Manakah Asal Kehidupan di Bumi?
|
ilustrasi evolusi mamalia. gambar memperlihatkan
evolusi kuda.
DINOSAURUS
BARU DITEMUKAN, BERHIDUNG BESAR DAN TAK PUNYA JEMPOL
Arkeolog menyebut
Temple of the Night Sun yang dihiasi ukiran wajah raksasa sebagai penemuan
paling populer pada 2012.
Kuil Matahari (Temple of the Night Sun) begitulah nama kuil yang ditemukan di Guatemala. Kuil dengan sembulan pancaran sinar merah dihiasi ukiran khas yang menggambarkan wajah raksasa dan dipercaya sebagai Dewa Matahari suku Maya. Kuil ini memberikan titik terang bagi para arkeolog untuk mengungkap perkembangan suku Maya dan praktek ritual yang mereka lakukan. 2. Lukisan Dinding Suku Maya Arkeolog menemukan mural atau lukisan dinding yang menghiasi rumah Maya kuno. Lukisan pada dinding ini selain menggambarkan adegan dari para raja beserta pengiringnya. Juga penuh kalkulasi perhitungan yang membantu para ahli taurat kuno untuk menghitung waktu.
Hal ini bertentangan dengan pendapat yang menyatakan bahwa Maya
memperkirakan dunia berakhir pada akhir 2012. Sementara tanda-tanda pada
dinding mengungkapan tanggal-tanggal selama ribuan tahun ke depan.
3. Amfibi Misterius
Hewan ini tak memiliki kaki, namun bukan ular ataupun cacing. Meski hewan ini menggali tanah seperti cacing, termasuk dalam spesies amfibi. Hewan ini merupakan satu dari enam spesies misterius yang biasa disebut caecilians. 4. Monyet Malam Merupakan salah satu dari delapan mamalia baru yang ditemukan selama ekspedisi di Tabaconas Namballe National Sanctuary. Jenis monyet ini sangat jarang terlihat dan diteliti. Bahkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkannya dalam kategori spesies terancam punah. Monyet malam ditemukan di dekat perbatasan Ekuador. 5. Sembilan Sistem Planet HD 10180 merupakan bintang seperti Matahari di konstalasi selatan Hydrus. Di mana mungkin terdapat sembilan planet yang mengorbit.
6. Kawanan Kepiting di Antartika Spesies baru yang belum memiliiki nama dari kawanan kepiting Yeti ditemukan di dekat lokasi yang panas kaya akan mineral hidrotermal di lautan Antratika. Ilmuwan menyatakan bahwa ini merupakan penemuan baru dari "dunia yang hilang" di kawasan laut dalam. 7. Partikel Tuhan Tim yang bekerja di Large Hadron Collider (LHC) melaporkan bahwa lebih dari 99 persen yakin mereka yakin telah menemukan Higgs Boson, atau partikel Tuhan. Partikel yang telah lama dicari ini mampu menyelesaikan model standar fisika dengan menjelaskan mengapa benda-benda di alam semesta memiliki massa. 8. Planet Baru dalam Tata Surya Sebuah planet yang belum ditemukan mungkin mengorbit di pinggiran gelap tata surya menurut penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 2012. "Namun planet ini tak terlalu terlihat sehingga kehadirannya mengganggu orbit," kata Rodney Gomes, seorang astronom di Observatorium Nasional Brasil di Rio de Janeiro.
9. Gula Ditemukan di Ruang Angkasa
Molekul gula sederhana ditemukan mengambang di sekitar bintang. Ini menunjukkan kemungkinan adanya kehidupan di planet lain. Penemuan bulan Agustus 2012 ini menyiratkan bahwa kehidupan dapat dikembangkan di tempat lain.
Ini juga menunjukkan bahwa karbon yang kaya akan molekul membangun
blok kehidupan yang mampu hadir sebelum planet mulai terbentuk.
10. Buaya Raksasa Pecahkan Rekor Dunia
Lolong, buaya air asin terbesar di dunia dengan panjang 6,17 meter dan berat 1.075 kilogram. Buaya raksasa ini mematahkan rekor Guinness World of Records sebelumnya yang "hanya" memiliki panjang 5,48 meter. Buaya ini kemudian dinobatkan sebagai buaya air asin terbesar yang pernah ditemukan.
