Di
sebuah perkampungan terjadi mati lampu, sehingga keadaannya gelap gulita. Saat
itulah empat orang pencuri mulai dengan aksinya, mereka
ingin mencuri uang yang ada di Masjid. Ketika itu ada orang meninggal dan
jenazahnya belum sempat di kuburkan sehingga di letakkan di dalam Masjid.
Pertama
kali masuk ke Masjid si pencuri begitu terkecut karena pintu Masjid tidak
terkunci padahal dia sudah membawa kunci buatannya sendiri. Masuklah kedua
orang tersebut ke dalam Masjid dengan perlahan-lahan. Ternyata yang menjadi
incaran si pencuri tersebut telah ada di depan langkahnya, di angkatnya lah
geranda jenajah tersebut keluar dari Masjid dengan perlahan-lahan.
Di
tengah perjalanan, pencuri yang di belakang ingin mengambil bagiannya terlebih
dahulu, dimusukkannya lah tangannya kedalam geranda itu, di rabanya isinya
ternyata yang di pegangnya adalah mata si jenajah itu, kemudian hidung dan
mulutnya. Terkejutlah dia, sehingga dia ingin mengatakan pada temannya yang ada
di depan. Ada orang… Ada orang…, tekejutlah temannya yang ada di depan dia
menyangka ada orang yang mengejar mereka, dicepatkannya langkahnya, temannya
yang ada di belakang terus mengatakan ada orang… Ada orang. Tambah di
cepatkannya langkahnya oleh temannya yang ada di depan.
Tanpa
mereka sadari mereka teleh melewati jalan yang salah, mereka kembali lagi
keperkampungan itu. Saat itulah lampu hidup, begitu terkejutnya orang-orang
yang ada di sekitar mereka. Wooi… ada pencuri jenazah, semua orang pada
berdatangan dan mengepung pencuri tersebut, tertengkaplah mereka.
Mereka
di ikat dan di bawah ke kelurahan untuk di tindak lanjuti. Di perjalanan teman
yang mengangkat gerenda pada posisi depan terus menggerutuk kepada temannya
tersebut “Kenapa tidak bilang kalau isinya orang”. Temannya berkata “tadi saya
sudah bilang ada orang”. “Sangka saya ada orang yang mengejar kita “kata temannya.
Mereka terus meributkan soal itu. “Sial buat apa kita mencuri jenajah, dasar
sial”.
HUMOR
ISLAM
Banci
Bertobat
Seorang banci yang bernama Surti
(aslinya Surtono) mau bertobat, sehingga dia menghadap ke Pak Haji.
Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."
Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."
Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."
Pak Haji: "????!!!"
Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."
Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."
Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."
Pak Haji: "????!!!"
Bayarlah Upah Buruhmu Sebelum Keringatnya
Kering
Jono adalah seorang karyawan bawahan di sebuah perusahaan sedang
bersemangat ikut dalam sebuah training menjadi enterpreuner yang diikuti semua
karyawan. Pembicara dalam training tersebut memang seorang enterpreuner yang
telah sukses memiliki beberapa perusahaan besar tapi juga seorang yang taat
dengan aturan-aturan agamanya yakni seorang Muslim.
Kemudian tibalah sang pembicara training tersebut membahas mengenai hak karyawan dan kewajiban seorang pengusaha dalam upah sambil berjalan-jalan di depan peserta seminar.Pembicara : "Bayarlah upah buruhmu sebelum keringatnya kering. Memang kalimat tersebut sangat bermakna sekali dalam kehidupan berbisnis."
Jono kemudian mendalami apa yang pernah di alaminya sebagai karyawan tentang pemberian upah yang mulai terlambat. Kemudian Jono bertanya dengan mengacungkan tangannya agar terlihat oleh pembicara seminar,
"Akhir-akhir ini upah yang saya terima sering terlambat. Apakah hal ini di karenakan ruangan tempat kerja saya yang ber-AC? Dingin banget, Pak, sampai-sampai keringat saya tidak pernah keluar..."
Larangan Merokok di Pesantren
Di salah satu pesantren di Gorontalo,
santri-santri dilarang keras merokok. Dan sang Kiai pengasuh pondok pesantren
itu tidak segan-segan memberikan takzir (hukuman) berat pada santri yang ketahuan
melanggar aturan merokok di pesantren itu. Namun tentu saja ada santri nakal
yang nekat melakukan pelanggaran. Bahkan, sering beberapa santri yang tidak
tahan ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di
sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian
atau di pekarangan sang Kiai. Bahkan ada juga yang tidak jijik merokok di dalam
WC sambil pura-pura sedang BAB.
Satu hari, saat malam telah larut, salah seorang santri perokok ingin kembali melakukan aksi terlarangnya. Meski sudah agak mengantuk karena kelamaan menunggu waktu yang aman untuk merokok, ia pun bergegas ke kebun belimbing, di belakang salah satu gedung pesantren itu. Santri itu lalu mendekati seseorang temannya di kejauhan yang sedang menyalakan rokok. Suasana disekitar yang jauh dari lampu penerangan membuat tempat itu memang agak gelap dan aman untuk merokok.
"Kang, minta rokoknya... sekalian dengan api-nya...sup." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.
Temannya langsung menyerahkan sebungkus rokok yang dipegangnya. Santri perokok itu tanpa memperhatikan temannya itu langsung buru-buru mengisap rokok. "Alhamdulillah, asyik sup..." katanya. Diteruskan dengan isapan kedua, sambil memejamkan mata seakan menghayati isapan rokoknya.
Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala rokok itu lama-lama kelamaan si santri mulai sadar dengan siapa dia sebenarnya saat itu sedang merokok bareng. Namun santri belum yakin betul dan diteruskan dengan isapan selanjutnya... Isapan yang dalam sehingga membuat rokok itu semakin menyala terang. Dan...
Ternyata... yang dia mintai rokok adalah Kiainya sendiri.
Bukan main, si santri itu sangat kaget dan ketakutan. Dia langsung kabur, lari tunggang langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.
Sang Kiai pun marah besar sambil berteriak :
"Hei rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, Kang..."
sumbernya dari KETAWA
wkwk... lucu gan.
ReplyDeletecara terapi kejantanan