Sunday, May 19, 2013

Yahudi , pencopet kelas internasional

ADA PENCOPET JADI SARJANA

Hampir semua orang percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari dataran tinggi di Sumatera yang dipimpin oleh Raja Alexander Agung atau Izkandar Zulkarnain..

Menurut Sejarah, raja tersebut hidup dari zaman 356 SM sampai 323 SM

Dia juga dikenal sebagai Raja Alexander III dari Macedonia, seorang pemimpin militer yang paling berhasil sepanjang zaman dan dianggap tidak bisa dikalahkan dalam setiap pertempuran. Di zamannya, dia sudah menguasai kebanyakan daerah yang sudah dikenal.


Ayahnya adalah Philip II yang menyatukan kebanyakan kota2 di dataran utama Yunani dalam kepemerintahan Macedonian dalam sebuah Negara federasi yang disebut Persatuan Corinth (League of Corinth)


Raja Alexander menguasai daerah-daerah termasuk Anatolia,Syria,Phoenicia,Judea,Gaza,Mesir
Bactria,Mesopotamia (Irak),dan dia memperluas batas-batas imperiumnya sejauh Punjab,India.

Menurut AlQuran, Zulkarnain juga sempat mengunjungi China dan membantu membangun Tembok Besar China

Alexander menyatukan banyak suku-suku asing ke dalam kesatuan tentaranya, yang akhirnya membuat para cendikiawan menganggap dia sebagai seorang Bapak Penyatuan. Dia juga
Mendorong pernikahan antara tentaranya dengan suku2 asing tersebut,dan dia sendiri juga menikahi 2 putri dari suku-suku asing tersebut

Daerah paling terpopular yang pernah ia kuasai adalah Alexandria (Mesir) atau dalam bahasa arab Iskandariyah,dinamai sesuai namanya.

Al Quran menyebutkan Raja Alexander dalam beberapa ayat antara lain Al Kahfi 83-89

Diantara tentaranya, ada beberapa suku Yahudi yang ikut yang dikenal sebagai B’nai Jacob (Anak dari Nabi Yakub)

Hari ini,para keturunannya menyebut dirinya sebagai orang Minangkabau, yang didapat dari kata-kata generasi mereka sebelumnya “Bainang Ka Yakubu” atau aslinya B’nai Yakub
(sesuai lidah generasi pertama)

Selama kunjungan Alexander ke Asia Timur,Pernikahan besar-besaran antara tentara Alexander dan suku asli Asia timur terjadi sesuai perintah Alexander,karena China adalah tempat yang sangat damai untuk beristirahat,dan tentu saja,karena raja tidak membawa wanita di dalam tim tentaranya.

Dan hasilnya, pria dari suku Yahudi B’nai Yakub menikah dengan wanita-wanita dari suku di China dan membawa kebudayaan dari masing-masing adat.

Dari Cina, Raja melanjutkan berlayar ke Laut Cina Selatan dan memutari Selat Malaka menuju pantai barat Sumatera.

Beberapa keluarga percampuran Yahudi-China tersebut memutuskan untuk menetap, yang lain mengambil rute lain ke India dari jalur Nepal

Ketika mereka sampai diantara pulau Siberut dan dataran utma Sumatera mereka dapat Melihat puncak Gunung Merapi.

Jika anda pergi naik Speedboat dari Pelabuhan Ikan Padang,Muara dan pergi ke Pulau Siberut, sekitar 2 jam setelah meninggalkan pulau utama, dengan cuaca yang baik,anda akan bisa melihat Gunung merapi nun jauh disana. Kelihatan mistik. Sekitar 4 jam dengan boat dari Padang ke Pulau Siberut.

Merapi adalah sebutan sekarang,kata ini diturunkan dari kata “Marave”, bahasa Aram yang berarti “tempat yang paling tinggi”

(ada lagu daerah yang terkenal yang diambil dari cerita kuno yang mengatakan “Sajak
Gunuang Marapi sagadang talua itiak.” Yang berarti “sejak Gunung Merapi sebesar telur itik)

Bahasa Aram adalah bahasa Ibu dari Bahasa Arab dan Ibrani.Bahasa ini dipercaya sebagai bahasa yang dipakai Nabi Ibrahim A.S dan dan tidak diragukan lagi begitu juga dipakai Raja Alexander juga.

