AKAL PALING TINGGI TAPI ADA KELEHANANNYA
Logika Iblis, pernah berkata,
Dibanding Adam, aku lebih tua.
Asal-usulku, lebih mulia,
Mengapa Allah, lebih memuliakannya.
Keimanan itu, di atas logika,
Akal tak mampu, menjangkaunya.
Itulah pentingnya, tuntunan agama,
Iman dan logika, harus bersama.
Nabi Musa dan Haidir,
Logika Musa, memang terpanggil.
Tapi gaib, di sebalik takdir,
Logika Musa, terasa pandir.
Memang niat shalat
dhuhur apa dalilnya,puasa apa dalil nya pake nawaitu.gak bisa disamakan
- dalil akalnya pun tidak bisa diterima karena agama bukan berdasar akal tapi berdasarkan nash. Lihat perkataan Ali bin abi thalib radiallahuanhu :"bila akal dijadikan sandaran dalam agama niscaya orang akan mengusap bawah sepatu,bukan atas nya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah."
contoh lain bahwa akal tidak bisa dijadikan sandaran beragama : "kenapa kalo kentut disuruh balik wudhu bukan ngusap pantatnya?"
ini merupakan bantahan kepada para ahlul ro'yu bahwa agama berdasarkan nash bukan akal.
- dalil akalnya pun tidak bisa diterima karena agama bukan berdasar akal tapi berdasarkan nash. Lihat perkataan Ali bin abi thalib radiallahuanhu :"bila akal dijadikan sandaran dalam agama niscaya orang akan mengusap bawah sepatu,bukan atas nya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah."
contoh lain bahwa akal tidak bisa dijadikan sandaran beragama : "kenapa kalo kentut disuruh balik wudhu bukan ngusap pantatnya?"
ini merupakan bantahan kepada para ahlul ro'yu bahwa agama berdasarkan nash bukan akal.
Pada
awalnya, logika matematika digunakan untuk
penotasian cara penarikan kesimpulan dalam berbagai
bidang. Kemudian maksud ini beralih menjadi
pembentukan suatu fondasi logika yang solid untuk
matematika. Dengan dasar ini dibentuklah logika
predikat, dengan first
order predicate/kalkulus
predikat sebagai teori utamanya. Kalkulus predikat
dikatakan mampu menotasikan semua argumentasi
yang diberikan oleh
natural language. Walaupun
kalkulus predikat dikatakan sebagai teori logika dalam
matematika yang paling sempurna, kalkulus predikat
belum bisa mensimulasikan sepenuhnya cara berpikir
manusia, terutama penalaran manusia dan cara
penarikan kesimpulannya. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan asumsi yang dipakai oleh sistem penalaran
manusia dan sistem penalaran logika matematika pada
umumnya.
Kata kunci : Kecerdasan buatan, logika kognitif.
Kelemahan Logika Matematika
Logika
matematika adalah cabang ilmu pengetahuan
logika dan matematika. Logika matematika
mempelajari tentang matematis ilmu logika dan
aplikasinya ke dalam ruang lingkup matematika.
Logika matematika juga memiliki kaitan erat dengan
ilmu komputer dan logika filsafat. Lebih dari itu,
logika matematika kadang dianggap sebagai ilmu
yang bisa memetakan logika manusia.
Logika matematika sebenarnya mengacu kepada 2
ruang lingkup penelitian yang berbeda. Yang pertama
adalah aplikasi teknik-teknik logika formal ke dalam
matematika dan penalaran matematika. Sedangkan
yang kedua, sebaliknya, adalah aplikasi dari teknikteknik
matematika ke dalam representasi dan analisis
logika formal.
Bisa dikatakan bahwa logika
matematika menyatukan kekuatan ekspresi dari logika
formal dan kekuatan deduksi dari sistem pembuktian
formal (formal proof system).
