PENDAHULUAN
QS YASIN : 39-40
SEMUA BENDA ANGKASA BERPUTAR MENURUT GARIS EDARNYA MASING-MASING
ALLAH AKAN MEMPERLIHATKAN KEKUASAANNYA DI RUANG ANGKSA DAN PADA DIRIMU SENDIRI (QS 41:53)
Tasbih berasal dari kata سَبَحَ – sabaha, yang artinya
‘menjauh’. Ber-tasbih dalam pengertian syariat artinya ‘menjauhkan Allah dari
segala sifat kekurangan dan kejelekan’.
Dengan begitu, ketika kita bertasbih, maka kita
menunjukkan keluarbiasaan Allah dalam segala hal, tanpa ada kekurangan
sedikitpun.
Ada 7 surat yang dimulai dengan ucapan tasbih: Surat
al-Isra’ (17:1), Surat al-Hadid (57:1), Surat al-Hasyr (59:1), Surat al-Hasyr
(59:1), Surat as-Shaf (61:1), Surat at-Taghabun (64:1), Surat al-A’la (8:1).
Dalam al-Quran, banyak perintah agar kita ber-tasbih
kepada Allah swt dalam segala keadaan. Di antaranya adalah ayat-ayat berikut.
Maka bersabarlah kamu atas apa yang mereka katakan,
dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada
waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang (Thoha/20: 130)
Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu,
karena kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu ketika kamu akan berdiri (at-Thur/52: 48)
Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah
itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah sambil memuji
Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
(al-Mu’min/40: 55)
KEISTIMEWAAN TASBIH
1. Kalimat yang paling dipilih Allah swt
Suatu kali Rasulullah ditanya apakah ucapan yang
paling unggul? Rasulullah menjawab,
مَا اصْطَفَى اللهُ لِمَلاَئِكَتِهِ أَوْ
لِعِبَادِهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
‘Yang dipilih Allah swt terhadap para malaikat-Nya dan
hamba-Nya adalah ucapan: Subhanallahi wa bihamdihi’ (Riwayat Muslim)
2. Memberatkan timbangan amal
Rasulullah bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ
ثَقِيْلَتَانِ فِى الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
‘Ada dua kalimat yang keduanya ringan diucapkan di
lidah namun memberatkan timbangan amal dan keduanya disukai oleh ar-Rahman,
yaitu: Subhanallahi wa bi hamdihi subhanallahil azhim’ (Riwayat Bukhari dan
Muslim)
3. Menghapus dosa yang banyak
Rasulullah bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ
الْبَحْرِ
Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallahi wa bi
hamdihi 100x maka Allah dihapuskan kesalahan meskipun kesalahannya itu sebanyak
buih lautan’ (Riwayat Bukhari dan Muslim)
4. Punya perkebunan kurma di surga
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِى الْجَنَّةِ
‘Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallahil azhimi wa
bi hamdihi, maka ditanamkan baginya satu pohon kurma di surga’ (Riwayat
at-Tirmidzi)
5. Terhindar dari kesedihan dan penyakit-penyakit
berat (misal: stroke)
Suatu kali Qabishah al-Makhariq mendatangi Rasulullah
dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, ajarkan aku beberapa kalimat (ucapan) yang
dengannya Allah memberi manfaat kepadaku, karena sungguh umurku sudah tua dan
aku merasa lemah untuk melakukan apapun’. Lalu Rasulullah berkata, ‘Adapun
untuk duniamu, maka ketika engkau selesai shalat Shubuh, maka ucapkanlah tiga
kali:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ
الْعَظِيْمِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Jika engkau membacanya, maka engkau terhindar dari
kesedihan, kusta (lepra), penyakit biasa, belang, lumpuh akibat pendarahan otak
(stroke)…’ (Riwayat Ibnu as-Sunni dan Ahmad)
6. Senjata menghadapi persoalan besar
Diriwayatkan dari Abu Hurayrah, bahwa jika Rasulullah
menghadapi persoalan penting, maka beliau mengangkat kepalanya ke langit sambil
mengucapkan: Subhanallahil azhim, dan jika beliau bersungguh-sungguh dalam
berdoa, maka beliau mengucapkan: Ya hayyu ya qoyyum (Riwayat at-Tirmidzi)
7. Senjata menghadapi krisis pangan
Rasulullah bersabda,
طَعَامُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي زَمَنِ
الدَّجَّالِ طَعَامُ الْمَلاَئِكَةِ: التَّسْبِيْحُ وَالتَّقْدِيْسُ، فَمَنْ كَانَ
مَنْطِقُهُ يَوْمِئِذٍ التَّسْبِيْحَ أَذْهَبَ اللهُ عَنْهُ الْجُوْعَ
‘Makanan orang beriman pada zaman munculnya Dajjal
adalah makanan para malaikat, yaitu tasbih dan taqdis. Maka barangsiapa yang
ucapannya pada saat itu adalah tasbih, maka Allah akan menghilangkan darinya
kelaparan’ (Riwayat al-Hakim)
KEISTIMEWAN SHALAT TASBIH
Melakukan shalat tasbih bukan perbuatan bid’ah,
seperti yang dikatakan oleh segelintir orang (yang awam dan sok ikut-ikutan). Shalat Tasbih termasuk kebiasaan orang-orang shalih.
