Lafal yang dibaca ketika
melakukan sujud syukur adalah
ROBBI AUZI'NI AN ASYKURO NIKMATAKALLATI
AN'AMTA ALAIYYA WA 'ALA WALIDAYYA
WA AN A'MALA SHOLIHAN TARDHOHU. WA'ADKHILNI BI ROHMATKA FI 'IBADIKASS SHOLIHIN
So [Solomon] smiled,
amused at her speech, and said, "My Lord, enable me to be grateful for
Your favor which You have bestowed upon me and upon my parents and to do
righteousness of which You approve. And admit me by Your mercy into [the ranks
of] Your righteous servants."
"Ya Tuhanku berilah
aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang
Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml [27]: 19)
Lafal sujud syukur ini
adalah doa Nabi Sulaiman a.s. yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah an-Naml:
19. Ketika itu Nabi Sulaiman a.s. tersenyum mendengar percakapan semut yang
hendak melindungi diri karena kedatangan pasukan Sulaiman melewati sarangnya.
Oleh karena itu Nabi Sulaiman bersyukur kepada Allah swt. atas ilham yang telah
dianugerahkan-Nya kepada Nabi Sulaiman.
Sujud syukur juga sering
dilakukan oleh para sahabat Nabi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar as-Sidik
melakukan sujud syukur ketika mendengar kematian Musailamah al-Kazab; kemudian
Ali bin Abi Talib bersujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudayah diantara
orang-orang khawarij yang tewas terbunuh; Ka’ab bin Malik melakukan sujud
syukur ketika mendengar berita tentang tobatnya diterima oleh Allah swt.
2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi yaitu
mengerjakan sujud dua kali yang dikerjakan sebelum salam setelah selesai
membaca bacaan tasyahud akhir. Sujud ini dilakukan karena ada keraguan atau ada
yang terlupa dalam mengerjakan salat.
Sebab-sebab dilakukannya
sujud sahwi adalah sebagai berikut.
1.
Kekurangan atau kelebihan
rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa. Apabila kekurangan maka jumlah rakaatnya
dipenuhi dahulu.
2.
Ragu-ragu (syak)
tentang bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
3.
Lupa belum membaca
tasyahud awal
Sebab-sebab dilakukannya
sujud sahwi adalah sebagai berikut. Cara melaksanakan sujud sahwi adalah sebagai
berikut.
1.
Apabila merasa ragu akan
bilangan rakaat, maka pilihlah yang paling sedikit, kemudian disempurnakan
jumlah rakaatnya, kemudian sujud sahwi sebelum memberi salam.
2.
Apabila jumlah rakaatnya
kurang, maka harus dicukupi terlebih dahulu.
3.
Apabila belum membaca
tasyahud awal, setelah teringat dan belum berdiri tegak, masih boleh
mengerjakan tasyahud awal. Akan tetapi bila sudah terlanjur berdiri tegak,
tasyahud awal dilampaui saja.
Bacaan pada saat
melaksanakan sujud sahwi adalah
سُبْحَانَ
مَنْ لاَ يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا.
Artinya: ”Mahasuci Allah swt.
yang tidak tidur dan tidak lupa.”
Sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, tetapi boleh juga dilakukan sesudah salam. Hukum sujud sahwi
adalah sunah. Sujud sahwi dilakukan sama dengan sujud rukun, yaitu dua sujud
dengan duduk di antara kedua sujud yang bacaannya sama dengan duduk di antara dua
sujud pada waktu salat.
3. Sujud
Tilawah
Sujud tilawah artinya
sujud bacaan, yaitu sujud yang sunah dikerjakan ketika seseorang membaca
ayat-ayat sajdah. Begitu pula orang yang mendengar bacaan ayat-ayat tersebut.
Apabila ayat-ayat sajdah dibaca dalam salat, maka apabila imam melakukan sujud
tilawah, makmumnya juga mengikuti untuk sujud tilawah. Akan tetapi apabila imam
tidak membaca sujud tilawah, yang mendengarkan tidak disunahkan sujud.
Ayat-ayat sajdah adalah
ayat-ayat yang memuat lafal سَجَدَ – يَسْجُدُ – أَسْجُدُ .
Dalam sebuah hadis,
Tirmizi meriwayatkan sebagai berikut.:
Dari Ibnu Umar,
“Sesungguhnya Nabi saw. Pernah membaca Al-Qur’an di depan kami. Ketika
bacaannya sampai pada ayat Sajdah, beliau takbir, lalu sujud, maka kami pun
sujud bersama-sama beliau.” (H.R. Tirmizi).
Pengertian dan Cara Sujud Sahwi, Sujud Syukur dan
Sujud Tilawah
Berikut saya akan
jelaskan macam-macam sujud dengan dasarnya, yang saya kutip dari brosur
pengajian.
Sujud Sahwi :
Sujud Sahwi :
Pengertian Sujud Sahwi, Sujud Sahwi adalah sujud
karena lupa, maksudnya : sujud dua kali karena terlupa salah satu rukun shalat,
baik kelebihan maupun kekurangan dalam
Dari
Abdullah bin Buhainah Al-Asdiy bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri
dalam shalat Dhuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awwal), maka setelah
selesai shalat, dalam keadaan duduk sebelum salam beliau bersujud dua kali, dan
beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para makmum juga mengerjakan
sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk (attahiyyat) yang
terlupa itu". [HR. Muslim 1 : 399].
Telah berkata Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah
shalat 'Ashar menjadi imam bagi kami, lalu beliau salam setelah 2 raka'at, maka
berdirilah (seorang shahabat yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya:
"Ya Rasulullah ! Apakah shalat ini diqashar atau engkau lupa ?"
Rasulullah
SAW menjawab, "Semua itu tidak terjadi". Dia berkata : "Ya
Rasulullah ! salah satu dari (dua) itu telah terjadi". Lalu Rasulullah SAW
menghadap kepada para shahabat sambil bertanya, "Benarkah Dzulyadain
?". Jawab para shahabat, "Betul, ya Rasulullah". Kemudian
Rasulullah SAW menyempurnakan shalat yang kurang itu, lalu sujud dua kali
dengan duduk sesudah salam. [HR. Muslim 1 : 404]
Dari
'Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah SAW pernah shalat 'Ashar lalu salam
pada raka'at ketiga, kemudian beliau masuk ke rumahnya. Maka seorang shahabat
yang bernama Khirbaq (yang panjang dua tangannya) memanggil Rasulullah SAW
sambil menceritakan kejadian itu, maka Rasulullah SAW keluar dengan marah
sambil menyeret selendangnya hingga sampai kepada orang banyak, lalu bertanya,
"Betulkah orang ini ?" Para shahabat menjawab, "Betul".
Kemudian Rasulullah SAW shalat satu raka'at, lalu salam, kemudian sujud (Sahwi)
dua kali kemudian salam (lagi). [HR. Muslim 1 : 404]
Telah
berkata Abdullah : Rasulullah SAW pernah shalat bersama kami lima raka'at.
Setelah selesai shalat, para shahabat berbisik-bisik diantara mereka. Maka
Rasulullah SAW bertanya, "Ada apa kalian ?". Mereka menjawab,
"Ya Rasulullah, apakah shalat ini ditambah ?". Rasulullah SAW
menjawab, "Tidak". Para shahabat berkata, "Sesungguhnya engkau
telah shalat lima raka'at". Maka Nabi SAW berpaling, lalu sujud dua kali
kemudian salam. [HR. Muslim 1 : 402]
Rasulullah SAW bersabda :
Dan
apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya,
hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut pilihan
itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua kali. [HR. Muslim 1 : 400]
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang
diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak tahu apakah
ia telah shalat tiga atau empat raka'at, maka hendaklah ia buang yang syak
(ragu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yaqini, kemudian hendaklah ia sujud dua
kali sebelum salam. [HR. Muslim 1: 400]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits di atas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Orang yang lupa tidak duduk Attahiyat
Awwal, orang yang lupa pada raka'at kedua sudah salam padahal masih ada satu
atau dua raka'at lagi yang seharusnya ia sempurnakan, maupun orang yang shalat
kelebihan raka'at dari yang semestinya, maka orang tersebut supaya Sujud Sahwi
dua kali.
