KATA PENGANTAR
Tuailah
padi, antara masak,
Esok jangan, layu-layuan.
Persaingan kini, semakin tampak,
Diiringi dengan, berbagai tipuan.
Kemampuan
Bersaing melalui kurikulum baru atau
Keunggulan bersaing diawali dari pendidikan dasar adalah kemampuan meraih
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang mengelola kegiatan
sejenis. Pengertian ini juga harus disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang ada
dalam pendidikan dan dalam perusahaan, mengingat setiap fungsi-fungsi yang
dalam perusahaan akan berhadapan dengan kata persaingan atau tidak satupun di
antara fungsi tersebut yang tidak ingin memperoleh keunggulan dalam persaingan.
Fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan seperti fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi manufaktur serta fungsi sumberdaya manusia harus dapat
bekerjasama secara terpadu dan terintegrasi satu sama lain dan menopang tujuan
perusahaan untuk memenangkan persaingan.
Bertitik tolak
dari pemikiran di atas, maka kalangan yang berpendapat bahwa keunggulan
bersaing adalah kemampuan dalam menggunakan sumberdaya informasi idealnya
pengembangan strategi perusahaan yang efektif dan efisien tidak cukup hanya
melalui pendekatan yang terpilah-pilah, tetapi harus menyeluruh sebagai satu
kesatuan system yang utuh dalam konteks yang relevan. Pendekatan sistem membuat
pemahaman keseluruhan interaksi antara berbagai elemen penting dan dinamis
karena daur ulang formulasi dan strategi perusahaan, serta evaluasi harus
memperhatikan berbagai elemen penting interaksinya.
Hal ini juga
berarti bahwa dimensi waktu merupakan factor penting yang secara eksplisit
harus dipertimbangkan dalam persaingan bisnis modern. Wajar bagi sebuah
perusahaan memiliki begitu banyak pesaing yang tidak henti-hentinya berusaha
untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Dalam teori-teori
manajemen klasik, yang sebagai pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang
menawarkan produk dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama.
Perusahaan-perusahaan biasanya berada dalam sebuah industri yang berbeda
sehingga mudah untuk diidentifikasikan mana yang memiliki potensi sebagai
kompetitor dan mana yang bukan. Berdasarkan penelitian tehadap 80 perusahaan
pemimpin pasar, Treacy dan Wiersema mengidentifikasi tiga kelompok disiplin
yang dapat dijadikan tumpuan untuk memenangkan persaingan, yaitu : 1.
Keunggulan Operasional ( operational excellence )
Tujuan dari
penyampaian keunggulan operasional adalah untuk menjadi pemimpin industri dalam
aspek kualitas, harga, dan kemudahan. Strategi ini cocok untuk segmen pasar
yang memprioritaskan biaya total terbaik (best total cost), tetapi tetap
mempertimbangkan pula faktor kualitas dan kemudahan mendapatkan produk atau
jasa tersebut. 2. Kepemimpinan Produk ( product leadership ) Untuk mencapai
kepemimpinan produk, suatu perusahaan perlu secara terus-menerus melakukan
pengembangan dan inovasi produk dan jasa yang dihasilkan. Dengan demikian
diharapkan perusahaan selalu dapat memimpin dalam penciptaan state of the art
product or service.
Strategi ini
sangat tepat ditujukan kepada pelanggan yang mengutamakan kinerja atau keunikan
produk. Ada tiga tantangan yang dihadapi perusahaan seperti ini. Pertama, sekolah
bagaikan perusahaan dituntut untuk selalu kreatif. Kedua, ide-ide yang muncul
harus dapat dikomersilkan secepat mungkin. Ketiga dan yang paling penting,
perusahaan juga dituntut untuk berani menciptakan tandingan bagi produk/jasa
terbarunya sendiri. Misalnya, dengan cara menghasilkan produk sejenis yang
lebih baik. 3. Keakraban dengan pelanggan ( customer intimacy ) Keakraban
dengan pelanggan mengandung arti perusahaan selalu berusaha menyesuaikan produk
maupun jasanya dengan kebutuhan spesifik dan special setiap pelanggan. Jadi
perusahaan tidak sekedar menjual barang/jasa, tetapi menjual solusi total
dengan memberikan pelayanan dan advis yang bersifat personal.
Hendak
dulang, diberi dulang
Dulang
berisi, sagu mentah
Persaingan
kini, terlalu curang,
Semakin
lama, semakin parah.
Lancang
kuning, kapal pusaka,
Nampak dari, Tanjung Kiandan.
Belajar tentang, yang positif saja.
Lupa dengan, jahatnya persaingan.
Asam
kandis, mari dihiris.
Manis
sekali, rasa isinya.
Persaingan
jahat, dipandang manis
Tipu
daya, memakai beribu cara.
Ayam
hutan, terbang ke hutan.
Tali
tersangkut, pagar berduri
Adik bukan,
saudara bukan.
Teman yang jujur, sukar dicari.