Abdullah bin Mubarok dan generasi sesudahnya selalu melakukannya.
Kata Syaikh Ali al-Khawwash, ‘Sebaiknya shalat tasbih
dilakukan sebelum shalat hajat, karena shalat tasbih ini menghapus dosa-dosa,
dengan demikian menjadi sebab terkabulnya hajat’.
عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ إِبْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ قَالَ لِعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: يَا أَبَّاسُ يَا
عَمَّاهُ، أَلاَ أُعْطِيْكَ؟ أَلاَ أَمْنَحُكَ؟ أَلاَ أَحْبُوْكَ؟ أَلاَ أَفْعَلُ
بِكَ عَشْرَحِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ
أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ، خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ، صَغِيْرَهُ
وَكَبِيْرَهُ، سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ، عَشْرَ حِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ
رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُوْرَةً، فَإِذَا
فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِى أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةً، ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا،
ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَهْوِى
سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ
السُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا، ثُمَّ
تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا، فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِى كُلِّ
رَكْعَةٍ، تَفْعَلُ ذَلِكَ فِى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ، إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ
تُصَلِّيَهَا فِى كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى
كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً، لَمْ تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً، فَإِنْ لَمْ
تَفْعَلْ فَفِى كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِى عُمُرِكَ
مَرَّةً - رواه أبو داود وأبن ماجه وإبن خزيمة والطبراني
Dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah
bersabda kepada Abbas bin Abdul Muththalib, ‘Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah
engkau aku beri sesuatu? Maukah engkau aku anugerahkan sesuatu? Maukah engkau
aku berikan hadiah? Yaitu sepuluh keutamaan, yang jika engkau melakukannya,
Allah mengampuni dosamu: dosa yang awal dan yang akhir, dosa yang lama dan yang
baru, dosa yang tidak disengaja dan yang disengaja, dosa yang kecil dan yang
besar, dosa yang rahasia dan terang-terangan. Sepuluh keutamaan itu engkau
dapatkan dengan cara engkau lakukan shalat empat rakaat. Pada setiap rakaat
engkau membaca al-Fatihah dan satu surat (dari al-Qur’an). Jika engkau telah
selesai membaca al-Fatihan dan surat pada awal rakaat, sementara engkau masih
berdiri, maka engka baca kalimat SUBHANALLAH WAL HAMDULILLAH, WA LA ILAHA ILLALLAH, WALLAHU
AKBAR sebanyak 15 kali. Kemudian engkau ruku’, lalu engkau ucapkan
kalimat tadi sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, lalu
ucapkan kalimat itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau sujud, ketika sujud
engkau ucapkan kalimat itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu
dari sujud, maka engkau ucapkan kalimat itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau
bersujud, lalu ucapkan kalimat itu sebanyak 10 kali. Kemudian engkau angkat
kepalamu (dan duduk istirahat sebentar), maka engkau ucapkan kalimat itu
sebanyak 10 kali. Maka jumlah kalimat itu 75 kali pada setiap satu rakaat.
