PUISI RAKIB JAMARI PEKANBARU RIAU
BANGUN DALAM ASAP
Haji Rakib Jamari Pekanbaru Riau
Indonesia
Bangunlah di dalam asap di Pekanabaru Riau Indonesia.
Asap
di atas asap, melahirkan berbagai
angan-angan,
Tragedi pembakaran sebuah gubuk di tengah hutan
sebelum rumah dan pabrik sawit kau dirikan..
Karena, sebagaimana kau mesti pulang setiap senja,
demikian pula jiwa halusmu, yang mengembara
sendiri senantiasa bertaanaya mengapa tanah rakyat kecil dirampas
Anak-anak Melayu Riau, tumbuh berkembang di dalam asap tanpa sinar mentari,
Aanak Melayu Riau, tidur di kala malam kelam dan sunyi
Profesor Doktor asli Riau masih dalam kegelapan yang tiada sepi dari mimpi
Tragedi pembakaran sebuah gubuk di tengah hutan
sebelum rumah dan pabrik sawit kau dirikan..
Karena, sebagaimana kau mesti pulang setiap senja,
demikian pula jiwa halusmu, yang mengembara
sendiri senantiasa bertaanaya mengapa tanah rakyat kecil dirampas
Anak-anak Melayu Riau, tumbuh berkembang di dalam asap tanpa sinar mentari,
Aanak Melayu Riau, tidur di kala malam kelam dan sunyi
Profesor Doktor asli Riau masih dalam kegelapan yang tiada sepi dari mimpi
Meneliti Alfamart dan Indo Maret,
tidakkah pedagang kecil mengenal mimpi?
Dolar naik lagi di senja ini, ketika matahari turun
Ke dalam jurang-jurangmu
Ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
Dan dalam dinginmu
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
Dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara
tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam
keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Seperti kau terima daku
cinta padamu, Pangrango yang dingin
dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Hai masyarakat Melayu Riau, hidup
adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya dan tipu daya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah”
Menghadapi yang tanda tanya dan tipu daya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah”
Sawitmu olah sendiri, menjadi
miinyak makan, untuk pengisi ransel-ransel kosong
Jangan dibakar hutanmu dengan api unggun yang membara
Aku terima itu semua, setelah berjuang dalam waktu panjang
Menjalarnya asap sudah melampaui batas-batas hutanmu
Jangan dibakar hutanmu dengan api unggun yang membara
Aku terima itu semua, setelah berjuang dalam waktu panjang
Menjalarnya asap sudah melampaui batas-batas hutanmu
No comments:
Post a Comment