita. Hukum Islam itu untuk membantu kita menuju Kemenangan. Mereka bilang Iman tidak tergantung Agama. Tentu lah Salah, Bagaimanapun Agama merupakan pokok penting dari sebuah Ke Imanan.Bagaimana kita bisa beriman kalau tidak didahului oleh agama atau pemahaman terhadap petunjukNya (Al-Qur’an dan Hadits) ?.
Kadang kala, sikap orang-orang Sekularis ini terlihat
seakan-akan lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi urusan
manusia melebihi Allah SWT yang telah menciptakannya. Memang patut diakui,
orang-orang Sekularis adalah kebanyakan
dari orang-orang yang di kategori cerdas bahkan dengan gelar pendidikan
profesor-doktor yang menyilaukan mata, tetapi sangat tidak pantas bila mereka
lantas merasa lebih tahu urusan manusia dari pada Allah SWT yang
menciptakannya.
Negara Sekuler berarti negara yang mengatur kehidupan warganya tanpa mengikutkan campur tangan nilai-nilai agama, dengan kata lain negara dengan nol agama..
Allah SWT telah memperingatkan terhadap tipu daya orang-orang Sekularis yang artinya :
“Dan bila dikatakan kepada mereka:“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS. 2:11-12)
Negara Sekuler berarti negara yang mengatur kehidupan warganya tanpa mengikutkan campur tangan nilai-nilai agama, dengan kata lain negara dengan nol agama..
Allah SWT telah memperingatkan terhadap tipu daya orang-orang Sekularis yang artinya :
“Dan bila dikatakan kepada mereka:“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (QS. 2:11-12)
Gini deh,Sekularisme adalah
memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan
pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan
berdasarkan kesepakatan sosial. Bagaimana mungkin, sedangkan kita diciptakan
oleh Allah Swt. Dan kita ingin menuju ke Jalan yang di Ridhoi, jalan yang lurus
dengan jalan sendirian? Gak pake Allah? Impossible ya. Ok..Lanjut ya.
2. Lalu apa itu Pluralisme. Pluralisme adalah sebuah paham yang mendoktrinkan bahwa kebenaran itu bersifat banyak atau tidak tunggal. Ada Pluralisme dalam agama, hukum, moral, filsafat dan lain sebagainya, dalam kajian ini akan kita ambil defenisi
“Hakekat dan keselamatan bukanlah monopoli satu agama tertentu, semua agama menyimpan hakikat yang mutlak dan sangat agung, menjalankan masing-masing progam agama bisa menjadi sumber keselamatan”
Dari statement
diatas bisa Berarti semua pemeluk agama itu masuk Surga.
Dan berikut adalah statement dari orang yang sangat paham tentang Pluralisme tersebut dengan ungkapannya :
“Kalau anda menanyakan apa agama saya, saya tidak perlu menjawabnya, yang penting saya percaya sama Tuhan. Apakah saya menyebutnya Allah seperti orang Islam atau menyebut Yesus seperti orang Kristen menyebut, atau Sidharta Budha Gautama seperti orang Budha menyebutnya. Itu adalah hubungan pribadi saya dengan Tuhan.”
Dari ungkapan itu, tersirat makna bahwa semua agama pada hakekatnya menyembah kepada Tuhan yang sama hanya beda dalam penyebutan, semuanya benar, tidak boleh mengklaim salah satu agama saja yang benar.
Dan berikut adalah statement dari orang yang sangat paham tentang Pluralisme tersebut dengan ungkapannya :
“Kalau anda menanyakan apa agama saya, saya tidak perlu menjawabnya, yang penting saya percaya sama Tuhan. Apakah saya menyebutnya Allah seperti orang Islam atau menyebut Yesus seperti orang Kristen menyebut, atau Sidharta Budha Gautama seperti orang Budha menyebutnya. Itu adalah hubungan pribadi saya dengan Tuhan.”
Dari ungkapan itu, tersirat makna bahwa semua agama pada hakekatnya menyembah kepada Tuhan yang sama hanya beda dalam penyebutan, semuanya benar, tidak boleh mengklaim salah satu agama saja yang benar.
Kalau diambil dari tulisan kami
sebelumnya yang berjudul ‘Apa semua agama itu sama?’. Maka jawaban
kami adalah Ya Jelas Beda lah.
Masing-masing agama tentu saja
berbeda-beda. Dari tata cara ibadahnya beda, berbeda juga kitab sucinya, dan
berbeda hal-hal lainnya meskipun ada sisi kesamaan tertentu diantaranya.”