Engkau lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu
melakukannya (shalat) itu setiap hari sekali, maka lakukanlah! Jika engkau
tidak mampu melakukannya setiap hari, maka (lakukan) setiap minggu sekali! Jika
engkau tidak mampu melakukannya setiap minggu, maka (lakukan) setiap bulan
sekali! Jika tidak mampu juga, maka (lakukan) setiap tahun sekali! Jika tidak
mampu juga, maka (lakukan) sekali seumur hidupmu’.
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, 1297; Ibnu Majah, 1387;
Ibnu Khuzaimah, 1216; al-Hakim dalam al-Mustadrak, 1233; al-Baihaqi dalam Sunan
al-Kubra, 3/51-52, dan lainnya dari jalan Abdurrahman bin Bisyr bin Hakam,
dari Abu Syu’aib Musa bin Abdul Aziz, dari Hakam bin Abban, dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas. Sanad ini berderajat hasan)
Bahkan Syaikh al-Albani menilai hadits ini shahih.
Shalat tasbih bisa dilakukan siang hari, bisa juga
malam hari. Jika dilakukan siang hari, maka langsung 4 rakaat dengan satu
salam. Jika malam hari, maka dilakukan 2 rakaat 2 rakaat dengan 2 kali salam.
A. Pengertian dan Cara Shalat Tasbih
Shalat
tasbih termasuk salah satu shalat sunat yang dianjurkan oleh Baginda Nabi
Muhammad SAW. Kalau bisa dilakukan setiap malam, jika tidak mampu seminggu
sekali, jika tidak mampu juga sebulan sekali, jika tidak mampu juga setahun
sekali atau tidak mampu juga seumur hidup sekali. Demikianlah anjuran agama
Islam yang tidak memaksa untuk melakukan ibadah secara ikhlas.
Shalat sunat tasbih
semua riwayat sepakat dengan empat rokaat, jika pada siang hari dengan satu
kali salam (langsung niat empat rakaat), sedang di malam hari dua rokaat-dua
rokaat dengan dua kali salam (dua kali shalat dengan masing-masing 2 rakaat)
dengan tasbih sebanyak 75 kali tiap raka’atnya, jadi keseluruhan bacaan tasbih
dalam shalat tasbih 4 rokaat tersebut 300 kali tasbih.
Kata Syaikh Ali
al-Khawwash, ‘Sebaiknya shalat tasbih dilakukan sebelum shalat hajat, karena
shalat tasbih ini menghapus dosa-dosa, dengan demikian menjadi sebab
terkabulnya hajat’
B. Niat Shalat Tasbih
Niat untuk shalat
tasbih yang dilakukan dengan dua kali salam (2 rakaat):
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ
رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Sedang untuk yang
satu kali salam (4 rakaat) sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ
أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Secara umum, shalat
tasbih sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja ada tambahan bacaan
tasbih yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Lafadz ini
diucapkan sebanyak 75 kali pada tiap raka’at dengan perincian sebagai berikut.
Sesudah membaca
Al-Fatihah dan surah sebelum ruku sebanyak 15 kali,
Ketika ruku’
sesudah membaca do’a ruku’ dibaca lagi sebanyak 10 kali,
Ketika bangun dari
ruku’ sesudah bacaan i’tidal dibaca 10 kali,
Ketika sujud pertama
sesudah membaca do’a sujud dibaca 10 kali,
Ketika duduk
diantara dua sujud sesudah membaca bacaan antara dua sujud dibaca 10 kali,
Ketika sujud yang
kedua sesudah membaca do’a sujud dibaca lagi sebanyak 10 kali,
Ketika bangun dari
sujud yang kedua sebelum bangkit (duduk istirahat) dibaca lagi sebanyak 10
kali. (Terus baru berdiri tuk rakaat yang kedua).
Demikianlah
rinciannya, bahwa shalat Tasbih dilakukan sebanyak 4 raka’at dengan sekali
tasyahud, yaitu pada raka’at yang keempat lalu salam (jika dilakukan pagi
hari). Bisa juga dilakukan dengan cara dua raka’at-dua raka’at (jika dilakukan
malam hari), Sesuai yang diterangkan oleh Rasulullah SAW: “Shalat malam itu,
dua-dua” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim) di mana setiap dua raka’at membaca
tasyahud kemudian salam.Waktu shalat tasbih yang paling utama adalah sesudah
tenggelamnya matahari, sebagaimana dalam riwayat ‘Abdullah bin Amr. Tetapi
dalam riwayat Ikrimah yang mursal diterangkan bahwa boleh malam hari dan boleh
siang hari. Wallâhu A’lam.
