Mengapa wanita, dipoligami,
Karena masa suburnya, dibatasi
Ilahi,
Setelah monopos, tak bisa lagi
Sempurna, melayani suami.
Birahi
laki-laki, sepanjang hari,
Sertiap
detik, muncul naluri
Hanya
iman, jadi kenali
Tapi
tidak, menutupi.
Hanya sedikit, laki-laki,
Tidak berminat, poligami
Hanya karena, masalah ekonomi
Bukan masalah, takut dan ngeri.
Nabi
Sulaiman, isterinya seribu,
Sesuai
situasi, waktu itu,
Raja yang
kaya, tempat bertumpu,
Semua
wanita, ingin dicumbu
Ada orang memandang poligami sebagai tidak bermoral
sementara Alkitab tidak secara jelas mengutuk hal itu. Contoh pertama dari
poligami / bigami dalam Alkitab adalah Lamekh dalam Kejadian 4:19: “Lamekh
mengambil istri dua orang.” Beberapa orang terkenal dalam Perjanjian Lama
adalah poligami. Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan yang lainnya semua mempunyai
banyak istri. Dalam 2 Samuel 12:8, Allah, berbicara melalui nabi Natan,
berfirman bahwa seandainya istri-istri dan gundik-gundik Daud belum cukup, Dia
akan menambah lagi kepada Daud. Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik (pada
dasarnya istri dengan status yang lebih rendah), menurut 1 Raja-raja 11:3.
Bagaimana kita menjelaskan contoh-contoh poligami dalam Perjanjian Lama ini?
Ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab:
Penulis (Muhammad Rakib)
sebagai dosen ilmu perbandingan agama pada Perguruan Tinggi Persada Bunda
Pekanbaru, sejak tahun 1995, di kota Pekanbaru-Riau Indonesia, selalu
menerangkan tentang sepuluh manfaat poligami bagi manusia, antara lain untuk
mengantisipasi dari penyakit AIDS, karena jajan, untuk membela nasi wanita yang
tidak mampu melyani suaminya secara sempurna, untuk membela nasib gadis yatim
piatu yang terlantar. Nah pertanyaan yang mendasar adalah:
1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam
Perjanjian Lama? 2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? 3) Mengapa
berubah?
1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama? Alkitab tidak secara spesifik mengatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Ketika kita berspekulasi tentang kebungkaman Allah, ada beberapa faktor kunci untuk dipertimbangkan, Pertama, selalu lebih banyak perempuan daripada laki-laki di dalam dunia. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50,5 persen dari populasi dunia adalah perempuan, dengan laki-laki 49,5 persen. Dengan menganggap persentase yang sama pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka akan ada puluhan ribu perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luar biasa tinggi. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan persentase yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Ketiga, karena dalam masyarakat patriarki hampir tidak mungkin bagi perempuan yang tidak menikah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Para perempuan sering kali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Para perempuan bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk penyediaan kebutuhan hidup dan perlindungan. Perempuan yang tidak menikah sering kali diperlakukan sebagai pelacur dan budak. Perbedaan yang berarti antara jumlah perempuan dan laki-laki akan meninggalkan banyak perempuan dalam situasi yang tidak diinginkan.
1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama? Alkitab tidak secara spesifik mengatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Ketika kita berspekulasi tentang kebungkaman Allah, ada beberapa faktor kunci untuk dipertimbangkan, Pertama, selalu lebih banyak perempuan daripada laki-laki di dalam dunia. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50,5 persen dari populasi dunia adalah perempuan, dengan laki-laki 49,5 persen. Dengan menganggap persentase yang sama pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka akan ada puluhan ribu perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luar biasa tinggi. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan persentase yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Ketiga, karena dalam masyarakat patriarki hampir tidak mungkin bagi perempuan yang tidak menikah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Para perempuan sering kali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Para perempuan bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk penyediaan kebutuhan hidup dan perlindungan. Perempuan yang tidak menikah sering kali diperlakukan sebagai pelacur dan budak. Perbedaan yang berarti antara jumlah perempuan dan laki-laki akan meninggalkan banyak perempuan dalam situasi yang tidak diinginkan.
2)
Jadi, tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk melindungi dan mencukupi para perempuan yang, jika tidak, tidak dapat menemukan suami. Seorang laki-laki akan mengambil beberapa istri dan berfungsi sebagai pemberi nafkah dan pelindung bagi mereka. Walaupun tentu tidaklah ideal, hidup dalam rumah tangga poligami, adalah jauh lebih baik daripada pilihan lainnya: pelacuran, perbudakan, atau kelaparan. Sebagai tambahan kepada faktor perlindungan/pemberian nafkah, poligami memungkinkan berkembangnya umat manusia dengan lebih cepat, untuk menggenapi perintah Allah untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; sehingga tak terbilang jumlahmu di bumi” (Kejadian 9:7). Laki-laki mampu menghamili beberapa perempuan dalam kurun waktu yang sama, menyebabkan umat manusia bertambah lebih cepat daripada jika masing-masing laki-laki hanya menghasilkan seorang anak setiap tahun.
Jadi, tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk melindungi dan mencukupi para perempuan yang, jika tidak, tidak dapat menemukan suami. Seorang laki-laki akan mengambil beberapa istri dan berfungsi sebagai pemberi nafkah dan pelindung bagi mereka. Walaupun tentu tidaklah ideal, hidup dalam rumah tangga poligami, adalah jauh lebih baik daripada pilihan lainnya: pelacuran, perbudakan, atau kelaparan. Sebagai tambahan kepada faktor perlindungan/pemberian nafkah, poligami memungkinkan berkembangnya umat manusia dengan lebih cepat, untuk menggenapi perintah Allah untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; sehingga tak terbilang jumlahmu di bumi” (Kejadian 9:7). Laki-laki mampu menghamili beberapa perempuan dalam kurun waktu yang sama, menyebabkan umat manusia bertambah lebih cepat daripada jika masing-masing laki-laki hanya menghasilkan seorang anak setiap tahun.
3)
2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? Bahkan saat poligami diizinkan, Alkitab mengajukan monogami sebagai rencana yang paling sesuai dengan pernikahan yang ideal bagi Allah. Alkitab mengatakan bahwa maksud Allah yang semula adalah untuk satu orang laki-laki menikah dengan satu orang perempuan saja: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (bukan isteri-isteri), sehingga keduanya menjadi satu daging (bukan daging-daging)” (Kejadian 2:24). Walaupun Kejadian 2:24 lebih menggambarkan apa itu pernikahan, daripada berapa orang yang terlibat, penggunaan kata tunggal yang konsisten seharusnya diperhatikan. Dalam Ulangan 17:14-20, Allah berkata bahwa raja-raja tidak seharusnya memperbanyak istri (atau kuda atau emas). Walaupun ini tidak bisa ditafsirkan sebagai perintah bahwa raja-raja harus monogami, bisa dimengerti sebagai pernyataan bahwa memiliki banyak istri menyebabkan masalah. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam kehidupan Salomo (1 Raja-raja 11:3-4).
Dalam Perjanjian Baru, 1 Timotius 3:2, 12 dan Titus 1:6 memberikan “suami dari satu istri” dalam satu daftar kualifikasi untuk kepemimpinan rohani. Ada beberapa perdebatan sehubungan dengan apa maksud kualifikasi ini secara spesifik. Susunan kata itu bisa diterjemahkan secara harafiah “laki-laki satu perempuan.” Apakah frasa ini secara khusus merujuk kepada poligami atau tidak, tidak masuk akal seorang penganut poligami bisa dianggap sebagai “laki-laki satu perempuan.” Walaupun kualifikasi-kualifikasi ini adalah secara spesifik untuk posisi kepemimpinan rohani, kualifikasi-kualifikasi ini seharusnya sama diterapkan untuk semua orang Kristen. Bukankah seharusnya semua orang Kristen menjadi “yang tak bercacat…dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang” (1 Timotius 3:2-4)? Jika kita dipanggil untuk menjadi kudus (1 Petrus 1:16), dan jika standar-standar ini adalah kudus untuk para penatua dan diaken, maka standar-standar ini kudus untuk semua.
2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? Bahkan saat poligami diizinkan, Alkitab mengajukan monogami sebagai rencana yang paling sesuai dengan pernikahan yang ideal bagi Allah. Alkitab mengatakan bahwa maksud Allah yang semula adalah untuk satu orang laki-laki menikah dengan satu orang perempuan saja: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (bukan isteri-isteri), sehingga keduanya menjadi satu daging (bukan daging-daging)” (Kejadian 2:24). Walaupun Kejadian 2:24 lebih menggambarkan apa itu pernikahan, daripada berapa orang yang terlibat, penggunaan kata tunggal yang konsisten seharusnya diperhatikan. Dalam Ulangan 17:14-20, Allah berkata bahwa raja-raja tidak seharusnya memperbanyak istri (atau kuda atau emas). Walaupun ini tidak bisa ditafsirkan sebagai perintah bahwa raja-raja harus monogami, bisa dimengerti sebagai pernyataan bahwa memiliki banyak istri menyebabkan masalah. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam kehidupan Salomo (1 Raja-raja 11:3-4).
Dalam Perjanjian Baru, 1 Timotius 3:2, 12 dan Titus 1:6 memberikan “suami dari satu istri” dalam satu daftar kualifikasi untuk kepemimpinan rohani. Ada beberapa perdebatan sehubungan dengan apa maksud kualifikasi ini secara spesifik. Susunan kata itu bisa diterjemahkan secara harafiah “laki-laki satu perempuan.” Apakah frasa ini secara khusus merujuk kepada poligami atau tidak, tidak masuk akal seorang penganut poligami bisa dianggap sebagai “laki-laki satu perempuan.” Walaupun kualifikasi-kualifikasi ini adalah secara spesifik untuk posisi kepemimpinan rohani, kualifikasi-kualifikasi ini seharusnya sama diterapkan untuk semua orang Kristen. Bukankah seharusnya semua orang Kristen menjadi “yang tak bercacat…dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang” (1 Timotius 3:2-4)? Jika kita dipanggil untuk menjadi kudus (1 Petrus 1:16), dan jika standar-standar ini adalah kudus untuk para penatua dan diaken, maka standar-standar ini kudus untuk semua.
4)
Efesus 5:22-33 berbicara tentang hubungan antara suami dan isteri. Ketika menunjuk kepada seorang suami (bentuk tunggal), selalu juga menunjuk kepada seorang isteri [bentuk tunggal]. “Karena suami adalah kepala isteri [bentuk tunggal] … Siapa yang mengasihi isterinya [bentuk tunggal], mengasihi dirinya sendiri. Sebab itu laki-laki [bentuk tunggal] akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya [bentuk tunggal], sehingga keduanya itu menjadi satu daging….bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu [bentuk tunggal] seperti dirimu sendiri dan isteri [bentuk tunggal] hendaklah menghormati suaminya [bentuk tunggal].” Sementara satu bagian yang hampir paralel, Kolose 3:18-19, menunjuk kepada suami-suami dan isteri-isteri dalam bentuk jamak, jelaslah bahwa Paulus menujukan kepada semua suami dan istri di antara orang-orang percaya di Kolose, bukan menentukan bahwa seorang suami boleh mempunyai banyak isteri. Secara kontras, Efesus 5:22-33 menggambarkan secara spesifik hubungan perkawinan. Jika poligami bisa diizinkan, keseluruhan ilustrasi hubungan Kristus dengan tubuh-Nya (jemaat) dan hubungan suami-isteri menjadi berantakan.
Efesus 5:22-33 berbicara tentang hubungan antara suami dan isteri. Ketika menunjuk kepada seorang suami (bentuk tunggal), selalu juga menunjuk kepada seorang isteri [bentuk tunggal]. “Karena suami adalah kepala isteri [bentuk tunggal] … Siapa yang mengasihi isterinya [bentuk tunggal], mengasihi dirinya sendiri. Sebab itu laki-laki [bentuk tunggal] akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya [bentuk tunggal], sehingga keduanya itu menjadi satu daging….bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu [bentuk tunggal] seperti dirimu sendiri dan isteri [bentuk tunggal] hendaklah menghormati suaminya [bentuk tunggal].” Sementara satu bagian yang hampir paralel, Kolose 3:18-19, menunjuk kepada suami-suami dan isteri-isteri dalam bentuk jamak, jelaslah bahwa Paulus menujukan kepada semua suami dan istri di antara orang-orang percaya di Kolose, bukan menentukan bahwa seorang suami boleh mempunyai banyak isteri. Secara kontras, Efesus 5:22-33 menggambarkan secara spesifik hubungan perkawinan. Jika poligami bisa diizinkan, keseluruhan ilustrasi hubungan Kristus dengan tubuh-Nya (jemaat) dan hubungan suami-isteri menjadi berantakan.