Penggunaan matematika dalam hubungannya dengan
logika dan filsafat dimulai pada zaman Yunani kuno.
Beberapa hasil teori logika yang telah berhasil dan
terkenal di kalangan para matematikawan barat
diantaranya adalah
Teori silogisme dari Aristotle dan
aksioma Euclid untuk
geometri planar. Sekitar tahun
1700, percobaan-percobaan untuk melakukan operasioperasi
logika formal dengan memakai simbol-simbol
dan aljabar juga dilakukan oleh banyak
matematikawan lain, termasuk Leibniz dan Lambert.
Akan tetapi, informasi mengenai hasil pekerjaan
mereka sangat sedikit dan jarang sekali ditemukan,
yang karena itu tidak terlalu diketahui oleh publik.
Al-Ghazali (1058-1111 M)
Abu Hamid al-Ghazali dilahirkan pada
pertengahan abad ke-5 H, bertepatan dengan tahun 450 H di Thus, sebuah kota di Khurasan. Tidak lama setelah kelahirannya, ayahnya
meninggal dunia. pada masa kecil, Al-Ghazali hidup dalam kemiskinan. Tetapi ia
mendapat bimbingan seorang sufi, yang kelak memasukkannya ke satu sekolah
penampungan anak-anak tak mampu.
Di Thus, Al-Ghazali belajar berbagai
ilmu pengetahuan. Setelah itu, ia pergi ke Jurjan, kemudian ke Naisabur, pada
saat Imam Haramain “Cahaya Agama”, Al-Juwaini, menjabat sebagai kepala Madrasah
Nizhamiyyah. Di bawah asuhan Al-Juwaini ini, Ghazali mempelajari ilmu fiqh, ushul, mantiq dan kalam,
hingga kematian memisahkan keduanya ketika Al-Juwaini meninggal dunia. Pada
tahun 478 H, Ghazali keluar dari Naisabur menuju ke Mu’askar dan menetap disana
sampai di angkat sebagai tenaga pengajar di Madrasah Nizhamiyyah di Baghdad
pada tahun 484 H. di tempat ini Ghazali mencapai puncak prestisius dalam karis
keilmuannya, sehingga kuliahnya dihadiri oleh tiga ratus ulama terkemuka.[2] Karena satu persoalan, ia keluar dari Madarah
Nizhamiyyah menuju pengasingan di padang pasir selama sembilan tahun. Dalam rentang waktu itu,
Ghazali berkunjung ke Syam, Hijaz dan Mesir untuk kemudian kembali ke Naisabur.
Setelah itu ia kembali lagi ke Thus hingga menghembuskan nafas terakhirnya pada
14 Jumadil Akhir 505 H. Ghazali pergi meninggalkan alam fana ini, namun seolah
ia mengucapkan kata-kata seperti yang pernah di ucapkan oleh Francis Bacon,
filosof Inggris (wafat tahun 1626 M), “aku menghadapkan ruhku ke haribaan Tuhan. Meskipun jasadku dikubur
dalam tanah, namun aku akan bangkit bersama namaku pada generasi-generasi
mendatang serta pada seluruh umat manusia.”
Dia menghasilkan karya tulis
yang jumlahnya mencapai ratusan buku. Sekitar 78 buah karya masih ada hingga
sekarang dan kebanyakannya terdiri atas banyak jilid mengenai bermacam-macam
topik, terutama yang berkenaan dengan tema-tema agama dan filsafat. Dia juga
seorang guru, filosof, ahli debat, pembicara, pembaharu dan sufi yang sangat
pioneer dalam semua bidang tersebut. Dengan menjadi seorang tokoh intelektual
yang besar, dia meninggalkan berbagai kesan dan pengaruh abadinya dalam otak
dan hati jutaan manusia yang berpikir di dunia. hal tersebut akan terus-menerus
seperti itu hingga sampai keabadian.
