Galie, Licik, Cadiak dan Pandai
Menurut Amri M.S.,dalam buku Adat Minangkabau. Beberapa tahun yang lalu,
seorang peneliti dari Universitas Indonesia menyatakan bahwa salah satu sifat
dari orang Minang adalah “galie” yang diberinya arti negatif sama dengan
“licik”. Banyak orang Minang waktu itu, termasuk tokoh-tokoh Minang, sangat
berang karena merasa tersinggung “per”-nya. Serentak mereka menantang sang
peneliti untuk berdisksi secara terbuka mengenai hasil penelitiannya itu
Pertanyaan
dasar dalam hal ini apakah benar orang Minang itu “galie”, dan apakah “galie
itu identik dengan “licik” ataukah identik dengan “licin”, dan bukan “licik”.
Di
Minangkabau, kita mengenal orang “nan ampek jinih”, sebagai tokoh dan pemuka
masyarakat yaitu niniek mamak, alim ulama, cadiak-pandai, dan bundo kanduang.
Cadiak
pandai di samping sebagai “urang nan ampek jinih”, juga dianggap sebagai sifat
orang Minang yaitu “cadiak dan pandai”.
Apakah
sifat cadiak sama pengertiannya dengan pandai. Kalau tidak sama di mana letak
bedanya?
Penajaman
pemahaman kita tentang sifat-sifat yang selalu dihubungkan dengan watak
ke-Minangkabauan ini, agaknya sangat penting kita dalami, supaya kita dapat
memahami “jati diri” kita sendiri. Dengan penajaman pemahaman itu kita akan
mengetahui apakah benar kita orang Minang ini, orang galie, licik di saatu
pihak serta di sisi lain kita juga bersifat cadiak dan pandai. Apakah
masing-masing sifat itu seiring sejalan dalam diri kita, ataukah saling
bertentangan satu sama lain. Pertanyaan yang pokok dalam menghadapi era
globalisasi ,sifat dan watak Minang mana yang harus kita kembangkan. Bila kita
bicara tentang pengembangan sumber daya manusia, sifat-sifat yang mana akan
kita berikan prioritas dalam pendidikan generasi muda Minang khususnya. Apakah
perlu kita “malu” bila dikatakan sifat umum kita itu “galie, licik, cadiak dan
pandai”. Marilah kita renungkan.
Galie
galie
berarti seseorang yang bertindak untuk mempertahankan keuntungan yang sudah
diperolehnya, dan sekaligus tidak lagi memberi kesempatan kepada pihak lawan
untuk menebus kekalahannyaDulu di kampung, anak laki-laki suka bermain “ukak”,
main “panda”, atau “main simbang”. Main simbang biasanya oleh anak-anak padusi.
Main ukak adalah main dengan menggunakan damar (kemiri). Pemainnya terdiri dari
dua orang, masing-masing mempertaruhkan tiga butir buah kemirinya. Cara
permainan dilakukan dengan melemparkan keenam buah kemiri ke arah sebuah
lubang, yang biasanya dibuat di pangkal sebuah pohon yang agak besar. Kemiri
yang masuk ke lubang dianggap miliknya si pemain, sisanya yang empat masih di
luar. Pihak lawan menentukan salah satu dari keempat kemiri yang di luar untuk
dilempar dengan kemiri jantan yang dipunyai oleh pemain. Bila kemiri yang
ditunjuk kena lemparan secara tepat, maka pihak pemain dianggap memenangkan
seluruh kemiri tapi kalau yag dilempar masuk ke dalam lubang setelah dilempar,
maka pemain dianggap gagal dan tidak berhak atas kemiri yang di lubang, maupun
yang di luar. Kini giliran main ditukar dengan pemain yang kedua dengan cara
yang sama. Pelemparan kemiri dilakukan dengan jarak sekitar tiga meter dari
lubang.