Anjuran shalat
tasbih ini sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah SAW dalam sebuah
hadist dari Ibnu ‘Abbas:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ: أَنََّ رَسُوْلُ اللهِ صَلََّى الله ُعَلَيْهِ
وَسَلََّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَلِّبْ: يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهْ
!! أَلاَ أُعْطِيْكَ؟ أَلاَ أُمْنِحُكَ؟ أَلاَ أُحِبُّكَ؟ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشَرَ
خِصَالٍ, إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبِكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ,
قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ, خَطْأَهُ وَعَمْدَهُ, صَغِيْرَهُ وَكَبِيْرَهُ, سِرَّهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ.
عَشَرَ خِصَالٍ, أَنْ تُصَلِّيْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ
الْكِتَابِ وَسُوْرَةً, فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ,
وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاََّّ
اللهِ وَالله ُأَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً, ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ
رَاكِعٌ عَشْرًا, ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا,
ثُمَّ تَهْوِيْ سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا, ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ
مِنَ السُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا, ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا, ثُمَّ
تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا, فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِي كُلِّ
رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ, إِذَا اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيْهَا
فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ, فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً,
فَإِنْ لََمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً, فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ
سَنَةِ مَرَّةً, فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمْرِكَ مَرَّةً.
Artinya:
“Dari Ibnu ‘Abbâs,
bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin
‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah kamu apabila aku beri?
Bolehkah sekiranya aku beri petunjuk padamu? Tidakkah kau mau? saya akan
tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu
melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang
lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil
maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak.
Semuanya 10 macam.
Kamu shalat 4 rakaat. Setiap rakaat kamu membaca Al-Fatihah dan satu surah.
Jika telah selesai, maka bacalah Subhanallâhi wal hamdulillâhi wa lâ ilâha
illallâh wallahu akbar sebelum ruku’ sebanyak 15 kali,
Kemudian
kamu ruku’ lalu bacalah kalimat itu di dalamnya sebanyak 10 kali, kemudian
bangun dari ruku’ (I’tidal) baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian sujud baca
lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud baca lagi sebanyak 10 kali,
kemudian sujud lagi dan baca lagi sebanyak 10 kali, kemudian bangun dari sujud
sebelum berdiri baca lagi sebanyak 10 kali, maka semuanya sebanyak 75 kali
setiap rakaat. Lakukan yang demikian itu dalam empat rakaat. Lakukanlah setiap
hari, kalau tidak mampu lakukan setiap pekan, kalau tidak mampu setiap bulan,
kalau tidak mampu setiap tahun dan jika tidak mampu maka lakukanlah sekali
dalam seumur hidupmu."[†] (HR. Abu Daud no. 1297)
Dari Anas bin Malik
bahwasannya Ummu Sulaim pagi-pagi menemui Baginda Rasulullah shallahu 'alaihi
wa sallam seraya berkata, ajarilah saya beberapa kalimat yang saya ucapkan
didalam shalatku, maka beliau bersabda:
كَبِّرِى
اللَّهَ عَشْرًا وَسَبِّحِى اللَّهَ عَشْرًا وَاحْمَدِيهِ عَشْرًا ثُمَّ سَلِى مَا
شِئْتِ يَقُولُ نَعَمْ نَعَمْ ». قَالَ وَفِى الْبَابِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَعَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَالْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِى رَافِعٍ. قَالَ أَبُو عِيسَى
حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. وَقَدْ رُوِىَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه
وسلم- غَيْرُ حَدِيثٍ فِى صَلاَةِ التَّسْبِيحِ وَلاَ يَصِحُّ مِنْهُ كَبِيرُ شَىْءٍ.