2. Sujud Sahwi itu memakai takbir
3. Sujud Sahwi itu bisa dilakukan sebelum
salam maupun sesudah salam. Dan apabila dikerjakan sesudah salam, maka setelah
Sujud Sahwi lalu salam (lagi).
4. Kalau kita syak (ragu-ragu) tentang
raka'at shalat, hendaklah kita ambil yang yaqin, lalu kita sempurnakan
5. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud
Sahwi ini.
Sujud Syukur
Pengertian Sujud
Syukur, Sujud Syukur ialah sujud terima kasih, yaitu sujud satu kali di waktu
mendapat keuntungan yang menyenangkan atau terhindar dari kesusahan yang besar.
Dari
Abu Bakrah, dari Nabi SAW bahwasanya beliau dahulu apabila mendapat khabar yang
menyenangkan, atau diberi khabar gembira, beliau lalu menyungkur sujud untuk
bersyukur kepada Allah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 89]
href="http://4.bp.blogspot.com/-KvuXvuPzeTQ/Tr8lS_Q01oI/AAAAAAAAArY/XuBhC2lfZCg/s570/m10-11.PNG"
imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right:
1em;">
Dari
Abdur Rahman bin 'Auf, ia berkata : Rasulullah SAW pernah keluar (bepergian),
lalu beliau menuju ke shadafahnya (semacam kemah), lalu beliau masuk ke dalam
dan menghadap qiblat, kemudian beliau sujud dengan sujud yang lama, sehingga
aku mengira bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa beliau. Kemudian
aku mendekati beliau, lalu duduk. Maka beliau mengangkat kepalanya dan
bertanya, "Siapa ini ?’. Aku menjawab, “ ‘Abdur Rahman”. Beliau bertanya
lagi, “Mengapa engkau ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, engkau bersujud dengan
suatu sujud yang aku khawatir bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa
engkau”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya Jibril AS telah datang kepadaku
dan memberi khabar gembira kepadaku, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman, Barangsiapa yang bershalawat
kepadamu, maka aku akan memberikan shalawat kepadanya. Dan barangsiapa yang
mengucapkan salam kepadamu, maka aku pun memberikan salam kepadanya, maka aku bersujud bersyukur kepada Allah ‘Azza wa
Jalla". [HR. Ahmad juz 1, hal. 407, no. 1664]
Dari Al-Baraa', ia berkata : Nabi SAW pernah mengutus
Khalid bin Walid kepada penduduk Yaman untuk menyeru mereka kepada Islam,
tetapi mereka belum mau masuk Islam. Kemudian Nabi SAW mengutus ‘Ali dan
memerintahkannya supaya menyusul Khalid. …... kemudian 'Ali RA menulis surat
kepada Rasulullah SAW bahwa orang-orang disana sudah
masuk Islam. Maka setelah Rasulullah SAW membaca surat
itu, beliau menyungkur sujud". [HR. Baihaqi juz 2, hal. 369]
Keterangan :
Dari hadits-hadits tersebut dapat diambil pengertian
sebagai berikut :
1. Sujud syukur itu dilakukan karena satu
keuntungan yang didapat atau satu kesusahan yang tertolak.
2. Sujud syukur itu hanya sekali sujud.
3. Untuk sujud itu tidak perlu wudlu.
4. Hukum sujud tersebut sunnat.
5. disyaratkan Takbir, Attahiyat atau Salam
untuk Sujud tersebut.
6. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud
Syukur ini.
Sujud Tilawah
Pengertian Sujud
Tilawah, Sujud Tilawah ialah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat
sajdah.