Coba cermati “Sapi, kerbau,
gajah, kambing, domba, rusa, babi, dan anjing adalah binatang yang memiliki
empat kaki. Apakah kita bisa mengatakan bahwa sapi sama dengan kerbau, kerbau
sama dengan gajah, kambing sama dengan domba, dan seterusnya sehingga semua
binatang yang berkaki 4 itu sama?” Ya enggak kan.
Kalau memang jelas berbeda, kenapa
mesti disama-samakan? Kalau memang semestinya berbeda kenapa harus
diseragamkan? Kalau memang realitanya seluruh agama itu berbeda, kenapa harus
disatukan?
Sebagai orang Islam seharusnya kita
mengerti bahwa sesuai dgn firman Allah SWT yang artinya :
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam"“… (QS. 5:17)
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam"“… (QS. 5:17)
Atau, mau menyalahkan Firman ini?
Sesungguhnya
agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS. 3:19)
Gak kan. Yang harus diingat di dalam
benak dan pikiran kita adalah Allah “memberitahukan” kepada manusia melalui
nabi dan rasul secara bergantian tidak bersamaan !
Maksudnya apa?
Maksudnya adalah Nabi yang kemudian bertugas “memperbaiki” kemudian tiap tiap yang memperbaiki, pasti kitab kitabnya “dirusak”, “diubah”, atau ”dilempar” oleh manusia. Maka terjadilah distorsi pemikiran.
Maksudnya adalah Nabi yang kemudian bertugas “memperbaiki” kemudian tiap tiap yang memperbaiki, pasti kitab kitabnya “dirusak”, “diubah”, atau ”dilempar” oleh manusia. Maka terjadilah distorsi pemikiran.
Sampai Allah telah menetapkan yang “terakhir”
dan akan menjaganya sampai akhir zaman. Gak ada yang terdistorsi dan rusak.
Apalagi diubah.
Jadi urgensi diutusnya Nabi
Muhammad dengan Islam adalah karena umat manusia sebelumnya telah merusak atau
mengubah atau melempar ajaran/kitab dari nabi sebelum Nabi Muhammad.
Kalo sekedar toleransi beragama,
kita tidak perlu menerima paham pluralisme cukup dengan berpegangan pada kode etik dengan non muslim. Tenang aja,
Toleransi yang ada pada Qur’an jauh lebih keren kok.
Ingat ! Pluralisme agama yang saya tulis disini bukan dimaknai
dengan adanya toleransi kemajemukan agama, tetapi menyamakan semua agama.
3. Sekarang Liberalisme. Sebenarnya ada banyak macam Liberalisme, ada ekonomi Liberal, politik Liberal, demokrasi Liberal, Kristen Liberal, Islam Liberal dan lain sebagainya, yang akan kita coba tarik defenisinya adalah Islam Liberal. Karena ada kata kata Islam nya maka kita patut ketahui. Karena Islam adalah agama kita.
Islam artinya tunduk patuh atau pasrah dan Liberal artinya bebas, jadi Islam liberal adalah tunduk patuh tapi bebas. Sesungguhnya istilah Islam liberal adalah istilah yang kontradiktif, make sense gak ya, masa tunduk patuh bisa bebas. Jadi kalau ada orang mengatakan “saya adalah penganut Islam Liberal” adalah pengakuan yang keliru lagi keblinger walaupun dia seorang profesor-doktor, mungkin saja pengakuannya supaya terkesan keren, atau mungkin untuk menipu umat Islam dengan istilah-istilah yang keren, Allah SWT berfirman yang artinya :
“sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. 6:112)
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS. 2:9)
Namun yang dimaksud Islam Liberal dalam praktek adalah kebebasan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam agar Islam compatible dengan modernitas, compatible dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dilakukan penafsiran ulang atas al-Qur”an, tidak boleh mengikuti metode tafsir ulama-ulama terdahulu, menafsirkan al-Qur”an harus dengan cara kontemporer atau modern, bahkan harus membuang jauh-jauh sunnah Rasulullah saw dan menghujat ulama-ulama besar seperti Imam Syafi”i.
Banyak sekali yang akan dirombak ulang oleh Islam Liberal antara lain menghalalkan khamr dan masih banyak lagi hukum-hukum yang akan dirombak semuanya agar Islam dapat mengikuti dan sesuai dengan perkembangan zaman. Secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia. Padahal gak usah dirombak rombak Islam juga sudah Keren. Jadi gak perlu di rombak rombak dengan penyesuaian Zaman.
3. Sekarang Liberalisme. Sebenarnya ada banyak macam Liberalisme, ada ekonomi Liberal, politik Liberal, demokrasi Liberal, Kristen Liberal, Islam Liberal dan lain sebagainya, yang akan kita coba tarik defenisinya adalah Islam Liberal. Karena ada kata kata Islam nya maka kita patut ketahui. Karena Islam adalah agama kita.