Kalau
seorang anak sudah menang cukup banyak, misalnya dia sudah mengantongi 20
kemiri, makan dia mulai berpikir. Akan terus main ataukah akan berhenti. Kalau
main terus bisa kalah, kalau berhenti, maka pihak lawan yang sedang kalah
langsung marah dan menggerutu serta menuduh lawannya dengan kata-kata “galie
ang” atau “galie wa ang”. Jadi di sini kata galie berarti seseorang yang
bertindak untuk mempertahankan keuntungan yang sudah diperolehnya, dan
sekaligus tidak lagi memberi kesempatan kepada pihak lawan untuk menebus
kekalahannya, atau meneruskan kekalahannya sampai landeh (habis-habisan).
Apakah sifat galie seperti ini baik atau tidak baik, perlu atau tidak perlu
kita kembangkan sebagai sifat orang Minang? Marilah kita renungkan.
Licik
Di
lapau, empat orang muda asyik bermain remi. Bermain remi adalah memainkan 2
lembar kartu remi. Caranya tiap orang mula-mula diberi kartu sebanyak tujuh
lembar. Jadi kartu yang dibagi sebanyak 4 x 7 lembar = 28 lembar. Sisanya ditaruh
di tengah sebagai cadangan, yang dapat diambil sebagai tukaran dari kartu yang
kita buang karena tak dibutuhkan oleh lawan di sebelah, atau pun kawan kita
yang berhadapan dengan kita. Tujuan remi adalah mengumpulkan sebanyak 3 buah
kertas remi yang sejenis. Misalnya kertas bergambar King (Raja) sesama King
lainnya, kertas berangka 10, dihimpun sebanyak tiga buah dengan kertas berangka
10 juga dari jenis gambar yang berbeda misalnya 10 Spade dihimpun bersama 10
Heart dan 10 Diamond, atau 10 Clover. Atau bisa juga dihimpun gambar atau angka
yang berurutan. Misalnya, kertas bergambar King Heart dihimpun dengan kertas
bergambar Queen dan Joker bergambar Heart yang sama. Atau bisa juga angka
berurutan dari jenis kertas yang sama misalnya kertas berangka 10, 9, dan 8
dari jenis kertas bergambar Clover. Pemain yang lebih dulu dapat mengumpulkan
jenis seperti di atas, maka dialah pemenang dan dialah yang diberi bonus.
Bila
dalam permainan ini misalnya seseorang mempunyai empat lembar kertas di tangan
yang terdiri dari tiga lembar kertas yang memenuhi salah satu kriteria di atas,
sedangkan yang satu lembar lagi merupakan kertas berlebih yang tidak
memungkinkan pemenangnya remi (menang), maka dengan muka tenang dia bilang dia
remi dan menunjukkan tiga kertas yang sejenis, dan pada saat yang sama atau
sebelumnya dia telah menyembunyikan lembar ke-4 yang berlebihan. Pemain itu
dianggap pemenang selama tidak ketahuan bahwa ada kertas yang disembunyikan.
Tapi bila akhirnya ketahuan ada kertas yang disembunyikan,maka pihak lawan akan
berteriak “wa-ang licik”. Jadi di sini yang dimaksudkan licik adalah perbuatan
seseorang menghalalkan cara utnk mencapai tujuan memperoleh kemenangan. Jadi
licik adalah identik dengan tujuan menghalalkan cara. Atau juga dapat
dirumuskan mencapai tujuan dengan menipu atau curang. Apakah mayoritas orang
Minang mempunyai sifat sedemikian ini. Kalau memang benar, mari sama-sama kita
ubah dan tidak perlu dikembangbiakkan lagi.
Cadiak
Saya
tidak begitu berminat dengan televisi, karena kebanyakan acaranya “konyol”.
Namun ada satu film yang saya suka dari televisi yaitu film berjudul McGyver.
McGyver saya anggap tokoh yang luar biasa “cadiaknyo”. Dia merupakan seorang
tokoh yang selalu dapat mengatasi kesulitan dengan cara yang sangat kreatif.
Dia selalu bisa lolos dari lubang jarum. Dia mempunyai seribu akal dalam
mengatasi kesulitan. Dia senantiasa mengandalkan otaknya dan jarang
mengandalkan ototnya. Baginya, otak yang utama, sedangkan otot hanya sekedar
penunjang. Apa ada orang yang seperti in di Minangkabau, yang menomorsatukan
otaknya dan menomorduakan ototnya.
