SOPAN SANTUN BEDA AGAMA ANTAR UMAT MANUSIA SEDUNIA
UMAT BERAGAMA,
BERDAMAILAH
JANGAN SAMPAI, SALING
MEMAKSA
MEMBANTUJANGAN, SALAH
GUNA
IKHLAS SAJA,KARENA
ALLAH
JANGAN DICONTOH, SNOUG
HUGRONJE
PURA-PURA ISLAM, KETIKA
DI ACEH
MENIPU ULAMA, BUKANNYA
REMEH
KESALAHAN BESAR, SUDAH
TERTOREH
ADA PULA, ENGGLISH ZONE
TEMPAT BERKUMPUL,ORANG
BULE
DARI PEKANBARU,SAMPAI
ACEH
KURSUS GRATIS, MUDAH
DIPEROLEH
ADA PULA, PERTUKARAN
PEMUDA
PARA REMAJA,MEREKA GODA
CUCI OTAK,TIDAK SENGAJA
YANG LEMAH IMAN,
DIBELOKKANNYA
Kristenisasi bagi kaum kristiani,
merupakan ibadah yang harus dilakukan, karena hal tersebut diperintahkan oleh
Tuhan Yesus, seperti yang tercantum dalam Markus;16; 15; Lalu ia berkata kepada
mereka; Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil ke semua makhluk.
Ada juga
yang ketika kesurupan selalu mengucapkan kata-kata khas Kristen seperti
‘Yesus’, ‘Bunda Maria’, dan marah bila dibacakan ayat-ayat al-Quran.
Namun, Rivised Standar Version, suatu
lembaga di Eropa yang bertugas untuk menyelidiki kebenaran Bibel, menghapus
ayat ini. Karena ayat tersebut tidak terdapat dalam manuskrip kuno Codex
Vaticanus dan Codex Sinataicus, dua manuskrip yang menjadi sumber Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru (Bibel). Keputusan yang diambil oleh lembaga RSD
sangatlah tepat, karena menurut Injil Matius 10; 5-6 dan 15; 24, Yesus hanya
diutus kepada bangsa Israel. Artinya agama Kristen yang kalau memang benar
dibawa oleh Yesus, hanya diperuntukkan kepada bangsa Israel. Dengan begitu,
maka seharusnya kristenisasi tidak boleh dilakukan terhadap bangsa Indonesia,
karena di luar Israel.
Meskipun demikian, kaum kristiani tetap
saja melakukan hal tersebut. Bahkan di era modern ini, mereka malah semakin
intensif dan dengan cara yang sistematis. Mereka akan melakukan berbagai cara
untuk menjadikan bangsa-bangsa (dunia) di bawah naungan Tuhan Yesus Kristus,
meskipun harus berpura-pura pindah agama.
Adalah Paulus yang mengajarkan kepada kaum kristiani, cara-cara yang jitu
untuk membawa manusia kedalam ajaran Kristen. Paulus seringkali berpura-pura
masuk agama orang yang akan diajaknya menjadi seorang Kristen. Jika Paulus
berdakwah kepada orang-orang Yahudi, maka dia akan seperti orang Yahudi, jika
dia berdakwah kepada orang-orang yang berada di bawah naungan hokum taurat, dia
akan seperti orang tersebut, dan seterusnya begitu (1 Korentus; 9; 19-23).
Diakui atau tidak oleh orang-orang Kristen, cara seperti inilah yang
menyebabkan agama Kristen berkembang. Oleh karena itu, Paulus mengajarkan
kepada para misionaris (orang yang bertugas menyebarkan agama Kristen) supaya
melakukan cara-cara yang telah dilakukannya. Jika akan memurtadkan umat Islam
maka para misionaris harus berpura-pura, atau seperti orang yang memeluk agama
Islam.
Selain Paulus, figure kristenisasi yang sangat berpengaruh terhadap
gerakan ini adalah Samuel Zwemer. Kontribusinya sangatlah besar bagi kesuksesan
kristenisasi di dunia. Teori-teorinya seringkali digunakan oleh para misionaris.