Di dekat Gunung Merapi, Raja menemukan tempat yang sesuai untuk mengakhiri perjalanan. Dia meminta tentaranya yang menikah untuk memulai membuat tempat yang lebih permanent.

Dalam istilah kuno orang Minang, Kata yang berarti memulai untuk membuat tempat perlindungan adalah “taruko” yang ternyata berakar dari bahasa Aram “tarukh” atau “tarack” dan bahasa Ibrani.
Hari ini,para keturunannya menyebut dirinya sebagai orang Minangkabau, yang didapat dari kata-kata generasi mereka sebelumnya “Bainang Ka Yakubu” atau aslinya B’nai Yakub
(sesuai lidah generasi pertama)


Selama kunjungan Alexander ke Asia Timur,Pernikahan besar-besaran antara tentara Alexander dan suku asli Asia timur terjadi sesuai perintah Alexander,karena China adalah tempat yang sangat damai untuk beristirahat,dan tentu saja,karena raja tidak membawa wanita di dalam tim tentaranya.

Dan hasilnya, pria dari suku Yahudi B’nai Yakub menikah dengan wanita-wanita dari suku di China dan membawa kebudayaan dari masing-masing adat.

Dari Cina, Raja melanjutkan berlayar ke Laut Cina Selatan dan memutari Selat Malaka menuju pantai barat Sumatera.

Beberapa keluarga percampuran Yahudi-China tersebut memutuskan untuk menetap, yang lain mengambil rute lain ke India dari jalur Nepal

Ketika mereka sampai diantara pulau Siberut dan dataran utma Sumatera mereka dapat Melihat puncak Gunung Merapi.

Jika anda pergi naik Speedboat dari Pelabuhan Ikan Padang,Muara dan pergi ke Pulau Siberut, sekitar 2 jam setelah meninggalkan pulau utama, dengan cuaca yang baik,anda akan bisa melihat Gunung merapi nun jauh disana. Kelihatan mistik. Sekitar 4 jam dengan boat dari Padang ke Pulau Siberut.

Merapi adalah sebutan sekarang,kata ini diturunkan dari kata “Marave”, bahasa Aram yang berarti “tempat yang paling tinggi”

(ada lagu daerah yang terkenal yang diambil dari cerita kuno yang mengatakan “Sajak
Gunuang Marapi sagadang talua itiak.” Yang berarti “sejak Gunung Merapi sebesar telur itik)

Bahasa Aram adalah bahasa Ibu dari Bahasa Arab dan Ibrani.Bahasa ini dipercaya sebagai bahasa yang dipakai Nabi Ibrahim A.S dan dan tidak diragukan lagi begitu juga dipakai Raja Alexander juga.

Di dekat Gunung Merapi, Raja menemukan tempat yang sesuai untuk mengakhiri perjalanan. Dia meminta tentaranya yang menikah untuk memulai membuat tempat yang lebih permanent.

Dalam istilah kuno orang Minang, Kata yang berarti memulai untuk membuat tempat perlindungan adalah “taruko” yang ternyata berakar dari bahasa Aram “tarukh” atau “tarack” dan bahasa Ibrani.

