BERLARI DI ATAS
BENANG YANG PUTUS(2)
PUISI M.RAKIB JAMARI PEKANBARU 2016 Riau Indonesia.
HP 0823 9038 1888
Berlari di atas benang
yang putus, siapa bilang, tidak mustahil.
Berlari di tengah
hujan lebat, petir sabung menyabung
Pukul tiga sore,
benang itu putus
Duh penderitaannya
luar biasa, mengarah kepada putus asa.
Emosi dan akal sehatku
tidak seimbang lagi, karena lenyapnya harapan.
Benang waktu, telah
sampai di batasnya.
Berlari dari kantorku
di Yenayan Raya, ke UIN Panam,
Lebih kurang, tiga
puluh kilometer.
Berlari lagi, dari UIN
di Paanam ke Pascasajana di Sujadi,
Dengan jarak, lima
belas kilometer, memakai Honda bebek tuaku itu.
Bank BNI Syari’ah
ditutup, sesuai dengan disiplin waktu.
Sedangkan sekarang
sudah pukul empat
Disaat itulah aku merintih dan menangis, tapi bukan berarti
aku lemah. Tapi aku hanya tak dapat mencari jalan lagi dan tak tahu kemana kaki
ini dapat melangkah
Tidak ada manusia yang menginginkan
ketidakadilan di dunia ini, begitupula aku. Tapi tetap tak dapat aku pungkiri,
hidup di dunia ini selalu tak adil
cobaan apalagi ini ya Rabb? bisakah sesekali
aku mengecap kebahagiaan dan mengenyam kemakmuran seperti orang lain? T__T
Ada pertemuan maka ada perpisahan. Tapi
mengapa saat kita begitu mencintai orang yang datang tersebut, tiba-tiba mereka
meninggalkan kita?
Mungkin bagi orang lain, kegagalan adalah
sesuatu yang wajar-wajar saja. Tapi tidak bagiku, kegagalan berarti adalah
akhir dari segalanya T__T
Tak banyak yang dapat aku lakukan selain
melihat apa yang selama ini kuperjuangkan terbuang dan menjadi sia-sia.
Teman, kesempatan tak akan datang dua kali
dalam hidup ini. Aku tahu itu, tapi entah kenapa aku selalu saja melewatkannya,
bahkan ketika kesempatan itu datang dua kali
Tak peduli sehebat apapun aku untuk melatih
diriku, akan ada celah yang dapat membuatku terpeleset dan terjatuh
Jika aku ingin menyerah, pastilah aku sudah
lakukan sejak dulu. Tapi kenapa yang slalu kutemui hanyalah jalan buntu?
Tak pernah sekalipun aku melewatkan rencana
yang aku buat, tapi masih saja selalu kutemui kegagalan. Apa ini yang dinamakan
takdir? Apa ini yang dinamakan nasib?
Manusia selalu diberi kesempatan untuk mencoba
beberapa kalipun yang dia mau, tapi tidak bagiku. Waktu yang aku punya sangat
sempit dan hampir tidak ada lagi
Akan sangat menyenangkan ketika kita mampu
mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi untuk mendapatkan semua itu, kita
harus terlebih dahulu menyeberang sungai dan mendaki gunung tertinggi. rasanya
segenap daya upaya telah kukerahkan untuk melewati itu semua. saat ini aku
sangat lelah.
Namun aku tetap
berlari di atas batas waktu yang putus itu
Akan kuusap pintu Bank
yang tertutup itu
Sekedar penglepas
kepedihan hati.
Batas waktu diberikan
pantia wisuda, hanya pukul tiga.
Wisuda S3 ku, tuk
menyandang gelar doktor
Tahun depan memang
masih bisa mendftar lagi,
Rp.6.juta uang kulaih
harus dibayar lagi.
Habislah sudah
ekonomiku, habis jerih payahku.
Motor Hondaku mogok di
tengah hujan lebat.
Tidak mungkin panitia
menunggu di batas waktu yang lebih dua jam.
Tapi keajaiban
terjadi, validasi wisudaku diterima
Dinyatakan sah untuk
ikut wisuda semserter ini. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment