MURID DENGAN DANDANAN
YANG BRUTAL
Apa tanda, anak Murid berakal
Sopan santun, tidak brutal
Apa tanda, murid yang hebat,
Suka bekerja, senang berkeringat
Sopan santun, tidak brutal
Apa tanda, murid yang hebat,
Suka bekerja, senang berkeringat
Orangnya teliti,
pandai berhemat
Bangun subuh, rajin
shalat.
Apa tanda, Murid intelek,
Pola pikirnya, tidak
pendek.
Apa tanda Murid pilihan
Dalam keuangan, suka transparans
Memegang teguh amanah
disimpan
Berdangan tidak,
menipu teman.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menuntun orang supaya bermalu.
Apa Guna Pantun Melayu,
mengajar orang supaya tahu :
Tahu bodoh mencari guru
Tahu menjaga aib malu
Tahu mengekang hawa nafsu
Tahu meneladan arif meniru
Tahu beramal dengan berilmu
Tahu hidup ada dituju
Tahu mati azab menunggu
Apa Guna Pantun Melayu,
memberi petunjuk kepada yang mau :
Petunjuk agama sunnah dan fardhu
Petunjuk adat membaikkan laku
Petunjuk menyuruh hidup berilmu
Supaya hidup tak dapat malu
Supaya mati tak kena palu
Apa guna pantun melayu,
penenang jiwa penyejuk Kalbu.
Apa guna pantun melayu,
ingatkan sholat yang lima fardu.
Apa guna pantun melayu,
Pembunuh cemburu, pelepas rindu.
Apa guna pantun disimak,
di dalamnya ada adat dan syarak :
Memberi petunjuk kepada orang banyak
Mana patut mana yang layak
Mana yang baik mana yang tidak
Supaya fi'il tidak rusak
Supaya marwah tidak tercampak
Hidup dan mati tuahnya nampak
Apa guna pantun dikaji,
di dalamnya ada tuntunan budi :
Pegangan hidup pedoman mati
Meluruskan akal membersihkan hati
Membaikkan akhlak mengelokkan pekerti
Supaya hidup tidak terkeji
Bila mati rahmat menanti
Tuah sakti hamba negeri,
Esa hilang dua terbilang,
Patah tumbuh hilang berganti,
Takkan Melayu hilang di bumi.
Kalau bercakap sesama tua,
banyaklah pantun pelemak kata.
Adat orang duduk berbual,
banyaklah pantun penyedap bual.
Kalau bercakap hendaklah sedap,
banyaklah pantun bunga cakap.
Kalau berbual berpanjangan,
banyaklah rencah perbualan.
Kalau duduk dalam bicara,
banyaklah pantun buah bicara
Ayam sabung jangan dipaut,
Jika ditambat kalah laganya.
Asam di gunung ikan di laut,
Dalam belanga bertemu juga.
Apa Guna Pantun Melayu,
Menuntun orang supaya bermalu.
Apa Guna Pantun Melayu,
mengajar orang supaya tahu :
Tahu bodoh mencari guru
Tahu menjaga aib malu
Tahu mengekang hawa nafsu
Tahu meneladan arif meniru
Tahu beramal dengan berilmu
Tahu hidup ada dituju
Tahu mati azab menunggu
Apa Guna Pantun Melayu,
memberi petunjuk kepada yang mau :
Petunjuk agama sunnah dan fardhu
Petunjuk adat membaikkan laku
Petunjuk menyuruh hidup berilmu
Supaya hidup tak dapat malu
Supaya mati tak kena palu
Apa guna pantun melayu,
penenang jiwa penyejuk Kalbu.
Apa guna pantun melayu,
ingatkan sholat yang lima fardu.
Apa guna pantun melayu,
Pembunuh cemburu, pelepas rindu.
Apa guna pantun disimak,
di dalamnya ada adat dan syarak :
Memberi petunjuk kepada orang banyak
Mana patut mana yang layak
Mana yang baik mana yang tidak
Supaya fi'il tidak rusak
Supaya marwah tidak tercampak
Hidup dan mati tuahnya nampak
Apa guna pantun dikaji,
di dalamnya ada tuntunan budi :
Pegangan hidup pedoman mati
Meluruskan akal membersihkan hati
Membaikkan akhlak mengelokkan pekerti
Supaya hidup tidak terkeji
Bila mati rahmat menanti
Tuah sakti hamba negeri,
Esa hilang dua terbilang,
Patah tumbuh hilang berganti,
Takkan Melayu hilang di bumi.
Kalau bercakap sesama tua,
banyaklah pantun pelemak kata.
Adat orang duduk berbual,
banyaklah pantun penyedap bual.
Kalau bercakap hendaklah sedap,
banyaklah pantun bunga cakap.
Kalau berbual berpanjangan,
banyaklah rencah perbualan.
Kalau duduk dalam bicara,
banyaklah pantun buah bicara
Ayam sabung jangan dipaut,
Jika ditambat kalah laganya.
Asam di gunung ikan di laut,
Dalam belanga bertemu juga.
Dandanan Yang
Brutal dan terdapat anak didik
bandel dan berani melawan para guru tentu saja murid murid cewenya yang super
manis dan JAV looking :-).
Salah satu film tentang anak sekolah yang paling populer adalah Great Teacher
Onizuka (GTO) yang berkisah tentang perjuangan Guru dalam mendidik murid murid
yang bandel dengan cara unik, ditahun 2012 lalu serial TV GTO yang pernah
tayang ditahun 1997 diremake kembali dengan hasil cukup memuaskan. Kini
dipenghujung tahun 2013 serial drama tentang Guru yang berjuang mendidik
muridnya kembali hadir dengan judul yang sangat Tokusatsu banget, Kamen
Teacher.
Lain lagi yang diceritakan oleh Suara Hidyatullah, sangat menarik, Kisah guru yang
berhasil menjinakkan murid-murid berandalan.Muhammad Fauzil Adhim dalam sebuah seminar bercerita tentang seorang guru di Amerika Serikat. Namanya Ron Clark. Penulis buku “The Essential 55” ini mendapat gelar The Best Teacher (guru terbaik). Tapi, ia menganggap gelar yang ia peroleh itu hanya karena manajemen sekolah itu telah tertata rapi. Ia tak puas.
Clark kemudian keluar dari sekolah itu, memilih mengajar di sekolah sederhana yang menampung murid bermasalah. Di tempat baru ini, berbagai tindakan tak menyenangkan ia terima, seperti diledek, diludahi, hingga disakiti. Tapi, Clark menghadapi semua itu dengan kesabaran. Ia tetap mendidik muridnya dengan baik. Ternyata, kesabaran Clark membuahkan hasil. Sekolah itu menjadi terkenal dan melahirkan murid-murid berprestasi.
Usai bercerita, penulis kolom Parenting di majalah Suara Hidayatullah ini melontarkan pertanyaan, “Apakah ada di antara Anda pernah mengalami hal seperti Clark?”
Tiba-tiba seorang peserta wanita bercadar mengangkat tangan. “Saya mengalami hal mirip yang dialami Clark, bahkan lebih parah,” ungkapnya. “Murid-murid saya sangat nakal, di hari-hari pertama saya mengajar, mereka membuat kepala saya migren berat,” imbuh wanita tersebut sambil berurai air mata. Dengan dedikasinya yang tinggi sebagai guru, wanita itu kemudian mampu mengubah muridnya menjadi lebih baik. Dia seperti tokoh Bu Muslimah dalam novel fenomenal Laskar Pelangi.
Dijahili Muridnya
Wanita itu bernama Sri Wulandari (37), guru di SMP dan SMA Islam Baiturrohmah. Sekolah yang berada di Jalan Ciliwung No. 61 Malang, Jawa Timur ini memang dikenal sekolah bermasalah, terutama siswanya. Mereka siswa-siswa buangan. Setelah tidak diterima di sekolah lain, baru mereka mendaftar di sekolah ini.
Menurut sarjana pendidikan dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) ini, anak didiknya itu bermasalah sudah sejak dari keluarganya. Mereka, katanya, kebanyakan berasal dari keluarga miskin, broken home, bahkan ada yang tak tahu ayah dan ibunya. Keadaan seperti itu, rupanya berpengaruh kepada perilaku anak.
Sebelum mengajar, ia tak tahu kondisi sekolah itu. Suaminyalah yang “menjerumuskan” ke situ. Tanpa pikir panjang, ketika suaminya menawari untuk mengajar, ia langsung mengiyakan. “Saya kira kondisi murid-muridnya sama baiknya dengan sekolah lainnya,” ujar wanita kelahiran Malang, 27 November 1972 ini.
Perkiraan Wulan, begitu ia biasa dipanggil, meleset. Begitu masuk sekolah, ia melihat banyak murid yang merokok, rambutnya gondrong, dicat dan pakai anting di telinganya. “Kepala saya langsung pusing,” katanya.