وَقَدْ رَأَى ابْنُ الْمُبَارَكِ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ صَلاَةَ التَّسْبِيحِ
وَذَكَرُوا الْفَضْلَ فِيهِ. حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ حَدَّثَنَا أَبُو وَهْبٍ
قَالَ سَأَلْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ الْمُبَارَكِ عَنِ الصَّلاَةِ الَّتِى يُسَبَّحُ
فِيهَا فَقَالَ يُكَبِّرُ ثُمَّ يَقُولُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ
اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ ثُمَّ يَقُولُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
ثُمَّ يَتَعَوَّذُ وَيَقْرَأُ (بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) وَفَاتِحَةَ
الْكِتَابِ وَسُورَةً ثُمَّ يَقُولُ عَشْرَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ يَرْكَعُ فَيَقُولُهَا
عَشْرًا. ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَسْجُدُ
فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ يَسْجُدُ
الثَّانِيَةَ فَيَقُولُهَا عَشْرًا يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ عَلَى هَذَا فَذَلِكَ
خَمْسٌ وَسَبْعُونَ تَسْبِيحَةً فِى كُلِّ رَكْعَةٍ يَبْدَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ بِخَمْسَ
عَشْرَةَ تَسْبِيحَةً ثُمَّ يَقْرَأُ ثُمَّ يُسَبِّحُ عَشْرًا فَإِنْ صَلَّى لَيْلاً
فَأَحَبُّ إِلَىَّ أَنْ يُسَلِّمَ فِى الرَّكْعَتَيْنِ وَإِنْ صَلَّى نَهَارًا فَإِنْ
شَاءَ سَلَّمَ وَإِنْ شَاءَ لَمْ يُسَلِّمْ. قَالَ أَبُو وَهْبٍ وَأَخْبَرَنِى عَبْدُ
الْعَزِيزِ بْنُ أَبِى رِزْمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ قَالَ يَبْدَأُ فِى الرُّكُوعِ
بِسُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَفِى السُّجُودِ بِسُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى ثَلاَثًا
ثُمَّ يُسَبِّحُ التَّسْبِيحَاتِ. قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ وَحَدَّثَنَا وَهْبُ
بْنُ زَمْعَةَ قَالَ أَخْبَرَنِى عَبْدُ الْعَزِيزِ وَهُوَ ابْنُ أَبِى رِزْمَةَ قَالَ
قُلْتُ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ إِنْ سَهَا فِيهَا يُسَبِّحُ فِى سَجْدَتَىِ
السَّهْوِ عَشْرًا عَشْرًا قَالَ لاَ إِنَّمَا هِىَ ثَلاَثُمِائَةِ تَسْبِيحَةٍ.
Artinya:
"Bertakbirlah
kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan
bertahmidlah (mengucapkan alhamdulillah) sepuluh kali, kemudian memohonlah
(kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya, (Aku
kabulkan permintaanmu)." (perawi) berkata, dalam bab ini (ada juga riwayat
-pent) dari Ibnu Abbas, Abdullah bin Amru, Al Fadll bin Abbas dan Abu Rafi'.