5)
3) Mengapa berubah? Bukannya Allah tidak mengizinkan sesuatu yang sebelumnya Dia izinkan namun ini merupakan pemulihan pernikahan sesuai dengan rencana-Nya yang mula-mula. Bahkan kembali kepada Adam dan Hawapun, poligami bukanlah rencana Allah mula-mula. Tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk mengatasi masalah, tetapi itu bukan yang ideal. Dalam kebanyakan masyarakat modern, poligami sama sekali tidak perlu. Dalam kebanyakan budaya hari ini, perempuan mampu mencari nafkah dan melindungi diri mereka sendiri—menghapuskan satu-satunya aspek “positif” poligami. Selanjutnya, kebanyakan bangsa modern menyatakan poligami tidak sah. Menurut Roma 13:1-7, kita harus menaati hukum-hukum yang pemerintah tetapkan. Satu-satunya contoh dalam mana tidak menaati hukum diizinkan oleh Alkitab adalah jika hukum itu bertentangan dengan perintah Allah (Kisah 5:29). Karena Allah hanya mengizinkan poligami, dan tidak memerintahkannya, hukum yang melarang poligami harus ditegakkan.
Apakah ada contoh-contoh di mana izin untuk poligami masih dapat diterapkan sekarang ini? Mungkin, tetapi tidak terbayang bahwa sama sekali tidak ada solusi yang lain. Karena aspek “satu daging” dari pernikahan, perlunya kesatuan dan kecocokan dalam pernikahan, dan tidak adanya kebutuhan yang sejati untuk poligami, maka dengan teguh kita percaya bahwa poligami tidak menghormati Allah dan bukanlah rancangan-Nya untuk pernikahan.
3) Mengapa berubah? Bukannya Allah tidak mengizinkan sesuatu yang sebelumnya Dia izinkan namun ini merupakan pemulihan pernikahan sesuai dengan rencana-Nya yang mula-mula. Bahkan kembali kepada Adam dan Hawapun, poligami bukanlah rencana Allah mula-mula. Tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk mengatasi masalah, tetapi itu bukan yang ideal. Dalam kebanyakan masyarakat modern, poligami sama sekali tidak perlu. Dalam kebanyakan budaya hari ini, perempuan mampu mencari nafkah dan melindungi diri mereka sendiri—menghapuskan satu-satunya aspek “positif” poligami. Selanjutnya, kebanyakan bangsa modern menyatakan poligami tidak sah. Menurut Roma 13:1-7, kita harus menaati hukum-hukum yang pemerintah tetapkan. Satu-satunya contoh dalam mana tidak menaati hukum diizinkan oleh Alkitab adalah jika hukum itu bertentangan dengan perintah Allah (Kisah 5:29). Karena Allah hanya mengizinkan poligami, dan tidak memerintahkannya, hukum yang melarang poligami harus ditegakkan.
Apakah ada contoh-contoh di mana izin untuk poligami masih dapat diterapkan sekarang ini? Mungkin, tetapi tidak terbayang bahwa sama sekali tidak ada solusi yang lain. Karena aspek “satu daging” dari pernikahan, perlunya kesatuan dan kecocokan dalam pernikahan, dan tidak adanya kebutuhan yang sejati untuk poligami, maka dengan teguh kita percaya bahwa poligami tidak menghormati Allah dan bukanlah rancangan-Nya untuk pernikahan.
HIKMAH
POLIGAMI DALAM ISLAM
Islam membolehkan umatnya berpoligami bukanlah tanpa
alasan atau tujuan tertentu. Keharusan berpoligami ini mempunyai hikmah-hikmah
untuk kepentingan serta kesejahteraan umat Islam itu sendiri. Di antaranya
ialah;
- Bahawa wanita itu mempunyai tiga
halangan iaitu haid, nifas dan keadaan yang belum betul-betul sihat
selepas melahirkan. Jadi, dalam keadaan begini, Islam mengharuskan
berpoligami sampai empat orang isteri dengan tujuan kalau tiap-tiap isteri
ada yang haid, ada yang nifas dan ada pula yang masih sakit sehabis nifas,
maka masih ada satu lagi yang bebas. Dengan demikian dapatlah
menyelamatkan suami daripada terjerumus ke jurang perzinaan pada saat-saat
isteri berhalangan.
- Untuk mendapatkan keturunan
kerana isteri mandul tidak dapat melahirkan anak. Atau kerana isteri sudah
terlalu tua dan sudah putus haidnya. Dalam pemilihan bakal isteri, Islam
menyukai wanita yang dapat melahirkan keturunan daripada yang mandul,
walaupun sifat-sifat jasmaniahnya lebih menarik. Ini dijelaskan oleh
Rasulullah dengan sabdanya yang bermaksud, "Perempuan hitam yang
mempunyai benih lebih baik dari wanita-wanita cantik yang mandul."
- Bahawa kaum lelaki itu mempunyai
daya kemampuan seks yang berbeza-beza. Andaikan suami mempunyai daya seks
yang luar biasa, sedangkan isteri tidak dapat mengimbanginya atau sakit
dan masa haidnya terlalu lama, maka poligami adalah langkah terbaik untuk
memelihara serta menyelamatkan suami dari jatuh ke lembah perzinaan.
- Dengan poligami diharapkan agar
dapat terhindar dari terjadinya perceraian kerana isteri mandul, sakit
atau sudah terlalu tua.
- Akibat peperangan yang biasanya
melibatkan kaum lelaki, maka jumlah wanita akan lebih banyak baik mereka
itu masih gadis mahupun janda.Dengan adanya poligami diharapkan
janda-janda akibat peperangan itu dapat diselamatkan serta diberi
perlindungan yang sempurna. Begitu juga untuk menghindari banyaknya jumlah
gadis-gadis tua yang tidak dapat merasakan hidup berumahtangga dan berkeluarga.
- Kerana banyaknya kaum telaki
yang berhijrah pergi merantau untuk mencari rezeki. Di perantauan, mereka
mungkin kesepian baik ketika sihat mahu pun sakit. Maka dalam saat-saat
begini lebih baik berpoligami daripada si suami mengadakan hubungan secara
tidak sah dengan wanita lain.
- Untuk memberi perlindungan dan
penghormatan kepada kaum wanita dari keganasan serta kebuasan nafsu kaum
lelaki yang tidak dapat menahannya. Andaikan poligami tidak diperbolehkan,
kaum lelaki akan menggunakan wanita sebagai alat untuk kesenangannya
semata-mata tanpa dibebani satu tanggungjawab. Akibatnya kaum wanita akan
menjadi simpanan atau pelacur yang tidak dilayan sebagai isteri serta
tidak pula mendapatkan hak perlindungan untuk dirinya.
- Untuk menghindari kelahiran
anak-anak yang tidak sah agar keturunan masyarakat terpelihara dan tidak
disia-siakan kehidupannya. Dengan demikian dapat pula menjamin sifat
kemuliaan umat Islam. Anak luar nikah mempunyai hukum yang berbeza dari
anak yang dari pernikahan yang sah. Jika gejala ini dibiarkan berleluasa
dan tidak ditangani dengan hati-hati ia akan bakal menghancurkan umat
Islam dan merosakkan fungsi pernikahan itu sendiri.
Dengan
keterangan-keterangan di atas, jelaslah poligami yang diharuskan dalam Islam
bukanlah untuk memenuhi nafsu seks sahaja bagi kalangan kaum lelaki tetapi
mempunyai maksud serta tujuan untuk kemaslahatan umat Islam seluruhnya. Islam
juga tidak memandang mudah akan syarat-syarat yang dikenakan pada suami yang
beristeri banyak. Sebab itulah bagi mereka secara tegas Allah (SWT)
mengingatkan, tanggungjawab mereka bukanlah mudah. Andai kata
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah itu tidak dapat dipenuhi
oleh setiap suami yang berpoligami, maka dia akan beroleh dosa. Ini sudah tentu
bertentangan dengan ajaran Islam dan dilarang melakukannya.
Kecemburuan Wanita dan
Hikmah Ta’addud (Poligami)
Penulis: Ummu ‘Abdillâh
Al-Wâdi’iyyah hafizhahallâh
Berkata Al-Imam
Al-Bukhari rahimahullah (9/320): “Telah bercerita kepada kami ‘Ali, ia berkata
telah berbicara kepada kami Ibnu ‘Aliyah dari Humaid dari Anas, ia berkata:
“Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berada di tempat sebagian
istrinya. Lalu salah satu dari Ummul Mukminin mengirim piring yang berisi
makanan, maka istri Nabi yang sedang berada di rumahnya memukul tangan pelayan
itu, sehingga jatuhlah piring tersebut dan pecah. Kemudian Nabi memunguti
pecahan piring dan makanan, sambil mengatakan: ((غَارَتْ أُمُّكُمْ)) “Ibu
kalian cemburu.” Lalu beliau menahan pelayan tersebut sampai beliau
menggantinya dengan piring milik istri yang beliau sedang di rumahnya. Lalu
beliau memberikan piring yang utuh kepada istri yang piringnya pecah, dan menahan
piring yang sudah pecah di rumah istri yang telah memecahkan piring
tersebut.”"
Kata اَلْغِيْرَةُ
(cemburu) adalah pecahan dari kata تَغَيُّرُ القَلْبُ (berubahnya hati/tidak
suka) dan هَيْجَانُ الغَضَبُ (berkobarnya kemarahan), karena adanya persekutuan
(persaingan) dalam hal-hal yang dikhususkan. Dan yang paling dahsyat adalah
yang terjadi antara suami dan istri sebagaimana dalam Al-Fath (9/320).
Dan cemburu itu ada dua
macam: yang terpuji dan yang tercela. Cemburu yang terpuji adalah cemburu yang
tidak melewati batas syari’at. Sedang cemburu yang tercela adalah cemburu yang
melewati batas syari’at. Maka jika kecemburuan itu melewati batas syari’at akan
menjadi tercela karena ia akan mendorong pelakunya untuk menuduh orang lain,
terutama tuduhan suami terhadap istrinya. Padahal Allah ‘Azza wa Jalla telah
berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ﴾
Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa.” (Al-Hujurat: 12)
Dan di dalam Shahihain
dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
((إِيَّكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ
الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيْثِ))
“Jauhi oleh kalian
prasangka karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan.”
Demikian juga kecemburuan
istri pada suaminya adalah terpuji selama tidak melewati syari’at. Di antara
ujian bagi istri adalah hebatnya rasa cemburu jika suaminya hendak menikah
lagi. Bahkan karena dahsyatnya kecemburuan seorang istri terhadap suaminya sering
menyeretnya kepada perbuatan yang diharamkan Allah, misalnya dengan melakukan
praktek sihir agar suaminya benci kepada madunya. Padahal sihir itu adalah
kekufuran, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
﴿وَاتَّبَعُواْ مَا تَتْلُواْ
الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيْاطِينَ
كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ
هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ
فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ
الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللّهِ
وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُواْ لَمَنِ اشْتَرَاهُ
مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْاْ بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ
كَانُواْ يَعْلَمُونَ وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُواْ واتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ
اللَّه خَيْرٌ لَّوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ﴾
“Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami
hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.” Maka mereka mempelajari
dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan
antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak member
manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarkan (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di
akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya
mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah
lebih baik, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah: 102-103)
Imam Bukhari rahimahullah
mengatakan (5/393): “Telah bercerita kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah, ia
berkata telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid
Al-Madini dari ‘Abdul Ghaits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
((اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ))
قَلوا: يا رسول الله! وَمَا هنَّ؟ قال: (( الشِرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ
اليَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَات
الغَافِلاتِ))
“Jauhilah oleh kalian
tujuh perkara yang membinasakan.” Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah,
apa gerangan (yang tujuh) itu?” Beliau menjawab: “(Yaitu) menyekutukan Allah,
sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang haq,
makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri dari peperangan, menuduh
wanita baik-baik yang lengah lagi beriman (berbuat zina).”
Berkata Al-Hakim
rahimahullah (4/217): “Telah bercerita kepada kami Abu ‘Abdillah Muhammad bin
‘Abdullah Az-Zahid Al-Ashbahani, ia berkata telah bercerita kepada kami
‘Ubaidillah bin Musa, ia berkata telah bercerita kepada kami Israil dari
Maisarah bin Habib dari Al-Minhal bin Amir dari Qais bin As-Sakan Al-Asadi, ia
berkata: “Masuklah ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ke tempat seorang
wanita (salah satu keluarganya) dan dia melihatnya memakai jimat dari
al-hamrah. Lalu ‘Abdullah bin Mas’ud memotongnya dengan keras dan mengatakan:
“Sesungguhnya keluarga ‘Abdullah tidak butuh pada syirik. Dan mengatakan:
‘Termasuk perkara yang kami jaga dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
(adalah sabdanya):
((أَنَّ الرُّقَى وَالتَّمَاإِمَ
وَالتِّوَلَةَ مِنَ الشِرْكِ))
“Sesungguhnya
mantera-mantera, dan tamaim/jimat dan tiwalah1 adalah syirik.” Hadits ini hasan
sebagaimana dalam Ash-Shahihul Musnad (2/18).
Dan dalil-dalil lainnya
yang menunjukkan kekufuran penyihir, bahwasanya diharamkan untuk melakukan
apapun dari perbuatan tukang sihir, dan seorang tukang sihir tidak mungkin
belajar sihir kecuali dengan perantaraan para setan. Kemudian mudharat
(keburukan) dan manfaat datangnya dari Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
“Jika Allah menimpakan
sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang
dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Yunus: 107)
Dan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
“Katakanlah: ‘Maka
terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah
hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat
menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku,
apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?’ Katakanlah: ‘Cukuplah Allah bagiku.’
Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.”
Juga firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
﴿وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ
فَلا ۖ كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ﴾ [الأنعام: ١٧]
“Jika Allah menimpakan
suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia
sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas
tipa-tiap sesuatu.” (Al-An’am: 17)
Dan dalam ayat lainnya:
“Apa saja yang Allah
anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang
sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (Fathir: 2)
Jadi, mudharat dan
manfaat adalah di tangan Allah. Maka orang yang menggunakan sihir, jika dia
berkeyakinan bahwa dia bisa menimbulkan mudharat atau mendatangkan manfaat di
samping Allah maka diakafir, karena ia mendustakan Al-Qur’an. Dan jika tidak
berkeyakinan seperti itu, akan tetapi menggunakannya sebagai sebab, maka itu
adalah suatu bentuk kesesatan, karena yang boleh dijadikan sebab aalah perkara
yang mubah. Dan jika engkau melakukan hal itu berarti engkau telah mendahulukan
kehidupan dunia di atas kehidupan akhirat. Barangsiapa yang lebih menyukai
kehidupan dunia di atas kehidupan akhirat maka ia sesat dengan kesesatan yang
nyata. Dan ia rugi dunia serta akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Adapun orang yang
melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal(nya).” (An-Nazi’at: 37-39)
Dan Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman:
“Barangsiapa yang
menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keutungan itu baginya dan
barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di
akhirat.” (Asy-Syura: 20)
Oleh sebab itu waspada
dan berhati-hatilah dari kecelakaan besar ini, jangan sampai setan memperdayamu
hanya karena ingin mendapatkan kelezatan dunia dan kesenangan yang bakal sirna
yang akhirnya kamu terjerumus ke dalam kekufuran. Hanya Allah satu-satunya
tempat berlindung.
Maka demi Allah wahai
wanita, para hamba Allah, suamimu tidak akan memberi manfaat bagimu dan
hisablah dirimu sendiri sebelum engkau dihisab. Dan tidak jarang hal itu
mendorong sebagian wanita berangan-angan seandainya poligami (beristri lebih
dari satu) tidak pernah disyari’atkan. Sedangkan yang lain, hal tersebut
mungkin membuatnya benci kepada syari’at karena dibolehkannya poligami (bagi
pria). Adapula yang barangkali mengharapkan suaminya mati saja, jika dia ingin
beristri lagi. Dan berapa banyak yang seperti ini!!
Sebagian wanita lainnya
tidak dapat berbuat apa-apa (tidak melakukan pertentangan ketika suaminya kawin
lagi, -pent.), akan tetapi lisannya selalu menyerang madunya dengan cacian,
ghibah, dan namimah, maka kepada Allah satu-satunya tempat bagi kita untuk
minta pertolongan.
Adapun wanita yang
beriman sikapnya terhadap masalah ini adalah mengakui dan menyadari bahwa apa
yang ada, dan terjadi di alam ini adalah taqdir/ketetapan Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
﴿وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا
مَّقْدُورًا﴾
“Dan adalah ketetapan
Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (Al-Ahzab: 38)
Dan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
﴿إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ
بِقَدَرٍ﴾
“Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-Qamar: 49)
Betapapun kamu ditimpa
suatu musibah di dunia ini, tidak ada artinya kalau disbanding dengan
keselamatan dienmu (imanmu), hendaknya kamu banyak berdo’a. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
﴿وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ﴾
“Dan Rabbmu berfirman:
‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…’” (Ghaafir: 60)
Hendaknya kamu berusaha
melawan perasaan yang muncul di hatimu untuk menyusahkan madumu, padahal ia
seorang wanita seperti kamu juga maka untuk apa kamu engkau sampai pada perbuatan
itu? Dan kalau kita mau berpikir wahai para wanita, tentulah kita tidak akan
menyibukkan diri kita dengan hal itu. Padahal kecemburuan seperti ini juga
muncul pada istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah
dilebihkan oleh Allah melalui firman-Nya:
﴿يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ
كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ﴾
“Hai istri-istri Nabi,
kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.”
(Al-Ahzab: 32)
Sebagai contoh
kecemburuan mereka adalah pada hadits yang telah lalu. Juga dalam Shahihain
dari hadits ‘Aisyah, ia berkata:
“Tidaklah aku cemburu
pada seseorang dari istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti
cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya sekalipun. Akan
tetapi beliau sering sekali menyebutnya, dan sering kali beliau menyembelih
kambing kemudian memotongnya sebagian dan diberikan kepada teman-teman Khadijah
maka aku katakana: ‘Seolah-olah tidak ada di dunia ini kecuali Khadijah.’ Maka
beliau jawab: ‘Sesungguhnya ia dahulu ada dan darinya aku mempunyai anak.’”
Berkata Al-Iman Bukhari
rahimahullah (7/134): “Dan berkata Isma’il bin Khalil, ia berkata telah
mengabarkan kepada kami ‘Ali bin Musher dari Hisyam dari bapaknya dari ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Halah binti Khuwailid
-saudaranya Khadijah- meminta izin menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lalu beliau mengenal minta izin (saudaranya) Khadijah, maka beliau
gembira karena itu dan mengatakan: ‘Ya Allah (ternyata) engkau Halah.’ Ia (‘Aisyah)
berkata: ‘Maka aku menjadi cemburu, lalu aku katakan: ‘Engkau tidak menyebut
seorang tua dari orang tua Quraisy yang merah kedua sudut mulutnya, sehingga
Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik.””
Dan makna merah kedua
sudut mulutnya adalah kinayah dari ompong gigi-giginya, ini dikatakan oleh
Al-Hafizh dan juga An-Nawawi serta lainnya. Sedangkan perkataan ‘Aisyah pada
hadits yang sebelumnya: “Tidaklah aku cemburu…”, berkata Al-Hafizh (7/136):
“Padanya terdapat kepastian adanya sikap cemburu, dan itu bukan sesuatu yang
diingkari bila terjadi pada wanita-wanita yang mulia, lebih-lebih selain
mereka.”
Berkata Al-Imam Bukhari
(9/310): “Telah bercerita kepada kami Abu Nu’aim, ia berkata telah bercerita
kepada kami ‘Abdul Wahid bin Aiman, ia berkata telah berkata kepadaku Ibnu Abi
Mulaikah dari Al-Qasim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam jika hendak safar beliau mengundi di antara istri-istrinya
kemudian undian itu jatuh kepada ‘Aisyah dan Hafshah. Dan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam apabila tiba waktu malam beliau (biasa) berjalan bersama ‘Aisyah
sambil berbincang-bincang, maka berkatalah Hafshah: ‘Maukah kamu malam ini naik
tungganganku dan aku menaiki kendaraanmu, kamu melihat dan aku melihat
(pemandangan yang berbeda -ed)?’ ‘Aisyah berkata: ‘Tentu.’ Maka naiklah ia dan
datanglah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke onta ‘Aisyah yang di atasnya
terdapat Hafshah, beliau memberinya salam, kemudian berjalan sehingga sampai ke
suatu tempat dan ‘Aisyah kehilangan beliau. Ketika mereka turun, ‘Aisyah
letakkan kedua kakinya di antara al-idzkhir, dan berkata: ‘Wahai Rabbku, aku
mampu (menahan sakit disengat) kalajengking atau seekor ular, (tetapi) aku
tidak mampu untuk mengatakan sesuatupun kepada beliau (karena cemburu).’
Demikian pula cemburu
yang dijumpai pada wanita selain mereka dari kalangan shahabat yang mempunyai
keutamaan. Berkata Al-Imam An-Nasai (6/69): “Telah mengabarkan kepada kami
Ishaq bin Ibrahim, ia berkata telah bercerita kepada kami An-Nadhr, ia berkata
telah bercerita kepada kami Hammad bin Salamah dari Ishaq bin ‘Abdullah dari
Anas mereka mengatakan:
يا رسول الله ألا تتزوَّج من
نساء الأنصار. قال: ((إِنَّ فِيهِمْ لَغَيْرَةً شَدِيدَةً))
“Wahai Rasulullah
tidakkah engkau menikahi wanita Anshar?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya pada
mereka ada kecemburuan yang sangat besar.” Hadits ini shahih.
Sedangkan terjadinya
kecemburuan pada kita sangat lebih memungkinkan, maka yang wajib (bagi kita) adalah
bersabar. Bahkan termasuk buah keimanan terhadap taqdir adalah sikap sabar
sebagaimana dikatakan oleh Ayahanda dan syaikh (guru)-ku dalam kitabnya
Al-Jami’ Ash-Shahih fil Qadar. Dan perbuatan Allah ‘Azza wa Jalla semuanya
mengandung hikmah, sedangkan hikmah itu kadang nampak dan terkadang tidak
nampak.
Di antara hikmah beristri
lebih dari satu (poligami):
1. Dengan banyaknya istri
akan memperbanyak keturunan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((تَنَاكَحُوا تَنَاسَلُوا؛
فَإِنِّي مُبَاةٍ بِكُمُ الأُمَمَ))
“Menikahlah kalian dan
buatlah keturunan karena aku berbangga dengan kalian di depan umat-umat yang
lain.”
2. Terkadang wanita itu
ada yang mandul tidak bisa beranak, maka manakah yang lebih utama? Apakah
mencerainya atau tetap bersamanya menikah lagi, manakah yang lebih utama?
Membiarkan suami tanpa keturunan atau dia menikah lagi? Jawabnya, yang lebih
utama adalah tetap bersamanya dan membiarkannya menikah lagi.
3. Wanita pada saat nifas
dan haidnya seringkali suami tidak bisa sabar menahan sehingga akan menyeretnya
pada sesuatu yang haram, dan jalan keluar dari masalah ini adalah dengan suami
menikah lagi.
4. Kadang pada wanita ada
beberapa aib (kekurangan) maka yang lebih utama adalah suami menikah lagi dan
tidak menceraikannya.
5. Bisa jadi wanita
seringkali sakit, maka yang lebih utama adalah suami menikah lagi dan tidak
menceraikannya, atau mungkin ia sabar atas istrinya akan tetapi dia tidak
kasihan terhadap dirinya.
6. Banyaknya istri
(poligami) akan mempererat hubungan beberapa keluarga. Sebagaimana Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ
الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
“Dan Allah (pula) yang
menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan
dan mushaharah2 dan adalah Rabbmu Maha Kuasa.” (Al-Furqan: 54)
7. Seorang wanita itu
harus ada orang yang memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa nafkah dan lainnya,
maka dengan poligami seorang suami yang akan melaksanakan hal itu. Dan ilmunya
berada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Footnote:
1 Tiwalah adalah
guna-guna/sesuatu yang dibuat agar suami mencintai istrinya atau sebaliknya
-penerbit.
2 Mushaharah artinya
hubungan kekeluargaan yang terjalin karena sebab perkawinan, seperti menantu,
ipar, mertua, dan sebagainya -penerbit.
(Sumber: نصيحتي للنساء قضاياتهم
المرأة فتاوى للنساء karya Ummu ‘Abdillâh Al-Wâdi’iyyah. Edisi Indonesia “Wahai
Muslimah Dengarlah Nasehatku“; bab Kecemburuan Wanita, hal 187-196. Penerjemah:
Abu Yahya Apri, Rusdi Abu Salamah, & Hannan Hoesin Bahanan. Editor &
Muraja’ah: Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib. Penerbit: Pustaka Sumayyah
Pekalongan. Dinukil untuk http://akhwat.web.id. Silakan mengcopy dan
memperbanyak dengan menyertakan sumbernya)
April 5th, 2008 |
Category: Munakahat & Keluarga, Untaian Nasehat
Tulisan
ditandai ‘hikmah poligami’
Memuliakan
Wanita Dengan Poligami
Posted
by: bilahatirindupoligami on: 27 Januari 2013
In:
Bila Hati Rindu Poligami 1 Komentar
Al-Ustadzah
Ummu Ishaq al-Atsariyyah
Umumnya
orang menganggap poligami adalah aturan yang mendzalimi kaum wanita, karena
wanita yang suaminya melakukan poligami -bahasa umumnya dimadu- harus rela
diduakan dan berbagi dengan wanita lain; satu, dua, sampai tiga orang.
Namun
menilai aturan syariat tidaklah dengan mengedepankan perasaan dan akal kita.
Berapa banyak aturan Allah subhaanahu wata’ala dan Rasul-Nya yang tidak boleh
dinilai dengan perasaan manusia yang rendahan, karena Dia tidaklah menetapkan
kecuali dengan keadilan dan hikmah-Nya yang agung. Sebagai contoh, hukum
qishash bagi yang membunuh. Artinya, bunuh dibalas bunuh apabila keluarga yang terbunuh tidak memaafkan si
pembunuh atau merelakan diganti dengan diyat. Orang yang sok perasaan menganggap
hukum tersebut kejam karena yang dipikirkannya hanya nasib si pembunuh yang
menjalani qishash, bagaimana nasib keluarganya, dan sebagainya, tanpa
memikirkan si terbunuh yang juga memiliki keluarga, bagaimana nasib mereka
sepeninggalnya. Padahal dalam hukum qishash ada kebaikan yang besar, sebagaimana
Allah subhaanahu wata’aala berfirman:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dalam
qishash itu ada kehidupan bagi kalian…” (QS. Al Baqarah : 179) Baca entri
selengkapnya »
Kaitkata:
hikmah poligami, ketika wanita bicara poligami, poligami, poligami sesuai
syar'i, poligami yuk, sunnah poligami, wanita mulia derngan poligami
Sudahkah
Anda Berpoligami ?
Posted
by: bilahatirindupoligami on: 13 Oktober 2011
In:
Fatwa Ulama Ahlussunnah 5 Komentar
Fadhilatus
Syaikh Saleh As-Suhaimi Hafizhahullah Ta’ala
Pertanyaan
yang disertai tanda tangan:
“Bagaimana
cara memberi pengertian kepada seorang istri jika aku ingin menikah yang kedua
kali, namun dia tidak menerimanya dan berkata: kecuali jika kamu menceraikan
aku atau setelah aku mati, atau kamu bersabar hingga saya menjadi tua, dan saya
memiliki lima anak?”
Syaikh
Saleh As-Suhaimi Hafizhahullah Ta’ala menjawab:
“Jazakallahu
khaer atas pertanyaan dan tanda tangan ini, nampaknya tanda tangan ini muncul
disebabkan adanya teror yang sedang kamu hadapi dari istrimu.
Saya
berkata –semoga Allah memberi taufik kepadaku, kepadamu dan seluruh kaum
muslimin- bahwa sesungguhnya pemikiran ini muncul dari sikap ikut- ikutan
terhadap barat, permasalahan tidak bolehnya berpoligami yang merupakan masalah
yang dijadikan sebagai ketetapan disebagian negara islam, dimana mereka
membolehkan mengambil pasangan lelaki dan wanita, lalu mereka mengharamkan
poligami, ini terjadi di sebagian negara islam, terlebih lagi dinegara-negara
kafir dan barat, undang-undang mereka membolehkan seorang lelaki mengambil
pasangan wanita yang mana saja, lalu menciumnya di tengah jalan, tidak akan ada
yang melarang kamu melakukannya. Namun kalau kamu menikah yang kedua, maka menurut
mereka ini merupakan tindakan kejahatan besar. Baca entri selengkapnya »
Kaitkata:
bila hati rindu poligami, fatwa ulama ahlussunnah, hikmah poligami, hukum
poligami, indahnya poligami, poligami, Syaikh Suhaimi
Ada
Apa Dengan Poligami…?
Posted
by: bilahatirindupoligami on: 13 Oktober 2011
In:
Bila Hati Rindu Poligami 9 Komentar
Syari’at
poligami adalah sebuah syari’at yang sangat agung, yang mengandung mashlahat
dan kebaikkan yang sangat banyak bagi laki-laki, perempuan dan yang lainnya.
Sebuah syaria’t yang Allah syariatkan bagi hamba-hambanya sebagai bentuk kasih
sayang Allah kepada mereka. Tetapi sungguh sebagian mereka tidak mengerti,
tidak memahami, bahkan menjadi musuh dari syari’at yang mulia ini. Oleh karena
itulah pada kesempatan yang singkat ini alangkah baiknya kita berusaha memahami
syari’at ini walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Apa
yang dimaksud dengan poligami
Alangkah
baiknya kalau kita awali dengan berusaha
memahami apa yang dimaksud dengan poligami, yang dimaksud dengan poligami adalah
apabila seorang suami menikah dengan lebih dari satu orang istri, tapi tidak
lebih dari empat orang istri. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :
فَانكِحُوا
مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا
تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
“
Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
saja. “ (Qs. An Nisa’ : 3)
Salah
seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Harits Bin Qais
Bin ‘Umairah al-Asadi mengatakan : “Aku masuk islam, sedangkan aku mempunyai
delapan istri. Lalu aku menyebutkan hal itu kepada Nabi, maka beliau bersabda :
“ Pilihlah empat diantara mereka.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah ).
Hukum
poligami Baca entri selengkapnya »
Kaitkata:
hal yang perlu diperhatikan dalam poligami, hikmah poligami, hukum poligami,
Pengertian poligami, poligami yuk, syarat poligami
Mengapa Allah Mengizinkan Poligami?
Sebuah kaidah dalam agama kita bahwa ketika Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan
sesuatu, maka syariat yang Allah turunkan tersebut memiliki maslahat yang murni
ataupun maslahat yang lebih besar. Sebaliknya, ketika Allah melarang sesuatu
maka larangan tersebut pasti memiliki bahaya yang murni maupun bahaya yang
lebih besar.
Allah berfirman:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Qs. An
Nahl: 90)
Sebagai contoh
Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita untuk bertauhid
yang mengandung maslahat yang murni dan tidak memiliki mudarat sama sekali bagi
seorang hamba. Demikian pula, Allah subhanahu wa ta’ala melarang perbuatan syirik yang
mengandung keburukan dan sama sekali tidak bermanfaat bagi seorang hamba. Allah
ssubhanahu wa ta’ala mensyariatkan
jihad dengan berperang, walaupun di dalamnya terdapat mudarat bagi manusia
berupa rasa susah dan payah, namun di balik syariat tersebut terdapat manfaat
yang besar ketika seorang berjihad dan berperang dengan ikhlas yaitu tegaknya
kalimat Allah dan tersebarnya agama Islam di muka bumi yang pada hakikatnya,
ini adalah kebaikan bagi seluruh hamba Allah.
Allah berfirman:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ
لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن
تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ
تَعْلَمُونَ
“Diwajibkan atas kamu
berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.” (Qs. Al
Baqarah: 216)
Demikian pula,
Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan judi dan minuman keras, walaupun di
dalam judi dan minuman keras tersebut terdapat manfaat yang bisa diambil
seperti mendapatkan penghasilan dari judi atau menghangatkan badan dengan
khamar/minuman keras. Namun mudarat yang ditimbulkan oleh keduanya berupa
timbulnya permusuhan di antara manusia dan jatuhnya mereka dalam perbuatan
maksiat lainnya jauh lebih besar dibandingkan manfaat yang didapatkan.
Allah berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ
قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن
نَّفْعِهِمَا
“Mereka bertanya kepadamu
tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat keburukan yang
besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi keburukan keduanya lebih besar
dari manfaatnya.” (Qs. Al
Baqarah: 219)
Setelah kita
memahami kaidah tersebut, maka kita bisa menerapkan kaidah tersebut pada
syariat poligami yang telah Allah perbolehkan. Tentu di dalamnya terdapat
manfaat yang sangat besar walaupun ada beberapa mudarat yang ditimbulkan yang
jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dengan syariat
tersebut. Sebagai contoh misalnya: terkadang terjadi kasus saling cemburu di
antara para istri karena beberapa permasalahan, maka hal ini adalah mudarat
yang ditimbulkan dari praktek poligami. Namun, manfaat yang didapatkan dengan
berpoligami untuk kaum muslimin berupa bertambahnya banyaknya jumlah kaum
muslimin dan terjaganya kehormatan wanita-wanita muslimah baik yang belum
menikah maupun para janda merupakan kebaikan dan maslahat yang sangat besar bagi
kaum muslimin. Oleh karena itu, jika kita melihat kebanyakan orang-orang yang
menentang syariat poligami adalah orang-orang yang lemah pembelaannya terhadap
syariat islam bahkan terkadang melecehkan syariat Islam. Pemikiran mereka
terpengaruh dengan pemikiran orang-orang kafir yang jelas-jelas tidak
menghendaki kebaikan bagi kaum muslimin.
Bolehnya
melakukan poligami dalam Islam berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَإِنْ خِفْتُمْ
أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِي الْيَتَامَى فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء
مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ
مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ
“Dan jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (nikahilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.” (QS. An
Nisaa: 3)
Bolehnya syariat
poligami ini juga dikuatkan dengan perbuatan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan perbuatan para sahabat sesudah
beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh Ahmad
Muhammad Syakir berkata, “Anehnya para penentang
poligami baik pria maupun wanita, mayoritas mereka tidak mengerti tata cara wudhu dan sholatyang benar, tapi dalam masalah poligami, mereka merasa
sebagai ulama besar!!”(Umdah Tafsir I/458-460
seperti dikutip majalah Al Furqon Edisi 6 1428 H, halaman 62). Perkataan beliau
ini, kiranya cukup menjadi bahan renungan bagi orang-orang yang menentang
poligami tersebut, hendaknya mereka lebih banyak dan lebih dalam mempelajari
ajaran agama Allah kemudian mengamalkannya sampai mereka menyadari bahwa
sesungguhnya aturan Allah akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Berikut kami
sebutkan beberapa hikmah dan manfaat poligami yang kami ringkas dari tulisan
Ustadz Kholid Syamhudi yang berjudul “Keindahan Poligami Dalam Islam” yang dimuat pada
majalah As Sunnah Edisi 12/X/1428 H sebagai berikut:
1. Poligami
adalah syariat yang Allah pilihkan pada umat Islam untuk kemaslahatan mereka.
2. Seorang
wanita terkadang mengalami sakit, haid dan nifas.
Sedangkan seorang lelaki selalu siap untuk menjadi penyebab bertambahnya umat
ini. Dengan adanya syariat poligami ini, tentunya manfaat ini tidak akan hilang
sia-sia. (Syaikh Muhammad Asy Syanqithi dalam Adhwaul Bayaan 3/377 dinukil dari Jami’ Ahkamin Nisaa 3/443-3445).
3. Jumlah
lelaki yang lebih sedikit dibanding wanita dan lelaki lebih banyak menghadapi
sebab kematian dalam hidupnya. Jika tidak ada syariat poligami sehingga seorang
lelaki hanya diizinkan menikahi seorang wanita maka akan banyak wanita yang
tidak mendapatkan suami sehingga dikhawatirkan terjerumus dalam perbuatan kotor
dan berpaling dari petunjuk Al Quran dan Sunnah. (Syaikh Muhammad Asy Syanqithi
dalam Adhwaul Bayaan 3/377 dinukil dari Jami’ Ahkamin Nisaa 3/443-3445).
4. Secara
umum, seluruh wanita siap menikah sedangkan lelaki banyak yang belum siap
menikah karena kefakirannya sehingga lelaki yang siap menikah lebih sedikit
dibandingkan dengan wanita. (Sahih Fiqih Sunnah 3/217).
5. Syariat
poligami dapat mengangkat derajat seorang wanita yang ditinggal atau dicerai
oleh suaminya dan ia tidak memiliki seorang pun keluarga yang dapat
menanggungnya sehingga dengan poligami, ada yang bertanggung jawab atas
kebutuhannya. Kami tambahkan, betapa banyak manfaat ini telah dirasakan bagi
pasangan yang berpoligami, Alhamdulillah.
6. Poligami
merupakan cara efektif menundukkan pandangan, memelihara kehormatan dan
memperbanyak keturunan. Kami tambahkan, betapa telah terbaliknya pandangan
banyk orang sekarang ini, banyak wanita yang lebih rela suaminya berbuat zina dari pada
berpoligami, Laa haula wa laa quwwata illa
billah.