Ayam
rintik, di pinggir hutan
Nampak
dari, tepi telaga
Teman
yang licik, jadi ingatan.
Seribu
tahun terkenang juga.
Bila
memandang, ke muka laut
Nampak
sampan, mudik ke hulu
Kejamnya
ersaingan, sulit disebut,
Budi yang baik ingat selalu
Burung Serindit terbang melayang
Mari hinggap di ranting mati
Bukan ringgit dipandang orang
Budi bahasa rangkaian hati
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di pohon kayu
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah adat pusaka Melayu
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang di rumpun buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah menyusun jari sepuluh
Laksamana berempat di atas pentas
Cukup berlima dengan gurunya
Bagaikan dakwat dengan kertas
Sudah berjumpa dengan jodohnya
Penulis dan teman-teman dari IKMI
Riau, menjilbabkan Kota Pekanbaru, mulai tahun 1984. Saat itu penulis baru
masuk anggota muballigh IKMI dengan No 430 yang masih dipakai sampai hari ini. Titel
penulis waktu itu BA, lengkapnya M.Rakib,BA. Saat itulah yang yang sangat
gencar dialog Ketuhanan. Apakah Tuhan itu ada apakah “Tidak”. Setelah selesai
dialog seru, kami membuktikan adanya Tuhan melalui sains, logika, dan firman
Allah. Rombongan kami waktu itu sebahagian berlatarbelakang PII Riau, mahasiswa
IAIN dan UNRI, yang juga muballigh. Ketua IKMI waktu itu Bapak Chalil Ali.
Setelah 30 tahun berlalu, penulis
masih mengulang-ulang intisari dialog tentang TUHAN, ADA atau tidak. Awalnya
para peserta sengaja dibuat agak ragu, setelah itu barulah diberikan keyakinan,
dan hasilnya luar biasa, semua wanita Pekanbaru berjilbab sampai hari ini.
Tanpa penulis sadari, para pegai Bank pun akhirnya berjilab, baik Bank Syari’ah
maupun Bank umum. Hal ini bukan karena keberhasilan dakwah penulis dan teman-teman
tapi, memang banyak pihak waktu itu termotivasi, sehingga mata penulis rasanya
sejuk melihat para wanita berjilbab. Mereka, ada dokter, Bankir, pegawai kantor
pos, Sungguh al-hamdu lillah.
PENDAHULUAN
Pentingnya dibahas masalah TUHAN ada atau tidak, karena kelompok atheis
anti Tuhan, jumlahnya semakin banyak di hari ini. Mereka bertuhan kepada logika
semata.
Atheis :
Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah : Allah
berfirman: “Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.”
Atheis :Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah :Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis :Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas
dari kenyataan!
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka empat?
Atheis :Angka Tiga
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis :Angka dua
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis :Angka satu
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis :Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah :Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain
yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang
hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?
II. Maksud Allah Menghadap Wajahnya
Atheis: Kemana Robbmu menghadapkan wajahnya?
Abu Hanifah: Kalau kalian membawa lampu di gelap
malam,kemana lampu itu menghadapkan wajahnya?
Atheis: Ke seluruh penjuru.
Abu Hanifah: Kalau demikian halnya dengan lampu
yang cuma
buatan itu, bagaimana dengan Alloh Ta′ala, nur
cahaya langit dan bumi?.
III. Zat Allah SWT
Atheis: Tunjukkan kepada kami tentang zat Robbmu,
apakah ia benda padat seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti
gas?
Abu Hanifah: Pernahkah kalian mendampingi orang
sakit yang akan meninggal?
Atheis: Ya, pernah.
Abu Hanifah: Semula ia berbicara dengan kalian
dan mengge rak-gerakkan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam dan tidak
bergerak. Nah apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis: Karena rohnya telah meninggalkan
tubuhnya.
Abu Hanifah: Apakah waktu keluarnya roh itu
kalian masih ada disana?
Atheis: Ya, kami masih ada
Abu Hanifah:Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya
itu benda padat, seperti besi, atau cair seperti air, atau menguap seperti gas?
Atheis: Entahlahlah kami tidak tahu.
Abu Hanifah: Kalau kalian tidak bisa mengetahui
bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk,
bagaimana kalian bisa memaksaku untuk
mengutarakan zat Alloh Ta′ala?!!
IV. Dimana Allah SWT
Atheis: Dimana kira-kira Robbmu itu berada?
Abu Hanifah: Kalau kami membawa segelas susu
segar ke sini, apakah kalian yakin kalau dalam susu itu terdapat zat minyaknya
(lemak)
Atheis: Tentu
Abu Hanifah: Tolong perlihatkan padaku, dimana
adanya Zat minyak itu
Atheis: Membaur dalam seluruh bagiannya
Abu Hanifah: Kalau minyak yang makhluk itu tidak
mempunyai tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak
kalian meminta kepadaku untuk menetapkan tempat
Alloh ta′ala?
No comments:
Post a Comment