Alexander kemudian wafat disana dengan damai dan dikuburkan di pemakaman mewah bernama Pariangan (Taman Pharaoh)

Hari ini,pengunjung dapat dengan mudah menemukan kuburan sepanjang 7 meter disana dan itu diyakini sebagai tempat peristirahatan raja (saya pernah mengunjungi tempat itu tapi tidak memiliki kesempatan untuk secara tepat mengukurnya)

Salah satu istri Alexander Boendo Kendon (bahasa Aram yang berarti isteri yang tercinta) melahirnkanseorang anak satun2nya yang bernama Than Kendon (bahasa Aram yang berarti Anak tercinta) atau sekarang lebih dikenal sebagai Dang Tuanku


Sebelum wafat, Alexander mewariskan satu set peraturan yang disebut Tamvo Alam (bahasa Aram yang berarti Kitab Pengakuan”) yang menjelaskan adat-adat untuk rakyatnya


(Hari ini,orang Minang masih bersandar kepada buku petunjuk tersebut untuk memecahkan masalah dan kompleksitas yang terjadi di komunitas mereka)

Kitab yang sekarang disebut “tambo” menyebutkan aturan2 tertentu yang sangat tegas
Mengenai matrilinear yang juga sangat umum dipakai oleh bangsa yahudi sekarang

Aturan Matrilinear sekarang disebut sebagai Ad Tho’t,Bahasa aram untuk “kepatuhan” atau Adat.

Adat mengatur bahwa, seluruh barang termasuk harta warisan tidk terbatas hanya tanah saja,rumah dan sawah hanya boleh diberikan kepada wanita saja

Catatan:
Islam datag ke dataran Minangkabau kira-kira pada abad ke 13 dang mendapatkan tentangan keras dari Kaum Adat. Ketika Ajaran wahabi datang, pada abad ke 18, sebuah kompromi terjadi antara agama dan adat Minangkabau dan dikenal sebagai Adat Basandi Syara’,Syara’ Basandi Kitabullah (adat bersendi Syariat Islam,Syariat Islam bersendi Al Quran)

Sistem Matrilinear masih menyisakan jejak2nya sampai Sekarang.Bahkan Sheikh Minangkabauwi, seoran ulama kelahiran Sumatera Barat memutuskan untuk menetap dan menjadi imam di masjidil haram di mekkah ketimbang kembali ke kampong halamannya untuk menunjukkan ketidaksukaanya terhadap system yang dia sebut kafir.


Untuk menjaga dan menyakinkan Adat benar-benar menjadi pola-pola perilaku Kaumnya, raja Alexander menunjuk penasehatnya yang bernama Raphael (Perpatih) dari suku B’nai Yakub dan Tun Gong (Tumenggung) dari suku China

Rafael memimpin dan menjaga kepentingan keluarga Carta (Koto) dan Phillip (Piliang) sedangkan Tun Gong memimpin keluarga Bong Ti (Bodi) dan Chan Yah Goh (Chaniago).

Setelah itu,semua keturunan Perpatih dan Tumenggung dianugrahi gelar “Datuk” yang berasal dari nama “Dan Tuanku” yang meninggal di usianya yang cukup muda

Dilihat dari kesamaan dengan atribut bangsa Yahudi seperti aturan warisan berdasarkan matrilinear dan karakternya yang berbeda dengan rata-rata orang Indonesia kebanyakan, Seorang dari suku Minang tidak jarang diprediksikan sebagai “Bangsa Yahudi Indonesia”

Tapi sayang,kerabatnya di Israel mungkin tidak terlalu senang mendapat berita ini karena
Fakta menyebutkan bahwa semua orang Minang adalah umat Muslim

Sayheart Bougart

Lalu apakah adalagi suku Yahudi di Indonesia? nantinya satu-satu klo bahas semua kepanjangan. Banak kok tempat ibadah Yahudi di Indonesia nanti saya akan beritahu berikut foto-fotonya. Yang penting kita harus junjung tinggi Nasionalis Indonesia dimana Indonesia bangsa yang jauh lebih pintar. Jadi urusi bangsa Indonesia dulu jika sudah maju maka bisa bantu bangsa lain, yang terbukti tidak membantu kita saat kita susah.
--

NENEK SIHIR, MENYAPU HALAMAN
PUTUS KARETA, TALI CELANA
HATI-HATI, DALAM BERTEMAN,
ADA PENCOPET, JADI SARJANA

           MENCARI BENALU, KE SIALANG,
                TEMPAT ORANG, MENCARI ROTAN.
RASA MALU, JIKA HILANG,
         PERSISI SEPERTI BABI HUTAN


