MENGOBRAK-ABRIK KANDUNGAN AL-QUR’ÂN
m.rakib lpmp. riau
Berbagai cara Yahudi dan atheis Barat mendangkalkan keyakinan ummat, antara lain dengan menafsir ulang al-Quran. Cara ini sangat ampuh digunakan oleh para penganut paham sekuler JIL dan aliran atheisme. Hatta, di negara Arab sendiri, yang nota-bene berbahasa Arab, mereka menggunakan cara ini. Kasus terakhir adalah apa yang dilakukan oleh Dr. Anis Shorrosh lewat Al-Qur’ân ‘palsunya’, The True Furqan (al-Furqân al-Haqq). Itu dari segi pembuatan Al-Qur’ân. Dari sisi yang lain, berbagai bentuk ‘penyelewengan’ ayat-ayat Al-Qur’ân dan penafsirannya banyak juga dilakukan oleh umat Kristen. Saat ini, termasuk di Indonesia, istilah-istilah Al-Qur’ân dan teologi Islam sudah mulai disinkronkan dengan istilah-istilah Kristen, seperti Kalimah Allâh (‘Firman Allah’), Rûh Allâh (‘Roh Allah’) , tajassud, dsb.
Tetapi, tujuan mereka adalah untuk mendukung
ketuhanan jasad manusia atau mujasimah. Menurut mereka, Al-Qur’ân
sendiri menyebut Kristus Kalimah Allâh, Firman Allah dan ‘Roh-Nya’ (rûhun
minhu). Tentu saja itu benar. Tetapi, konsep Kalimah (Firman) dalam Islam,
berbeda dengan konsep Kristen. Dalam Islam, Kristus tercipta lewat Kalimah
(Firman) Allah, ‘kun’, untuk menggambarkan satu kebesaran dan kekuasaan Allah.
Juga, kata rûh dalam Islam, artinya: Yesus tercipta dari roh yang berasal dari
Allah Swt. yang ditiupkan oleh malaikat Jibril ke dalam rahim Maryam.
Upaya merusak kandungan Al-Qur’ân memang sudah lama dilakukan. Sebelumnya sudah dikenal nama Hamran Ambrie. Lewat bukunya "Allah Sudah Pilih Saya" ia berusaha menyelewengkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’ân untuk mendukung dogma Kristen. Sebagai contoh, dalam bukunya tersebut, halaman 3 baris 9 dari atas mengatakan:
"Qul ya ahlal kitabi lastum ‘ala syai-in hatta tuqiemut taurate wal injil wa ma unzila ilaikum min rabbikum"
"Katakanlah! Hai Ahli Kitab, kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila kamu turuti Turat dan Injil, dan apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhamu!"
Ayat ini, bukanlah untuk pertam kali itu saya baca, melainkan sudah ratusan kali. Tetapi pada kali terakhir itu, Allah telah membisikkan dalam roh –jiwa saya, bahwa yang dimaksud Taurat dan Injil dalam Qur'an itu, adalah Taurat-Injil yang ada terdapat dalam Alkitab atau Bibel sekarang.
Proyek Amran Hambrie – setelah dia wafat – diteruskan kembali oleh para pengikutnya, seperti pendeta Rivai Burhanuddin dan yang lainnya. Pendeta Rivai Burhanuddin, dari gereja Advent dalam bukunya ‘Persahabatan Ummat Allah’ juga memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur’ân. Contohnya, dalam bukunya tersebut, halaman I, dia menyatakan:
"......kitab Perjanjian Baru membuktikan kebenaran kitab Perjanjian Lama dan Quran membuktikan kebenaran kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru itu."
Beberapa tahun terakhir juga muncul buku terjemahan Robert A. Morey yang mencoba mengacak-acak Al-Qur’ân. Lewat bukunya The Islamic Invasion (Islam Yang Dihujat), Morey menulis tentang ‘Al-Qur’ân dan Kekerasan’. Ia menyatakan:
"Jangan sampai ada yang heran jika mengetahui agama Islam tidak saja mengesahkan dan mengabsahkan tindak kekerasan akan tetapi justru dalam keadaan tertentu malah memerintahkan tindak kekerasaan. Di dalam Al-Quran, Qs 9:5 kaum muslimin diperintahkan sebagai berikut:
"Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan apa yang harus dilakukan oleh kaum muslimin terhadap orang-orang yang menolak agama Islam? Kitab Al-Quran menyebutkan dalam QS 5:33 yang menyatakan:
"Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka, atau dibuang dari negeri mereka [tempat kediamannya]. Yang demikian itu [sebagai] suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akherat kelak mereka mendapat siksaan yang besar."
Di masyarakat Barat, hukuman-hukuman seperti memotong tangan dan kaki seseorang hanya gara-gara tidak mau menerima agama Islam, merupakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti sama sekali."
Ungkapan Morey menunjukkan kebodohannya tentang isi Al-Qur’ân. Surat at-Tawbah yang dikutipnya jelas tidak memiliki makna seperti yang diklaimnya. Begitu juga dengan surat al-Mâidah [5]: 33. Padahal, umat Islam memiliki buku-buku tafsir yang menjelaskan tentang ayat tersebut. Khusus ayat kedua, itu berkaitan dengan ayat tentang qatl al-murtadd (hukum bunuh bagi yang keluar dari agama Islam).
Dr. ‘ImâdAs-Sayyid asy-Syarbaeny menjelaskan bahwa ‘memerangi’ Allah dan Rasul-Nya itu dilakukan dengan dua cara:
pertama, lewat tangan dan kedua, lewat lisan.
Orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya ‘dengan lisan’ terkadang ditafsirkan
sebagai orang yang memerangi dengan cara ‘memotong jalan’ –dalam merampas harat
orang lain– ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam
Sunan-nya sebagai penafsiran dari sabda Nabi Saw.: at-Târiku lidînihî
al-mufâriq li al-jamâ‘ah."
Analogi Morey sangat ‘jauh panggang daripada api’ jika diplintir sampai ke Barat. Di Barat Islam tidak memaksa masyarakatnya untuk memeluk agama Islam. Apa yang diinginkan oleh Morey adalah merusak citra Islam. Seolah-olah Islam itu agama ‘Barbar’, hobi membunuh dan menyiksa orang.
3. Hipnotis dan Penyembuhan.
Modus operandi Kristenisasi lewat ‘hipnotis’ mungkin cara yang paling keji –di samping Germil dan pelaksanaan rutinitas ritual umat Islam –, yang dilakukan oleh para penginjil dan missionaris. Ternyata, cara seperti ini telah dicanangkan sejak Konferensi Colorado, Amerika Serikat pada tahun 1987.
Cara keji seperti ini ditujukan kepada para wanita Muslimah, agar mereka memeluk agama Kristen. Fenomena ini sekarang bukan hal yang aneh alias asing. Berbagai peristiwa menjadi bukti bahwa cara keji ini benar-benar dipraktekan secara nyata. Di Indonesia, tidak sedikit wanita Muslimah yang –tiba-tiba– kesurupan, sampai menyebut-nyebut nama ‘Yesus Kristus’. Padahal, itu merupakan kesengajaan yang dibuat oleh para Pendeta, Penginjil dan aktivis Kristenisasi untuk mengelabui umat Islam. Ketika itu terjadi, mereka menawarkan ‘terapi lewat nama Yesus’. "Jika dia ingin sembuh, dia harus menyebut nama Yesus, mengakui Yesus sebagai Tuhan." Karena, menurut para penginjil yang melakukan hal tersebut, Yesus mampu mengusir ‘roh jahat’. Padahal itu merupakan tipu muslihat mereka. Itu merupakan cara mereka, agar umat Islam mengakui ‘ketuhanan Kristus’.
Fenomena yang lain, adalah apa yang dikenal dengan ‘Penyembuhan Atas Nama Yesus’. Fenomena ini sempat terjadi di beberapa daerah, seperti Jakarta dan Bandung.
Pengaruh pengobatan dengan cara demikian ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar sekali. Sehingga, menurut Dr. Sanihu Munir, apapun yang dikatakan oleh Pastor, Pendeta dan penginjil seakan-akan semuanya bisa terjadi. Kegiatan penyembuhan ini merupakan salah satu otoritas Gereja yang berusaha untuk tetap dipertahankan, walaupun lama-kelamaan kebohongannya makin terungkap.Ada dua faktor yang nampaknya sulit bagi Gereja saat ini untuk mempertahankan peranannya sebagai pemegang otoritas penyembuhan atas nama Yesus:
1) Penemuan Bakteri, virus dan jamur serta senyawa kimia/fisik sebagai penyebab penyakit membuat orang sadar bahwa penyakit-penyakit seperti malaria, kusta, dan keracunan kimia bukan urusan para Pastor, Pendeta ataupun penginjil untuk disembuhkan atas nama Yesus. Apalagi orang-orang yang buta karena penyakit kusta atau lumpuh karena penyakit polio. Walaupun disebut-sebut nama Yesus 7 hari 7 malam, mereka yang buta tidak akan melihat dan orang yang lumpuh tersebut tidak akan dapat berjalan. Bidang ini merupakan otoritas para dokter, dimana para Pastor, Pendeta dan penginjil tidak punya peran. Namun bagi orang-orang yang masih berpikir primitif, yang masih percaya kepada tahayul, masih mudah terpengaruh propaganda mereka.