Islam artinya tunduk patuh atau pasrah dan Liberal artinya bebas, jadi Islam liberal adalah tunduk patuh tapi bebas. Sesungguhnya istilah Islam liberal adalah istilah yang kontradiktif, make sense gak ya, masa tunduk patuh bisa bebas. Jadi kalau ada orang mengatakan “saya adalah penganut Islam Liberal” adalah pengakuan yang keliru lagi keblinger walaupun dia seorang profesor-doktor, mungkin saja pengakuannya supaya terkesan keren, atau mungkin untuk menipu umat Islam dengan istilah-istilah yang keren, Allah SWT berfirman yang artinya :
“sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. 6:112)
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS. 2:9)
Namun yang dimaksud Islam Liberal dalam praktek adalah kebebasan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam agar Islam compatible dengan modernitas, compatible dengan perkembangan zaman. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dilakukan penafsiran ulang atas al-Qur”an, tidak boleh mengikuti metode tafsir ulama-ulama terdahulu, menafsirkan al-Qur”an harus dengan cara kontemporer atau modern, bahkan harus membuang jauh-jauh sunnah Rasulullah saw dan menghujat ulama-ulama besar seperti Imam Syafi”i.
Banyak sekali yang akan dirombak ulang oleh Islam Liberal antara lain menghalalkan khamr dan masih banyak lagi hukum-hukum yang akan dirombak semuanya agar Islam dapat mengikuti dan sesuai dengan perkembangan zaman. Secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia. Padahal gak usah dirombak rombak Islam juga sudah Keren. Jadi gak perlu di rombak rombak dengan penyesuaian Zaman.
Sebenarnya Isme isme ini saling
terkait. Nih ya…
Pluralisme
tidak akan berkembang tanpa adanya Liberalisme dalam agama, karena banyak
sekali paham-paham Pluralisme yang me-nyimpang dari nash agama, untuk itu agama
perlu ditafsir ulang secara bebas tidak terikat oleh pemahaman ulama-ulama
terdahulu.
Liberalisme tidak akan tumbuh bebas dan subur bila sebuah negara tidak Sekular, karena sifat destruktif atau penghancur dari Liberalisme terhadap ajaran agama akan terlindungi oleh pemerintahan yang Sekular.
Sementara itu, negara Sekular sangat memerlukan warga negara yang Pluralis, karena negara akan benar-benar steril dari campur ta-ngan ajaran agama, pasalnya warga negara yang Pluralis tidak akan lagi berdakwah untuk mengembangkan agamnya, karena dipikirnya untuk apa berdakwah bila seseorang beragama apapun sudah terjamin masuk surga.
Begitu juga negara Sekular akan sangat diuntungkan oleh warganya yang Liberalis dalam bergama, karena banyak sekali nash-nash agama yang menyatakan Sekularisme adalah penghancur agama. Dengan adanya Liberalisme agama, nash-nash tersebut akan berubah makna dengan sendirinya sehingga seakan-akan Sekularisme adalah ajaran agama.
Itulah hubungan keterkaitan antara ketiga isme tersebut, bahkan penganut Sekularisme akan dengan mudah masuk menjadi penganut Pluralisme atau Liberalisme, bahkan satu orang bisa mendapatkan gelar sebagai pejuang Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme.
Liberalisme tidak akan tumbuh bebas dan subur bila sebuah negara tidak Sekular, karena sifat destruktif atau penghancur dari Liberalisme terhadap ajaran agama akan terlindungi oleh pemerintahan yang Sekular.
Sementara itu, negara Sekular sangat memerlukan warga negara yang Pluralis, karena negara akan benar-benar steril dari campur ta-ngan ajaran agama, pasalnya warga negara yang Pluralis tidak akan lagi berdakwah untuk mengembangkan agamnya, karena dipikirnya untuk apa berdakwah bila seseorang beragama apapun sudah terjamin masuk surga.
Begitu juga negara Sekular akan sangat diuntungkan oleh warganya yang Liberalis dalam bergama, karena banyak sekali nash-nash agama yang menyatakan Sekularisme adalah penghancur agama. Dengan adanya Liberalisme agama, nash-nash tersebut akan berubah makna dengan sendirinya sehingga seakan-akan Sekularisme adalah ajaran agama.
Itulah hubungan keterkaitan antara ketiga isme tersebut, bahkan penganut Sekularisme akan dengan mudah masuk menjadi penganut Pluralisme atau Liberalisme, bahkan satu orang bisa mendapatkan gelar sebagai pejuang Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme.