MENGAPA ORANG, NAIK OPLET
KARENA JALAN, SUNYI SENYAP
BAGAIMANA ORANG, TIDAK MENCOPET,
RASA MALUNYA, SUDAH LENYAP

Awas! Teror Copet

Tinggal di kota besar jadi daya tarik yang sulit ditolak bagi setiap orang. Terutama mereka yang ingin mengejar dan meraih kesuksesan dalam bentuk apapun. Surabaya, Jawa Timur, dikenal sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, juga jadi serbuan para pemimpi alias tough dreamer. Buat memenuhi kebutuhan hidup yang terus bertambah, semua orang berlomba mencari nafkah. Tak sulit tentunya bagi mereka yang bermodal pendidikan memadai dan ketrampilan. Atau mereka yang mendapat sedikit keberuntungan. Tapi bagi yang tak mampu bersaing, kota besar ibarat mimpi buruk.

Kerasnya persaingan di kota besar, membuat sebagian orang menempuh cara-cara tak halal. Mencopet salah satunya. Kejahatan jalanan yang satu ini, termasuk yang paling banyak menyumbang angka kriminalitas di kota besar. Target mereka biasanya terminal, stasiun, dan sejumlah tempat keramaian lain. Para pencopet, memanfaatkan kelengahan penumpang. Dalam angkutan umum misalnya, barang berharga maupun uang berpindah tangan dalam sekejap.

Karena itu untuk menekan angka kejahatan, sepekan silam digelar operasi tertutup di Jakarta. Sebanyak 259 orang terjaring dari berbagai tempat. Satu di antaranya pelaku kejahatan di angkutan umum seperti pencopet dan pejambret. Petugas menyita tas wanita, dompet juga ratusan telepon genggam para korban. Operasi atau razia aparat kepolisian saat ini, cukup gencar. Tapi kejahatan jalanan berusia tua seperti copet tak hilang begitu saja. Ibarat ditekan di satu sisi, timbul di sisi lain.

Tak mudah memang menyusup ke dalam sindikat pencopet. Namun dari hasil penelusuran yang berhasil dilakukan, saat mengikuti aksi pencopet di tengah keramaian, sungguh sangat mendebarkan. Butuh mental baja menjalankan aksi ini, tak sekedar bermodal keberanian dan kelihaian tangan. Risiko tertangkap atau lebih parah dihakimi massa berada di depan mata. Dalam beraksi kawanan pencopet hampir mirip sebuah pasukan khusus. Berkelompok empat hingga delapan orang, baik di keramaian atau di jalanan. Kelompok copet ini lalu berpencar menjadi kelompok satuan yang lebih kecil paling banyak tiga hingga empat orang.

Kelompok kecil pertama bertugas mengintai mangsa. Sementara kelompok kedua menggarap sasaran dengan cekatan. Korban yang lengah jadi favorit para pencopet. Perihal keberanian, komplotan copet ternyata ada alasannya. Mereka berstrategi dengan cara berkawan akrab dengan pemilik otoritas keamanan. Kedekatan ini terbilang saling menguntungkan.

Dengan kekuasaannya, oknum ini akan membuat sandiwara penyelamatan jika pencopet tertangkap. Maksudnya jelas pelaku copet yang ditangkap bebas merdeka. "Soal beking, hasil dijual kemana, aksi secara berkelompok," kata Jono, seorang pencopet.

Saat beraksi, ada sejumlah isyarat yang berlaku. Kode-kode tertentu seperti kerlingan mata di antara kedua copet, tanda mereka mendapatkan mangsa sasaran pencopetan. Setelah menentukan sasaran, seorang anggota copet yang beraksi ikut membuntuti korban.

Eksekutor copet, tak langsung ikut teman yang membawa hasil copetan. Dia berpura-pura membeli sesuatu di pasar. Mereka menuju ke tempat yang ditentukan untuk bagi hasil.

Modus pencopetan yang kerap dipraktikkan komplotan pencopet antara lain berpura-pura muntah, menghalangi jalan atau dikenal dengan ngerem. Bahkan yang paling ekstrim menggunakan silet atau cutter untuk merobek kantung celana atau tas korban.

Nah teknik ini ternyata bisa dipelajari. Karena memang ada yang spesialisasi mengajar copet. Bisa dibilang, sebagai sekolah tak resmi copet diperuntukkan bagi mereka pendatang baru di bidang ini.

Tim SIGI kali ini menelusuri keberadaan sekolah pencopet. Menuju ke lokasi menempuh jalan yang cukup berliku, apalagi sifatnya sembunyi-sembunyi. Perihal ajaran yang diberikan, seorang alumni sekolah copet, Joko pengalaman belajarnya. Antara lain teknik copet, lama belajar, tempat operasi, korban kelompok, dan prosesnya.

Ini memang cukup mengejutkan. Kurangnya kontrol aparat penegak hukum, menjadi salah satu penyebab mata rantai kejahatan dan hasil perbuatan kriminal terus berlangsung.
Suka · Komentari

tak kan ada yang menyangkal bahwa persahabatan itu sangat indah. Betapa tidak, sungguh menyenangkan sekali mempunyai seseorang untuk melewatkan hari-hari, berbagi cerita, serta merasakan suka dan duka bersama-sama. Begitu hebatnya persahabatan ini, hingga seseorang bisa menganggap sahabatnya seperti saudara kandung sendiri, bahkan juga dapat melebihi. Sepertinya memang benar apa yang dikatakan sebagian orang bahwa keindahan hidup ini belumlah lengkap tanpa kehadiran sahabat.


Tetapi kadangkala…


Persahabatan bisa saja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karena sang sahabat melakukan hal-hal yang tidak kita suka. Kadang kita merasa, sang soulmate mulai menjauh dan lebih memilih berteman akrab dengan orang lain entah karena alasan apa. Kecewa, marah, dan perasaan merasa diabaikan bercampur aduk menjadi satu. Pepatah “habis manis sepah dibuang” tiba-tiba saja dirasa sesuai dengan keadaan kita.

Kenangan lama tentang sang sahabat tak jarang datang kembali ke benak ini. Akan tetapi yang muncul hanyalah ingatan tentang sisi buruknya saja. Kebencian lalu menuntun kita untuk meneliti kekurangannya satu persatu. Kesalahannya di masa lampau mulai menari-nari di panggung pikiran. Berbagai prasangka yang tak beralasan pun perlahan-lahan menyeruak dan membelenggu akal sehat.



Begitulah. Sahabat yang pada awalnya kita sayangi berubah menjadi orang yang paling ingin kita hindari. Kita menjadi malas berbicara dengannya. Tak ada lagi keinginan untuk menelponnya barang beberapa menit saja. Kita pun tak berkehendak menyapanya lewat sms atau e-mail. Ya, dengan ungkapan lain, kita menjadi alergi dengan keberadaannya, dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.



Astaghfirullahal ‘azhim…

Jangan biarkan kebencian kita bertahta, wahai kawan!

Memang, kita hanyalah manusia biasa. Adalah hal yang wajar jika kebencian terbit ketika kita mendapat perlakuan yang tidak sesuai kehendak hati. Tapi ingatlah, tak sedikitpun kita diperintahkan untuk memelihara kebencian. Tidak oleh Allah, tidak oleh para nabi dan rasul-Nya, tidak juga oleh para pecinta-Nya yang sejati. Tak ada satupun. Kebencian adalah bagian dari amarah. Dan bukankah Rasulullah telah berulangkali mewasiatkan supaya ummatnya tidak marah?

Berpikir jernihlah, wahai saudara!


Manusia diciptakan tak hanya dengan kelebihan, tapi juga kekurangan dan kelemahan. Sangatlah tidak mungkin kita menemukan orang yang segala perilakunya sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Maka janganlah membencinya apalagi memutuskan hubungan silaturahim dengannya.


Untuk mengusir rasa benci, mengapa kita tidak mengingat sisi yang baik saja darinya? Mungkin saja, di antara sahabat-sahabatmu yang lain, hanya dia yang amanah. Mungkin saja, di antara sahabat-sahabatmu yang lain, hanya dia yang selalu menepati janji. Mungkin saja, di antara sahabat-sahabatmu yang lain, hanya dia yang selalu berkata jujur. Mungkin saja, di antara sahabat-sahabatmu yang lain, hanya dialah pendengar yang baik. Mungkin saja, dia mempunyai kebaikan yang tidak ditemukan pada sahabat kita yang lain… Sekarang, kita hanya perlu membimbing pikiran kita untuk mencari kebaikan-kebaikannya itu.


Masih ada noktah hitam yang menodai hati?

Janganlah biarkan pikiran buruk yang berkuasa. Ingat saja kenangan indah yang lain. Ketika kita merenda hari-hari bersamanya. Ketika kita melakukan banyak hal yang menggembirakan dengannya. Sungguh tiada guna mengingat kenangan yang kurang menyenangkan karena bisa saja timbul prasangka dan pikiran buruk terhadapnya. Dikarenakan itu, Rasulullah SAW bersabda,


Hati-hatilah dengan prasangka karena prasangka adalah yang terburuk dari kabar palsu, jangan mencari-cari dan mematai-matai kesalahan orang lain, jangan saling mencemburui (iri) satu sama lain, dan jangan memutuskan hubungan satu sama lain, dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara” (HR Bukhari, diriwayatkan oleh Abu Hurairah)


Masih ada berkas-berkas kebencian yang menyusup di relung hati?


Ayolah, coba ingat yang baik-baik dari dirinya. Tentu ada! Jikalau dia memang bersalah, serahkan saja pada yang Maha Adil. Apa keuntungan yang kita peroleh dengan membencinya? Bukankah kebencian hanya akan menyuburkan amarah dan perlahan-lahan akan mengotori jiwa? Maka dengarkanlah firman Allah,


“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS Asy Syams [91] : 9 – 10)


Dan mengapa kita mesti terpaku dengan “karena nilai setitik, rusaklah susu sebelanga”? Bukankah kita bisa memindahkannya ke belanga yang lebih besar lalu menambahkan lebih banyak susu untuk memperkecil kadar nila dalam campuran itu?


Kemudian, tak ada ruginya untuk menengok sejenak apa yang ada dalam hati kita sekarang. Apa yang menjadi pendorong sewaktu kita menjalin persahabatan dengan orang lain? Adakah kita yakin bahwa kita mengharapkan pujian, penghormatan, ataupun semacam bentuk balasan dari sahabat itu? Sekali lagi, astaghfirullahal ‘azhim…


Jangan. Buanglah jauh-jauh niat-niat seperti itu. Percayalah, kekecewaan itu muncul karena kita menghadirkan tujuan-tujuan selain-Nya. Sejatinya, tidak ada balasan yang lebih baik selain yang diberikan-Nya. Dan betapa rendahnya kita jika mengharap balasan selain dari-Nya. Maka bersahabatlah karena Allah. Jalinlah hubungan persahabatan jika itu membuat kita makin dekat dengan-Nya. Seandainya kelakuan sang sahabat tidak sesuai dengan harapan, kita akan bisa mengerti bahwa dia hanya seorang ciptaan Allah yang pasti jauh dari kesempurnaan.

Teman, masih ada kebencian yang sedang bersemai?

Tidak usah merusak kebahagiaan kita dengan hal-hal yang buruk. Pikirkan saja sesuatu yang membuat iman kita tidak luntur dan suasana hati menjadi lebih tenang. Dengan begitu, insyaAllah kita akan tetap berada dalam kondisi emosi yang stabil. Maka Alfred Adler, seorang psikiater pun berkata,
“Di antara keistimewaan yang paling indah pada manusia adalah kemampuannya mengubah negatif menjadi positif.”

Lalu, mengapa kita tidak mencoba?

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook