A. ZALIMNYA PEMBIMBING
Di tepi, lebat
tomat,
Juga lebat,
buah belimbing.
Mahasiswa yang
lambat tamat,
Bisa akibat,
zalimnyapembimbing.
Tangkai
gergaji, diatas dahan,
Jatuh menimpa,
seekor kambing.
Dosen penguji,
yang keterlaluan,
Mengambil alih,
tugas pembimbing.
Bilah dikali,
dibuat konsen,
Tampaklah
retak, bagai pelangi.
Dua puluh kali,
menemui dosen,
Teganya tidak,
menandatangani.
Ubi dikulim,
rapuh kulitnya,
Tapailah
hancur, bisa dijual.
Dosen yang
zalim, menuduh temannya,
Sebagai
pelacur, intelektual.
Konsen dipahat,
kayu kulim,
Keras kulitnya,
seperti baja.
Dosen yang
jahat, tidak merasa zalim,
Menurut
dirinya, baik-baik saja.
Kalau ketupat,
sudah basi,
Jangan dipaksa,
memakannya.
Kalau sudah
ditingkat, disertasi,
Yang diperiksa
hanya pola pikirnya saja..
Diluar angkasa,
bulan purnama,
Tupai melompat,
dipohon kasai.
Kalau
diperiksa, titik dan koma,
Samai kiamat,
tak akan selesai.
Tudung saji,
hadiah raja,
Untuk dihidang,
kaki bukit.
Penguji
mencari, salah saja,
Lupa
mengembangkan hal positif.
Kalau berkedip,
makan terasi,
Tandanya
sarapan, paling lahap.
Sisi negative,
disertasi,
Alat pemerasan,
semua tahap.
Kalau
mengintip, disangkar besi,
Tampaklah
hewan, sedang berenang.
Sisi positif,
disertasi,
Melakukan
penelitian, terasa senang.
Si Aisyah,
pergi ke pekan,
Tampaklah asap,
dipohon jati.
Disertasi bisa,
membosankan,
Mahasiswa
dianggap bodoh sekali
Didalam kolam,
anak berudu,
Persiapan
makanan, ikan lele.
Ombussman,
tempat mengadu,
Jika dosen,
bertele-tele.
Ubur-ubur,
kawin berpilin,
Membuat
bingung, para turis.
Diopor-opor ke
dosen lain,
Disertasi
tergantung, mahasiswa stress.
Indahnya kopor,
pesawat lion,
Dibawa nyonya,
ke Minahasa.
Mahasiswa
diopor, ke dosen lain,
Selalu
alasannya, perbaikan bahasa.
Kambing hitam,
masuk perangkap,
Ya tanduknya,
sekaligus besar.
Pembimbing itu
harus lengkap,
Ya methodenya,
sekaligus bahasanya.
Batu besar
menggelinding,
Dibuat berdiri,
ditepi telaga.
Guru besar, tak
becus membimbing,
Mengapa diberi,
tugas juga.
Dari Pekanbaru,
ke Bangkinang,
Naik mobil, dua
jam.
Kisah pahit,
jika dikenang,
Tubuh
menggigil, mata terpejam.
Rokan Hulu, di
seberang,
Rokan Hilir,
airnya sulit.
Dari dahulu
dipesankan orang,
Jangan dipilih,
dosen yang pelit.
Sudah
kuelakkan, jalan sempit,
Karena enggan,
masuk telaga.
Sudah ku
elakkan, dosen yang pelit,
Entah mengapa,
tersandung juga.
Kamaren sakit,
sekarang sehat,
Datuk penghulu,
susah tidur.
Dosen pelit,
dendam berlipat,
Dirinya dahulu,
sulit tulus.
Ikan todak,
disungai musi,
Tida duri,
dapat menyegat.
Dosen yang
tidak stabil emosi,
Jauh dari akal
sehat.
Buat kopiah,
kain semester,
Ditambah dasi,
sungguuh anggun.
Jika kuliah,
tengah semester,
Mengapa
disertasi tujuh tahun.
Terasi di
rumah, diberi es,
Dapat dimasak,
setiap masa.
Disertasi Cuma,
sepuluh SKS,
Tetapi
mengapa, sangat menyiksa.
Tiga purnama,
penantian Aisyah,
Gara-gara
kekasih, selalu sakit.
Tiga puluh lima
SKS, jadi sia-sia,
Gara-gara
disertasi, dipersulit.
Masaknya manga,
dahanya roboh,
Ranting yang
lama, tetap terjaga.
Massa’ sudah
S3, dianggap bodoh,
Titik dan koma,
diperiksa juga.
Es coklat,
masih beku,
Makanan kecil,
ditengah hari.
Stress melihat,
pembimbing kaku,
Kesalahan yang
kecil, dicari-cari.
Umpan besar,
makan ikan,
Pancingan kuat,
pegang hansip.
Kesalahan
besar, dia biarkan,
Kita terjerat,
yang tidak prinsip.
Ikan todak,
panjang hidungnya,
Mengapa petani,
selalu gusar.
Orang yang
tidak stabil jiwanya,
Mengapa
menjadi, guru besar.
Tampaklah duku,
ditengah pulau,
Dap[at sebiji,
semanis gula.
Bagaimana
otakku, tidak galau,
Menghadapai
penguji, setengah gila.
Surau tuanku,
pulau sialang,
Banyak motor,
bawa mentimun.
Risau hatiku,
bukan kepalang,
Diprogram doktor,
Sembilan tahun.
Semenjak gubuk,
dijangkau motor,
Mudah memakan,
buah salak.
Semenjak masuk,
program doktor,
Semua
pengajian, terpaksa ditolak.
Dahan
belimbing, pada musimnya,
Tidak
dipenggal, ditepi sawah.
Kelemahan
pembimbing, pada umumnya,
Tidak mengenal,
prestasi mahasiswa.
Setelah serai,
dekat keladi,
Aku menanam,
bibit melon.
Kuliah selesai,
disertasi jadi,
Aku memang,
penulis tulen.
Walaupun kayu
jati, bahan baku,
Konsen yang
tegap, tidak dibawa.
Walaupun
penulis sejati diriku,
Dosen
mengganggap, tiada istimewa.
Ubi rambat,
dipohon roboh,
Dikerat-kerat,
tumbuh sesaat.
Aku lambat,
dianggap bodoh,
Aku cepat,
dituduh plagiat.
Kalaulah
belimbing, dekat duku,
Tidaklah
tumbang, di hari pekan.
Kalaulah
pebimbing, tahu siapa aku,
Tidak akan
sembarang, menyalahkan.
No comments:
Post a Comment