7. Menjaga
kaum laki-laki dan wanita dari berbagai keburukan dan penyimpangan.
8. Memperbanyak
jumlah kaum muslimin sehingga memiliki sumbar daya manusia yang cukup untuk
menghadapi musuh-musuhnya dengan berjihad. Kami tambahkan, kaum muslimin
dicekoki oleh program Keluarga Berencana atau yang semisalnya agar jumlah
mereka semakin sedikit, sementara jika kita melihat banyak orang-orang kafir yang
justru memperbanyak jumlah keturunan mereka. Wallahul musta’an.
Demikian pula, poligami ini bukanlah sebuah syariat yang
bisa dilakukan dengan main pukul rata oleh semua orang. Ketika hendak
berpoligami, seorang muslim hendaknya mengintropeksi dirinya, apakah dia mampu
melakukannya atau tidak? Sebagian orang menolak syariat poligami dengan alasan
beberapa kasus yang terjadi di masyarakat yang ternyata gagal dalam
berpoligami. Ini adalah sebuah alasan yang keliru untuk menolak syariat
poligami. Dampak buruk yang terjadi dalam sebuah pelaksanaan syariat karena
kesalahan individu yang menjalankan syariat tersebut tidaklah bisa menjadi
alasan untuk menolak syariat tersebut. Apakah dengan adanya kesalahan orang
dalam menerapkan syariat jihad dengan memerangi orang yang tidak seharusnya dia
perangi dapat menjadi alasan untuk menolak syariat jihad? Apakah dengan terjadinya beberapa kasus di mana
seseorang yang sudah berulang kali melaksanakan ibadah haji, namun ternyata tidak ada perubahan dalam prilaku dan
kehidupan agamanya menjadi lebih baik dapat menjadi alasan untuk menolak
syariat haji? Demikian juga dengan poligami ini. Terkadang juga banyak
di antara penolak syariat poligami yang menutup mata atau berpura-pura tidak
tahu bahwa banyak praktek poligami yang dilakukan dan berhasil. Dari mulai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
para sahabat, para ulama di zaman dahulu dan sekarang, bahkan banyak kaum
muslimin yang sudah menjalankannya di negara kita dan berhasil.
Sebagaimana
syariat lainnya, dalam menjalankan poligami ini, ada syarat-syarat yang harus
dimiliki oleh seseorang sebelum melangkah untuk melakukannya. Ada dua syarat
bagi seseorang untuk melakukan poligami yaitu (kami ringkas dari tulisan Ustadz
Abu Ismail Muslim Al Atsari dalam majalah As Sunnah Edisi 12/X/1428 H):
1. Berlaku
adil pada istri dalam pembagian giliran dan nafkah. Dan tidak dipersyaratkan
untuk berlaku adil dalam masalah kecintaan. Karena hal ini adalah perkara hati
yang berada di luar batas kemampuan manusia.
2. Mampu
untuk melakukan poligami yaitu: pertama, mampu untuk memberikan nafkah sesuai
dengan kemampuan, misalnya jika seorang lelaki makan telur, maka ia juga mampu
memberi makan telur pada istri-istrinya. Kedua, kemampuan untuk memberi
kebutuhan biologis pada istri-istrinya.
Adapun adab dalam
berpoligami bagi orang yang melakukannya adalah sebagai berikut (kami ringkas
dari tulisan Ustadz Abu Ismail Muslim Al Atsari dalam majalahAs Sunnah Edisi 12/X/1428 H):
1. Berpoligami
tidak boleh menjadikan seorang lelaki lalai dalam ketaatan pada Allah.
2. Orang
yang berpoligami tidak boleh beristri lebih dari empat dalam satu waktu.
3. Jika
seorang lelaki menikahi istri ke lima dan dia mengetahui bahwa hal tersebut
tidak boleh, maka dia dirajam. Sedangkan jika dia tidak mengetahui, maka dia
terkena hukum dera.
4. Tidak
boleh memperistri dua orang wanita bersaudara
(kakak beradik) dalam satu waktu.
5. Tidak
boleh memperistri seorang wanita dengan
bibinya dalam satu waktu.
6. Walimah
dan mahar boleh berbeda dia antara para istri.
7. Jika
seorang pria menikah dengan gadis, maka dia tinggal bersamanya selama tujuh
hari. Jika yang dinikahi janda, maka dia tinggal bersamanya selama 3 hari.
Setelah itu melakukan giliran yang sama terhadap istri lainnya.
8. Wanita
yang dipinang oleh seorang pria yang beristri tidak boleh mensyaratkan lelaki
itu untuk menceraikan istri sebelumnya (madunya).
BUAH KUINI, DIIKAT ERAT
HENDAK DIJUAL, DI PASAR LAMA
SINDIRAN INI, KUTIPAN NOVEL BARAT
BAHAN RENUNGAN, PARA ULAMA
ANAK UDANG, DIPNDANG SAJA
HENDAK DIGULAI, TIDAK BERKUNYIT
ANAK ORANG, DIPANDANG SAJA
MAKSIAT AKAN, MEMBUAT RUMIT
PUCUK PAUH, DELIMA BATU
ANAK SEMBILANG, DI TAPAK TANGAN
LAKI-LAKI BERIMAN, MEMANG BEGITU
KEHIDUPAN AKHIRAT, JADI PERTIMBANGAN
YANG PUNYA KUASA, BUKAN RAJA
BISA JUGA, PERDANA MENTERI
PUASA BUKAN, SENIN KAMIS SAJA
KALAU PERLU, SETIAP HARI
Selain dari mengutip Novel Barat, penulis juga membuat novel sendiri, yang berjudul "CINTA PERTAMAKU DITILANG NENEK SIHIR". Novel ini, mengisahkan tentang penderitaan penulis selama bekerja di sawah nenek-nenek di Airtiris Kampar, Riau Daratan Indonesia. Tapi kini penulis sudah kandidat doktor UIN Suska- Riau, dan bekerja sebagai widyaiswara
LPMP. Riau, penulis banyak berteman dengan Kepala Sekolah, pengawas, dan Kepala
Seksi di lingkungan Kemendikbud Riau daratan. Ada di antaranya yang tergoda
wanita lain, setelah jauh dari daratan, misalnya Natuna, Ranai, dan Daik
Lingga. Ada yang menelpon ketika di penginapan, lalu yang ditelpon dating,
namun diketahui oleh suaminya, sehingga sang penatar terpaksa pulang hari
kamis, seharusnya hari sabtu. Dalam waktu beberapa detik saja berita itu
disebarkan oleh sang suami yang merasa dikhianati. Semua orang tahu, tapi yang
mengorbankan itu menyangka orang lain tidak tahu, sehingga gayanya pura-pura
bersih.
Penulis pribadi sebagai laki-laki
normal, mengakui bahwa “4 ta” tersebut luar biasa godaannya. Tentang masalah
wanita memang rumit, karena terjadi godaan timbale balik. Bisa digoda, bias pula
menggoda. Dalam satu ceramah penulis mengingatkan para kepala sekolah yang baru
diangkat di Pekanbaru, tepatnya tahun 2001. Setengah berbisik, penulis katakana
kepada seseorang “Awas godaan wanita”. Dua hari kemudian penulis baca di Koran,
yang bersangkutan baru saja kawin lagi, dengan guru honor di sekolahnya. Ceria
lainnya, penulis dibawa teman studi
banding ke Tailand, ternyata ada tempat Girl Shaw di sana, Astagfirullah. Rupanya menonton
wanita terlalu membukakan aurat, justru menjijikkan. Maaf bicara, kemaluannya
tidak lagi bernilai sacral, bahkan elok dicamkakkan, tanpa harga diri sama
sekali. Ibarat batu intan permata, sudah menjadi batu kali, atau batu gilingan
aspal. Tidak berarti sama sekali. Barulah penulis tahu bahwa, wanita yang
ahklaq mulialah yang pantas jadi ibu rumah tangga dan pendamping pria yang
bermartabat. Bimbinglah aku yang Rahaman. (Pekanbaru- Riau- Indonesia, orang
yang bertobat.Muhammad Rakib Jamari.)
Cerpen ini diawali dari Grasto, karena Grasto
memanglah seorang politisi muda yang brilliant juga termasuk laki-laki yang
flamboyan, disukai banyak wanita, eksentrik tapi tidak mata keranjang, cintanya
hanya pada Seruni, pelacur jalanan yang sekarang menjadi kekasih dan calon
istrinya, untuk melihat episode sebelumnya . Cerpen Kutipan saja, jangan tertarik, hanya ilustrasi ringan...
Grasto berjalan dikoridor, sesekali menyapa teman-temannya
anggota parlemen yang berpapasan, sambil terus menelpon.
“Sayang…ntar malam kita candle light dinner ya…aku mau kasih
kamu kejutan”
“Kejutan apa sih mas….aku jadi penasaran…jadi pengen
malamnya cepat datang deh….”
“Yang namanya kejutan masak dikasih tahu sih….tenang aja
ya…aku sekarang sibuk banget, sebentar lagi ada paripurna…masalah kesejahteraan
rakyat…”
“Ok deh…kamu jangan lupa makan siang ya….aku tunggu kabarnya
mas….kalau gak bisa jangan dipaksakan ya…”
grasto terlihat begitu senang habis menutup HPnya, sambil
terus berjalan menuju ruang sidang. Seruni betul-betul perempuan yang istimewa
dihatinya, selalu maklum dengan kesibukan Grasto, tidak pernah cemburu apalagi
curiga, itulah yang membuat Grasto sangat menyanyanginya.
Interor/Day: Gedung Parlemen - Ruang Sidang
Suasana dalam ruang sidang terlihat memanas, beberapa fraksi
menginginkan semua lokasi prostitusi yang selama ini sudah dilokalisasikan
segera ditutup, sementara beberapa fraksi lainnya mencoba memberikan solusi,
agar mereka juga diberikan kesempatan untuk memperbaiki hidup.
Grasto termasuk anggota fraksi yang ingin memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi para PSK yang sudah dilokalisir tersebut,
cuma fraksi penentangnya tetap ngotot, dan tidak peduli dengan nasib para PSK
yang mau digusur itu.
“Sebagai wakil rakyat…adalah kewajiban kita memperhatikan
nasib mereka..sekalipun mereka pelacur…hak hidup mereka dilindungi
Undang-undang..sama haknya seperti kita…kita ada digedung parlemen ini juga,
itu karena mereka…jadi tolong, hargai posisi mereka…”
“Tapi keberadaan mereka itu, seperti borok dalam negara
ini….”
“Maaf…saya kurang setuju dengan pendapat ini….kalau mereka
borok…lantas para koruptor itu apa ? kenapa sebagian besar dari kita disini,
lebih senang membela para koruptor dibandingkan membela PSK…jangan-jangan
diantara kita inipun ada yang suka menikmati jasa PSK…”
*********
Interio/Day : Rumah Seruni - Ruang TV
Seruni menonton perdebatan yang di tayangkan secara live itu, matanya berkaca-kaca penuh haru, betapa dia melihat Grasto begitu gigih memperjuangkan nasib teman-temannya yang tidak seberuntung dia, begitu bangganya dia pada Grasto, laki-laki pujaannya, yang dicintainya sepenuh hati, selalu keraguan menyelinap dilubuk hatinya, apakah ia memang pantas mendampingi laki-laki hebat ini.
Interio/Day : Rumah Seruni - Ruang TV
Seruni menonton perdebatan yang di tayangkan secara live itu, matanya berkaca-kaca penuh haru, betapa dia melihat Grasto begitu gigih memperjuangkan nasib teman-temannya yang tidak seberuntung dia, begitu bangganya dia pada Grasto, laki-laki pujaannya, yang dicintainya sepenuh hati, selalu keraguan menyelinap dilubuk hatinya, apakah ia memang pantas mendampingi laki-laki hebat ini.
Seruni tertidur di sofa depan tv, sementara tv tidak lagi
menayangkan sidang paripurna tersebut, seruni yang begitu cantik, lelap
tertidur dalam kesendiriannya, dalam penantiannya. Dering handphone Seruni
membangunkannya…
“Sayang….kamu siap-siap ya…ntar jam 7 malam aku jemput…aku
sudah selesai sidangnya…”
“Ya mas…aku juga liat kamu tadi di Tv…aku senang banget
mas…aku terharu…”
“Ya memang…aku harus lakukan itu runi…dan itu sebuah
keharusan…bukan karena karena kamu…”
“aku ngerti mas…yaudah aku mandi dulu ya…mas gak mandi
disini aja…”
“Gak usah runi…ntar jadi fitnah lagi….kamu juga yang repot…”
********
Exterior/Nigth: Roof Top Cafe
Grasto sudah mempersiapkan sebuah tempat yang spesial, untuk
Candle Ligth Dinner-nya dengan Seruni, sebuah cafe yang ditata khusus, diatas
sebuah puncak gedung yang panoramanya gedung-gedung di Metropolitan Jakarta,
sebuah tempat yang sangat romantis dan terbuka. Di cafe itu tidak ada tamu-tamu
yang lain kecuali Grasto dan Seruni.
Dengan Gaun malamnya, Seruni cantik luar biasa, seperti
Pretty Woman yang sedang dijamu makan malam oleh kekasihnya, cafe yang ditata
serba putih, Seruni duduk dimeja paling tengah, dengan gaun malam berwarna
merah, Grasto masuk membawa tiga orang pemusik akustik, lagu pretty womanpun
mengalir mengiringi makan malam mereka berdua.
“Mas…malam ini…lagi-lagi aku tersanjung…aku benar-benar
terharu…kamu selalu kasih aku kejutan” mata seruni berkaca-kaca…tapi bibirnya
penuh senyuman, cantik luar biasa diamalam ini, Grasto hanya bisa bergumam
dalam hati..
“Runi….aku cuma mau bilang lewat semua ini…bahwa kamu itu
wanita yang istimewa…dan kamu patut menerima keistimewaan ini…”
“Tapi mas….apa aku pantas menerima semua ini….aku ini
siapa…”
“Kamu adalah wanita yang sangat spesial dihatiku runi….”
grasto langsung memotong pembicaraan runi, Seruni hanya diam terharu, dia
seakan gak percaya pada kenyataan yang ada.
“Ada satu kejutan lagi yang ingin aku tunjukkan sama kamu
runi…” Grasto mengeluarkan sebuah kotak kecil yang sudah diikat dengan pita
berwarna pink.
“Ambillah ini…dan bukalah…ini kado spesial buat kamu, sudah
lama aku siapkan ini…” Grasto mengambil tangan seruni, dan meletakkan kotak
tersebut dalam genggaman tangan seruni, pelan-pelan seruni membuka kotak
tersebut, seruni kaget…dia terdiam…
“Apa maksudnya ini mas…kenapa mas terus membuat aku
tersanjung…aku takut menerima ini mas…”
“Kenapa runi…ini mobil aku beli memang untuk aku hadiahkan
sama kamu…kamu butuh ini runi…kamu bisa jalan-jalan sama teman-teman
kamu, agar kamu tidak kesepian…”
“Itulah yang aku takutkan mas….kamukan tahu siapa
teman-teman aku itu…biarlah aku hanya dirumah,banyak hal yang bisa aku
lakukan…”
“Kamu gak mau pakaipun mobil itu gak masalah runi…yang
penting mobil itu sudah milik kamu…”
“Mas…aku punya kamu aja sudah bahagia banget…aku gak ingin
hal-hal yang berlebihan…aku sudah biasa hidup gak punya apa-apa…”
Grasto terdiam juga terharu melihat kenyataan tersebut,
seruni tidak hanya cantik…hatinya juga cantik luar biasa, Grasto mendekati
Seruni dan memeluknya dengan penuh kasih sayang, sementara pemusik terus
mengalunkan lagu-lagu yang romantis, Grasto terus memluk seruni dan mengajaknya
berdansa.
ANALISIS CERPEN EMPAT "TA".
Awas
empat “TA” yaitu: Harta, Tahta, Wanita, Kereta. Inilah fitnah
terbesar di dunia, yang membawa manusia
tercampak ke neraka, penjara, seperti Adam dari Surga yang tercampak ke dunia
fana. Di antara fitnah
syahwat yang tersebar di dunia maya dan dunia nyata adalah fitnah wanita, yang
paling menghebohkan. Godaannya tersebar di mana-mana, maka hendaklah seorang
laki-laki shalih untuk selalu MEMOHON
PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH TA’ALA dari perangkap setan ini.
Inilah yang pertama harus dia lakukan, dan tentunya segera berpaling dari godaan-godaan tersebut.
Sebagaimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam, ketika digoda oleh istri pejabat maka yang pertama beliau lakukan adalah memohon perlindungan kepada Allah ta’ala,
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
“Dan wanita yang Nabi Yusuf berada di rumahnya memaksa beliau untuk berbuat kekejian dengannya, dan pintu-pintu rumahnya telah dia tutup seraya berkata, “Datanglah padaku.” Nabi Yusuf berkata, “AKU BERLINDUNG KEPADA ALLAH, sesungguhnya tuanku (suamimu) telah berbuat baik kepadaku (aku tidak akan mengkhianatinya) sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.” [Yusuf: 23]
Dalam ayat ini Nabi Yusuf ‘alaihissalam
mengingatkan:
1. Memohon perlindungan kepada Allah ta’ala.
2. Perselingkuhan adalah kezaliman terhadap pasangan, dan juga kezaliman terhadap diri sendiri.
3. Pelakunya tidak akan beruntung. Ini peringatkan dari akibat buruknya.
4. Seorang yang sudah memiliki pasangan yang sah pun TIDAK AMAN DARI FITNAH LAWAN JENIS selain pasangannya yang sah, bahkan istri yang dunianya sudah dicukupi oleh suaminya sekalipun.
Dan fitnah itu muncul ketika pintu-pintunya dibuka, diantaranya pintu mengumbar pandangan dan membuka hubungan yang diharamkan. Maka hendaklah seorang suami menjaga istrinya dari fitnah ini, terutama melalui sarananya yang begitu mudah masuk ke rumah kita: INTERNET. Sebagaimana seorang istri juga hendaklah senantiasa mengingatkan suaminya, dan MEMBANTU SUAMINYA UNTUK MELALUI JALAN YANG HALAL.
Demikian pula seorang WANITA SHALIHAH, apabila ada laki-laki asing mendekatinya, terlebih dalam keadaaan ia tidak bersama mahramnya, maka pertama sekali yang hendaklah dia lakukan adalah MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH TA’ALA dan segera berpaling darinya. Inilah yang dilakukan Maryam ‘alaihassalam,
1. Memohon perlindungan kepada Allah ta’ala.
2. Perselingkuhan adalah kezaliman terhadap pasangan, dan juga kezaliman terhadap diri sendiri.
3. Pelakunya tidak akan beruntung. Ini peringatkan dari akibat buruknya.
4. Seorang yang sudah memiliki pasangan yang sah pun TIDAK AMAN DARI FITNAH LAWAN JENIS selain pasangannya yang sah, bahkan istri yang dunianya sudah dicukupi oleh suaminya sekalipun.
Dan fitnah itu muncul ketika pintu-pintunya dibuka, diantaranya pintu mengumbar pandangan dan membuka hubungan yang diharamkan. Maka hendaklah seorang suami menjaga istrinya dari fitnah ini, terutama melalui sarananya yang begitu mudah masuk ke rumah kita: INTERNET. Sebagaimana seorang istri juga hendaklah senantiasa mengingatkan suaminya, dan MEMBANTU SUAMINYA UNTUK MELALUI JALAN YANG HALAL.
Demikian pula seorang WANITA SHALIHAH, apabila ada laki-laki asing mendekatinya, terlebih dalam keadaaan ia tidak bersama mahramnya, maka pertama sekali yang hendaklah dia lakukan adalah MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH TA’ALA dan segera berpaling darinya. Inilah yang dilakukan Maryam ‘alaihassalam,
فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَن مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا
“Maka Kami utus kepadanya malaikat Jibril ‘alaihissalam dalam bentuk seorang manusia yang sempurna, (maka tatkala melihatnya) ia berkata, AKU BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARIMU, jika kamu orang yang bertakwa (takutlah kepada Allah).” [Maryam: 16-17]
Dalam ayat ini Maryam ‘alaihassalam mengingatkan:
1. Memohon perlindungan kepada Allah ta’ala yang Maha Penyayang.
2. Mengingatkan laki-laki tersebut untuk takut kepada Allah ta’ala.
3. Berhati-hati dari setiap laki-laki yang mendekatinya tanpa memperhatikan adab Islam.
4. Tidak dibenarkan laki-laki dan wanita yang bukan suami istri atau tanpa hubungan mahram untuk berdua-duaan (atau mebuka pintu-pintu fitnah), sebab hal itu merupakan sebab terbesar yg mengantarkan kepada zina.
Semoga Allah ta’ala senantiasa melindungi kita dari setiap kejelekan.
HARTA TAHTA DAN WANITA……..
Masih ingat kata pepatah “Di balik
seorang pria sukses ada seorang wanita yang hebat” ini mungkin jadi dilemma
tersendiri bagi kaum pria saya mengatakan itu benar, tapi hebat nya itu boleh
saya ungkap dengan kata “Hebat mendukung pria jadi sukses” Hebat membuat pria
lupa diri” Sejak awal kehidupan manusia memang ada ceritanya katanya cerita
bahwasanya awal dari segalanya adalah wanita contoh nya manusia jatuh kedalam
dosa awalnya karena wanita. Tapi maaf saya hanya mencoba mengembangkannya dalam
pikiran saya,saya sebenarnya tidak percaya bahwasanya wanita awal dari segala
yang ada, bagi saya saya jika belum ada rumusan berupa angka untuk menyatakan
wanita itu awal dari segala baik dan buruk itu sya tidak percaya.
Nah di balik itu semua saya mencoba
uraikan sedikit semoga bermanfaat, hanya untuk kita renungkan dan ambil hikmah
dari ini semua.
Apakah kita akan meneruskan hidup
ini yang biasa-biasa saja atau hidup yang berani?
Karena hanya hidup yang beranilah yang bisa melihat seperti apa kehidupan ini. Dan harta, tahta dan wanita yang selama ini dianggap sebagai penjatuh pria, bahkan sebesar-besarnya pria bisa jatuh oleh sekecil-kecilnya wanita.
Harta, tahta, wanita justru adalah
ukuran keutuhan keberhasilah seorang pria. Seorang pria yang berhasil, harus
berhasil berharta, bertahta, dan berwanita. Yang menjadikannya gagal adalah
bukan harta, tahta, wanita, tetapi yang menjadikannya gagal adalah sikap yang
salah. Karena sikap yang salah adalah pembatal keberhasilan apapun, berikut ini
sebuah pengertian dari harta tahta dan wanita menurut kaca mata saya:
Harta
Harta harus yang membaik-kan. Banyak
orang sudah meminta harta, tetapi belum berjanji bahwa harta yang dia milikinya
itu akan membuat dirinya baik. Banyak orang meminta uang yang banyak, tanpa
berjanji bahwa uang banyak itu akan membuat pribadinya mulia.
Tahta
Ada tiga tugas utama dari tahta
(Menyejahterakan, Membahagiakan,Mencemerlangkan). Salah orang, kalau ia
bertahta tetapi tidak menyejaterakan, membahagiakan dan menceerlangkan orang
lain.
Wanita
Yang Mulia. Mengapa dia mulia?,
karena prianya memuliakan-nya.
Jadi ukuran keberhasilan seorang
pria adalah dia berharta yang membuat dirinya baik, bukan jadi sombong.
Kemudian apabila dia bertahta tujuannya bukan untuk memperkaya diri dan kelompok
tetapi untuk menyejahterakan, membahagiakan dan mencemerlangkan orang lain. Dan
apabila dia didampingi seorang wanita, dia akan memuliakannya sehingga wanita
itu akan memuliakannya kembali.
Segala sesuatu robek dari sisi yang
lemah, bukan hanya wanita. Pria yang lemah karena uang maka dia akan robek dari
sisi uang. Pria yang lemah karena pujian, ia akan robek karena dipuji. Segala
sesuatu akan robek dari sisi yang lemah, maka berhati-hatilah di sisi mana anda
lemah. Gunakan segala kekuatan anda untuk menjaga kelemahan anda di sisi itu.
Tidak ada seorang pria yang berhasil
secara utuh, kalau dia hanya berhasil dalam berharta dan bertahta saja, kalau
dia tidak didampingi seorang wanita mulia. Wanita meskipun itu juga harta,
tetapi wanita demikian penting sehingga menjadi pemungkin keberhasilan seorang
pria.
semua orang tidak akan mengelak
kalau yang di cari selama ini selalu berhubungan dengan harta, tahta dan
wanita, karena semua itu sudah menjadi hukum alam kalau manusia memang
ditakdirkan untuk bergelut dengan ketiganya.
Setelah heboh memberitakan Eyang
subur dengan istri-istrinya kini media disibukkan lagi dengan pemberitaan Ahmad
Fathanah seseorang yang sekarang sedang diburu KPK atas keterlibatannya dengan
kasus impor daging sapi yang melibatkan petinggi PKS LHI. Namun belakangan yang
semakin santer dibicarakan adalah tentang adanya indikasi money loundry yang
dilakukan yang bersangkutan.
Yang menarik dari Ahmad Fathanah ini
adalah dibelakangnya ternyata banyak wanita cantik yang kini di beritakan memiliki
hubungan dekat dengan Fatahanah, masih segar ingatan kita tentang mahasiswi
cantik Maharani Suciyono yang ketangkap basah di salah satu hotel sedang
menerima Rp. 10 jt, setelah itu mantan bintang panas Ayu Azhari juga sedang
diperiksa KPK atas keterlibatan bisnisnya dengan fathanah dan yang terakhir
adalah foto model majalah dewasa vitalia sesha yang ini tidak tanggung-tanggung
fathanah memberi satu buah mobil Honda jazz dan jam tangan seharga Rp. 70 jt,
sungguh tidak pernah ada yang menduga sebelumnya.
Kenapa selalu ada wanita cantik yang
menghiasi kehidupan orang-orang yang terlibat korupsi, rasanya selalu relevan
yang sering orang katakan bahkan ajaran Agama kita sendiri sering mengingatkan
kita tentang Harta, Tahta dan wanita.
Kasus LHI dan Ahmad Fathanah
berkaitan dengan kuota impor daging sedang bergulir bahkan lagi seru-serunya
pembahasan tersbut di banyak media masa baik cetak maupun elektronik. Yang
lebih hebohnya lagi keterlibatan wanita-wanita cantik di sekitar Ahmad fathanah
ini semakin membuat suasana panas kader partai politik yang sedang hangat di
hubungkan dengan kasus Ahmad fathanah ini.
Belum kelar masalah kuota impor
daging kini Fathanah sibuk sekali dengan urusan daging yang lain, berkaitan
dengan wanita-wanita cantik yang ada di sekitarnya. Ternyata daging itu membuat
kacau semuanya, hmmmmm………daging oh daging…hehehehheheh…kurang etis memang
seorang pria itu terlahir dari daging, hidup untuk daging,hancur karena daging,
hehehehe…
Nah… berikut ini ada ulasan
mengenaim Harta tahta dan wanita, kita semua pasti mempunyai pandangan yang
berbeda untuk hal ini dan itu sah sah saya ,tergantung kita menilai masalah itu
dari segi mana.
Tidak ada diantara harta, tahta dan wanita yang memiliki
pengaruh negatif kepada orang baik. Hanya orang yang salah sikap yang bisa
jatuh dari ketiga faktor ini, karena kesalahan sikap akan membatalkan semua
keberhasilan.
Kita semua sedang dalam perjalanan
menuju sesuatu, ada perjalanan yang belum tentu kita berhasil, berarti belum
tentu pula kita gagal, ambillah perjalanan ini. Tetapi ada perjalanan yang
pasti gagal, yaitu perjalanan yang tidak adil, tidak amanah, tidak jujur,
tidak santun dan tidak penuh hormat, ini perjalanan yang bagaimanapun canggih
caranya akan gagal.
Tetapi upayakanlah menjadi pribadi
yang bermanfaat bagi orang lain, sebab kalau kita bermanfaat Tuhan akan
hadiahkan harta yang besar tadi, diberikan kewenangan untuk didengarkan banyak
orang, dan didampingkan dengan wanita yang kita muliakan.
Harta pertama siapapun adalah
kebaikan, harta pertama ini juga menjadi harta penutup. Upayakanlah ini, karena
kita tidak tahu usia kita ditutup. Kita menjadi pribadi yang baik dalam
keseharian kita, karena seindah-indahnya harta penutup adalah kebaikan.
Harta prasyarat yang harus dimiliki
adalah harapan. Tidak ada orang bisa dikatakan miskin selama dia memiliki
harapan. Harapan ini bahkan bagi orang yang tidak mengenal Tuhan, ia gunakan
untuk berdo’a. Orang yang putus harapan membatalkan sifat Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.
Wanita itu bukan hanya sulit
dimengerti, tetapi wanita itu tidak mungkin dimengerti. Itu sebabnya pengertian
terbaik dari seorang pria adalah mencintainya. Sakit bertengkarnya orang yang
menyayangi adalah penguat kasih sayang.
Cara mengerti wanita yang terbaik adalah mencintainya,
karena cinta itu kemampuan menerima orang apa adaanya.
Karena harta, tahta, wanita itu
dibangun diatas pribadi kita, jadikan diri kita pantas bagi harta yang besar,
bagi tahta yang besar, dan bagi wanita yang mulia.
Secara setatistik saat ini jumlah
wanita lebih banyak daripada pria. Tetapi coba tanyakan kepada pria-pria yang
tidak memiliki pasangan itu, dia merasa dunia ini tidak ada wanitanya.
Sepertihalnya uang ada dimana-mana, tetapi bagi yang tidak punya uang, seolah
tidak ada uang didunia ini. Jadi statistik-statistik ini untuk anda ketahui,
tetapi tidak boleh anda terapkan bagi pengecilan hati.
Cara paling mudah memuliakan wanita,
agar wanita merasa dimuliakan adalah beritahu dia. Wanita anda perlu pengakuan
dari anda bahwa anda sayang kepadanya. Wanita berhak mendengar bahwa dia
dikasihi. Sepertihalnya Tuhan Maha Mendengar dan Maha Mengetahui isi hati anda,
tetapi tetap saja anda diharuskan berdo’a, berarti Tuhan juga perlu mendengar
suara indah anda dalam memuliaka-Nya.
Diatas diri kitalah dibangun harta
yang besar, tahta yang besar dan wanita yang disandingkan kepada kita. Maka
mulai saat ini sadarlah bahwa tidak ada yang anda kerjakan, yang tidak
berhubungan dengan pembangunan nilai diri anda.
Tidak ada orang yang terlepas dari
kesalahan yang dilakukannya, sehingga berbahagialah tidak ada orang yang tidak
dinilai karena kebaikannya. Dan karena kebaikan kita adalah landasan bagi semua
kualitas yang telah dititipkan kepada kita.
(Jetta anwar sijabat)
17:62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku
inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau
memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku
sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil."
17:63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di
antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah
balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.
17:64. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara
mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan
pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan
kepada mereka melainkan tipuan belaka.
17:65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat
berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai
Penjaga."
Ayat-ayat
lain yang menjelaskan sikap permusuhan Iblis kepada Adam dan kerurunannya juga
dijumpai dalam ayat 7:16 sampai 7:18, 15:39 sampai 15:43, dan 38:82 sampai
38:83.
7:16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum
saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan
Engkau yang lurus,
7:17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
17:18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga
itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara
mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu
semuanya."
15:39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya,
15:40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara
mereka."
15:41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang
lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
15:42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan
bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu
orang-orang yang sesat.
15:43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat
yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
38:82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku
akan menyesatkan mereka semuanya,
38:83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara
mereka.
Paparan ayat-ayat terjemahan Al Qur’an di atas
menunjukkan bahwa kisah sikap permusuhan Iblis kepada Adam dan keturunannya
diulang berkali-kali yaitu disampaikan sampai 4 kali. Bagi penulis, ini
merupakan pertanda bahwa kisah tersebut mengandung pelajaran yang sangat
penting. Sebelum membahas pelajaran tersebut, alangkah baiknya jika membahas
hubungan antara Iblis dan syaitan lebih dahulu karena dalam judul makalah ini
tidak disebutkan kata Iblis.
Dalam 20:120 dan 20:121 diterangkan bahwa yang menggoda
Adam dan istrinya sehingga tersesat adalah syaitan, bukan Iblis. Ini berarti
bahwa Iblis dan syaitan menerangkan makhluk yang sama. Artinya, Iblis adalah
nama syaitan. Dengan kalimat lain, Adam adalah nama manusia sedangkan Iblis
adalah nama syaitan. Oleh karena itu, yang dikatakan Iblis dalam ayat-ayat yang
dipaparkan sebelumnya adalah sama dengan yang dikatakan syaitan.
20:120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat
kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu
pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
20:121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu
nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah
ia.
Di samping itu, dalam terjemahan versi Dep. Agama RI ada
terjemahan yang menyebutkan istilah mukhlis (15:40 dan 38:83). Penulis
merasa kurang jelas dengan terjemahan tersebut sehingga perlu menggunakan
terjemahan versi lain.
15:40.
Except, among them,Your sincere slaves.” (“Kecuali, di antara mereka, hamba-Mu yang
sungguh-sungguh.”) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms.
Kausar Khatri)
15:83.
Except Your chosen slaves among them.” (“Kecuali hamba-Mu terpilih di antara mereka.”)
(versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)
Meskipun demikian, terjemahan kedua ayat versi Dr.
Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri tersebut masih membingungkan juga karena
keduanya berbeda meskipun kedua ayat tersebut berbunyi sama persis. Berikut ini
adalah transliterasinya yang dikopi dari DivineIslam's Qur'an Viewer
software v2.910.
015.040
Ill[a] AAib[a]daka minhumu almukhla[s]een(a)
038.083
Ill[a] AAib[a]daka minhumu almukhla[s]een(a)
Agar lebih mantap penulis mengeceknya dengan arti kata
menurut akar (root) yang ada di The Project Root List dalam http://www.studyquran.co.uk/PRLonline.htm. Berikut ini adalah kutipannya.
“Kh-Lam-Sad = To be pure/genuine/unmixed/clear, to be
safe/secure/free from embarrassment or difficulty or destruction, to
withdraw/retire/part from the company of people, to come/approach/reach, make a
thing clear or pure, explain/expound/interpret, act with reciprocal purity
towards someone, to be pure and sincere, to appropriate a thing or person
purely to oneself, to purely or sincerely believe (free of hypocrisy).
khalasa vb. (1)
perf. act. 12:80
pcple. act. 2:94, 6:139, 7:32, 16:66, 33:50, 38:46, 39:3
perf. act. 12:80
pcple. act. 2:94, 6:139, 7:32, 16:66, 33:50, 38:46, 39:3
akhlasa
vb. (4)
perf. act. 4:146, 38:46
pcple. act. 2:139, 7:29, 10:22, 29:65, 31:32, 39:2, 39:11, 39:14, 40:14, 40:65, 98:5
pcple. pass. 12:24, 15:40, 19:51, 37:40, 37:74, 37:128, 37:160, 37:169, 38:83
perf. act. 4:146, 38:46
pcple. act. 2:139, 7:29, 10:22, 29:65, 31:32, 39:2, 39:11, 39:14, 40:14, 40:65, 98:5
pcple. pass. 12:24, 15:40, 19:51, 37:40, 37:74, 37:128, 37:160, 37:169, 38:83
istakhlasa vb.
(10) impf. act. 12:54”
Dalam kutipan di atas, tampak bahwa akar Kh-Lam-Sad terdapat
dalam 15:40 dan 38:83 dalam bentuk akhlasa. Menurut penulis, arti akar Kh-Lam-Sad
dalam kedua ayat tersebut yang sesuai adalah to be pure/genuine/unmixed/clear
yang terjemahannya murni/tulus/tidak tercampur/jernih. Menurut penulis,
arti akar tersebut dapat dinyatakan dengan satu kata yaitu murni. Hamba
Allah yang murni berarti budak Allah yang tidak palsu atau budak Allah
sebenar-benarnya atau budak Allah yang sungguh-sungguh, yaitu budak yang
mengabdikan dirinya hanya kepada Allah semata.
Hamba berarti budak. Hamba Allah adalah budak Allah.
Kewajiban budak adalah mengabdi kepada majikannya. Jika majikannya adalah
Allah, budak tersebut wajib hanya mengikuti semua keiinginan Allah semata.
Artinya, seorang hamba Allah wajib taat kepada Allah secara murni. Jadi, cara
mencegah godaan syaitan ialah dengan menjadikan diri kita sebagai hamba Allah
yang sebenar-benarnya.
Secara ringkas, kisah Adam dan Ibllis tersebut
menunjukkan bahwa sejak penciptaannya, manusia sudah mempunyai musuh yaitu
makhluk dari golongan syaitan. Syaitan diberi ijin oleh Allah dengan
selonggar-longgarnya untuk menggoda manusia agar tersesat sehingga menjadi
penghuni neraka.
SYAITAN MUSUH MANUSIA
Sudah dijelaskan dalam kisah Adam di atas bahwa syaitan
adalah musuh manusia. Hal tersebut juga ditegaskan oleh ayat 35:6.
35:6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka
anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
Meskipun musuh manusia adalah syaitan, manusia justeru
sering bermusuhan dengan sesama manusia. Perkelahian, bentrok antar warga, dan
perang adalah contoh permusuhan di antara manusia yang selalu terjadi. Ini
adalah suatu kesalahan. Seharusnya, manusia harus saling tolong-menolong dalam
berbuat kebaikan (5:2). Mengapa ini bisa terjadi? Ini semua terjadi karena
perbuatan syaitan yang berhasil membelokkan permusuhan manusia dengan syaitan
berubah menjadi permusuhan di antara manusia. Bukankah ini suatu bukti bahwa
syaitan sangat cerdas?
5:2.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia
dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka
bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.
Sesungguhnya, perilaku orang yang tergoda oleh syaitan
perlu disikapi dengan hati-hati. Mereka mungkin hanyalah korban godaan syaitan
sehingga jangan dimusuhi karena musuh yang sesungguhnya adalah syaitan.
Meskipun demikian, kita kadang-kadang lupa dan kemudian memusuhi korban godaan
syaitan. Padahal, yang harus dimusuhi adalah syaitan. Memang syaitan pandai
membuat lupa (18:63; 12:42; dan 6:68) dan pandai menipu (35:5). Oleh sebab itu,
kita harus selalu waspada terhadap godaan syaitan.
18:63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita
mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa
(menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk
menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut
dengan cara yang aneh sekali."
12:42. Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya
akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada
tuanmu." Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf)
kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa
tahun lamanya.
6:68. Dan apabila kamu melihat orang-orang
memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka
membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa
(akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim
itu sesudah teringat (akan larangan itu).
35:5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar,
maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah
syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
JURUS SYAITAN UNTUK MENYESATKAN MANUSIA
Dalam ayat-ayat tentang kisah Adam dan Iblis yang
disajikan di muka terungkap bahwa syaitan ingin menyesatkan manusia sehingga
masuk nereka. Bermacam-macam cara dilakukan syaitan untuk menyesatkan manusia.
Jurus (istilah dalam film silat yang berarti cara atau metode) andalan
mereka adalah merubah petunjuk Allah. Pernahkah pembaca menonton film kartun
yang di dalamnya ada adegan tokoh jahat merubah rambu arah jalan sehingga yang
lainnya menjadi tersesat? Demikianlah kira-kira gambaran salah satu jurus
syaitan dalam menyesatkan manusia.
Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengingat
pesan Allah kepada Adam sebelum diturunkan ke bumi. Allah berpesan agar Adam
dan keturunannya mengikuti petunjuk-Nya (2:38).
2:38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari
surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati."
Petunjuk Allah adalah kitab-kitab Allah yang diturunkan
kepada para rasul. Kitab-kitab Allah inilah yang dijadikan sasaran oleh syaitan
dalam rangka menyesatkan manusia. Caranya, syaitan menggoda manusia untuk
merubah kitab-kitab Allah. Kitab-kitab Allah sebelum Al Qur’an sudah berubah.
Perubahan tersebut terjadi karena kecerdikan syaitan dalam menggoda manusia.
Perubahan besar yang terjadi dalam kitab Allah sebelum Al Qur’an tercermin pada
ajaran yang menyatakan bahwa Allah mempunyai anak. Ayat yang menerangkan hal
tersebut adalah 9:30.
9:30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera
Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera
Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru
perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana
mereka sampai berpaling?
Diterangkan dalam 9:30 bahwa anggapan bahwa Allah
mempunyai anak adalah sama dengan anggapan orang-orang kafir. Dengan kalimat
lain, orang yang percaya bahwa Allah mempunyai anak adalah sama dengan orang
kafir. Anggapan tersebut tentunya bersumber dari kitab Allah yang telah
berubah. Perubahan lain yang terjadi dalam kitab Allah adalah ajaran bahwa
Allah adalah Al Masih putera Maryam alias Yesus. Orang yang percaya pada ajaran
tersebut dinyatakan kafir oleh Allah (5:17). Perlu diingat bahwa orang kafir
akan dimasukkan neraka (64:10).
5:17. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam."
Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi
kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta
ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan
Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
64:10. Dan orang-orang yang kafir
dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Kehebatan syaitan dalam menyesatkan manusia tidak hanya
sampai di situ. Orang-orang yang telah disesatkan oleh syaitan akan merasa
seperti mendapatkan petunjuk Allah (43:37). Orang yang merasa mendapatkan
petunjuk Allah tersebut berperilaku seperti orang yang berjalan di jalan yang
lurus. Mereka berbuat kebaikan dan dinilai sebagai orang saleh oleh masyarakat.
Bukankah ini sangat menyedihkan?
43:37. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar
menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka
mendapat petunjuk.
Bagaimana dengan jurus syaitan dalam menyesatkan manusia
setelah kitab Allah bernama Al Qur’an turun? Syaitan memang tidak mampu merubah
Al Qur’an. Tetapi, apakah syaitan terus kekurangan akal? Apakah syaitan terus
tidak berdaya? Tampaknya tidak! Syaitan mengerahkan segala cara dan kekuatan untuk
menyesatkan manusia. Untuk menyesatkan manusia, syaitan membuat petunjuk palsu.
Caranya, syaitan menggoda manusia untuk membuat kitab selain Al Qur’an dan
kemudian menggoda manusia agar beriman kepada kitab tersebut. Melalui kitab
itulah syaitan melancarkan jurus-jurus untuk menyesatkan manusia. Para
korbannya tidak sadar bahwa mereka telah terperangkap godaan syaitan, seperti
yang dialami Adam dan istrinya pada jaman dahulu. Para korban godaan syaitan
akan merasa seperti mendapatkan petunjuk (43:37). Itulah sebabnya mereka
memegang teguh keyakinannya. Mereka berperilaku seperti orang mendapatkan
petunjuk, yaitu berprilaku baik dan taat beribadah.
Adakah CARA MENCEGAH GODAAN SYAITAN
Sudah dijelaskan di depan bahwa cara mencegah godaan
syaitan adalah dengan menjadikan diri kita sebagai hamba atau budak Allah yang
sebenar-benarnya. Sebagai hamba Allah, kita wajib mematuhi semua yang
diperintahkan majikan kita, yakni Allah. Kita menjadi milik majikan kita, yaitu
Allah. Allah tidak menginginkan ada majikan lain yang ikut memiliki kita. Allah
tidak ingin ada majikan lain yang memerintah kita. Jadi, sebagai hamba Allah
yang sebenar-benarnya, kita hanya mempunyai satu majikan, yakni Allah yang
wajib dikerjakan semua perintah-Nya.
Perintah majikan kita, yaitu Allah, disampaikan kepada
utusan-Nya bernama Muhammad dalam bentuk Al Qur’an. Hamba Allah yang
sebenar-benarnya hanya mengerjakan perintah Allah yang ada dalam Al Qur’an.
Hamba Allah yang sebenar-benarnya tidak menjalankan perintah dari selain Allah.
Rasul Allah bukan majikan kita. Rasul Allah juga seorang
hamba atau budak Allah (37:71). Bahkan semua yang ada di langit dan bumi adalah
hamba Allah (19:93). Nabi Muhammad adalah hamba Allah (2:23). Sebagai sesama
hamba Allah, kita dan para Rasul Allah sama-sama mengerjakan semua perintah
majikannya, yakni Allah. Oleh karena itu, tidak ada istilah ajaran rasul atau
perintah dan larangan rasul bagi seorang hamba Allah yang sebenar-benarnya.
Bagi seorang hamba Allah yang sebenar-benarnya, yang ada hanyalah ajaran atau
perintah dan larangan Allah.
37:171. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba
Kami yang menjadi rasul,
19:93. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi,
kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.
Asslmkm…wrwb
ReplyDeleteSiapa bilang poligami hanya akan berdampak kemungkinan cemburu, marah, iri, sakit hati pada para istri? Coba pikiir lagi kemungkinan dampak psikologi, ekonomi, kasih sayang, krisis percaya diri, bahkan dendam (terutama pada Ayah) pada anak2 yg akan dihasilkan kelak…
Dan……
Berdasarkan sensus penduduk 2000 dan 2010 ternyata justru JUMLAH PRIA DI INDONESIA LEBIH BANYAK DARI WANITANYA.
“laki2 jaman sekarang biasanya mati2an menentang atau berusaha menutup2i fakta ini dengan berbagai alasan dan dalih”
Begitu juga dengan data negara2 di dunia (CIA, Bank Dunia, PBB, dll) ternyata jumlah pria juga lebih banyak dari wanitanya (terutama untuk China, India, dan negara-negara Arab)
Yup jumlah wanita memang sangat melimpah tapi di usia di atas 65 tahun, mauu?? hehe….kalo ngebet, silakan poligami dengan golongan wanita usia ini.
Cek di data resmi BPS dan masing2 pemda atau coba klik di:
http://sosbud.kompasiana.com/2013/05/16/makan-tuhh-poligami-vs-fakta-demografi-560923.html
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=40¬ab=1
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=263&wid=0
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12¬ab=4
http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=211&Itemid=211&limit=1&limitstart=2
http://statistik.ptkpt.net/_a.php?_a=penduduk_ratio&info1=4
Kira2 apa ya solusi dari kelebihan pria ini?
masih tetap POLIGAMI? Hanya akan semakin “merampas” kesempatan bujangan pria lain untuk dapat menikah
perkiraan dan kepercayaan selama ini “turun temurun” yang selalu jadi senjata bagi pria yang ngebet ingin berpoligami bahwa jumlah wanita jauh berlipat lipat di atas pria ternyata SALAH BESAR
Hasil Sensus Penduduk 2010 berdasar jenis kelamin perpropinsi
Kode, Provinsi, Laki-laki, Perempuan, Total Penduduk
1 Aceh, 2 248 952, 2 245 458, 4 494 410
2 Sumatera Utara, 6 483 354, 6 498 850, 12 982 204
3 Sumatera Barat, 2 404 377, 2 442 532, 4 846 909
4 Riau, 2 853 168, 2 685 199, 5 538 367
5 Jambi, 1 581 110, 1 511 155, 3 092 265
6 Sumatera Selatan, 3 792 647, 3 657 747, 7 450 394
7 Bengkulu, 877 159, 838 359, 1 715 518
8 Lampung, 3 916 622, 3 691 783, 7 608 405
9 Bangka Belitung , 635 094, 588 202, 1 223 296
10 Kepulauan Riau, 862 144, 817 019, 1 679 163
11 DKI Jakarta, 4 870 938, 4 736 849, 9 607 787
12 Jawa Barat, 21 907 040, 21 146 692, 43 053 732
13 Jawa Tengah, 16 091 112, 16 291 545, 32 382 657
14 DI Yogyakarta, 1 708 910, 1 748 581, 3 457 491
15 Jawa Timur, 18 503 516, 18 973 241, 37 476 757
16 Banten, 5 439 148, 5 193 018, 10 632 166
17 Bali, 1 961 348, 1 929 409, 3 890 757
18 Nusa Tenggara Barat, 2 183 646, 2 316 566, 4 500 212
19 Nusa Tenggara Timur, 2 326 487, 2 357 340, 4 683 827
20 Kalimantan Barat, 2 246 903, 2 149 080, 4 395 983
21 Kalimantan Tengah, 1 153 743, 1 058 346, 2 212 089
22 Kalimantan Selatan, 1 836 210, 1 790 406, 3 626 616
23 Kalimantan Timur, 1 871 690, 1 681 453, 3 553 143
24 Sulawesi Utara, 1 159 903, 1 110 693, 2 270 596
25 Sulawesi Tengah, 1 350 844, 1 284 165, 2 635 009
26 Sulawesi Selatan, 3 924 431, 4 110 345, 8 034 776
27 Sulawesi Tenggara, 1 121 826, 1 110 760, 2 232 586
28 Gorontalo, 521 914, 518 250, 1 040 164
29 Sulawesi Barat, 581 526, 577 125, 1 158 651
30 Maluku, 775 477, 758 029, 1 533 506
31 Maluku Utara, 531 393, 506 694, 1 038 087
32 Papua Barat, 402 398, 358 024, 760 422
33 Papua, 1 505 883, 1 327 498, 2 833 381
TOTAL, 119 630 913, 118 010 413, 237 641 326
Sex Ratio Indonesia (menurut BPS) beginilah data yang saya dapat:
- Tahun 1971 = 97.18 pria : 100 wanita
- Tahun 1980 = 99.82 pria : 100 wanita
- Tahun 1990 = 99.45 pria : 100 wanita
- Tahun 1995 = 99.09 pria : 100 wanita
- Tahun 2000 = 100.6 pria : 100 wanita
- Tahun 2010 = 101,01 pria : 100 wanita
Bisa dilihat, ternyata tren sex ratio semakin meningkat, dalam arti dari tahun ke tahun jumlah pria semakin melebihi wanita
Poligami?????