Bahkan para penganjur prularisme,
liberalisme dan sekularisme dalam agama juga telah bertindak terlalu jauh
dengan menganggap bahwa banyak ayat-ayat al-Qur’an (Kitab Suci Umat Islam yang
dijamin keotentikannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) sudah tidak relevan
lagi, seperti contohnya yaitu larangan menikah beda agama, dalam hal ini antara
perempuan Islam dengan laki-laki non-Islam sudah tidak relevan lagi (Kompas,
18/11/2002).
Kaum ini juga menganggap bahwa al-
Qur’an itu bukanlah firman Allah tetapi hanya merupakan teks biasa seperti
halnya teks-teks lainnya, bahkan dianggap sebagai angan-angan teologis
(al-khayal al-dini). Misalnya, seperti yang dikemukakan oleh aktifis Islam
liberal dalam website mereka yang berbunyi: ”Sebagian besar kaum muslimin meyakini
bahwa al- Qur’an dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya
(lafzhan) maupun maknanya (ma’nan). Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih
merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat
oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam.” (Website Islam Liberal dan Kami mendapatkan info ini dari Surat keluaran MUI yang mengharamkan paham sekuler, Liberal
dan Pluralisme yang telah disebarluaskan dan sangat otentik).
Lalu kita musti gimana nih? Nah,
Islam memerintahkan setiap muslim untuk berpegang teguh kepada hukum syara. Al
Qur'an memerintahkan agar manusia berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah SWT
dan hukum-hukum Allah SWT di akhir jaman adalah risalah yang dibawa
Rasulullah Saw, yaitu Al Qur'an dan Sunnah (Al Maidah: 48-49).
Dengan demikian sikap kita seharusnya
terhadap ketiga paham itu adalah sebagai berikut:
1. Pahami dulu kalo
ternyata Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme agama sebagaimana
dimaksud pada bagian pertama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama
Islam.
2. Dalam masalah aqidah dan
ibadah, umat islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampur
adukan aqidah dan ibadah umat islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk agama
lain.
3. Bagi masyarakat muslim
yang tinggal bersama pemeluk agama lain (pluralitas agama), dalam masalah
sosial yang tidak berkaitan dengan aqidah dan ibadah, umat Islam bersikap
inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain
sepanjang tidak saling merugikan
4. Biasanya mereka menggunakan
bahasa yang terasa “maka sense” di akal kita. Bukankah ada Hadits nya
kalau kita harus ber hati hati. Jika 'Make sense’ dengan akal sehat belum tentu
benar dimata Allah. Oleh karenanya kita diharuskan bertanya kepada yang lebih
ahli. Dan Gak usah keren keren an dgn di modernisasi segala. Islam itu
dasarnya sudah KEREN, gak perlu kayak gini gini lagi.
5. Hukum Islam itu untuk membantu
kita menuju Kemenangan.
6. Sudah gak usah dipikir lagi,
Balik aja deh ke Allah Swt. Kembali ke pedoman hidup kita Al Qur’an dan Hadits.
7. Terus, kita kan tinggal di negara
sekuler? Ya sudah jalanin saja. Yang pasti kita mengerti dan mengambil sikap
saja. Sikap pada diri sendiri, tidak perlu dengan kekerasan atau apapun itu.
Ini ghazwul fikr (perang pemikiran).
Oh iya hampir terlupa, Munas VII
Majelis Ulama Indonesia merasa perlu merespon usul para ulama dari berbagai
daerah agar MUI mengeluarkan fatwa tentang Pluralisme, Liberalisme dan
Sekulraisme agama sebagai tuntunan dan bimbingan kepada umat untuk tidak
mengikuti paham-paham tersebut. Dan telah dikeluarkan atau diterbitkannya fatwa
ini. Sebagai pelengkap kami juga akan menulis mengenai toleransi dalam hukum
Islam nantinya.
Nah, begitulah teman teman. Kembali
harus kami ulangi ya. Jika ada yang masih memiliki pemikiran sendiri. Silahkan.
Maksud dari tulisan ini adalah Agar kita lebih paham atau mengerti dan menyadari
sepenuhnya. IslamDiaries bukanlah dari paham yang disebutkan atau
yang dipaparkan ini dan apalagi IslamDiaries juga bukan dari kalangan
ekstrimis. Karena kami menentang keras aksi Terorisme atau juga menculik atau
menghipnotis untuk memaksakan kehendaknya. Karena ini adalah ghazwul fikr
(perang pemikiran) yang notabene 'Non Fisik’. Insya Allah kita
diberikan ilmu yang cukup dan baik agar tidak tergelincir. Amien. Syukron dan
Salam
Pustaka buku:
1. Zionisme –
Gerakan Menaklukan dunia, Alm Z A Maulani (mantan kabakin era Habibi)
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah
No comments:
Post a Comment