Abu Isa berkata, hadits anas adalah hadits hasan gharib, telah diriwayatkan
dari Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam selain hadits ini mengenai shalat tasbih,
yang kebanyakan (riwayatnya) tidak shahih. Ibnu Mubarrak dan beberapa ulama
lainnya berpendapat akan adanya shalat tasbih, mereka juga menyebutkan
keutamaan shalat tasbih. Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin 'Abdah Telah
mengabarkan kepada kami Abu Wahb dia berkata, saya bertanya kepada Abdullah bin
Al Mubarak tentang shalat tasbih yang didalamnya terdapat bacaan tasbihnya, dia
menjawab, ia bertakbir kemudian membaca Subhaanaka Allahumma Wa Bihamdika Wa
Tabaarakasmuka Wa Ta'ala Jadduka Walaa Ilaaha Ghairuka kemudian dia membaca
Subhaanallah Walhamdulillah Wa Laailaaha Illallah Wallahu Akbar sebanyak lima
belas kali, kemudian ia berta'awudz dan membaca bismillah dilanjutkan dengan
membaca surat Al fatihah dan surat yang lain, kemudian ia membaca Subhaanallah
Walhamdulillah Wa Laailaaha Illallah Wallahu Akbar sebanyak sepuluh kali,
Kemudian ruku' dan membaca kalimat itu
sepuluh kali, lalu mengangkat kepala dari ruku' dengan membaca kalimat tersebut
sepuluh kali, kemudian sujud dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, lalu
mengangkat kepalanya dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, kemudian
sujud yang kedua kali dengan membaca kalimat tersebut sepuluh kali, ia
melakukan seperti itu sebanyak empat raka'at, yang setiap satu raka'atnya
membaca tasbih sebanyak tujuh puluh lima kali, disetiap raka'atnnya membaca
lima belas kali tasbih, kemudian membaca Al Fatehah dan surat sesudahnya serta
membaca tasbih sepuluh kali-sepuluh kali, jika ia shalat malam, maka yang lebih
disenagi adalah salam pada setiap dua raka'atnya. Jika ia shalat disiang hari,
maka ia boleh salam (di raka'at kedua) atau tidak. Abu Wahb berkata, telah
mengabarkan kepadaku 'Abdul 'Aziz bin Abu Rizmah dari Abdullah bahwa dia
berkata, sewaktu ruku' hendaknya dimulai dengan bacaan Subhaana Rabbiyal
'Adziimi, begitu juga waktu sujud hendaknya dimulai dengan bacaan Subhaana
Rabbiyal A'la sebanyak tiga kali, kemudian membaca tasbih beberapa kali bacaan.
Ahmad bin 'Abdah berkata, Telah mengabarkan kepada kami Wahb bin Zam'ah dia
berkata, telah mengabarkan kepadaku 'Abdul 'Aziz dia adalah Ibnu Abu Zirmah,
dia berkata, saya bertanya kepada Abdullah bin Mubarak, jika seseorang lupa
(waktu mengerjakan shalat tasbih) apakah ia harus membaca tasbih pada dua sujud
sahwi sebanyak sepuluh kali-sepuluh kali? Dia menjawab, tidak, hanya saja
(semua bacaan tasbih pada shalat tasbih) ada tiga ratus kali. (HR. Tirmidzi no.
481)
Kedua hadits di
atas adalah hadits yang menjelaskan tata cara shalat tasbih. Intinya, shalat
tasbih dilakukan dengan 4 raka’at. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa shalat
tasbih jumlahnya empat raka’at dan tidak boleh lebih dari itu.
C. Para Ulama yang Menshahihkan Hadits Shalat
Tasbih
Abu Dâud
As-Sijistâny. Beliau berkata, “Tidak ada, dalam masalah shalat Tasbih, hadits
yang lebih shahih dari hadits ini.”
Ad-Dâraquthny.
Beliau berkata, “Hadits yang paling shahih dalam masalah keutamaan Al-Qur`ân
adalah (hadits tentang keutamaan) Qul Huwa Allâhu Ahad, dan yang paling shahih
dalam masalah keutamaan shalat adalah hadits tentang shalat Tasbih.”
Al-Âjurry.
Ibnu Mandah.
Al-Baihaqy.
Ibnu As-Sakan.
Abu Sa’ad
As-Sam’âny.
Abu Musa Al-Madiny.
Abu Al-Hasan bin
Al-Mufadhdhal Al-Maqdasy.
Abu Muhammad
‘Abdurrahim Al-Mishry.
Al-Mundziry dalam
At-Targhib Wa At-Tarhib dan Mukhtashar Sunan Abu Dâud .
Ibnush Shalâh.
Beliau berkata, “Shalat Tasbih adalah sunnah, bukan bid’ah. Hadits-haditsnya
dipakai beramal dengannya.”
An-Nawawy dalam
At-Tahdzîb Al - Asma` Wa Al-Lughât .
Abu Manshur Ad
Dailamy dalam Musnad Al-Firdaus .
Shalâhuddin
Al-‘Alâi. Beliau berkata, “Hadits shalat Tasbih shahih atau hasan, dan harus
(tidak boleh dha’if).”
Sirajuddîn
Al-Bilqîny. Beliau berkata, “Hadits shalat tasbih shahih dan ia mempunyai
jalan-jalan yang sebagian darinya menguatkan sebagian yang lainnya, maka ia
adalah sunnah dan sepantasnya diamalkan.”
