Hukum
buruk sangka
Apakah hukum buruk sangka? Buruk sangka
di dalam Bahasa Arab disebut Husnuzzon (Husnu Zhon) berlawanan dengan baik
sangka (Suu zhon). Adakah diperbolehkan buruk sangka? Mari kita kupas
persoalan-persoalan ini dan selanjutnya akan disimpulkan ringkas dan padat buat
pemahaman pembaca.
Buruk sangka ialah satu daripada
penyakit-penyakit hati yang amat kronik! Kenapa? Kerana ia bukan sahaja
menjarah dengan parah terhadap hati dan jiwa pengidapnya, akan tetapi turut
lahir tersendiri, malah ia lahir bersama dengan sifat-sifat mazmumah lain yang
bongkak, dendam, zalim dan sebagainya. Maka apabila sifat tersebut meneraju
serta memacu kehidupan seseorang insan, ia akan menjadikan manusia itu yang
sentiasa resah, gelisah dan tidak tenteram, kerana sentiasa mencari keaiban dan
kelemahan orang lain, tidak punya masa untuk mengingati Allah SWT dan muhasabah
diri.
Buruk sangka yang dimaksudkan di sini
ialah buruk sangka yang tidak baik. Ia mengheret sifat-sifat mazmumah yang
bersarang di hati, yang akan mempengaruhi anggota-anggota badan yang lain
supaya mengikut kehendaknya.
Rasulullah
SAW dalam sebuah hadisnya menyatakan bermaksud, “Ketahuilah bahawa di dalam
badan ada seketul daging, apabila ia baik, maka baiklah badan seluruhnya dan
apabila ia rosak, rosaklah sekaliannya, ketahuilah! Itulah yang dikatakan
hati.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari Muslim)
Buruk
sangka dibahagikan kepada 2 jenis:
Buruk
sangka yang bertujuan baik, seperti untuk menyedarkan atau memperbaiki
seseorang yang dikatakan melakukan kejahatan.
Buruk
sangka yang bertujuan jahat demi untuk menjatuhkan maruah dan kedudukan
seseorang. Walau apapun tujuannya, buruk sangka tetap memberikan impak yang
negatif, jarang ada manusia yang terselamat dari terkena bahana prasangka.
Dengan
sebab itulah Islam sangat melarang daripada berprasangka.
Buruk
sangka boleh terjadi dengan berbagai sebab antaranya:
1
– Godaan dan tipu helah syaitan atau iblis. Buruk sangka adalah jalan terbaik
bagi syaitan merangsang manusia untuk bergaduh, mengumpat, melempar tohmahan,
membuat pakatan jahat, berpecah belah dan sebagainya.
2
– Kelemahan jiwa. Jiwa yang lemah akan mendorong seseorang mudah terikut dengan
pemikiran yang negatif dan buruk terhadap orang lain.
3
– Perasaan sombong dan bongkak. Perasaan ini menyebabkan seseorang itu
merasakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Dia merasa dengki sekiranya
terdapat individu lain mendahului dalam mengecapi sesuatu kejayaan atau membuat
sesuatu kebaikan atau pun mendengar orang memuji musuhnya dihadapannya.
4
– Keburukan batinnya. Seseorang yang biasa membuat tipu helah dan penipuan akan
merasakan orang lain juga sama sepertinya.
Kesimpulannya,
sebagai insan dan hamba kepada Maha Pencipta, hendaklah kita senantiasa
bersifat mendongak ke atas memohon keampunan keatas khilaf dan silap,
senantiasa muhasabah diri. Jangan mencari salah, perbetulkan salah. Elakkan
buruk sangka, berbaik sangka seadanya. Insya-Allah.
KISAH SEORANG ALIM DAN SEORANG PELACUR ... sebuah petikan
ibroh.."
Dikisahkan, seorang alim yang bertetangga dengan seorang pelacur. Setiap kali orang alim ini memandang rumah sang pelacur, dalam pikirannya yang terbayang/ terlintas adalah sang pelacur itu pasti selalu melakukan perbuatan mesum. Prasangka buruk itu selalu terlintas dibenaknya setiap kali dia teringat akan si pelacur tersebut. Prasangka itu sudah merasuk kedalam jiwanya, sehingga dia sangat membenci dan jijik dengan pelacur tersebut. Ingin rasanya dia mengusir dari samping rumahnya, namun dia sangat dikenal sebagai orang yang bijak dan adil dalam mengambil keputusan. Sehingga keputusan untuk mengusir dari samping rumahnya dibatalkan karena takut dinilai masyarakat dia tidak bijak dalam memutuskan.