Konon nama Minangkabau berasal dari
adu kerbaunya orang Jawa denga anak kerbaunya Datuk Perpatih nan Sebatang dari
Minang. Tatkala pasukan Majapahit memasuki wilayah yang kini kita kenal dengan
nama Minangkabau, maka pemuka masyarakat Minang seperti Dt. Perpatih nan
Sebatang berpikir dan maagak-agak. Apakah mungkin laskar Minang mengalahkan
pasukan besar Majapahit ini? Beliau mulai memutar otak dan mengambil kesimpulan
“tidak akan mungkin menang melawan pasukan bsar yang sudah berpengalaman banyak
itu”.
Oleh karena itu, beliau mencari akal, maka
diajukan tawaran untuk mengadu kerbau. Kerbau siapa yang menang, maka dialah
yang berhak menguasai Ranah Minang. Pemilik kerbau yang kalah harus mengundurkan
diri. Akhir cerita adalah kerbau besar dari Jawa diadu dengan anak kerbau yang
kuat menyusu, namun diberi tanduk dari besi yang tajam. Ringkasnya, kerbau yang
itu terbuai perutnya dan mati. Menanglah si anak kerbau Dt. Perpatih nan
Sebatang sehingga sejak itu daerah seedaran Gunung Merapi dan salingkung Gunung
Singgalang sampai ker Ranah Lima Puluah di sebut ranah Menangkerbau, atau kini
dikenal sebagai Ranah Minang. Jadi, “cadiak” berarti di sini bahwa dalam
menghadapi masalah sulit dan rumit, orang itu masih mampu mencari jalan keluar
untuk mengatasinya. Jadi, yang dikatakan “cadiak” dalam pengertian orang Minang
adalah kemampuan menggunakan akal mengatasi keadaan yang rumit. Oleh karena
itu, dalam pengertian adat Minang yang dikatakan cadiak pandai adalah orang
yang cadiak biopari, tahu diereng jo gendeng, tah dicakah jo kaik, pandai
manarah manalakang, pandai marapek dalamm aie. Mambuhue indak mambuku, mauleh
indak mangasan. Itulah nan cadiak. Sifat seperti itu kiranya perlu dilestarikan
dan dikembangkan di kalangan muda Minangkabau.
Pandai
Kalau cadiak berhubungan dengan akal
pikiran atau kecerdasan otak, maka “pandai” berhubungan erat dengan keahlian
profesional atau keterampilan seseorang. Oleh karena itu, orang cerdik belum
tentu pandai. Sebaliknya orang “pandai” belum tentu juga cerdik. Jadi, orang
cerdik pandai adalah orang yang mempunyai kemampuan mengatasi masalah yang
rumit, dan mempunyai keterampilan profesional untk menunjang kehidupan
ekonominya. Pepatah Minang menyebutkan “tukang nan pandai takkan membuang
kayu”. Kayu nan kuek ka tunggak tuo, nan luruih ka rasuak paran, nan lantiang
ka bubungan, nan bungkuak katangkai bajak, nan ketek katangkai sapu, nan
satampok ka papan tuai, nan rantiang ka pasak suntiang, nan pangka ka kayu api,
abunyo ka pupuak padi. Jadi, “pandai”berarti memiliki suatu keterampilan yang
berguna untk hidup dan kehidupan kita sendiri.
Contohnya
adalah “pandai besi”, tukang batu, tukang kayu, tukang ameh, tukang uruik, dan
sagalo macam dan banamo “tukang”, termasuk petani, pengrajin, termasuk tukang
ota, tukang copet.
Sifat
“pandai” dalam pengertian profesional ini kiranya sangat perlu dikembangkan
sebagai sifat yang harus dimiliki orang Minang.
Memperdalam
sifat-sifat seperti berani, rajin, adil, setia, tenggang rasa, hemat (bukan
sampilik) akan memperkuat watak pribadi orang Minang, karena dengan cara itu
mereka akan lebih mengenal jati dirinya dan akan bangga dengan sifat dan watak
ke-Minangkabauannya.