Dari
'Amr bin 'Ash : Bahwasanya Rasulullah SAW telah mengajarkannya lima belas
(ayat) sujud di dalam Al-Qur'an. Tiga dari padanya di surah yang pendek-pendek,
dan dua di surah Al-Hajji". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 58]
Telah berkata 'Umar, "Hai manusia, kita melewati
ayat sujud. Barangsiapa bersujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak
bersujud, ia tidak berdosa". [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
Telah
berkata Zaid bin Aslam : Sesungguhnya ada seorang pemuda membaca ayat sujud
disisi Nabi SAW, lalu ia menunggu Nabi SAW melakukan sujud. Ternyata Nabi SAW
tidak sujud, maka ia bertanya, "Ya Rasulullah ! Apakah di ayat sujud ini
tidak ada sujud ?" Jawab Rasulullah SAW, "Ada ! Tetapi engkau menjadi
imam kami tentang itu. Jika engkau sujud, niscaya kami pun sujud". [HR.
Ibnu Abi Syaibah. Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 115]
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi SAW membaca
pada sujud Al-Qur'an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada wajhii lilladzii kholaqohu
wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu bihaulihi wa quwwatihi (Bersujud diriku
kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan
membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan
kekuasaan-Nya)”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih, juz
2, hal. 47]
Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas dapat diambil pengertian
sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali
sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau
yang membaca ayat itu tidak sujud,sedang kalau yang membaca ayat itu sujud,
kita juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :
Lafal yang dibaca ketika
melakukan sujud syukur adalah
So [Solomon] smiled,
amused at her speech, and said, "My Lord, enable me to be grateful for
Your favor which You have bestowed upon me and upon my parents and to do
righteousness of which You approve. And admit me by Your mercy into [the ranks
of] Your righteous servants."
"Ya Tuhanku berilah
aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang
Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh. (Q.S. An-Naml [27]: 19)
Lafal sujud syukur ini
adalah doa Nabi Sulaiman a.s. yang diabadikan dalam Al-Qur’an Surah an-Naml:
19. Ketika itu Nabi Sulaiman a.s. tersenyum mendengar percakapan semut yang
hendak melindungi diri karena kedatangan pasukan Sulaiman melewati sarangnya.
Oleh karena itu Nabi Sulaiman bersyukur kepada Allah swt. atas ilham yang telah
dianugerahkan-Nya kepada Nabi Sulaiman.
Sujud syukur juga sering
dilakukan oleh para sahabat Nabi. Sebagai contoh adalah Abu Bakar as-Sidik
melakukan sujud syukur ketika mendengar kematian Musailamah al-Kazab; kemudian
Ali bin Abi Talib bersujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudayah diantara
orang-orang khawarij yang tewas terbunuh; Ka’ab bin Malik melakukan sujud
syukur ketika mendengar berita tentang tobatnya diterima oleh Allah swt.
2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi yaitu
mengerjakan sujud dua kali yang dikerjakan sebelum salam setelah selesai
membaca bacaan tasyahud akhir. Sujud ini dilakukan karena ada keraguan atau ada
yang terlupa dalam mengerjakan salat.
Sebab-sebab dilakukannya
sujud sahwi adalah sebagai berikut.
1.
Kekurangan atau kelebihan
rakaat, rukuk, atau sujud karena lupa. Apabila kekurangan maka jumlah rakaatnya
dipenuhi dahulu.
2.
Ragu-ragu (syak)
tentang bilangan rakaat yang telah dikerjakan.
3.
Lupa belum membaca
tasyahud awal
Sebab-sebab dilakukannya
sujud sahwi adalah sebagai berikut. Cara melaksanakan sujud sahwi adalah sebagai
berikut.
1.
Apabila merasa ragu akan
bilangan rakaat, maka pilihlah yang paling sedikit, kemudian disempurnakan
jumlah rakaatnya, kemudian sujud sahwi sebelum memberi salam.
2.
Apabila jumlah rakaatnya
kurang, maka harus dicukupi terlebih dahulu.
3.
Apabila belum membaca
tasyahud awal, setelah teringat dan belum berdiri tegak, masih boleh
mengerjakan tasyahud awal. Akan tetapi bila sudah terlanjur berdiri tegak,
tasyahud awal dilampaui saja.