Dikisahkan, seorang alim yang bertetangga dengan seorang pelacur. Setiap kali orang alim ini memandang rumah sang pelacur, dalam pikirannya yang terbayang/ terlintas adalah sang pelacur itu pasti selalu melakukan perbuatan mesum. Prasangka buruk itu selalu terlintas dibenaknya setiap kali dia teringat akan si pelacur tersebut. Prasangka itu sudah merasuk kedalam jiwanya, sehingga dia sangat membenci dan jijik dengan pelacur tersebut. Ingin rasanya dia mengusir dari samping rumahnya, namun dia sangat dikenal sebagai orang yang bijak dan adil dalam mengambil keputusan. Sehingga keputusan untuk mengusir dari samping rumahnya dibatalkan karena takut dinilai masyarakat dia tidak bijak dalam memutuskan.
Namun sebaliknya, Jika sang pelacur melihat rumah orang alim tadi, hatinya selalu bergejolak dan bergetar. Penyesalan dan tangisan yang mendalam selalu tersimpan dalam hatinya. Batinnya selalu berdo’a :
“ Betapa Mulianya Engkau ya Allah, memiliki hamba yang alim dan bijaksana seperti tetanggaku ini, sementara aku bergelimang dengan lumuran dosa. Dia menjadi orang yang disegani dan dihormati dengan masyarakat. Banyak orang dari berbagai pelosok berkunjung ke rumahnya, menimba ilmu serta memohon do’a restu darinya. “
“ Ya Allah, aku sangat ingin seperti dirinya, hidup terhormat, disegani dan jauh dari dosa serta perbuatan maksiat. Ya Allah, tunjukkan aku pada jalan-Mu yang benar, mudahkanlah keinginanku ini, dan janganlah Engkau biarkan aku dalam keadaaan tersesat seperti ini.
“
Demikianlah pikiran dari sang pelacur tadi. Setiap hari jika sang pelacur ini melihat rumah tetangganya, dia selalu berdo’a dan selalu berpikiran baik untuk dirinya. Dia sangat kagum, takjub, senang dan bangga terhadap perilaku seorang yang alim tadi. Namun prasangka seorang yang alim tadi justru sebaliknya, dia semakin geram dan benci saja dengan tetangganya tersebut.
Pendek cerita, tibalah hari pembalasan.
Demikianlah pikiran dari sang pelacur tadi. Setiap hari jika sang pelacur ini melihat rumah tetangganya, dia selalu berdo’a dan selalu berpikiran baik untuk dirinya. Dia sangat kagum, takjub, senang dan bangga terhadap perilaku seorang yang alim tadi. Namun prasangka seorang yang alim tadi justru sebaliknya, dia semakin geram dan benci saja dengan tetangganya tersebut.
Pendek cerita, tibalah hari pembalasan.
Orang alim tersebut diseret oleh malaikat ke pintu neraka. Dia protes “ Kalian pasti salah, coba buka kembali catatan amal dan ibadahku selama ini “. Malaikatpun membuka dan membacakannya, “ Betul sekali engkau tercatat sebagai seorang yang saleh dan alim. Buku ini penuh dengan rekaman amal dan kebajikanmu. Tetapi satu hal yang membuat Allah murka dan tidak ridha denganmu, engkau selalu melihat orang lain dengan prasangka burukmu. Contoh nyatanya, seorang pelacur tetanggamu, selalu kau lihat dengan penuh kebencian dan tanpa belas kasihan sedikitpun. Lupakah engkau bahwa Allah menciptakan surga dan neraka untuk hambanya. Dia yang lebih berhak menentukan hambanya ditempatkan pada Surga atau Neraka “.
Sementara disisi lain, seorang pelacur tadi justru diantarkan malaikat menuju pintu Surga. Dia pun protes seperti halnya seorang yang alim tadi, “ Apakah kalian tidak salah dalam membaca catatan amal ibadahku ?, sepertinya aku tidak tepat di tempatkan di Surga. Bukankah saya lebih banyak berbuat dosa dan maksiat selama di dunia ? “. Lalu malaikat menjawab, “ Ada satu hal kecil yang nampaknya sepele tapi sering diabaikan manusia, justru itu yang membuat Allah ridha dengan perilaku hambanya. Engkau selalu menaruh harapan yang baik kepada Allah dan selalu Khusnudzon terhadap sesama manusia. Ketahuilah Allah menciptakan Surga dan neraka untuk hambanya yang terpilih. Dialah yang lebih berhak untuk menentukannya. “
Kisah sufi ini menginspirasikan kita sebagai hamba yang hina tentang perlunya selalu berpikir dan memiliki harapan yang baik kepada Allah. Sebagaimana pesan Al qur’an dan alhadits : “ Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, Ana inda dzanni abdibi (aku mengikuti prasangka hamba-Ku). “ Maksudnya, jika kita memiliki pengharapan yang baik kepada Allah, niscara Allah akan memberikan harapan yang baik pula kepada kita, namun jika kita berfikir sebaliknya, maka keburukanpun yang akan kita dapatkan. “
Katrina, begitu orang biasa
memanggilnya. Dia adalah seorang pelacur, yang menjual dirinya kepada banyak
lelaki. Terkenal dibenci oleh ibu-ibu tetangganya, karena wajahnya yang super
cantik dan memikat serta penampilannya yang seksi, selalu membuat para lelaki,
suami mereka menjadi tak pernah berkedip dan melupakan isterinya. Banyak yang
bercerai gara-gara Katrina. Seluruh perempuan yang kepadanya menyebut Katrina
sebagai badai perusak rumah tangga. Harus disingkirkan, harus dimusnahkan.
Jadilah mereka, setiap hari, setiap pagi, di teras depan rumah Kusminah,
mengumpat Katrina tanpa henti.
“Tuh
lihat, perempuan gila itu, sungguh aku jijik melihatnya.” Dengan sinis dan
sarat kebencian, Jubaedah, yang suaminya kabur setelah digerebek warga saat
sedang berdua tanpa busana dengan Katrina di rumahnya.
“Iya
ya, sungguh berbeda dengan Masyitoh. Dia sangat alim, dan tak pernah berbuat
dzolim.” Sahut Suhenah.
Masyitoh adalah kebalikan dari Katrina.
Warga memanggilnya Ustadzah. Guru ngaji anak-anak warga kampung. Sangat alim
dan bahkan sangat sopan dan penuh santun. Kepada siapa saja selalu senyum.
Selalu bertegur sapa. Selalu nimbrung, bersosial kepada siapa saja yang sedang
ngobrol. Tapi tidak kepada Katrina. Kecuali kepada Katrina. Karena dalam
fikirannya, seorang pelacur adalah hina, kotor dan tak suci. Tak boleh
ditemankan.
“Jangan
berteman dengan tukang pandai besi, atau kita akan terkena pantulannya. Maka
bertemanlah dengan penjual minyak wangi, agar kita terkena harum parfumnya.”
Kata Masyithoh dalam ceramahnya siang itu, di pengajian rutin Ibu-ibu.
Maka semua warga otomatis sangat faham
dengan materi ceramah Ustadzah Masyitoh tersebut. Sudah barang pasti tertuju
kepada Katrina. Yang dimengerti oleh jema’ah pengajian adalah, jangan berteman
dengan pelacur seperti Katrina, atau kamu akan mejadi sepertinya. Bertemanlah
dengan Ustadzah Masyitoh, agar kamu bisa menjadi alim seperti dia. Warga
semakin kagum dengan kepintaran Ustadzah Masyitoh dan kealimannya. Juga semakin
membenci kepada Katrina, dan kepelacurannya.
Hari
itu jam tiga sore, hujan turun begitu derasnya. Warga digegerkan dengan sebuah
berita yang dikumandangkan lewat TOA oleh Ustadz Rohman, sesepuh warga.
“Innalillaahi
waiinna ilaihi rooji’uun, telah berpulang ke rahmatulloh, Ustadzah Masyitoh
binti KH. Zainal Abidin, dan Katrina binti Fulaanah pada pukul dua. Mereka
meninggal dalam kecelakaan motor di jalan raya. Semoga arwah mereka ditempatkan
di tempat yang semestinya. Alfaatihah…” Demikian Ustadz Rohman mengumumkan.
Ternyata
Katrina dan Ustadzah Masyitoh bertabrakan ketika sedang mengendarai motor masing-masing.
Seluruh warga, tentu saja lebih antusias dengan mengurusi jenazah Ustadzah
Masyitoh yang alim dan guru ngaji mereka, daripada mengurusi Katrina. Yang
mengurusi Katrina hanya sebagian orang saja, seperlunya, seadanya. Lagipula,
Katrina memang tidak ketahui asal keluarganya.
Namun
ada kejadian aneh yang tidak kalah mengherankan warga. Ketika warga
bertanya-tanya kenapa pada saat ditemukannya jenazah Katrina, dia berkerudung,
dan memakai busana yang tertutup sangat. Fikir warga, mungkin ini adalah salah
satu yang menyebabkan Katrina tidak bisa mengendalikan sepeda motornya. Katrina
tidak terbiasa dengan pakaian yang seperti itu, sehingga menyebabkannya
bertabrakan dengan Ustadzah Masyitoh.
Sore
itu, hujan mulai reda. Kubur digali. Jenazah Katrina dan Ustadzah Masyitoh
dimandikan.
Saking betapa besarnya kebencian warga,
sehingga menyolatkan jenazah Katrinapun tidak di tempat yang sama. Katrina di
sholatkan di rumahnya dengan orang seadanya, sementara Ustadzah Masyitoh
diholatkan di mesjid. Tak diketahui keluarga asal Katrina, sehingga warga
terpaksa menguburkannya di TPU setempat. Sedangkan Masyitoh dikuburkan di
pemakaman keluarganya. Dan yang menyedihkan lagi, Katrina hanya digiring menuju
pemakaman hanya dengan tidak lebih dari enam orang. Dua orang memanggul
keranda, dan empat orang lagi penggali kuburnya. Ya, yang memanggul keranda itu
hanya dua orang. Sebab sungguh terasa ringan jenazah Katrina saat dipanggul.
Sedangkan jenazah Ustadzah Masyitoh, seluruh warga ikut menggiring. Dengan
sholawat dikumandang begitu ramainya. Sungguh menandakan bahwa jenazah yang
diarak adalah orang soleh, yang disegani warganya.
Sesampainya di pekuburan, sungguh para
penggali sungguh tidak menemukan kesulitan. Bahkan seperti dimudahkan, tak ada
halang rintang. Sementara di tempat lain, para penggotong keranda jenazah
Ustadzah Masyitoh adalah empat orang yang bergantian. Berat. Seperti tengah mengotong drum
berisi minyak tanah. Sedangkan Ustadzah Masyitoh berat badannya tidak lebih
dari 70 kg. Saling bergantianlah mereka. Namun hanya para penggotong saja yang
merasakan keanehan itu.
Tibalah saatnya memasukkan jenazah
Katrina ke liamng lahat. Tak ada kejadian aneh yang mencurigakan. Tidak ada
masalah. Para pengantar jenazah dan penggalinya sama sekali tidak menemukan
kesulitan. Berbeda dengan saat jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Semuanya
terasa berat. Tidak sesuai dengan berat badan Ustadzah Masytoh seharusnya. Dan
anehnya lagi, lahatnya menjadi berair, dan semakin bertambah banyak, saat air
berusaha untuk diangkat.
Warga setempat keheranan. Ada apa
gerangan dengan semua yang terjadi ini. Para penggali kubur untuk jenazah
Katrina bahkan telah selesai sejak lama. Sementara Jenazah Ustadzah kebanggan
mereka, masih berada di atas keranda oleh karena berat dan di kuburnya ada air
yang mengalir tiada henti.
“Pak
Ustadz, kenapa ini? Koq bisa begini?” Ustadz Mu’min hanya membisu saat melihat
kejadian yang menimpa isterinya tersebut. Ustadz Rohman yang sibuk meladeni keheranan-demi
keheranan warga.
“Subhaanalloh,
ini pasti ada hikmahnya. Kita beristighfar saja…” Jawab Ustadz Rohman menjawab
tanya warga.
Dengan segala daya dan upaya, akhirnya
jenazah Ustadzah Masyitoh dikebumikan. Pulanglah semua yang mengantar dari pekuburan,
dengan membawa segunung tanya di hati masing-masing tentang keanehan yang telah
mereka alami.
Ketika
melewati tempat pemakaman di mana Katrina dikebumikan, tiba-tiba Syukri teriak.
“Subhaanalloh,
Ustadz, lihat itu ke kuburannya Katrina.” Dan serentak semua warga yang tadi
terkagetkan semakin terperangah ketika melihat ada cahaya seperti pelangi di
atas makam Katrina.
*Sesungguhnya
Alloh Mahapengampun segala dosa, dan Dialah Yang Mahaadil lagi Mahabijaksana.
subhanallah....allah maha pengampun
ReplyDeletemengapa Tidak dijelaskan pak
ReplyDeletehal yang membuat ustazah sesat dan pelacur itu bertaubat