PEMBAHASAN
RASIO DAN
PENGETAHUAN
Aliran filsafat yang memasuki
abad yang menentukan bagi perkembangan peradaban umat manusia adalah aliran
rasionalisme. Aliran ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam dunia
filsafat dan dunia pemikiran manusia hingga sekarang. Saingan terberatnya,
bahkan terkesan saling berlawanan, adalah aliran empirisme. Secara singkat,
aliran rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal yang dimiliki oleh
manusia. Manusia, menurut aliran ini, memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
akal menangkap objek pengetahuan.
Rasionalisme tidak mengingkari
kegunaan indra dalam memperoleh pengetahuan, pengalaman indra diperlukan untuk
merangsang akal manusia dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat
bekerja dengan baik. Akan tetapi, sampainya manusia kepada kebenaran adalah
semata-mata dengan akal pikiran yang dimiliki manusia. Laporan indra, menurut rasionalisme
merupakan bahan yang belum jelas, kacau dan bersifat menipu. Bahan ini kemudian
dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir.[5] Akal
mengatur bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi
akal bekerja karena ada bahan-bahan yang diperoleh indra manusia. Akan tetapi
akal dapat juga manghasilkan pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan indrawi
samasekali. Jadi, akal dapat juga menghasilkan pengetahuan tentang objek yang
betul-betul abstrak.[6]
Dalam bahasa Indonesia, “Ilmu” seimbang artinya
dengan “science” dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan “pengetahuan”. Dengan kata lain Ilmu dan Pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda
secara mendasar. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni
tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya.
Kita harus berhati-hati dalam
menggunakan kata “pengetahuan” dan “ilmu” dari apa yang kita tangkap dalam
jiwa. Pengetahuan sudah puas dengan “menangkap tanpa ragu” kenyataan sesuatu ,
sedangkan ilmu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa
yang dituntut oleh pengetahuan.[7] Rasionalisme adalah seseorang yang sangat percaya pada
akal sebagai sumber utama pengetahuan, dan mungkin juga percaya bahwa manusia
mempunyai gagasan bawaan tertentu yang ada didalam pikiran dan mendahului
seluruh pengalaman. Semakin jelas gagasan-gagasan semacam itu, semakin pasti
bahwa mereka berkaitan dengan realitas.
RASIO-PENGETAHUAN MENURUT RENE DESCARTES
Aliran Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes. Descartes meyakini
bahwa dasar semua pengetahuan berada dalam pikiran. Dalam buku Discourse de la Methode, tahun
1637, ia menegaskan perlunya metode yang jitu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan. Yaitu dengan menyangsikan segalanya secara metodis. Jika suatu
kebenaran mampu bertahan terhadap ujian kesangsian yang radikal ini, kebenaran
itu 100% pasti dan menjadi landasan bagi seluruh pengetahuan.
Akan tetapi, dalam rangka kesangsian
yang metodis ini, ternyata hanya ada satu hal yang tidak dapat diragukan, yaitu “saya ragu-ragu”. Ini bukan
khayalan, tetapi kenyataan bahwa “aku
ragu-ragu”. Jika mengnyangsikan
sesuatu, aku menyadari bahwa aku menyangsikan adanya. Dengan kata lain,
kesangsian itu langsung menyatakan adanya aku. Itulah “cogito ergo sum”, aku berpikir (=menyadari) maka aku ada. itulah kebenaran yang tidak
dapat disangkal lagi. Mengapa kebenaran itu pasti? Sebab, kau mengerti itu
dengan jelas, dan terpilah-pilah, “clearly
and distinctly”, clara et
distincta. Artinya, yang jelas dan terpilah-pilah itulah yang harus diterima
sebagai benar. Hal itu menjadi norma Descartes dalam menentukan kebenaran.