Spesies dinosaurus baru ditemukan di wilayah utara
Meksiko. Dinamai Latirhinus
uitstlani, dinosaurus itu ditemukan di wilayah Coahuila dan
diperkirakan hidup di masa Cretaceus Akhir, sekitar 73 juta tahun lalu.
Publikasi ilmiah penemuan dinosaurus tersebut dimuat di jurnal Historical Biology, jurnal internasional bidang palaebiologi, kehidupan masa lampau. L uitstlani, seperti namanya, memiliki karakteristik unik berupa hidung yang lebar. "Juga, hidung dinosaurus itu memiliki ruang tambahan bagi struktur jaringan lunak, serupa kantong yang elastis, untuk tujuan penampilan, pengenalan diri dan komunikasi secara umum," kata Albert Prieto-Márquez, pemimpin tim peneliti, seperti dikutipDiscovery, Rabu (6/12/2012). Dalam penelitian, Prieto-Márquez yang merupakan peneliti post-doktoral dari Bayerische Staatssammlung für Paläontologie und Geologie di Munich, Jerman, menganalisis fosil dinosaurus bersama rekannya, Claudia Inés Serrano Brañas. Ia menemukan, selain memiliki hidung besar, dinosaurus ini juga punya kaki belakang yang kekar dengan tiga jari. Sementara itu, kaki depannya kecil dan memiliki empat jari. Dengan kata lain, Prieto-Márquez menemukan bahwa dinosaurus ini tak memiliki jempol. "Ketika berjalan dan makan, L. uitstlani akan berjalan normal dengan empat kaki walaupun ketika kecepatan dan lari dibutuhkan, dinosaurus ini menggunakan dua kaki. Ekor yang panjang memanjang ke belakang untuk memberi keseimbangan bagian depan tubuh," tutur Prieto-Márquez. Penemuan dinosaurus ini penting karena beberapa hal. Pertama, penemuan ini menambah wawasan tentang dinosaurus jenis hadrosaurid secara anatomi dan evolusi. Kedua, temuan ini mengisi gap pengetahuan tentang dinosaurus di wilayah selatan Amerika Utara. Ketiga, dinosaurus ini menyuguhkan hubungan antara dinosaurus di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Terakhir, temuan ini menegaskan spekulasi sebelumnya bahwa dinosaurus jenis ini mendominasi wilayahnya. Penelitian selanjutnya penting untuk mengungkap ukuran dan bentuk dinosaurus ini. |
Studi genetik mengungkap bahwa moyang mamalia modern tak
sekecil yang diperkirakan. Ukuran moyang mamalia mungkin seukuran kera kecil.
Data fosil menunjukkan adanya fosil mamalia besar. Namun, mamalia besar itu diperkirakan punah bersama dinosaurus. Dengan demikian, ilmuwan berpandangan bahwa mamalia modern berevolusi dari mamalia kecil yang survive.
Nicolas Galtier dari Institute of Evolutionary Sciences di Montpellier, Perancis, menganalisis genom 36 mamalia modern dan berupaya memperkirakan genom moyangnya.
Rekonstruksi genom secara detail memang sulit dilakukan, tetapi Galtier mengungkap dua karakteristik penting, ukuran tubuh dan umur. Terungkap, moyang mamalia modern punya berat setidaknya 1 kilogram dan bisa berumur lebih dari 25 tahun. Nenek moyang mamalia modern tak sekecil yang diperkirakan.
Michael Novacek dari American Museum of Natural History di New York meragukan riset Galtier. Menurutnya, fosil menunjukkan bahwa hewan pengerat yang muncul setelah kepunahan dinosaurus berukuran kecil. "Tak ada keraguan soal itu," kata Novacek.
Namun seperti diberitakan New Scientist, Minggu (7/10/2012), Galtier mengatakan bahwa data fosil tidak lengkap. Mamalia besar yang kemudian berevolusi menjadi mamalia modern, termasuk hewan pengerat, mungkin gagal menjadi fosil.
Data fosil menunjukkan adanya fosil mamalia besar. Namun, mamalia besar itu diperkirakan punah bersama dinosaurus. Dengan demikian, ilmuwan berpandangan bahwa mamalia modern berevolusi dari mamalia kecil yang survive.
Nicolas Galtier dari Institute of Evolutionary Sciences di Montpellier, Perancis, menganalisis genom 36 mamalia modern dan berupaya memperkirakan genom moyangnya.
Rekonstruksi genom secara detail memang sulit dilakukan, tetapi Galtier mengungkap dua karakteristik penting, ukuran tubuh dan umur. Terungkap, moyang mamalia modern punya berat setidaknya 1 kilogram dan bisa berumur lebih dari 25 tahun. Nenek moyang mamalia modern tak sekecil yang diperkirakan.
Michael Novacek dari American Museum of Natural History di New York meragukan riset Galtier. Menurutnya, fosil menunjukkan bahwa hewan pengerat yang muncul setelah kepunahan dinosaurus berukuran kecil. "Tak ada keraguan soal itu," kata Novacek.
Namun seperti diberitakan New Scientist, Minggu (7/10/2012), Galtier mengatakan bahwa data fosil tidak lengkap. Mamalia besar yang kemudian berevolusi menjadi mamalia modern, termasuk hewan pengerat, mungkin gagal menjadi fosil.
Ilustrasi
|
Sebuah tim
ilmuwan dari Sekolah Ilmu Alam Bristol, Inggris, berhasil menelusuri makhluk hidup pertama yang dapat
melihat. Riset mengindikasikan bahwa indra penglihatan baru berkembang
sejak 700 juta tahun lalu.
"Ubur-ubur adalah makhluk hidup pertama yang mengembangkan kemampuan mendeteksi cahaya," ujar Davide Pisani, yang memimpin penelitian itu pada Senin 5 November 2012. Kemampuan mendeteksi cahaya adalah cikal bakal indra penglihatan modern.
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan kapan persisnya spesies purba pertama kali mampu mengenali cahaya. Pendapat terbelah menjadi dua kubu, antara spesies spons atau ubur-ubur yang menjadi hewan pertama pemilik opsin, semacam reseptor protein ganda yang peka cahaya di sel-sel fotoreseptor retina.
Pisani dan timnya lantas mengamati kelompok spesies spons baru bernama Oscarella carmeladan dan dibandingkan dengan ubur-ubur Cnidaria. Keduanya adalah sekelompok hewan yang diduga memiliki mata primitif.
Model komputer digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang kapan dan bagaimana opsin berevolusi. Pisani menyempurnakan kerjanya dengan melakukan analisis komputasi untuk menguji setiap hipotesis pembentukan awal opsin.
Analisis melibatkan informasi genom semua hewan dari garis keturunan yang dianggap relevan dengan nenek moyang yang pertama kali mengembangkan opsin. Hasilnya, opsin diperkirakan muncul pertama kali pada 700 tahun lalu.
"Opsin ini dianggap ''buta'' dan belum mengalami perubahan genetik utama selama rentang 11 juta tahun sampai akhirnya dapat mendeteksi cahaya," ujar Pisani.
Ia mengatakan, penelitian ini berperan besar untuk menelusuri asal-usul penglihatan makhluk hidup. "Ini adalah penemuan yang mengejutkan. Penelitian kami menyiratkan petunjuk tentang kapan dan bagaimana penglihatan pada manusia berevolusi," kata dia.
"Ubur-ubur adalah makhluk hidup pertama yang mengembangkan kemampuan mendeteksi cahaya," ujar Davide Pisani, yang memimpin penelitian itu pada Senin 5 November 2012. Kemampuan mendeteksi cahaya adalah cikal bakal indra penglihatan modern.
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan kapan persisnya spesies purba pertama kali mampu mengenali cahaya. Pendapat terbelah menjadi dua kubu, antara spesies spons atau ubur-ubur yang menjadi hewan pertama pemilik opsin, semacam reseptor protein ganda yang peka cahaya di sel-sel fotoreseptor retina.
Pisani dan timnya lantas mengamati kelompok spesies spons baru bernama Oscarella carmeladan dan dibandingkan dengan ubur-ubur Cnidaria. Keduanya adalah sekelompok hewan yang diduga memiliki mata primitif.
Model komputer digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang kapan dan bagaimana opsin berevolusi. Pisani menyempurnakan kerjanya dengan melakukan analisis komputasi untuk menguji setiap hipotesis pembentukan awal opsin.
Analisis melibatkan informasi genom semua hewan dari garis keturunan yang dianggap relevan dengan nenek moyang yang pertama kali mengembangkan opsin. Hasilnya, opsin diperkirakan muncul pertama kali pada 700 tahun lalu.
"Opsin ini dianggap ''buta'' dan belum mengalami perubahan genetik utama selama rentang 11 juta tahun sampai akhirnya dapat mendeteksi cahaya," ujar Pisani.
Ia mengatakan, penelitian ini berperan besar untuk menelusuri asal-usul penglihatan makhluk hidup. "Ini adalah penemuan yang mengejutkan. Penelitian kami menyiratkan petunjuk tentang kapan dan bagaimana penglihatan pada manusia berevolusi," kata dia.
Bagaimana kehidupan di Bumi bisa muncul? Apakah sup organik di Bumi saja yang menjadi benih kehidupan itu? Ataukah bahan lainnya seperti asam amino dihantarkan ke Bumi oleh tabrakan meteorit besar-besaran di masa lalu?
Sup
organik yang menjadi benih kehidupan di Bumi sepertinya tidak sendirian tapi
mendapat bantuan dari luar angkasa. Penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti diCarniege
Institution menunjukan
adanya konsentrasi tinggi dari asam amino pada dua meteorit yakni 10 kali
lebih tinggi dari penelitian sebelumnya untuk meteorit sejenis. Hasil ini
menunjukan Tata Surya dini jauh lebih kaya akan materi organik yang bisa
membentuk kehidupan dan bisa jadi batuan dari luar angkasa yang jatuh ke Bumi
inilah yang menjadi kaldu bagi tumbuhnya kehidupan di Bumi.
Penelitian
yang dilakukan oleh Marilyn Fogel dari Carnegie’s
Geophysical Laboratory dan Conel
Alexander dariDepartment
of Terrestrial Magnetism with Zita Martins of Imperial College London beserta
dua koleganya ini akan dipublikasikan di Meteoritics and Planetary Science.
Asam amino merupakan molekul organik yang
membentuk tulang belakang protein yang kemudian membentuk berbagai macam
struktur dan mengendalikan berbagai reaksi kimia didalamnya termasuk sel
kehidupan. Produksi dari protein dipercaya sebagai salah satu langkah awal
yang menyusun komponen-komponen penting dalam kehidupan. Para peneliti juga
memperkirakan asam amino bisa terbentuk pada beberapa kondisi di awal Bumi,
namun keberadaan senyawa-senyawa tersebut pada meteorit -meteorit tertentu
justru membawa kita pada kemungkinan lain, yakni ruang angkasa sebagai sumber
dari asam amino tersebut. Meteorit yang digunakan dalam penelitian ini
diambil di Antartika pada tahun 1992 dan 1995.
Dalam studi asam amino ini, diambil contoh dari 3 meteorit untuk tipe
yang jarang yakni CR chondrite, yang diperkirakan mengandung materi organik
tertua dan juga paling primitif di meteorit. CR chondrites merupakan meteorit
yang memang sudah ada semenjak awal pembentukan Tata Surya. Nah, pada fasa
awal sejarah, meteorit ini merupakan bagian dari sebuah objek yang besar yang
menjadi induknya, mungkin asteroid yang kemudian terserak akibat tabrakan.
Analisis pada ketiga meteorit ini, satu
diantaranya menunjukan kelimpahan asam amino yang rendah sementara 2 meteorit
lainnya justru memiliki kandungan asam amino yang sangat tinggi yang pernah
ditemukan pada meteorit purba yakni sekitar 180 – 249 ppm (parts per
million).
Penelitian yang pernah dilakukan
pada meteorit primitif lainnya menunjukan secara umum konsentrasi asam amino
hanyalah 15 ppm atau kurnag dari itu. Di sisi lain. molekul organik dari
sumber exra-terrestrial biasanya memiliki perbandingan isotop karbon yang
berbeda dari sumber biologi di Bumi. Dengan demikian para ilmuwan akan bisa
memisahkan faktor kontaminasi dari hasil yang mereka dapatkan. Asam amino
pada kedua meteorit yang diteliti tersebut diperkirakan terbentuk dalam objek
induknya sebelum terpecah akibat tabrakan. Sebagai contoh, amonia dan bahan
kimia perintis dari nebula Matahari atau juga medium antar bintang bisa saja
telah tercampur dengan air sehingga membentuk asam amino. Setelah terpecah,
sebagian pecahannya sepertinya menghujani Bumi dan planet kebumian lainnya.
Komponen-komponen perintis ini juga diperkirakan ada pada objek primitif
lainnya seperti komet, yang juga menghujani material-nya ke Bumi di masa
lalu.