2) Para ahli kedokteran jiwa sejak lama sudah mengungkapkan adanya hubungan antara jiwa seseorang dengan fisiknya. Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah Psychophysiologic Disorder, yang oleh James C. Coleman, James N. Butcher dan Robert C. Carson, dalam buku merekai "Abnormal Psychology and Modern Life, 1984, didefinisikan sebagai "physical disorder in which psychological factors play major causative role". (Penyakit fisik, dimana faktor-faktor kejiwaan berperan sebagai penyebab utamanya.
Perananan kejiwaaan ini selanjutnya dijelaskan:
"An emotional upset may lower resistance to physical disease...the overall life situatuion of an individual has much to do with the onset of a disorder, it forms, duration and prognosis"
(Perasaan yang kalut dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit....situasi kehidupan seseorang secara keseluruhan sangat berkaitan erat dengan kejadian, jenis, lamanya maupun berkembangnya suatu penyakit).Bagaimana langkah-langkah terjadinya penyakit fisik akibat gangguan psikologi diambarkan sebagai berikut:
TAHUKAH ANADA
BAHWA
1.
Fenomena yang
mengejutkan dari Sekolah-sekolah di Inggris, baru-baru ini terdapat laporan
yang menyebutkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang memeluk Islam, dan
sebagian besar siswa di Inggris (serta siswa yang berasal dari negara lain
seperti Brazil, Luksemburg, Panama dan Swedia) mengungkapkan “rahasia” mengapa
mereka memeluk Islam.
Menurut Al-Jazerra.net,
seorang siswa, Alexandra (12 tahun), yang memeluk Islam pada bulan Ramadhan
lalu dan merupakan putri Lauren Booth, adik Istri mantan perdana menteri
Inggris Tony Blair, mengatakan bahwa “Islam telah merubah hidup saya dan
memberi saya kehormatan dan kerendahan hati, dan saya juga menjadi lebih
menghormati diri sendiri setelah saya memutuskan untuk mengenakan Jilbab.”
Alexandra
menambahkan,”saya beruntung setelah pindah ke sekolah menengah pada tahun ini,
dimana manejmen Sekolah dan siswa lain memperlakukan saya dengan hormat, dan
saya merasakan sangat senang setelah diberikan ruang khusus bagi saya untuk
melaksanakan sholat.”
Bukan hanya
Alexandra, George radev (14 tahun) juga menyatakan hal yang hampir sama.
Awalnya siswa asal Swedia itu sangat senang mengambil gambar menara masjid, dan
ia juga mengaku bahwa mengalami perasaan yang aneh saat mendengar azan. Hal itu
mendorongnya untuk bertanya kepada teman sekolahnya Abdullah dan Tamer, dan
mereka akhirnya membantu mencari penjelasan dan informasi lainnya melalui
internet. Lalu ia menyampaikan kepada keluarganya bahwa ia ingin masuk Islam,
keluarganya tidak keberatan dan menyuruhnya untuk mempelajari lagi keputusannya
tersebut, dan akhirnya george memutuskan memeluk Islam bulan lalu di London.
Randev sampai saat
ini masih bertanya-tanya,” mengapa hanya kontroversi bodoh tentang Islam yang
memenuhi media kami?”
Begitu pula halnya
dengan Sheila Rudd (15 tahun) yang berasal dari Eardenj selatan London. Ia
mengatakan.”sesunggunya Islam adalah cinta sejati, ia bukanlah nafsu atau botol
kaca (minuman keras) atau potongan candu (drugs) yang dijual dipasaran.”
Rudd juga menyatakan
kebahagiaannya setelah memeluk Islam tahun lalu, ia melihat banyak orang di
Inggris memeluk Islam,menurutnya propaganda Media gagal mencegah mereka untuk
memeluk Islam.
Dalam konteks yang
terkait, banyak pengamat di Inggris menunjukkan penurunan jumlah gereja-gereja
tradisional di Inggris, dan “aturan” yahudi dan kristen serta prinsip hidup
masyarakat Inggris dianggap menciptakan kekosongan spiritual yang hanya bisa
ditutupi oleh ajaran Islam yang murni.
Menurut beberapa
studi di Inggris yang menunjukkan bahwa jumlah muslim di Inggris selama 6 tahun
terakhir bertambah sebesar 37% dan tercatat jumlah masjid mencapai 1500 masjid,
sementara Institute Gatston Inggris menegaskan bahwa ratusan warga Inggris
masuk Islam setiap bulannya
2.Ratu Elizabet dan
Pengeran Charles, diam-dian masuk Islam.
3. Tahukah anda apa
alasan anak-anak Inggris masuk Islam?
Ada fenomena yang
mengejutkan dari Sekolah-sekolah di Inggris, baru-baru ini terdapat laporan
yang menyebutkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang memeluk Islam, dan
sebagian besar siswa di Inggris (serta siswa yang berasal dari negara lain
seperti Brazil, Luksemburg, Panama dan Swedia) mengungkapkan “rahasia” mengapa
mereka memeluk Islam.
Menurut
Al-Jazerra.net, seorang siswa, Alexandra (12 tahun), yang memeluk Islam pada
bulan Ramadhan lalu dan merupakan putri Lauren Booth, adik Istri mantan perdana
menteri Inggris Tony Blair, mengatakan bahwa “Islam telah merubah hidup saya
dan memberi saya kehormatan dan kerendahan hati, dan saya juga menjadi lebih
menghormati diri sendiri setelah saya memutuskan untuk mengenakan Jilbab.”
Alexandra
menambahkan,”saya beruntung setelah pindah ke sekolah menengah pada tahun ini,
dimana manejmen Sekolah dan siswa lain memperlakukan saya dengan hormat,
dan saya merasakan sangat senang setelah diberikan ruang khusus bagi saya
untuk melaksanakan sholat.”
Bukan hanya
Alexandra, George radev (14 tahun) juga menyatakan hal yang hampir sama.
Awalnya siswa asal Swedia itu sangat senang mengambil gambar menara masjid, dan
ia juga mengaku bahwa mengalami perasaan yang aneh saat mendengar azan. Hal itu
mendorongnya untuk bertanya kepada teman sekolahnya Abdullah dan Tamer, dan
mereka akhirnya membantu mencari penjelasan dan informasi lainnya melalui
internet. Lalu ia menyampaikan kepada keluarganya bahwa ia ingin masuk Islam, keluarganya
tidak keberatan dan menyuruhnya untuk mempelajari lagi keputusannya tersebut,
dan akhirnya george memutuskan memeluk Islam bulan lalu di London.
Randev sampai saat
ini masih bertanya-tanya,” mengapa hanya kontroversi bodoh tentang Islam yang
memenuhi media kami?”
Begitu pula halnya
dengan Sheila Rudd (15 tahun) yang berasal dari Eardenj selatan London. Ia
mengatakan.”sesunggunya Islam adalah cinta sejati, ia bukanlah nafsu atau botol
kaca (minuman keras) atau potongan candu (drugs) yang dijual dipasaran.”
Rudd juga menyatakan
kebahagiaannya setelah memeluk Islam tahun lalu, ia melihat banyak orang di
Inggris memeluk Islam,menurutnya propaganda Media gagal mencegah mereka untuk
memeluk Islam.
Dalam konteks yang
terkait, banyak pengamat di Inggris menunjukkan penurunan jumlah gereja-gereja
tradisional di Inggris, dan “aturan” yahudi dan kristen serta prinsip hidup
masyarakat Inggris dianggap menciptakan kekosongan spiritual yang hanya bisa
ditutupi oleh ajaran Islam yang murni.
Menurut beberapa
studi di Inggris yang menunjukkan bahwa jumlah muslim di Inggris selama 6 tahun
terakhir bertambah sebesar 37% dan tercatat jumlah masjid mencapai 1500 masjid,
sementara Institute Gatston Inggris menegaskan bahwa ratusan warga Inggris
masuk Islam setiap bulannya. (hr/IS)
No comments:
Post a Comment