Descartes menerima tiga realitas atau
substansi bawaan yang sudah ada sejak kita lahir, yaitu (1) realitas pikiran (res cogitan), (2) realitas
perluasan (res extensa, “extention”) atau materi, dan (3) Tuhan (sebagai wujud yang
seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua realitas itu). Pikiran adalah
sesungguhnya adalah kesadaran, tidak mengambil ruang dan tidak dapat
dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil. Materi adalah keluasan,
mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi, dan tak memiliki kesadaran. Kedua
substansi berasal dari Tuhan sebab hanya Tuhan sajalah yang ada tanpa
bergantung pada apa pun. Descartes adalah seorang dualis, menerapkan pembagian
Tugas antara realitas pikiran dan realitas yang meluas. Manusia memiliki
keduanya, sedang binatang hanya memiliki realitas keluasan, manusia memiliki
badan sebagaimana binatang, dan memiliki pikiran sebagaimana malaikat. Binatang
adalah mesin otomat, bekerja mekanistik, sedangkan manusia adalah mesin otomat
yang sempurna karea dari pikirannya, ia memiliki kecerdasan. Mesin otomat zaman
sekarang adalah computer yang tampak seperti memiliki kecerdasan buatan.
Rene Descartes menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang,
sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus
dipandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilih-pilih. Ilmu
pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti, karena ilmu pasti dapat
dijadikan model mengenal secara dinamis. Munculnya rasionalisme bisa
dianggap sebagai awal perkembangan manusia modern. Segala sesuatu dapat diukur
dengan pertimbangan rasio. Manusia menjadi besar dan tinggi martabatnya karena
ia mampu menggunakan rasionya pada derajat tertinggi kemampuannya. Kebenaran
adalah hal-hal yang berada dalam cakupan rasionalitas. Kesadaran manusia
adalah satu hal yang
menyebabkan manusia berpikir, kemudian pemikiran tersebut menjadi jelas ketika
berada dalam nalar-nalar realitas.[10] Kerasionalitasan
tersebut yang mengungkapkan kebenaran-kebenaran dalam putusan rasional dapat
dibuktikan dengan konsistensi logis dari proposisi-proposisi kebenaran
tersebut. Apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan maka itulah kebenaran.
Rasionalitas berbicara berdasarkan prinsip bahwa akal harus diberi peran utama
dalam penjelasan.
Rene Descartes berpendapat bahwa
sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang
diperoleh oleh akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu
pengetahuan ilmiah. Dengan akal, dapat diperoleh kebenaran dengan metode
deduktif, seperti yang dicontohkan ilmu pasti.[11] Rasionalisme dan idealisme merepotkan diri dengan
struktur daya pengenal manusia, yang menjadi syarat dan penentu segala
kepastian dan kebenaran. Empirisme pun sibuk dengan soal bagaimana manusia
dapat mengetahui sesuatu dan mana nilai pengetahuan itu. Dua-duanya kemudian dianggap
berat sebelah karena secara eksklusif menekankan daya pengenal manusia,
seolah-olah manusia hanya intelek belaka. terhadap rasionalisme (dan empirisme)
muncul reaksi yang disebut “eksistensialisme”.
Logika Matematika
Pernyataan dan Kalimat Terbuka
Pernyataan adalah kalimat yang
memiliki nilai benar saja atau salah saja tetapi tidak sekaligus benar dan
salah.
Contoh pernyataan:
Ibu kota jawa timur adalah Surabaya, merupakan pernyataan yang benar
Air adalah benda padat, merupakan pernyataan yang salah
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat peubah atau variabel, sehingga belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Sebuah kalimat terbuka dapat diubah menjadi sebuah pernyataan dengan cara mengganti nilai pada peubah pada himpunan.
Contoh Kalimat terbuka:
x – 2 = 2
3x = 12
Contoh pernyataan:
Ibu kota jawa timur adalah Surabaya, merupakan pernyataan yang benar
Air adalah benda padat, merupakan pernyataan yang salah
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat peubah atau variabel, sehingga belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Sebuah kalimat terbuka dapat diubah menjadi sebuah pernyataan dengan cara mengganti nilai pada peubah pada himpunan.