Sumber :
Carnegie Institution for Science
Planet seukuran bumi ditemukan
mengorbit bintang induk pada zona layak huni. Permukaan planet diperkirakan
tertutup air beku. Bagi ahli astronomi, bintang Kepler-62 tampak
sebagai titik cahaya berwarna merah kekuningan. Suhu bintang ini mencapai
5.200 derajat Celsius dan telah bersinar sejak 7 miliar tahun lalu.
Bintang ini lebih kecil ketimbang matahari:
berukuran 40 persen lebih kecil dan 30 persen lebih ringan.
Ahli dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang menggunakan teleskop Kepler melihat bintang ini mengasuh lima planet kecil seukuran bumi. Kelima planet tersebut dinamakan sesuai bintang induknya ditambah huruf, yaitu Kepler-62b, c, d, e, dan f. Secara berurutan, planet-planet ini berukuran 1,31, 0,54, 1,95, 1,61, dan 1,41 kali radius bumi. (baca: NASA temukan 5 Planet Mirip Bumi)
Bagaimana kehidupan di Bumi bisa muncul? Apakah sup organik di Bumi saja yang menjadi benih kehidupan itu? Ataukah bahan lainnya seperti asam amino dihantarkan ke Bumi oleh tabrakan meteorit besar-besaran di masa lalu?
Ahli dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang menggunakan teleskop Kepler melihat bintang ini mengasuh lima planet kecil seukuran bumi. Kelima planet tersebut dinamakan sesuai bintang induknya ditambah huruf, yaitu Kepler-62b, c, d, e, dan f. Secara berurutan, planet-planet ini berukuran 1,31, 0,54, 1,95, 1,61, dan 1,41 kali radius bumi. (baca: NASA temukan 5 Planet Mirip Bumi)
Bagaimana kehidupan di Bumi bisa muncul? Apakah sup organik di Bumi saja yang menjadi benih kehidupan itu? Ataukah bahan lainnya seperti asam amino dihantarkan ke Bumi oleh tabrakan meteorit besar-besaran di masa lalu?
Sup organik yang menjadi benih
kehidupan di Bumi sepertinya tidak sendirian tapi mendapat bantuan dari luar
angkasa. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti diCarniege Institution menunjukan adanya
konsentrasi tinggi dari asam amino pada dua meteorit yakni 10 kali lebih
tinggi dari penelitian sebelumnya untuk meteorit sejenis. Hasil ini
menunjukan Tata Surya dini jauh lebih kaya akan materi organik yang bisa
membentuk kehidupan dan bisa jadi batuan dari luar angkasa yang jatuh ke Bumi
inilah yang menjadi kaldu bagi tumbuhnya kehidupan di Bumi.
Penelitian yang dilakukan oleh
Marilyn Fogel dari Carnegie’s Geophysical
Laboratory dan Conel Alexander dariDepartment of Terrestrial Magnetism with Zita Martins of Imperial College
London beserta dua koleganya
ini akan dipublikasikan di Meteoritics and Planetary Science.
Dari jumlah tersebut, Kepler-62e dan Kepler-26f merupakan yang paling menarik perhatian. Kedua planet ini memutari bintang induk pada orbit yang sejuk. Jika dibandingkan dengan tata surya yang dipimpin matahari, orbit planet ini berada pada orbit Venus dan Mars. "Sejauh pengetahuan astronom, inilah planet paling mirip bumi," ujar Justin R. Crepp dari Departemen Astronomi, California Institute of Technology.
Menurut dia, kedua planet berbentuk batuan, seperti bumi. Permukaan planet diperkirakan tertutup air dalam fasa padat.
Tahun lalu, ahli astronomi yang menggunakan Kepler menemukan planet berukuran 2,4 kali massa bumi sedang mengorbit bintang Kepler-22. Dinamakan Kepler-22b, planet menorbit sejauh 120 juta kilometer. Planet membutuhkan 290 hari untuk memutari bintang induknya.
Planet-planet kecil di bintang jauh ditemukan menggunakan metode transit. Observatorium mengamati perubahan cahaya bintang setiap saat dan menunggu planet melintas di depan bintang tersebut. Ketika dilintasi planet, terang bintang berubah drastis. Dari perubahan terang ini, ilmuwan bisa mengetahui radius, jarak orbit, dan periode orbit planet.
Pencarian planet ekstrasolar terbantu oleh keberadaan teleskop Kepler ke orbit pada 2009. Sejak itu, teleskop ini melacak 3.000 kandidat planet baru. Dari ribuan kandidat ini, astronom bertugas mencari karakteristik planet sampai akhirnya bisa disahkan sebagai planet ekstrasolar baru.
TEMPO.CO, Jakarta - Observatorium
antariksa milik NASA, Kepler, menemukan planet yang berada pada lokasi yang
cukup nyaman bagi munculnya kehidupan. Temuan ini menjadi temuan planet layak
huni pertama oleh wahana yang beroperasi sejak tahun 2009 ini.
Planet baru tersebut bernama Kepler-22b, berukuran sekitar 2,4 kali radius Bumi. Orbit planet ini berukuran 0,85 kali jarak Bumi-matahari. Diperlukan waktu sekitar 290 hari bagi planet ini untuk memutari bintang induknya.
"Temuan ini menjadi tonggak penting dalam pencarian kembaran Bumi," ujar ilmuwan dari misi Kepler, Douglas Hudgins.
Bintang induk Kepler-22b berada sejauh 600 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini tergolong sebagai bintang kelas G yang sangat mirip dengan matahari.
Zona layak huni bintang ini berukuran 0,7-1,2 kali jarak Bumi-matahari. Dengan demikian, Kepler-22b berada di sisi terdalam dari kawasan yang sanggup menopang kehidupan ini. Air dalam fasa cair, serta oksigen dalam jumlah melimpah sangat mungkin ada di permukaan planet ini.
Proses penemuan planet ini dilakukan menggunakan metode transit. Observatorium mengamati perubahan cahaya bintang setiap saat dan menunggu planet melintas di depan bintang tersebut. Saat dilintasi planet, terang bintang berubah drastis. Dari perubahan terang ini, ilmuwan bisa mengetahui radius, jarak orbit, dan periode orbit planet.
Bersamaan dengan temuan planet layak huni ini, misi Kepler juga mencatat 1.000 kandidat planet baru. Dugaan sementara, 10 planet yang berada di dalam daftar juga berukuran setara dengan Bumi dan berada di dalam zona. Namun, dibutuhkan observasi lanjutan untuk mengkonfirmasi dugaan ini.
NASA | ANTON WILLIAM
Planet baru tersebut bernama Kepler-22b, berukuran sekitar 2,4 kali radius Bumi. Orbit planet ini berukuran 0,85 kali jarak Bumi-matahari. Diperlukan waktu sekitar 290 hari bagi planet ini untuk memutari bintang induknya.
"Temuan ini menjadi tonggak penting dalam pencarian kembaran Bumi," ujar ilmuwan dari misi Kepler, Douglas Hudgins.
Bintang induk Kepler-22b berada sejauh 600 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini tergolong sebagai bintang kelas G yang sangat mirip dengan matahari.
Zona layak huni bintang ini berukuran 0,7-1,2 kali jarak Bumi-matahari. Dengan demikian, Kepler-22b berada di sisi terdalam dari kawasan yang sanggup menopang kehidupan ini. Air dalam fasa cair, serta oksigen dalam jumlah melimpah sangat mungkin ada di permukaan planet ini.
Proses penemuan planet ini dilakukan menggunakan metode transit. Observatorium mengamati perubahan cahaya bintang setiap saat dan menunggu planet melintas di depan bintang tersebut. Saat dilintasi planet, terang bintang berubah drastis. Dari perubahan terang ini, ilmuwan bisa mengetahui radius, jarak orbit, dan periode orbit planet.
Bersamaan dengan temuan planet layak huni ini, misi Kepler juga mencatat 1.000 kandidat planet baru. Dugaan sementara, 10 planet yang berada di dalam daftar juga berukuran setara dengan Bumi dan berada di dalam zona. Namun, dibutuhkan observasi lanjutan untuk mengkonfirmasi dugaan ini.
NASA | ANTON WILLIAM
Bumi super' baru ditemukan
Planet temuan baru berukuran tidak
jauh berbeda dari Bumi
|
Para ahli astronomi menemukan planet
yang paling mirip dengan Bumi di luar tata surya kita sampai saat ini, yang
permukaannya kemungkinan tertutup oleh air.
Planet itu mengorbit bintang Gliese 581,
yang terletak 20,5 tahun cahaya di gugus bintang Libra.
Para ilmuwan menemukan planet itu dengan
menggunakan teleskop khusus di Cili.
Mereka mengatakan suhu yang hangat dan
nyaman di planet itu berarti permukaan planet diisi oleh air, yang secara
teoritis dapat mempertahankan kehidupan.
"Kami memperkirakan suhu di 'Bumi
super' ini adalah antara 0 dan 40 derajat Celsius, dan air mungkin menutupi
permukaan," kata Stephane Udry dari Observatorium Jenewa, peneliti utama
studi ilmiah ini.
"Lebih lanjut, radius planet hanya
1,5 kali radius Bumi, dan simulasi memprediksi planet ini akan memiliki
permukaan berbukit - seperti Bumi - dan akan diselimuti lautan."
on
|
Xavier Delfosse, anggota tim dari
Universitas Grenoble, menambahkan: "Air seperti kita ketahui penting
bagi kehidupan."
Dia yakin planet itu sekarang menjadi
sasaran yang amat penting bagi masa depan misi ke angkasa luar yang
dipusatkan untuk mencari kehidupan di luar angkasa.
Misi-misi tersebut akan menempatkan
teleskop di luar angkasa yang bisa menangkap sinar "khas" yang
kemungkinan terkait dengan proses-proses pembentukan makhluk hidup biologis.
Observatorium ini akan berusaha
mengenali sisa-sisa gas di atmosfir seperti methana, dan bahkan marka bagi
klorofil, zat di tetumbuhan di Bumi yang berperan penting dalam proses
fotosintesa.
Deteksi 'tak langsung'
Planet yang mengelilingi bintang lain
selain matahari ini adalah yang terkecil yang pernah ditemukan, dan
merampungkan orbit penuh hanya dalam waktu 13 hari.
PLANET DI GLIESE 581
Massa: Lima
kali massa Bumi
Orbit: 13
hari
Suhu: 0 -
40 derajat Celcius
Jarak: 20,5
tahun cahaya
Gugus
bintang: Libra
|
Planet ini 14 kali lebih dekat ke
bintang utamanya dari jarak Bumi ke matahari.
Namun, mengingat bintang di tata surya
itu lebih kecil dan lebih dingin dari matahari - dan karena itu cahayanya
lebih redup - planet tersebut tetap berada pada "zona yang bisa
dihuni", yaitu planet di sekitar sebuah bintang yang memiliki air.
Gliese 581 ditemukan oleh kompleks
Observatorium Eropa Selatan di La Silla di Gurun Atacama.
Untuk membuat penemuan ini, para
peneliti menggunakan peralatan yang sangat sensitif yang bisa mengukur
perubahan kecil pada kecepatan sebuah bintang ketika terjadi tarik-menarik
gravitasi dengan sebuah planet yang berdekatan.
Para astronom terpaksa menggunakan
metoda tak langsung dalam mendeteksi planet tersebut karena teknologi
teleskop yang dimiliki saat ini kesulitan merekam gambar obyek angkasa yang
sangat jauh atau yang bercahaya redup -apalagi ketika obyek tersebut
mengorbit dekat dengan bintang bercahaya.
Tata surya Gliese 581 dikelilingi oleh
tiga planet. Penemuan terbaru ini sangat menggembirakan bagi para ilmuwan.
Gliese 581 jauh lebih dingin dan
lebih redup dari matahari
|
Dari lebih 200 planet yang ditemukan
saat ini, banyak yang seukuran dengan planet gas raksasa Jupiter dengan suhu
sangat tinggi karena mengorbit dekat dengan bintang yang panas.
Planet Bumi super di Gliese 581 berada
di tempat yang oleh ilmuwan dinamakan "Zona Emas" yang memiliki
suhu yang tepat bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang.
Berbicara tentang penemuan ini, Alison Boyle,
kurator bidang astronomi di Musium Sains London mengatakan: "Dari semua
planet yang kami temukan mengelilingi bintang lain, planet ini tampaknya
memiliki syarat paling tepat bagi kehidupan."
"Planet ini berjarak lebih dari 20
tahun cahaya, jadi kita tidak akan mendatanginya segera, namun dengan
teknologi propulsi baru semua ini bisa berubah di masa depan. Dan jelas kami
akan melatih diri dengan teleskop baru yang lebih canggih untuk melihat apa
yang bisa kita saksikan," kata Boyle kepada BBC.
"'Apakah di luar sana ada
kehidupan?' adalah pertanyaan mendasar yang kami tanyakan."
No comments:
Post a Comment