Ada beberapa hal yang dianjurkan Zwemer agar kristenisasi berhasil, yaitu;
-
Orang Kristen harus meyakinkan umat Islam bahwa orang-orang Kristen
bukanlah musuh mereka. Teori ini juga sebenarnya merupakan realisasi dari
anjuran Paulus
-
Kitab suci Injil harus disebarkan dalam bahasa-bahasa umat Islam.
-
Mengkristenkan umat Islam harus dengan perantaraan seorang utusan dari
mereka sendiri dan dari barisan mereka sendiri
-
Tumbuhkanlah dalam hati kaum muslimin, kecenderungan terhadap ilmu-ilmu
Eropa dari pada ilmu-ilmu keislaman
Cara
seperti itu, mulai dilaksanakan oleh para misionaris. Di Indonesia saja,
membedakan ulama dengan Pendeta bagi orang awam sangatlah sulit. Bagaimana
tidak, ada pendeta yang penampilannya seperti ulama. Dia memakai peci, baju
gamis, dan berdo’a seperti seorang muslim.
Selain cara seperti itu, ada juga aliran (sekte) Kristen, yang meniru
ajaran Islam. Seperti yang telah terjadi belum lama ini di Jakarta. Ada aliran
Kristen yang melakukan tata cara ibadahnya meniru ibadah shalat kaum muslimin,
Injilnya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, membacanya seperti bacaan qira’at
al-Quran. Jika dalam Islam ada lomba tilawah al-Quran, mereka juga menirunya
dengan mengadakan lomba tilawah Injil. Jika dalam Islam ada yang disebut
Nasyid, kelompok musik yang membawakan lagu-lagu bernuansa Islami dengan alat
musik khas tradisional Islam. Maka mereka juga menirunya dengan membuat
kelompok nasyid, hanya saja mereka membawakan lagu-lagu bernuansa kristus, yang
diambil dari kitab Bibel.
Ummat
Islam haruslah berhati-hati dalam menghadapi problema tersebut. Jangan sampai
terjebak dengan hasutan-hasutan misionaris. Dan harus diingat, bahwa yang
diinginkan oleh para misionaris adalah bukan hanya menjadikan umat Islam pindah
agama dari Islam ke Kristen. Tapi yang paling terpenting dari upaya
kristenisasi ini, sebagaimana dikatakan oleh Samuel Zwemer adalah untuk
menjauhkan umat Islam dari agamanya, bahkan kalau bisa menjadikannya seorang
ateis. Kalau umat Islam sudah jauh dari agamanya, bisa saja umat Islam sendiri
yang nantinya akan menghancurkan agamanya.
Untuk
menjadikan umat Islam jauh dari agamanya, seringkali kaum kristiani memasukkan
ideology-ideologi barat, hampir ke seluruh aspek kehidupan umat Islam. Terutama
dalam bidang pendidikan. Umat Islam dididik dari kecil, mulai dari pendidikan
dasar sampai kepada perguruan tinggi, dengan ideology-ideologi Barat, sehingga
intelektualitas, yang seharusnya berguna bagi Islam, malah sebaliknya. Sebagai
contoh, jika anak-anak Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar (SD) ditanya asal
mulanya manusia, maka kita akan mendapatkan jawaban “Nenek moyang kita adalah
Kera”. Disadari atau tidak, ideology tersebut sangat kontras dengan ajaran
al-Quran dan al-Sunnah. Karena, al-Quran menjelaskan kepada kita, bahwa nenek
moyang kita adalah Nabi Adam, yang mana dia itu bukan berasal dari kera.
Dan yang paling
berbahaya bagi umat Islam adalah jika rencana Zwemer yang kedua berhasil
(mengkristenkan umt Islam melalui perantaraan seorang muslim). Apalagi kalau
yang menjadi perantaraannya itu adalah seorang muslim yang berpengaruh di
masyarakat (ulama) dan memiliki intelektul keislaman yang tinggi.
Tak sedikit kaum
intelektual yang mengatasnamakan sebagai seorang muslim, namun seringkali
pemikirannya malah merusak Islam. Hal ini harus dipikirkan solusinya, jika
Islam tidak ingin rusak oleh pemeluknya sendiri. Salah satu cara yang harus
kita lakukan untuk mengatasi problematika ini adalah dengan memperdalam ajaran
Islam secara intensif yang bersumber dari al-Quran dan al-Sunnah. Berpegang
teguh kepada al-Quran dan sunnah adalah satu-satunya cara, agar kita tidak
terjebak oleh hasutan-hasutan misionaris.
Media dan fasilitas
kristenisasi
Sarana atau media yang digunakan para misionaris sangatlah banyak. Selain
media, fasilitasnya pun tidak ketinggalan. Media dan fasilitas yang digunakan
mereka seringkali mengungguli yang dimiliki kaum muslimin. Ini dapat dilihat
dari berbagai sarana dan fasilitas mereka yang serba lengkap. Bayangkan saja,
gereja yang mereka bangun misalnya, bukan hanya digunakan untuk tempat ibadah
saja, akan tetapi, gereja juga dijadikan sebagai pusat informasi, mereka
lengkapi dengan computer, internet dan lain sebagainya. Ini sangatlah jauh
berbeda dengan tempat ibadah kita. Masjid yang kita miliki mungkin hanya
dilengkapi dengan alat komunikasi saja, seperti telepon. itu pun tidak efektif.
Karena telepon yang ada di Masjid sangat jarang digunakan untuk mengadakan
hubungan kerja sama dengan Masjid yang lainnya.
Ada
beberapa media dan fasilitas yang paling banyak digunakan dan dianggap paling
efektif untuk kristenisasi. Yaitu;
a. Media Pendidikan
Pendidikan merupakan
media yang paling banyak digunakan oleh misionaris untuk kegiatan
kristenisasi.hal ini mereka wujudkan dengan mendirikan sekolah-sekolah di
tengah umat Islam. Supaya rencana kristenisasi melalui media ini berhasil,
sekolah-sekolah yang mereka bangun, biasanya jauh lebih lengkap
dibandingkan dengan sekolah-sekolah Islam. Sehingga sarana dan fasilitas yang
mereka tawarkan seringkali menarik minat para orang tua muslim untuk
menyekolahkan anaknya ke lembaga milik mereka dibandingkan menyekolahkan
anaknya ke pesantren.
Para
misionaris sangat gemar menggunakan media pendidikan untuk mengkristenkan kaum
muslimin, meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Mr. Nibrouse,
Rektor Universitas Bairut Amerika tahun 1948 pernah berkata; “Fakta telah
membuktikan, pendidikan adalah sarana paling mahal yang telah diperalat para
misionaris Amerika untuk mengkristenkan Suriah dan Libanon”.
Melalui pendidikan para
misionaris berharap agar generasi Islam, jauh dari pemahaman keagamaannya.
Setiap hari mereka dididik dengan ilmu-ilmu umum, dan kalaupun mereka
memberikan mata pelajaran agama, yang mereka ajarkan bukan tentang agama Islam,
akan tetapi tentang agama Kristen. Anak-anak muslim yang sekolah di sana,
didoktrin dengan ajaran-ajaran al-Kitab (Bibel). Sehingga sebanyak 4000 pelajar
Islam yang sekolah di lembaga milik Kristen berpindah agama menjadi kaum
kristiani. Oleh karenanya, pada saat RUU sisdiknas yang isinya menguntungkan
bagi umat Islam akan disahkan di DPR, mereka menolaknya dengan keras, karena
mereka takut akan kehilangan satu cara untuk mengkristenkan umat Islam.
b. Melalui Medis
Selain pendidikan, media yang sering mereka gunakan adalah
pelayanan-pelayanan kesehatan (medis). Hal ini direalisasikan dengan mendirikan
rumah sakit-rumah sakit dan mendatangkan dokter-dokter ahli ke kawasan muslim.
Dokter-dokter yang ditugaskan sangat antusias sekali menjalankan misi ini.
Mereka siap dengan bekal yang memadai, ditopang dengan sarana dan dana yang
besar. Sehingga Paul Horisson, seorang dokter yang merangkap misionaris, dalam
bukunya yang berjudul “Dokter di Negara-negara Arab” menulis; “Kami siap berada
di Negara-negara Arab untuk menggiring penduduknya menjadi Kristen”.
Tak
sedikit dokter-dokter Kristen yang memanfaatkan kesempatan dalam praktiknya
untuk memasuki misi kristiani ke telinga dan hati umat Islam. Setiap pagi,
sesudah bangun tidur, mereka membacakan ayat-ayat Injil di samping pasien
muslim, diberi do’a-do’a dan lain sebagainya. Hal ini seharusnya menjadi
pelajaran bagi umat Islam, agar kalau sakit, tidak masuk ke rumah sakit
Kristen. Karena, selain akan dikristenkan, dana yang dihasilkan dari rumah sakit
tersebut, sekitar 10-20% dialokasikan untuk membuat gereja dan misi
kristenisasi.
c. Aktivitas Sosial
cara
ini biasanya dilakukan dengan menyediakan perumahan-perumahan
Mahasiswa/I, mendirikan klub-klub, membuat hotel, panti jompo, penampungan anak
yatim dan gelandangan, mendirikan perpustakaan-perpustakan misionaris,
menggarap nelayan dan tukang becak dengan memberikan pinjaman uang atau warung
nasi yang harganya murah dan yang paling penting adalah mereka
menggunakan pers sebagai alat kristenisasi.
Kristenisasi di
Indonesia
Lembaga-lembaga Kristen sering kali mengirimkan utusan (misionaris) ke berbagai
Negara untuk menyebarkan agamanya. Menurut Detroit News Issue of Sunday, para
misionaris di seluruh dunia mencapai 212.250 orang. Ini mencakup 170 ribu
Katolik dan 42.250 Protestan. Sekarang para misionaris di seluruh dunia
berjumlah 220 ribu orang. Ini mencakup 137 ribu Katolik dan 82 ribu Protestan.
Negara Afrika merupakan
salah satu Negara yang cukup banyak dikirim misionaris. Menurut penelitian
terdapat 119 ribu misionaris di sana. Oleh karenanya, tidaklah mengejutkan
kalau di Negara Afrika Selatan, yang mayoritasnya beragama Islam, dipimpin oleh
seorang yang beragama Kristen.
Selain Afrika, Indonesia
juga merupakan Negara yang menjadi sasaran kristenisasi terbesar bagi kaum
misionaris. Selain karena mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam terbesar di
dunia, Indonesia juga merupakan Negara yang kaya sumber alamnya. Logisnya, jika
Indonesia berhasil dijadikan Negara Kristen, maka dana untuk kepentingan agama
Kristen akan sangat besar. Karena akan didapatkan dari kekayaan alam Negara
Indonesia yang melimpah. Tak heran kalau ada statement “Negara Indonesia akan
dikristenkan seluruh penduduknya pada tahun 2025”.
Tokoh kristenisasi di
Indonesia adalah Snouck Hourgronye. Dia pura-pura masuk Islam dan pergi ke
Mekah. Namanya diganti menjadi Abdullah. Mendapat surat legitimasi dari seorang
ulama di Mekah, namanya Abdullah bin Zaini bin Dahlan, untuk mengajarkan agama
Islam di Indonesia. Dalam melaksanakan misinya, Horgronye menggunakan taktik
Gold stone, seorang tentara Inggris yang bertugas memimpin penjajahan di
Mesir. Yaitu, dengan cara memadamkan dakwah Islamiyah dan menjauhkan umat
Islam dari al-Quran dan al-Sunnah.
Langkah Horgronye
dilanjutkan oleh Hamran Ambrie, seorang murtadin yang mati pada tahun 1988.
cara yang digunakan orang ini lebih bahaya dari pada para misionaris
sebelumnya. Ambrie menggunakan ayat-ayat al-Quran untuk membuktikan kepada kaum
muslimin akan kebenaran agama Kristen. Dia tafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan
hawa nafsunya.
Proyek-proyek
Kristenisasi
a.
Proyek Yeriko, suatu proyek tempat dididik tenaga misi dalam rangka
persiapan sebagai penginjil, untuk melayani suku-suku di Indonesia terutama
suku sunda
b.
Proyek Lazarus adalah misi untuk menjangkau orang miskin, anak jalanan
dan para pemulung
c.
Potani (Program Tanam Indonesia) sebuah visi untuk menjangkau petani
d.
Pota (Pelayanan Orang Tua Asuh), proyek untuk menjangkau anak-anak
sekolah yang kurang mampu
e.
Habakuk ialah proyek do’a yang bertujuan untuk memobilisasi para pendo’a
safaat dalam rangka menggenapkan amanat Agung untuk menciptakan jiwa-jiwa baru
Rencana Penginjilan
Rencana pemurtadan dengan cara ini mulai dirancang tahun 2000, dengan
selogan “Gerakan Kepedulian Suku Terabaikan 2000”.
Kristenisasi atau dalam bahasa Arabnya disebut al-Tanshir
adalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat politis kolonialis. Muncul akibat
kegagalan Perang Salib sebagai upaya penyebaran agama Kristen terhadap
bangsa-bangsa di dunia ketiga, terutama umat Islam. Tujuannya adalah untuk
mencengkramkan kekuasaan terhadap bangsa-bangsa tersebut dan yang paling
terpenting adalah untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya (al-Quran dan
al-Sunnah).
Kristenisasi mulai bergerak setelah orang-orang Kristen mengalami
berbagai kekalahan selama dua abad (1099-1254). Mereka mengarahkan berbagai
cara dan upaya serta tenaganya untuk menguasai Bait al-Maqdis, sekaligus
merebutnya dari genggaman ummat Islam.
Pada dasarnya, kristenisasi bertujuan untuk memantapkan pengaruh Kristen
Barat di Negara-negara Islam. Di akui atau tidak, kristenisasi adalah awal dan
landasan kokoh penjajahan. Selain itu, kristenisasi juga merupakan penyebab
langsung lumpuhnya serta melemahnya potensi umat Islam, di samping
factor-faktor lainnya.
Tokoh-tokoh
Kristenisasi
a.
Raymund Lull adalah orang Kristen pertama yang mengumandangkan
kristenisasi, menyusul kegagalan kaum Kristiani pada Perang Salib. Dengan
sungguh-sungguh ia mempelajari bahasa Arab dan berkeliling ke Negara-negara
Syam berdiskusi dengan para ulama di sana.
b.
Peter Heling adalah misionaris yang dikirim ke Afrika.
c.
Baron du Betez yang mendirikan sebuah akademi yang menjadi pusat
pengajaran zending (orang yang bertugas menyebarkan agama Kristen, sama dengan
misionaris) Masehi.
d.
Penginjil Henry Martin yang sangat besar kontribusinya dalam pengiriman
zending Kristen ke Negara-negara Asia Barat dan menerjemahkan Bibel ke dalam
bahasa India, Persia dan Armenia.
e.
Samuel Zwemer, ketua misi Kristen untuk Negara-negara Arab di Bahrain dan
ketua persekutuan Kristen di Timur Tengah. Oleh karena itu dia sering disebut
sebagai bapaknya misionaris.
f.
Kenneth Cragg, pengganti Samuel Zwemer. Pernah menjadi dosen Universitas
Amerika di Kairo dan menjadi kepala Bagian Theologi Masehi di lembaga
Misionaris Harty Ford.
g.
Louis Massignon, penasehat gerakan kristenisasi di Mesir. Ia termasuk
anggota Lembaga Bahasa Arab di Mesir.
h.
Don Huk Crey, tokoh terbesar dalam konfrensi Kristen Louzon tahun 1974 M.
ia menjadi misionaris di Pakistan selama 20 tahun dan menjadi direktur lembaga
Samuel Zwemer, sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang penerbitan untuk
menyebarkan kajian-kajian khusus tentang masalah-masalah kristenisasi terhadap
umat Islam
i.
Francis Xavier adalah orang yang mengkristenkan Jepang.
j.
Robert di Nobili adalah orang yang mengkristenkan India
k.
Matteo Ricci adalah orang yang mengkristenkan Cina
Konfrensi-konfrensi
Kristenisasi
Supaya kristenisasi berhasil, maka diadakanlah konfrensi-konfrensi yang
membahas tentang masalah-masalah tersebut. Konfrensi tersebut diselenggarakan
dengan berpindah-pindah dari satu negeri ke negeri lain. Di antara
konfrensi-konfrensi yang telah dilaksanakan oleh mereka adalah;
a.
Konfrensi Kairo tahun 1906 yang dipimpin oleh Samuel Zwemer. Konfrensi
ini di hadiri oleh 62 orang, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam
konfrensi ini Zwimer menyerukan agar diselenggarakan sebuah konfrensi yang
menghimpun organisasi-organisasi misionaris protestan untuk memikirkan tentang
penyebaran Injil di kalangan ummat Islam.
b.
Konfrensi Missi Kristen Internasional di Edinburg Scotland tahun 1910.
konfrensi ini dihadiri oleh delegasi-delegasi dari 159 organisasi misi Kristen
di dunia
c.
Konfrensi Misi Kristen di Lucknow, India tahun 1911. Zwemer juga hadir
dalam konfrensi ini.
d.
Konfrensi Bairut tahun 1911
e.
Konfrensi Gereja Protestan tahun 1977 di Swiss. Konfrensi ini dihadiri
oleh 50 orang.
f. Konfrensi Colorodo 15 oktober 1978.
konfrensi ini adalah tindak lanjut dari konfrensi sebelumnya. Tema konfrensi
ini adalah Konfrensi Amerika Selatan untuk Mengkristenkan Ummat Islam. Pesertanya
sebanyak 150 orang. Konfrensi ini berlangsung secara tertutup, berlangsung
selama dua pecan. Dalam konfrensi dihasilkan dana sebesar satu miliar dolar AS
untuk program kristenisasi.
g. Konfrensi Internasional untuk
Kristenisasi yang diselenggarakan di Swedia pada bulan Oktober 1981 di bawah
pengawasan dewan Federal Lutherian. Konfrensi ini menghasilkan sebuah kajian
kritis tentang gerakan kristenisasi untuk kawasan Negara-negara Pakistan,
India, dan Bangladesh.
h. Konfrensi Baltimore di Amerika Serikat
tahun 1942. konfrensi dihadiri oleh Ben Gurion, pemimpin Zionis Yahudi yang
bercita-cita mendirikan Negara Israel Raya.
Konfrensi-konfrensi
di atas hanyalah bagian kecil dari beberapa konfrensi yang dilaksanakan oleh
para misionaris. Masih banyak lagi konfrensi-konfrensi misionaris yang tak
dapat disebutkan.
Sebelum
perang dunia ke dua, konfrensi misionaris biasanya dilaksanakan pada
tahun-tahun yang tidak tetap. Akan tetapi, setelah perang dunia kedua,
konfrensi tersebut dilaksanakan satu kali setiap enam atau tujuh tahun,
Cara-cara
Kristenisasi
Ada dua cara yang dilakukan orang Kristen
dalam melakukan kristenisasi. Pertama dengan cara ghazwu al-askari (perang
fisik) dan yang kedua adalah dengan cara ghazwu al-fikr (perang pemikiran).
Cara yang pertama dilakukan dengan cara terang-terangan. Biasanya cara ini
dilakukan terhadap daerah umat Islam yang keimanannya sangat kuat, tidak bisa
diruntuhkan melalui budaya, ataupun dengan transformasi ideology. Contoh
kecilnya, seperti apa yang telah dilakukan Amerika terhadap Afganistan dan
Iraq. Kaum muslimin di Afganistan dan Iraq keimanan atau keislamannya sangat
kuat, tidak bisa diruntuhkan dengan ideology ataupun budaya. Sehingga untuk
mengkristenkan mereka, tidak mau tidak harus dengan cara perang fisik, bukan
dengan cara perang pemikiran.
Cara yang kedua (gazwu al-Fikr) biasanya
dilakukan terhadap daerah umat Islam yang mudah ditembus dengan budaya atau
ideology. Hal ini bisa kita lihat di daerah Indonesia. Orang-orang Kristen di
daerah seperti ini tidak akan melakukan kristenisasi dengan cara perang fisik,
tetapi cukup dengan cara perang pemikiran. Melakukan penyerangan-penyerangan
terhadap keimanan atau keislaman kaum muslimin dengan budaya dan
ideology-ideologi yang bukan dari ajaran Islam.
Sebelum tahun 1965, kristenisasi dilakukan
dengan cara yang pertama. Statement seperti ini, bisa dilihat dari usaha-usaha
orang Kristen terhadap orang Islam. Misalnya, pada tahun 1499, penduduk muslim
Spanyol di perangi dan diberi dua pilihan oleh pemerintahan Kristen Ferdinand
dan Isabell; pindah agama atau dideportasi (di usir dari Negara yang
bersangkutan). Namun karena upaya tersebut seringkali gagal, maka atas usulan
Raja Lois IX, cara kristenisasi mulai dirubah. Kristenisasi dengan cara perang
fisik/militer, tidak efektif. Dengan perang fisik, ummat Islam tidak akan
kalah. Lois yang pernah dipenjara oleh kaum muslimin, menyadari bahwa kekuatan
umat Islam bukan dari aspek senjatanya saja. Meskipun mereka menggunakan
senjata yang sederhana dari pada yang digunakan kaum Kristen, namun
kenyataannya kaum muslimin tetap menang. Bagi Lois, factor yang sangat dominant
yang menyebabkan kaum muslimin tak dapat dikalahkan adalah ruhul jihadnya yang
sangat tinggi. Oleh karena itu, Lois menyarankan, jika ingin mengalahkan kaum
muslimin, dan menjadikannya Kristen, bukan dengan cara memerangi mereka dengan
militer. Tapi, yang harus dilakukan adalah bagaimana agar ruh jihad yang
dimiliki oleh kaum muslimin itu menjadi lemah atau bahkan hilang sama sekali
dari jiwa kaum muslimin.
Dimulai dari Menado pada tanggal 20-23 Maret, sekitar 340 peserta dari 32
denominasi gereja, 24 Yayasan badan misi dan 6 sekolah theologia, berkumpul
untuk merumuskan rencana ini.
Di
Bogor pada tanggal 19-23 Juni, diadakan konsultasi kasih peduli nasional dengan
tema Partnership in Mission. Acara ini dihadiri oleh 740 orang pemimpin gereja
dari Indonesia dan 7 negara, di antaranya Amerika, Inggris, Australia, New
Zealand, Singapura, Pilipina dan Papua Nugini.
Di
Malang, tanggal 25-28 Agustus, sekitar 200 hamba Tuhan dari 41 denominasi
Gereja dan Yayasan yang ada, bertemu dalam konsultasi Kasih. Acara ini
diselenggarakan untuk mengasihi enam suku, yang nantinya akan dimasukan ke
dalam agenda World Mission.
Lembaga Misi yang Aktif
di Jawa Barat
Ada
beberapa lembaga atau yayasan yang menjadikan Suku Sunda sebagai sasaran utama
kristenisasi. Karena suku sunda menurut Hendrik Kromer adalah suku terbesar di
dunia tapi sangat sedikit yang percaya terhadap kristus. Tak heran kalau kini
di Jawa Barat terdapat 2000 pos pemurtadan. Selain mendirikan pos, sekarang
para pendeta sedang giat-giatnya menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Sunda.
Kemudian mereka membagikan terjemahan Injil tersebut secara gratis.
Salah
satu lemabaga yang aktif dalam misi kristenisasi untuk Jawa Barat adalah World
Mission Doulus, salah satu yayasan yang bertugas mengkristenkan 125 suku di
Indonesia. Yayasan ini pernah menyelenggarakan kebaktian masal di Istora
Senayan pada awal Mei 1999, semua orang Sunda yang beragama Kristen hadir di
acara ini.
Antisipasi bagi umat
Islam
Umat
Islam harus bersikap preventif terhadap masalah ini agar tidak terjebak ke
dalam misi mereka, apalagi kalau sampai berpindah agama. Salah satu cara untuk
mengantisipasinya adalah mau tidak mau, umat Islam wajib memperdalam agamanya,
mengkaji al-Quran dan al-Sunah secara intensif. Dan bagi yang sudah kuat
pondasi keimanannya, dianjurkan untuk memperluas wawasan kristologi dengan
baik.
No comments:
Post a Comment