Penulis:
Amri M.S.,dalam buku Adat Minangkabau, Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang.
Mencuri
mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, dan terlintas dalam pikiran kita
bahwa mencuri itu ada tindakan yang kriminal & dilarang. Berbagai macam
cara dalamm mencuri telah kita ketahui tekniknya sebagian seperti mengutil,
merampok, menjambret, mencopet dll. Mungkin itu hanya sekedar teknik dasar
dalam pencurian. Namun masih banyak cara si pencuri melakukan hal tersebut
Spain,
Barcelona
Barcelona adalah urutan pertama
wisatawan di Spanyol. Disamping sejumlah pemandangan juga mempunyai banyak
pencopet untuk setiap atraksi. Jika pencopetan dipertandingkan Olympiade,
Barcelona akan mendapat medali emas.
Jika
anda mengabaikan pencopetan, Barcelona adalah tempat yang relatif aman. Orang
Spanyol tidak begitu menyukai minuman keras, mereka lebih suka merokok ganja,
dan itu membuat orang mengantuk dan bersahabat.
Kalau
berjalan di jalan yang terkenal La Rambla, sebaiknya anda memakai ransel di
depan. Pencopet bekerja beregu , 1 orang mengalihkan perhatian anda dan satu
lagi membuka tas atau merogoh lewat saku anda. Mereka tidak ragu-ragu untuk
mempergunakan gunting atau silet untuk bisa mengambil barang anda.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Seorang penduduk setempat yang
bersahabat menyadari bahwa pakaian anda kotor dan menawarkan diri untuk memberi
anda sehelai handuk agar anda bisa membersihkan diri. Yang sebenernya terjadi
adalah teman dari orang yang menawarakan handuk tersebut yang menumpahkan
sesuatu pada anda untuk mendapat perhatian anda. Sesudah menerima handuk dan
mulai membersihkan diri, pikiran anda sibuk dan memudahkannya untuk memeriksa
tas atau saku anda.
Italy,
Rome
Pencopet adalah masalah yang terus
meningkat di Itali. Disamping Florence (urutan ke 6), Roma adalah negara paling
ramai oleh turis. Tetapi itu tidak hanya itu. Roma juga surga bagi pencopet.
Pencopetnya bukan orang lokal, mereka adalah pendatang miskin yang mencari cara
untuk bertahan hidup.
Masalah
pencopetan khususnya di transportasi umum. Bus dalam kota nomor 64 disebut juga
sebagai �the wallet
express�, cara paling
baik untuk membuang uang anda.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Seorang gadis gipsi muda atau seorang
wanita mendekati anda kemudian berlagak tersandung dan dengan tidak sengaja
menjatuhkan bayinya, hampir terlihat dia melemparkan bayi ke tangan anda. Anda
akan menangkapnya untuk mencegah agar tidak jatuh dan saat itu barang yang anda
pegang akan terjatuh dari tangan anda. Temannya dengan cepat mengambil apapun
yang jatuh dari tangan anda, dan segera lari. Setelah itu anda sadar kalau bayi
yang anda tolong tersebut adalah boneka.
Czech
Republic, Prague
Republik
Ceko, rumah bir murah dan all night party. Ibu kota Praha diketahui dengan
kepopulerannya di antara lelaki Inggris yang ingin menikmati akhir pekan tetapi
juga bukan tempat tujuan kalau anda mabuk dan terpisah dari teman teman anda.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Wanita
muda menatap anda di jalan, ketika anda balas melihat, anda sudah dicopet oleh
teman wantita itu.
Spain,
Madrid
Spanyol
adalah tujuan wisatawan Eropa lain yang selalu dipenuhi dengan wisatawan.
Selain Barcelona yang menempati posisi tertinggi di daftar kami, ibu kota Madrid
dibanjiri dengan pencopet. Kalau anda sedang berjalan ke adu banteng anda lebih
baik berhati hati, apa yang kelihatannya seperti orang kebanyakan bisa menjadi
kerumunan penuh orang lapar akan dompet anda.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Seseorang
dengan kamera mendekati anda dan meminta tolong memotret mereka. Anda akan
menaruh tas anda anda sebentar untuk mengambil gambar, di saat yang sama
seseorang dari belakang merampas tas dan lari.