Az-Zarkasyi. Beliau
berkata, “Hadits shalat Tasbih adalah shahih dan bukan dha’if apalagi maudhu’
(palsu).”
As-Subki.
Az-Zubaidy dalam
Ithâf As-Sâdah Al-Muttaqîn 3/473.
Ibnu Nâshiruddin
Ad-Dimasqy.
Al-Hâfidz Ibnu
Hajar dalam Al-Khishâl Al-Mukaffirah Lidzdzunûb Al-Mutaqaddimah Wal
Muta`Akhkhirah , Natâijul Afkâr Fî Amâlil Adzkâr dan Al-Ajwibah ‘Alâ Ahâdits
Al-Mashâbîh.
As-Suyûthy.
Al-Laknawy.
As-Sindy.
Al-Mubârakfûry
dalam Tuhfah Al-Ahwadzy .
Al-‘Allamah
Al-Muhaddits Ahmad Syâkir rahimahullâh.
Al-‘Allamah
Al-Muhaddits Nâshiruddîn Al-Albâny rahimahullâh dalam Shahîh Abi Dâud (hadits
1173-1174), Shahîh At-Tirmidzy , Shahîh At-Targhib (1/684-686) dan Tahqîq
Al-Misykah (1/1328-1329).
Al-‘Allamah
Al-Muhaddits Muqbil bin Hâdy Al-Wâdi’iy rahimahullâh dalam Ash-Shahîh Al-Musnad
Mimmâ Laisa Fî Ash-Shahihain .
D. Do’a Setelah Shalat Tasbih:
· اللّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ
اْلهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ اْليَقِيْن وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزَمَ
اَهْلِ الصَّبْرِ وَجَدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ
اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ اْلعِلْمِ حَتىَّ اَخَافَكَ .
· اللّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ مَخَافَةً تُحْجِزُنِى
عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَعَاتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُ بِهِ رِضَاكَ وَحَتَّى
اُنَاصِحَكَ فِى التَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْكَ وَحَتَّى اُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ
حُبًّالَكَ وَحَتَّى اَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِى اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَاُحْسِنَ الظَّنَّ
بِكَ سُبْحَانَ خَالِقِ النُّوْرِ رَبَّنَا اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَغْفِرْلَنَا
اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّّاحِمِيْن.
E. Bid’ah yang sering ditemukan dalam Shalat
Tasbih
Untuk melengkapi
pembahasan yang singkat ini, maka saya sertakan juga penyimpangan-penyimpangan
(bid’ah–bid’ah) yang banyak terjadi disekitar pelaksanaan shalat tasbih, di
antaranya adalah:
Mengkhususkan
pelaksanaannya pada malam Jum’at saja.
Dilakukan secara
berjama’ah terus menerus.
Diiringi dengan
bacaan-bacaan tertentu, baik sebelum maupun sesudah shalat.
Tidak mau shalat
kecuali bersama imamnya, jamaahnya, atau tarekatnya.
Tidak mau shalat
kecuali di masjid tertentu.
Keyakinan sebagian
orang yang melakukannya bahwa rezekinya akan bertambah dengan shalat tasbih.
Membawa binatang-binatang
tertentu untuk disembelih saat sebelum atau sesudah shalat tasbih, disertai
dengan keyakinan-keyakinan tertentu.
F. Kesimpulan
Hadits tentang
shalat tasbih adalah hadits yang tsabit/sah dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
wa sallam, maka boleh diamalkan sesuai dengan tata cara yang telah disebutkan
diatas.
- Wallâhu A’lam bi
ash-Shawâb -
[*]Penulis
Mahasiswa Pascasarjana Program Doktor S3 UIN Malang yang sedang mencari jati
diri dihadapan Tuhannya.
[†]Diriwayatkan oleh Abu
Dawud, 1297; Ibnu Majah, 1387; Ibnu Khuzaimah, 1216; al-Hakim dalam
al-Mustadrak, 1233; al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra, 3/51-52, dan lainnya dari
jalan Abdurrahman bin Bisyr bin Hakam, dari Abu Syu’aib Musa bin Abdul Aziz,
dari Hakam bin Abban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas. Sanad ini berderajat
hasan.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل