Thursday, May 16, 2013

HUMOR-HUMOR MASJID (M.RAKIB JAMARI)


   Di sebuah perkampungan terjadi mati lampu, sehingga keadaannya gelap gulita. Saat itulah empat  orang pencuri mulai dengan aksinya, mereka ingin mencuri uang yang ada di Masjid. Ketika itu ada orang meninggal dan jenazahnya belum sempat di kuburkan sehingga di letakkan di dalam Masjid.

       Pertama kali masuk ke Masjid si pencuri begitu terkecut karena pintu Masjid tidak terkunci padahal dia sudah membawa kunci buatannya sendiri. Masuklah kedua orang tersebut ke dalam Masjid dengan perlahan-lahan. Ternyata yang menjadi incaran si pencuri tersebut telah ada di depan langkahnya, di angkatnya lah geranda jenajah tersebut keluar dari Masjid dengan perlahan-lahan.

Di tengah perjalanan, pencuri yang di belakang ingin mengambil bagiannya terlebih dahulu, dimusukkannya lah tangannya kedalam geranda itu, di rabanya isinya ternyata yang di pegangnya adalah mata si jenajah itu, kemudian hidung dan mulutnya. Terkejutlah dia, sehingga dia ingin mengatakan pada temannya yang ada di depan. Ada orang… Ada orang…, tekejutlah temannya yang ada di depan dia menyangka ada orang yang mengejar mereka, dicepatkannya langkahnya, temannya yang ada di belakang terus mengatakan ada orang… Ada orang. Tambah di cepatkannya langkahnya oleh temannya yang ada di depan.

Tanpa mereka sadari mereka teleh melewati jalan yang salah, mereka kembali lagi keperkampungan itu. Saat itulah lampu hidup, begitu terkejutnya orang-orang yang ada di sekitar mereka. Wooi… ada pencuri jenazah, semua orang pada berdatangan dan mengepung pencuri tersebut, tertengkaplah mereka.

Mereka di ikat dan di bawah ke kelurahan untuk di tindak lanjuti. Di perjalanan teman yang mengangkat gerenda pada posisi depan terus menggerutuk kepada temannya tersebut “Kenapa tidak bilang kalau isinya orang”. Temannya berkata “tadi saya sudah bilang ada orang”. “Sangka saya ada orang yang mengejar kita “kata temannya. Mereka terus meributkan soal itu. “Sial buat apa kita mencuri jenajah, dasar sial”.
HUMOR ISLAM
Banci Bertobat
Seorang banci yang bernama Surti (aslinya Surtono) mau bertobat, sehingga dia menghadap ke Pak Haji.

Banci: "Pak Haji, ini saya mau bertobat..."

Pak Haji: "Alhamdulillah akhirnya kamu mau jadi laki-laki sejati kembali."

Banci: "Bukan itu Pak Haji, saya sekarang mau mulai pakai JILBAB."

Pak Haji: "????!!!"

Bayarlah Upah Buruhmu Sebelum Keringatnya Kering
     Jono adalah seorang karyawan bawahan di sebuah perusahaan sedang bersemangat ikut dalam sebuah training menjadi enterpreuner yang diikuti semua karyawan. Pembicara dalam training tersebut memang seorang enterpreuner yang telah sukses memiliki beberapa perusahaan besar tapi juga seorang yang taat dengan aturan-aturan agamanya yakni seorang Muslim.


       Kemudian tibalah sang pembicara training tersebut membahas mengenai hak karyawan dan kewajiban seorang pengusaha dalam upah sambil berjalan-jalan di depan peserta seminar.Pembicara : "Bayarlah upah buruhmu sebelum keringatnya kering. Memang kalimat tersebut sangat bermakna sekali dalam kehidupan berbisnis."

Jono kemudian mendalami apa yang pernah di alaminya sebagai karyawan tentang pemberian upah yang mulai terlambat. Kemudian Jono bertanya dengan mengacungkan tangannya agar terlihat oleh pembicara seminar,

"Akhir-akhir ini upah yang saya terima sering terlambat. Apakah hal ini di karenakan ruangan tempat kerja saya yang ber-AC? Dingin banget, Pak, sampai-sampai keringat saya tidak pernah keluar..."

Larangan Merokok di Pesantren

        Di salah satu pesantren di Gorontalo, santri-santri dilarang keras merokok. Dan sang Kiai pengasuh pondok pesantren itu tidak segan-segan memberikan takzir (hukuman) berat pada santri yang ketahuan melanggar aturan merokok di pesantren itu. Namun tentu saja ada santri nakal yang nekat melakukan pelanggaran. Bahkan, sering beberapa santri yang tidak tahan ingin merokok mencari-cari kesempatan di malam hari, pada saat gelap di sudut-sudut asrama atau di gang-gang kecilnya, atau di tempat jemuran pakaian atau di pekarangan sang Kiai. Bahkan ada juga yang tidak jijik merokok di dalam WC sambil pura-pura sedang BAB.


      Satu hari, saat malam telah larut, salah seorang santri perokok ingin kembali melakukan aksi terlarangnya. Meski sudah agak mengantuk karena kelamaan menunggu waktu yang aman untuk merokok, ia pun bergegas ke kebun belimbing, di belakang salah satu gedung pesantren itu. Santri itu lalu mendekati seseorang temannya di kejauhan yang sedang menyalakan rokok. Suasana disekitar yang jauh dari lampu penerangan membuat tempat itu memang agak gelap dan aman untuk merokok.

      "Kang, minta rokoknya... sekalian dengan api-nya...sup." katanya sambil menyodorkan jari tengah dan telunjukknya.
Temannya langsung menyerahkan sebungkus rokok yang dipegangnya. Santri perokok itu tanpa memperhatikan temannya itu langsung buru-buru mengisap rokok. "Alhamdulillah, asyik sup..." katanya. Diteruskan dengan isapan kedua, sambil memejamkan mata seakan menghayati isapan rokoknya.


       Rokok semakin menyala, dan... dalam gelap dengan bantuan nyala rokok itu lama-lama kelamaan si santri mulai sadar dengan siapa dia sebenarnya saat itu sedang merokok bareng. Namun santri belum yakin betul dan diteruskan dengan isapan selanjutnya... Isapan yang dalam sehingga membuat rokok itu semakin menyala terang. Dan...
Ternyata... yang dia mintai rokok adalah Kiainya sendiri.
Bukan main, si santri itu sangat kaget dan ketakutan. Dia langsung kabur, lari tunggang langgang tanpa sempat mengembalikan rokok yang dipinjamnya.


Sang Kiai pun marah besar sambil berteriak :

"Hei rokok saya jangan dibawa, itu tinggal satu-satunya, Kang..."

sumbernya dari KETAWA

1 comment:

Komentar Facebook