France,
Paris
Perancis
dan Paris dengan Eiffel Tower anggunnya adalah salah satu tempat wisatawan
terbaik di dunia. Orang dari di seluruh dunia datang dan mencoba masakan
terkenal Perancis dan menemui penduduk setempat yang bersahabat. Sewaktu
membelok keluar, kadang kadang terlalu bersahabat.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Pemuda
tampan berjalan berkeliling mencoba menemukan wisatawan wanita untuk memberi
mereka mawar merah sebagai hadiah. Ini akan membuat wanita bahagia dan tak
mencurigai dan dia akan menjadi sasaran empuk bagi pencopet yang bersekutu
dengan pemuda tampan yang menyerahkan bunga. Jika pencuri tidak menemukan benda
berharga mereka mungkin meminta uang sebagai bayaran untuk bunga itu.
Italy,
Florence
Negara
ini menghadapi kesusahan utama dengan pencopet. Sewaktu orang orang kehilangan
pekerjaan pada saat krisis ekonomi semakin banyak orang yang menjadikan
pecopetan sebagai mata pencarian mereka.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Ketika
anda sedang melihat lihat di toko lokal, anda akan memusatkan seluruh perhatian
anda ke arah barang barang di toko. Seorang pencopet melihat itu dan dengan
lembut membuka tas atau dompet anda untuk memeriksa isinya.
Argentina,
Buones Aires
Buenos
Aires adalah salah satu tujuan wisata popular di Amerika Latin, tetapi juga
surge bagi pencopet. Hati hati dengan gerombolan anak anak yang mengikuti turis
dan juga dengan gaya klasik, Hit and Run.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Segerombolan
anak mendekati anda dengan sebuah kertas atau kartu yang ada tulisannya.
Pemimpinnya akan membuat anda membaca di bawah dagu dan selagi focus baca, anak
anak yang lain mencopet barang barang anda.
The
Netherlands, Amsterdam
Kehidupan
malam hari di Amsterdam, ganja legal dan daerah pelacuran dengan wanitanya yang
tak terbilang semuanya hebat tetapi hanya sepanjang sewaktu anda masih
mempunyai uang anda untuk membayar semua itu! Pencopet mengambil keuntungan di
daerah pelacuran Amsterdam�s
�No Camera policy�. Tak seorang
pun boleh mengambil gambar di daerah ini. ini berarti tidak ada kamera pengawas
yang bisa menolong anda melawan kejahatan.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Seseorang
mendorong anda dari belakang atau dari sebelah dan tgerlihat seperti dia hanya
mau lewati anda di jalan ramai. Sebenarnya ada orang lain di arah berlawanan
yang mencopet dompet dan barang barang anda.
Greece,
Athens
Yunani
dan dengan ibu kota Athena adalah salah satu tujuan wisatawan yang paling
populer di dunia. Disamping sektor wisatawan yang berkembang, penopetnya juga
semakin bertambah. Jika anda sedang mengunjungi Parthenon atau Acropolis,
pastikan anda tidak pernah mengabaikan tas anda ketika anda sedang mengagumi
monumen kuno. Seseorang yang kelihatannya seperti wisatawan bisa jadi pencopet
yang mengincar tas anda.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Sejumlah anak Gypsy mengerumuni anda
dan tanpa ragu mulai merampok barang barang anda. Keberanian ini akan membuat
anda terkejut, saat yang bersamaan anak anak akan saling mengoper barang barang
anda dan berlari berbagai arah. Dompet, ponsel dan kamera anda sangat mungkin
berpencar ke jurusan berbeda. Kadang-kadang anak anak akan memberikan barang
milik anda kepada wanita tua dan menyembunyikan di bawah rok mereka. Polisi
tidak akan melihat ke bawah rok.
Vietnam,
Hanoi
Untuk kebanyakan orang Vietnam
diketahui dengan Perang Vietnam yang terjadi 40 tahun yang lalu tetapi sekarang
juga menjadi atraksi wisatawan yang populer. Sebagai salah satu negara yang
paling miskin di dunia Vietnam dengan ibu kota Hanoi, menjadi rumah pencopet
yang semakin meningkat. Kebanyakan atraksi wisatawan di Hanoi terletak di
tempat terbuka dan penuh sesak oleh sebab itu sangat mudah menjadi sasaran
untuk pencopet.
Spoilerfor
Teknik yang digunakan:
Teknik
yang digunakan
Cara
paksa. Seorang pencuri bisa menggunakan sepeda motor untuk mencuri tas tangan
anda. Pastikan bahwa tas tangan anda tidak terlalu mudah untuk dirampas.
Sebaiknya jinjing tas anda di sisi yang lebih sedikit orang dan kendaraan.
Waspada
Modus Pencopetan Kreatif di London
HL
| 29 March 2013 | 07:15 Dibaca: 1073
Komentar: 0 4 bermanfaat
Ilustrasi/Admin
(Shutterstock)
“Kota
di Indonesia ini enggak ada yang aman deh! Rasa-rasanya mau ke mana-mana
perasaan was-was melulu”
Mungkin
itu yang sering kita pikirkan atau kita renungkan tentang kondisi keamanan di
Indonesia. Khususnya di permasalahan kriminalitas, di Indonesia ini banyak
sekali modusnya mulai dari mama minta pulsa, penipuan berhadiah, hingga
penipuan calon jamaah haji dan umroh! Ckckck… yang pertama turut prihatin untuk
para korban, tapi di satu sisi salut juga sama penipunya. Kok bisa ya kepikiran
menipu dengan cara-cara unik dan ujung-ujungnya cenderung berhasil loh!
Indonesia
boleh diremehkan banyak kriminalitas karena kita negara berkembang yang tingkat
kemiskinannya masih cukup tinggi atau berbagai macam spekulasi penyebab
lainnya. Namun, ternyata kriminalitas-kriminalitas kreatif juga terjadi di
London, Ibukota Britania Raya alias Inggris itu. Eh, negara semaju Inggris
khususnya di London juga ada kriminalitas? London gitu, kan udah maju, masa sih
kriminalitas masih tinggi? Eiiits… jangan salah, awalnya saya juga berpikiran
begitu, tapi sialnya (atau beruntung karena jadi punya pengalaman?) saya pernah
menjadi saksi 3 teman saya yang menjadi korban kriminalitas di London dengan
modus yang berbeda.
“Setiap
4,5 menit, ada seorang korban pencopetan di London”
Pernyataan
di atas seringkali dibahas di media internet yang menggambarkan bahwa tingginya
tingkat kriminalitas di London. Keadaan itu juga diiyakan oleh petugas di
Kedubes RI di London bahwa memang sering terjadi tindakan pencopetan di London
khususnya di Oxford Street, semacam koridor pusat komersial paling tersohor di
London. Katanya lagi sering banyak ditemukan dompet-dompet berisi dokumen tapi
tidak berisi uang di tong-tong sampah di London.
Oxford
Street yang Berdesakan Pejalan Kaki, Waspada Barang Bawaan!
Kejadian
tidak mengenakkan pertama yang terjadi di London saat itu adalah saat saya dan
teman-teman saya berjalan-jalan di koridor Oxford Street. Di sana terkenal
menjual berbagai barang mulai dari baju, sepatu, jaket, elektronik, souvenir
hingga fastfood semacam KFC dan McD. Sayangnya di sana juga ada beberapa
tunawisma yang meminta-minta. Biasanya mereka memakai baju hitam dari atas
sampai bawah. Nah, ini ada kaitannya dengan kasus pertama. Saat kami di tengah
keramaian, temen saya sebut saja si A didempet oleh peminta-minta tersebut
sambil berjalan mengikuti kami. Sebagai mahasiswa yang pas-pasan melanglang ke
negeri orang, sayangnya kami tidak ada uang lebih untuk bersedekah saat itu
sehingga kami tolak. Eh tapi ndelalah, tas temen saya ko ikutan hilang saat itu
juga! Dan saat kami sadar, peminta itu juga ikutan hilang! Yah jujur, bagaimana
pun juga tidak ada bukti resmi siapa pelakunya. Kami menduga karena momennya
memang tepat sekali: ramai berdesak-desakan - ada pengemis yang minta-mintanya
sampai dempet-dempet mengikuti kami berjalan. Tidak bermaksud memfitnah, but
who knows? Di tengah kepanikan dan kebingungan, kami cuma bisa menduga-duga.