Contoh Kalimat terbuka:
x – 2 = 2
3x = 12
Operasi-Operasi
dalam Pernyataan
Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah pernyataan
baru yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal (disebut komponen) dengan
menggunakan kata hubung loguka (dan, atau, jika…maka…, …jika dan hanya jika…)
Ingkaran atau
negasi
Jika p adalah
sebuah pernyataan yang diketahui, maka ingkaran atau negasi dari p dapat
dituliskan dengan menggunakan lambang berikut:
~p dibaca bukan p
Tabel kebenaran negasi
~p dibaca bukan p
Tabel kebenaran negasi
p
|
-p
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Konjungsi
Dua pernyataan yang
dirangkaikan dengan kata hubung logika “dan” lambang konjungsi dari pernyataan
p dan q ditulis p∧q (dibaca p dan q)
Tabel kebenaran konjungsi
Tabel kebenaran konjungsi
p
|
q
|
p∧q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
Contoh: 5 x 4 = 20 (B) dan 20 adalah
bilangan genap (B), maka konjungsi ini benar.
Disjungsi
Dua pernyataan yang
dirangkaikan dengan kata hubung logika “atau”. Lambang konjungsi dari
pernyataan p dan q ditulis p∨q (dibaca p atau q)
Tabel kebenaran konjungsi
Tabel kebenaran konjungsi
p
|
q
|
p∨q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
Contoh: 5 x 3 = 15 (B) atau 8 adalah
bilangan ganjil (S), maka disjungsi ini benar.
Implikasi
Implikasi adalah
pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan p dan q dalam bentuk
jika p maka q.
Pernyataan p disebut alasan atau sebab
Pernyataan q disebut kesimpulan
Lambang implikasi p⟹q
Implikasi p⟹q juga dibaca:
p hanya jika q
q jika p
p syarat cukup bagi q
q syarat perlu bagi p
Tabel kebenaran implikasi
Pernyataan p disebut alasan atau sebab
Pernyataan q disebut kesimpulan
Lambang implikasi p⟹q
Implikasi p⟹q juga dibaca:
p hanya jika q
q jika p
p syarat cukup bagi q
q syarat perlu bagi p
Tabel kebenaran implikasi
p
|
q
|
p⟹q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Contoh:
Jika 3 adalah bilangan genap (S) maka Surabaya adalah ibukota Jawa Timur (B)
Implikasi ini bernilai benar, karena lasan salah dan kesimpulan benar.
Jika 3 adalah bilangan genap (S) maka Surabaya adalah ibukota Jawa Timur (B)
Implikasi ini bernilai benar, karena lasan salah dan kesimpulan benar.
Biimplikasi
Pernyataan
bersyarat berbentuk “p jika dan hanya jiak q”
Lambang p⟺q
Biimplikasi p⟺q juga dibaca
Jika p maka q dan jika q maka p
p syarat perlu dan cukup bagi q
q syarat perlu dan cukup bagi p
Tabel kebenaran biimplikasi
Lambang p⟺q
Biimplikasi p⟺q juga dibaca
Jika p maka q dan jika q maka p
p syarat perlu dan cukup bagi q
q syarat perlu dan cukup bagi p
Tabel kebenaran biimplikasi
p
|
q
|
p⟺q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Contoh: 2 x 3 = 6 (B) jika dan hanya
jika 6 adalah bilangan prima (S) biimplikasi ini bernilai salah.
Menentukan nilai
kebenaran pernyataan majemuk
Tentukan nilai
kebenaran pernyataan majemuk (p∧q)⟹r
p
|
q
|
r
|
p∧q
|
(p∧q)⟹r
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan
majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan komponennya.
Dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen. Jika kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponennya.
Dua buah pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen. Jika kedua pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk kemungkinan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan komponennya.
Konvers, Invers dan
Kontraposisi
Dari suatu implikasi p⟹q dapat dibentuk
persyaratan majemuk:
q⟹p disebut konvers dari p⟹q
~p⟹~q disebut invers dari p⟹q
~q⟹~p disebut kontraposisi dari p⟹q
Contoh:
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan impilikasi: “Jika Nita sakit, maka ia minum obat”.
Jawab:
Pernyataan konversnya: “ Jika Nita minum obat, maka ia sakit”.
Pernyataan inversnya: “Jika Nita tidak sakit, maka ia tidak minum obat”.
Pernyataan kontraposisinya: “ Jika Nita tidak minum obat, maka ia tidak sakit”.
q⟹p disebut konvers dari p⟹q
~p⟹~q disebut invers dari p⟹q
~q⟹~p disebut kontraposisi dari p⟹q
Contoh:
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan impilikasi: “Jika Nita sakit, maka ia minum obat”.
Jawab:
Pernyataan konversnya: “ Jika Nita minum obat, maka ia sakit”.
Pernyataan inversnya: “Jika Nita tidak sakit, maka ia tidak minum obat”.
Pernyataan kontraposisinya: “ Jika Nita tidak minum obat, maka ia tidak sakit”.
Penarikan Kesimpulan
(Argumen)
Suatu argumentasi
dikatakan sah jika dan hanya jiak konjungsinya dari premis-premisnya benar.
Modus Ponens
Premis 1 : p⟹q
Premis 2 : p
Kesimpulan : q
Contoh:
Premis 1 : Jika Mas Yonas rajin belajar maka ia naik kelas
Premis 2 : Mas Yonas rajin belajar
Kesimpulan : Mas Yonas akan naik kelas
Premis 2 : p
Kesimpulan : q
Contoh:
Premis 1 : Jika Mas Yonas rajin belajar maka ia naik kelas
Premis 2 : Mas Yonas rajin belajar
Kesimpulan : Mas Yonas akan naik kelas
Modus Tollens
Premis 1 : p⟹q
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p
Contoh:
Premis 1 : Jikaarcellina tidak latihan menari
Kesimpulan : Bukan hari jum’at
Premis 2 : ~q
Kesimpulan : ~p
Contoh:
Premis 1 : Jikaarcellina tidak latihan menari
Kesimpulan : Bukan hari jum’at
Silogisme
Premis 1 : p⟹q
Premis 2 : q⟹r
Kesimpulan : p⟹r
Contoh:
Premis 1 : Jika budi sakit maka ia pergi ke dokter
Premis 2 : Jika ia pergi ke dokter maka ia disuntik
Kesimpulan : Jika budi sakit maka ia disuntik
Premis 2 : q⟹r
Kesimpulan : p⟹r
Contoh:
Premis 1 : Jika budi sakit maka ia pergi ke dokter
Premis 2 : Jika ia pergi ke dokter maka ia disuntik
Kesimpulan : Jika budi sakit maka ia disuntik
Negasi/ Ingkaran
Negasi dari
konjungsi: ~(p∧q)=~p∨~q
Negasi dari disjungsi: ~(p∨q)=~p∧~q
Negasi dari implikasi: ~(p⟹q)=p∧~q
Negasi dari biimplikasi: ~(p⟹q)=p⟺q)≡~p⟺q
Negasi dari disjungsi: ~(p∨q)=~p∧~q
Negasi dari implikasi: ~(p⟹q)=p∧~q
Negasi dari biimplikasi: ~(p⟹q)=p⟺q)≡~p⟺q
Diposkan oleh Rofiana Nurul
Afni di 16.34
Logika matematika diciptakan oleh manusia yang terbatas, namun diatas itu ada logika ilahi yang diciptakan Allah, Khalik semesta alam, komentar balik ya di blog saya myfamilylifestyle.blogspot.com
ReplyDelete