Bacaan pada saat
melaksanakan sujud sahwi adalah
سُبْحَانَ
مَنْ لاَ يَنَامُ وَلَا يَسْهُوْا.
Artinya: ”Mahasuci Allah swt.
yang tidak tidur dan tidak lupa.”
Sujud sahwi dilakukan
sebelum salam, tetapi boleh juga dilakukan sesudah salam. Hukum sujud sahwi
adalah sunah. Sujud sahwi dilakukan sama dengan sujud rukun, yaitu dua sujud
dengan duduk di antara kedua sujud yang bacaannya sama dengan duduk di antara dua
sujud pada waktu salat.
3. Sujud
Tilawah
Sujud tilawah artinya
sujud bacaan, yaitu sujud yang sunah dikerjakan ketika seseorang membaca
ayat-ayat sajdah. Begitu pula orang yang mendengar bacaan ayat-ayat tersebut.
Apabila ayat-ayat sajdah dibaca dalam salat, maka apabila imam melakukan sujud
tilawah, makmumnya juga mengikuti untuk sujud tilawah. Akan tetapi apabila imam
tidak membaca sujud tilawah, yang mendengarkan tidak disunahkan sujud.
Ayat-ayat sajdah adalah
ayat-ayat yang memuat lafal سَجَدَ – يَسْجُدُ – أَسْجُدُ .
Dalam sebuah hadis,
Tirmizi meriwayatkan sebagai berikut.:
Dari Ibnu Umar,
“Sesungguhnya Nabi saw. Pernah membaca Al-Qur’an di depan kami. Ketika
bacaannya sampai pada ayat Sajdah, beliau takbir, lalu sujud, maka kami pun
sujud bersama-sama beliau.” (H.R. Tirmizi).
Pengertian dan Cara Sujud Sahwi, Sujud Syukur dan
Sujud Tilawah
Berikut saya akan
jelaskan macam-macam sujud dengan dasarnya, yang saya kutip dari brosur
pengajian.
Sujud Sahwi :
Sujud Sahwi :
Pengertian Sujud Sahwi, Sujud Sahwi adalah sujud
karena lupa, maksudnya : sujud dua kali karena terlupa salah satu rukun shalat,
baik kelebihan maupun kekurangan dalam
Dari
Abdullah bin Buhainah Al-Asdiy bahwasanya Rasulullah SAW pernah bangkit berdiri
dalam shalat Dhuhur padahal mestinya duduk (attahiyyat awwal), maka setelah
selesai shalat, dalam keadaan duduk sebelum salam beliau bersujud dua kali, dan
beliau bertakbir pada tiap-tiap sujud dan para makmum juga mengerjakan
sebagaimana yang dikerjakan beliau untuk mengganti duduk (attahiyyat) yang
terlupa itu". [HR. Muslim 1 : 399].
Telah berkata Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah
shalat 'Ashar menjadi imam bagi kami, lalu beliau salam setelah 2 raka'at, maka
berdirilah (seorang shahabat yang panggilannya) Dzul-yadain dan bertanya:
"Ya Rasulullah ! Apakah shalat ini diqashar atau engkau lupa ?"
Rasulullah
SAW menjawab, "Semua itu tidak terjadi". Dia berkata : "Ya
Rasulullah ! salah satu dari (dua) itu telah terjadi". Lalu Rasulullah SAW
menghadap kepada para shahabat sambil bertanya, "Benarkah Dzulyadain
?". Jawab para shahabat, "Betul, ya Rasulullah". Kemudian
Rasulullah SAW menyempurnakan shalat yang kurang itu, lalu sujud dua kali
dengan duduk sesudah salam. [HR. Muslim 1 : 404]
Dari
'Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah SAW pernah shalat 'Ashar lalu salam
pada raka'at ketiga, kemudian beliau masuk ke rumahnya. Maka seorang shahabat
yang bernama Khirbaq (yang panjang dua tangannya) memanggil Rasulullah SAW
sambil menceritakan kejadian itu, maka Rasulullah SAW keluar dengan marah
sambil menyeret selendangnya hingga sampai kepada orang banyak, lalu bertanya,
"Betulkah orang ini ?" Para shahabat menjawab, "Betul".
Kemudian Rasulullah SAW shalat satu raka'at, lalu salam, kemudian sujud (Sahwi)
dua kali kemudian salam (lagi). [HR. Muslim 1 : 404]
Telah
berkata Abdullah : Rasulullah SAW pernah shalat bersama kami lima raka'at.
Setelah selesai shalat, para shahabat berbisik-bisik diantara mereka. Maka
Rasulullah SAW bertanya, "Ada apa kalian ?". Mereka menjawab,
"Ya Rasulullah, apakah shalat ini ditambah ?". Rasulullah SAW
menjawab, "Tidak". Para shahabat berkata, "Sesungguhnya engkau
telah shalat lima raka'at". Maka Nabi SAW berpaling, lalu sujud dua kali
kemudian salam. [HR. Muslim 1 : 402]
Rasulullah SAW bersabda :
Dan
apabila seseorang diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya,
hendaklah ia pilih yang mendekati benar, lalu ia sempurnakan menurut pilihan
itu. Kemudian hendaklah ia sujud dua kali. [HR. Muslim 1 : 400]
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang
diantara kalian syak (ragu-ragu) di dalam shalatnya, yaitu ia tidak tahu apakah
ia telah shalat tiga atau empat raka'at, maka hendaklah ia buang yang syak
(ragu-ragu) dan kerjakan mana yang ia yaqini, kemudian hendaklah ia sujud dua
kali sebelum salam. [HR. Muslim 1: 400]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits di atas dapat diambil pengertian sebagai berikut :
1. Orang yang lupa tidak duduk Attahiyat
Awwal, orang yang lupa pada raka'at kedua sudah salam padahal masih ada satu
atau dua raka'at lagi yang seharusnya ia sempurnakan, maupun orang yang shalat
kelebihan raka'at dari yang semestinya, maka orang tersebut supaya Sujud Sahwi
dua kali.
2. Sujud Sahwi itu memakai takbir
3. Sujud Sahwi itu bisa dilakukan sebelum
salam maupun sesudah salam. Dan apabila dikerjakan sesudah salam, maka setelah
Sujud Sahwi lalu salam (lagi).
4. Kalau kita syak (ragu-ragu) tentang
raka'at shalat, hendaklah kita ambil yang yaqin, lalu kita sempurnakan
5. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud
Sahwi ini.
Sujud Syukur
Pengertian Sujud
Syukur, Sujud Syukur ialah sujud terima kasih, yaitu sujud satu kali di waktu
mendapat keuntungan yang menyenangkan atau terhindar dari kesusahan yang besar.
Dari
Abu Bakrah, dari Nabi SAW bahwasanya beliau dahulu apabila mendapat khabar yang
menyenangkan, atau diberi khabar gembira, beliau lalu menyungkur sujud untuk
bersyukur kepada Allah". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 89]
href="http://4.bp.blogspot.com/-KvuXvuPzeTQ/Tr8lS_Q01oI/AAAAAAAAArY/XuBhC2lfZCg/s570/m10-11.PNG"
imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right:
1em;">
Dari
Abdur Rahman bin 'Auf, ia berkata : Rasulullah SAW pernah keluar (bepergian),
lalu beliau menuju ke shadafahnya (semacam kemah), lalu beliau masuk ke dalam
dan menghadap qiblat, kemudian beliau sujud dengan sujud yang lama, sehingga
aku mengira bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa beliau. Kemudian
aku mendekati beliau, lalu duduk. Maka beliau mengangkat kepalanya dan
bertanya, "Siapa ini ?’. Aku menjawab, “ ‘Abdur Rahman”. Beliau bertanya
lagi, “Mengapa engkau ?”. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, engkau bersujud dengan
suatu sujud yang aku khawatir bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah mencabut nyawa
engkau”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya Jibril AS telah datang kepadaku
dan memberi khabar gembira kepadaku, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman, Barangsiapa yang bershalawat
kepadamu, maka aku akan memberikan shalawat kepadanya. Dan barangsiapa yang
mengucapkan salam kepadamu, maka aku pun memberikan salam kepadanya, maka aku bersujud bersyukur kepada Allah ‘Azza wa
Jalla". [HR. Ahmad juz 1, hal. 407, no. 1664]
Dari Al-Baraa', ia berkata : Nabi SAW pernah mengutus
Khalid bin Walid kepada penduduk Yaman untuk menyeru mereka kepada Islam,
tetapi mereka belum mau masuk Islam. Kemudian Nabi SAW mengutus ‘Ali dan
memerintahkannya supaya menyusul Khalid. …... kemudian 'Ali RA menulis surat
kepada Rasulullah SAW bahwa orang-orang disana sudah
masuk Islam. Maka setelah Rasulullah SAW membaca surat
itu, beliau menyungkur sujud". [HR. Baihaqi juz 2, hal. 369]
Keterangan :
Dari hadits-hadits tersebut dapat diambil pengertian
sebagai berikut :
1. Sujud syukur itu dilakukan karena satu
keuntungan yang didapat atau satu kesusahan yang tertolak.
2. Sujud syukur itu hanya sekali sujud.
3. Untuk sujud itu tidak perlu wudlu.
4. Hukum sujud tersebut sunnat.
5. disyaratkan Takbir, Attahiyat atau Salam
untuk Sujud tersebut.
6. Tidak ada bacaan yang khusus untuk Sujud
Syukur ini.
Sujud Tilawah
Pengertian Sujud
Tilawah, Sujud Tilawah ialah sujud diwaktu membaca atau mendengar ayat-ayat
sajdah.
Dari
'Amr bin 'Ash : Bahwasanya Rasulullah SAW telah mengajarkannya lima belas
(ayat) sujud di dalam Al-Qur'an. Tiga dari padanya di surah yang pendek-pendek,
dan dua di surah Al-Hajji". [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 58]
Telah berkata 'Umar, "Hai manusia, kita melewati
ayat sujud. Barangsiapa bersujud, ia mendapat pahala; dan barangsiapa tidak
bersujud, ia tidak berdosa". [HR. Bukhari juz 2, hal. 34]
Telah
berkata Zaid bin Aslam : Sesungguhnya ada seorang pemuda membaca ayat sujud
disisi Nabi SAW, lalu ia menunggu Nabi SAW melakukan sujud. Ternyata Nabi SAW
tidak sujud, maka ia bertanya, "Ya Rasulullah ! Apakah di ayat sujud ini
tidak ada sujud ?" Jawab Rasulullah SAW, "Ada ! Tetapi engkau menjadi
imam kami tentang itu. Jika engkau sujud, niscaya kami pun sujud". [HR.
Ibnu Abi Syaibah. Dalam Nailul Authar juz 3, hal. 115]
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi SAW membaca
pada sujud Al-Qur'an (sujud tilawah) pada malam hari, “Sajada wajhii lilladzii kholaqohu
wa syaqqo sam'ahu wa bashorohu bihaulihi wa quwwatihi (Bersujud diriku
kepada Tuhan yang telah menciptakannya dan
membuatnya mendengar dan melihat dengan kekuatan dan
kekuasaan-Nya)”. [HR. Tirmidzi, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih, juz
2, hal. 47]
Keterangan :
Dari hadits-hadits diatas dapat diambil pengertian
sebagai berikut :
1. Sujud Tilawah itu hanya sekali
sujud
2. Sujud Tilawah hukumnya sunnah
3. Kita tidak disunnahkan sujud kalau
yang membaca ayat itu tidak sujud,sedang kalau yang membaca ayat itu sujud,
kita juga sujud walaupun di dalam shalat.
4. Tidak perlu wudlu dahulu.
5. Di dalam sujud tersebut membaca :
trimakasih atas ilmunya yg bermànfaat ini...!
ReplyDelete