Ilustrasi
Polisi London
Kasus
kedua, ini yang paling unik kalau boleh saya bilang. Jadi ceritanya dua teman
saya sebut saja X & Y begitu keluar dari stasiun kereta bawah tanah (di
London disebut Tube Station atau Underground) tiba-tiba dicegat oleh 2 orang
berseragam polisi lengkap. Mereka ditanya-tanya ada keperluan apa di London,
mungkin karena berwajah Asia. Teman saya yang merasa tidak tahu apa-apa,
dicegat polisi tentu nurut saja. Mereka disuruh menyerahkan dompet mereka untuk
dicek kartu identitas dan passport. Sial oh sial, begitu dompet dikembalikan
ternyata uang di dalam dompet raib! Kedua orang berseragam polisi tadi pun juga
ngacir. Kami pun menyadari bahwa kedua polisi tadi ternyata adalah polisi
gadungan. Hebatnya, ko bisa ya mereka berseragam polisi lengkap dan berhasil
mengelabui turis seperti itu. Pasti mereka sudah riset dahulu siapa calon korban-korbannya.
Plus niatnya membuat seragam polisi seperti itu.
Di
balik 2 kejadian kriminal tersebut, ada “kebaikan” yang terjadi setelahnya.
Untuk kasus yang pertama, begitu kecopetan teman saya langsung lapor ke
information centre di pusat perbelanjaan depan TKP terjadi. Alhamdulillah
besoknya, information centre tersebut menelepon dan mengabari bahwa tas dan
dompet teman saya ditemukan orang dan dititpkan di sana. Isinya lengkap semua,
dokumen ada, bahkan uang rupiah juga masih utuh. Yang hilang “hanya” uang
Poundsterling dan US Dollar. Pencopetnya pintar ternyata.
Kalau
di kejadian kedua, akibat dari penipuan polisi itu 2 teman saya jadi ditolong
oleh Kedubes RI. Orang-orang Kedubes RI alhamdulillah baik-baik, menolong
sekali, dan sangat peduli dengan orang-orang Indonesia di London. Saya kurang
tahu apakah teman saya dibantu secara material, tapi secara moral &
psikologi teman saya sangat dibantu sekali. Tentu kehilangan uang berjuta-juta
rupiah sebagai bekal di negeri orang akan menjadi shock luar biasa.
Dua
pengalaman teman saya tersebut menjadi pembelajaran berharga. Pertama, majunya
negara tidak menjamin keamaannya. Jadi kalau Indonesia masih tidak aman dan
tinggi kriminalitas ya bukan karena semata-mata kita negara berkembang. Negara
maju juga berpeluang tinggi terjadi kriminalitas. Mungkin bisa karena perilaku
dan pendidikan moral yang masih kurang, tingkat kemiskinan yang tinggi, atau
karena memang ada kesempatan? Pelajaran kedua, di mana pun berada harus ekstra
hati-hati membawa barang. Apalagi di keramaian, jangan terlihat mencolok dan kalau bisa tas/dompet selalu dipegang
atau dimasukan ke posisi aman. Ketiga, jangan mudah percaya siapapun yang tak
dikenal. Meskipun itu polisi, kalau merasa tidak melakukan kesalahan, berani
saja tantangin dalam artian jangan langsung “menyerahkan segalanya” begitu
saja. Walaupun ini terjadi di London, tidak menutup kemungkinan kasus serupa
ini terjadi juga di Indonesia. Tidak berharap, hanya waspadalah!
No comments:
Post a Comment