Menghadapi anak-anak yang kelihatannya susah diatur itu, Wulan berpikir harus tampil berwibawa, apalagi ia seorang perempuan. Itu agar ia tidak dilecehkan. Caranya, ia bersikap keras. Marah sambil membentak adalah hal yang biasa ia lakukan, bila ada murid melanggar aturannya. Lantas, apa yang terjadi? Jangankan efektif, muridnya justru tambah benar-benar sulit diatur. Mereka malah berbalik mengerjain dirinya.
Pernah saat ia mengajar, sebagian siswa malah nonton film porno di kelas lewat ponsel. Tanpa malu, film cabul itu ditunjukkan kepada dirinya.
Tak hanya itu. Suatu saat, pas lonceng istirahat berbunyi, tiba-tiba pintu kelas dikunci. Sekelompik siswa mendekatinya. Di antara mereka kemudian ada yang memberi komando, “Ayo, kita kerjain Bu Wulan.” Untung, Wulan pernah ikut pencak silat hingga sabuk hitam. Tidak ingin terjadi sesuatu terhadap dirinya, ia menggertak duluan. Nyali mereka pun ciut. Kapok?
Ternyata tidak. Kali ini yang menjadi sasaran sepeda motor Wulan. Bannya digembosin dan pentilnya dibuang.
Yang membuat Wulan tambah pusing, mereka tak hanya nakal, namun juga malas. Ada saja alasan, kalau diajak belajar. Pernah suatu hari, seorang siswanya memilih kabur loncat pagar setinggi tiga meter saat disuruh belajar. Saking malasnya juga, beberapa muridnya ada yang tidak membawa buku dan pena, setiap hari.
Menjadi Teman Curhat
Cara keras tak berhasil, ibu tiga anak ini mencoba cara lain. Ia melakukan pendekatan persuasif, dengan lebih banyak berdialog dan mendengar masalah-masalah muridnya. Ia juga berusaha mencuri perhatian dengan mencari hal-hal yang disukai siswanya. “Jika sudah suka, maka gampang diajak apa pun,” ujarnya.
Tak heran, saat mengajar Wulan sering membawa permen atau jajanan lainnya. Bahkan tak jarang ia mentraktir murid-muridnya makan bakso. Ia juga memberi hadiah dan selalu membawa pensil dan buku untuk dipinjamkan kepada anak-anak yang tidak membawanya.
Dan, hampir setiap hari, Wulan hanya membahas masalah muridnya satu persatu. Misalnya, tentang minuman keras dan nonton video porno, ia membahasnya secara agama dan biologi.
Praktis, hampir selama tiga bulan, Wulan tak mengajar sebagai mestinya, melainkan menjadi konsultan bagi murid-muridnya. Jika masuk kelas, hanya ngobrol dan mendiskusikan masalah masing-masing siswa. Tak pelak, banyak siswa yang curhat kepadanya tentang berbagai hal.
Cara ini ternyata jitu. Kini, Wulan bisa diterima dengan baik oleh murid-muridnya, bahkan disegani. Kedatangannya pun selalu dinanti-nanti. Jika datang, motornya diparkirkan dan tasnya dibawakan murid-muridnya. Wulan pun selalu mengajak murid-muridnya untuk doa bersama. Dalam doa yang diucapkan secara keras itu, ia selalu memohon agar muridnya mendapat hidayah dan menjadi lebih baik. “Alhamdulillah, banyak murid yang sadar,” aku Wulan.
Wulan bersyukur, sebagian muridnya kini telah berhasil. Misalnya, muridnya yang dulu pernah loncat pagar, kini menjadi anggota TNI. Muridnya yang pecandu narkoba, kini menjadi manajer sebuah restoran di Bali.
Menurut Kepala SMA Baiturrohmah, Ardjo Al Hafidh, Wulan merupakan sosok panutan siswa. Selain mengajarkan ilmu, ia juga peduli kepada persoalan murid-muridnya. “Dia suka mencarikan dana dan pekerjaan untuk siswanya,” kata Ardjo. Bahkan, tambah Ardjo, setiap mendapat gaji, selalu diberikan lagi ke sekolah untuk biaya operasional.
Peran Orangtua
Wulan adalah putri dari pasangan Musa Abdurrahim, seorang guru agama dan Nurhayati, seorang perawat. Dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk berkecukupan. Meski demikian, sejak kecil Wulan dididik untuk mandiri. “Sejak kelas 3 SD, saya sudah disuruh jualan singkong goreng keliling kampung,” ujar Wulan yang mengaku membiayai sendiri sekolahnya, mulai SMP hingga kuliah.
Saat kuliah, ia dijuluki teman-temannya raja konveksi. Bagaimana tidak, dari usaha membuat kerpus, sejenis tutup kepala perempuan, ia bisa membiayai kuliahnya dan memberdayakan teman-temannya.
Soal agama, orangtuanya memang cukup tegas mendidik Wulan. Ia mengaku, jika susah bangun shalat Shubuh, orangtuanya selalu menyiramnya dengan air. Tapi, justru dari situlah semangat keislamannya tumbuh.
Makanya, saat sekolah di SMA 8 Malang tahun 1988, Wulan sudah memutuskan untuk berjilbab. Padahal, waktu itu belum ada siswa yang berani memakai jilbab. Dan peraturan di sekolahnya melarang siswanya memakai jilbab. Tak pelak, gara-gara memakai jilbab, Wulan setiap hari, sekitar setengah jam, dimasukkan ke toilet/WC hingga upacara usai karena dianggap melanggar peraturan sekolah. *Syaiful Anshor /Suara Hidayatullah MEI 2009
Kamen Teacher (KT)
merupakan program pendidikan yang diciptakan oleh Pemerintah Jepang dengan
mengirimkan agen agen khususnya di setiap sekolah terpilih yang terdapat anak
didik bandel dan berani melawan para guru, para agen ini nantinya dimisikan
untuk melakukan rehabilitasi pada sekolah dan murid2 bandelnya. Tersebutlah
seorang agen program Kamen Teacher berumur 26 Tahun bernama Araki Gota yang
ditugaskan di sebuah SMU sebagai guru pengganti setelah sebelumnya Araki Gota
terlibat insiden kematian seorang murid SMU. Di SMU yang baru ini, Gota
ditunjuk untuk menjadi walikelas 2-c , kelas yang paling berbahaya di
lingkungan SMU tersebut karena berisi 4 murid berandalan yang dikenal sebagai
4M ,Money Man, Mad Man, Shadow Man, dan Ice man. Penampilan para murid
berandalan ini terlihat mirip banget dengan berandalan Crow Zero, termasuk
seragam sekolahnya (dipake para murid Hosen di Crow Zero II).
Hari pertama masuk kelas, Gota langsung saja jadi
bahan Bully murid2 nya sampai ditonjok keluar jendela. Dihadapan muridnya
sebagia guru, Gota tak pernah menunjukan sikap melawan, dengan lembut dia
selalu meladeni serangan para muridnya. Sosok Gota berubah menjadi Kamen
Teacher (berpakaian hitam hitam plus helm ala robot berwarna silver) ketika kekuatan
fisik diperlukan untuk memberi “pelajaran” kepada para muridnya, di event2 ini
lah kita tidak hanya disuguhkan dengan adegan fighting yang memukau (mohon
Maaf, lebih bagus dari fight Bima Satria Garuda) tetapi juga bagaimana usaha
Gota sebagai KT menyadarkan muridnya ke jalan yang benar. seiring berinteraksi
dengan muridnya, Gota akhirnya mengetahui bahwa kelakuan berandal muridnya
disebabkan karena banyak hal, inilah yang perlu Gota pelajari agar dapat
mengobati luka luka masa lalu murid nya yang membuat mereka jadi berandalan.
Menghadapi dan menyadarkan muridnya yang memiliki berbagai macam masalah tentu
bukan perkara yang mudah, gota harus berjuang dengan cara2 yang berbeda untuk
setiap murid bandelnya.
Kamen Teacher di sutradarai oleh Kentaro Moriya
dan memiliki jumlah seri sebanyak 12 episode. Pemeran utama Araki Gota
diperankan oleh Taisuke Fujigaya member Grup Idol laki laki Kis-My-Ft2
yang namanya tengah bersinar dipanggung perfilman Jepang. Kamen Teacher
merupakan manga karangan Mangka top Jepang, Tohru Fujisawa yang juga melahirkan
manga legendaris GTO sehingga tak heran lagi bila keduanya sangat mirip.
Setelah cukup dibuat terkesima di episode pertamanya, maka Kamen Teacher benar2
sangat direkomendasikan untuk ditonton ! apalagi Kamen Teacher memiliki motor
ala Kamen Rider, di episode pertamanya sudah ditampilkan aksi stunt Kamen
Teacher diatas motor trail yang sepertinya berjenis CRF250 modifikasi dengan
suara menawan. So, Kamen Teacher bisa disebut kombinasi Kamen rider n GTO tanpa
gaya Henshin. Don’t miss it !
No comments:
Post a Comment