FALSAFAH DI DALAM DONGENG
Merasa bisa
mengelak dengan pengakuan sang domba srigala sebelum akhirnya tewas karena
terjatuh ke dalam jurang itu dengan pongah menyangkal,"Apa buktinya kalau
kamu pernah menolongku dan merawatku hingga kakiku sembuh?"
"Akulah saksinya!"
Semua terkejut mendengar suara menggelegar yang sudah tidak asing ditelinga mereka.Yah suara itu adalah suara dari seekor singa sang Raja Hutan.Semua yang hadir memberi hormat.Terkecuali srigala yang tak tahu balas budi itu.
"Srigala ini dulu pernah hendak membunuh anakku yang waktu itu masih kecil dan tersesat dari rombongan.Ketika kuperintahkan prajuritku mencarinya ia hendak dilukai oleh srigala anak buahmu itu.Ia lari ketakutan ketika para prajuritku hendak menangkapnya untuk dihadapkan padaku dan mempertanggung jawabkan perbuatanya,Ia lari dan terperosok ke dalam jurang.Kakinya tertimpa sebuah batang pohon.Ketika prajuritku melaporkan hal itu aku sendiri lantas mengunjungi tempat kejadianya,dan kulihat anak buahmu itu berhasil ditolong oleh domba dan kawananya.Aku sendiri mengawasinya dari kejauhan tiap hari.Aku terenyuh dengan kemuliaan domba yang merawatnya meski srigala itu pernah membunuh salah satu keluarganya."
Srigala yang tak tahu balas budi,congkak dan sombong itu ketakutan setengah mati dan tak berkutik lagi.Pimpina srigala itu merasa malu pada raja merka sang singa hutan yang gagah perkasa dan juga bijaksana.Ia berniat menjatuhkan hukuman setimpal namun anak buah nya memilih lari.Pimpinan srigala itu memerintahkan anak buahnya yang lain untuk mengejarnya namun malang tak dapat ditolak karena untuk kedua kali srigala berbulu domba itu jatuh ke dalam dasar jurang yang dalam dan ia tewas seketika terbentur bebatuan di dasar jurang.
***
Simak juga Cerita Srigala Berbulu Domba sebelumnya:Srigala Berbulu Domba (Bagian 1)
Catatan:
Sejak kecil saya suka akan kisah fabel terutama kisah "Si Kancil".Jadi kisah srigala berbulu domba ini saya adaptasi dari kisah "Seekor Singa Yang di Asuh Domba". ISTILAH lain dari Kelingking Berkait.
Gurindam adalah
satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua
baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang
utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau
pertanyaan dan baris kedua berisikan jawaban nya
atau akibat dari
masalah atau akibatnya, pada baris pertama tadi. Penulis (M.Rakib) mencoba
mengarang gurindam 13, 14,dan 15 tentang kejaahtan kelingking berkait yang pada
umumnya merupakan ciri-ciri orang Yahudi perantauan, yang super pelit,
licik dan khianat.. Apabila orang membaca Gurindam Lima belas,
diharapkan, tidak melupakan nama Muhammad Rakib sebagai seorang guru,dosen dan
Muballigh yang selalu menerapkan agar masyarakat, terhindar dari
penipuan dan keadaan yang memaksa pembaca, harus berurusan dengan
orang yang berperangai Yahudi, yaitu kelingking berkait. Diharapkan
pembaca lebih bijaksana, sehingga pandai membaca perubahan cuaca yang
mendadak. . Bahkan tidak sadar bahwa diri anda sedang dikelilingi
oleh para pemilik karakterkelingking berkait..
Gurindam 15 ini, tentunya terinspirasi juga oleh gurindam
12 yang sejak lama sudah hadir dan melegenda di Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri) . Penulis ingin mengembangkan sastra, puisi bentuk
gurindam yang hampir mati ini , untuk dihidupkan kembali. Inilah gurindam
tentang Trlunjuk Lurus Kelingking Berkait :
1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam
kehidupanya,pastilah pelit..
2. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah
taktik,si akal bulus.
3. Tantangan pendidikan di masa datang,
Banyaknya
penipuan, terang benderang.
4. Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..
5. Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan
minyak,segera dibakar..
6. Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah
tanda,penghuni,neraka jahamnam..
7. Kelingking berkait, menambang emas,
Putra
daerah, dibuat lemas.
8. Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci
teman, dikutuk Tuhan..
9. Jika memilki sifat, cerdik dan licik.
Menyebar
bahaya,menuai konflik..
1O. Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..
11.
Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman,
terkikislah malu.
12. Benalu
itu awalnya menumpang,
Terakhir
inangya , akan ditendang.
13.
Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya
akan, jadi pencopet.
14. Kelingking
berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya
hanya, manis di mulut.
15.Telunjuk
pura-pura lurus,
Itulah
lambang orang yang rakus.
Pasal 1
1. Jikap punya kelingking, sudah berkait,
Dalam
kehidupanya,pastilah pelit..
2. Cara menghadapi kelingking berkait, ada empat,
siapa mengamalkan, akan mendapat.
siapa mengamalkan, akan mendapat.
Pertama, jangan didengarkan, ucapannya,
Supaya tidak terpancing untuk bertanya..
Kedua, jangan menaruh, rasa hormat,
Lancarkan kritik, sampai kiamat.
Ketiga, kritik harus , setajam jarum,
stereotip, semua maklum
Keempat, menghadapi penipu, harus berani,
Karena maksiat, harus dibasmi.
Pasal 2
1. Jika telunjuk. Terlalu lurus,
Itulah
taktik,si akal bulus.
1. Barangsiapa , memperhatikan telunjuk lurus,
Akan
menemukan , orang yang pura-pura tulus.
2. Siapa berlebihan, bersenda gurau,
Hilang
wibawa, hatipun risau..
3. Telunjuk lurus, pandai memberi nasehat,
Tetapi hatinya,
sangatlah jahat.
4. Siapa berteman , dengan telunjuk lurus,
badan yang gemuk, menjadi kurus.
badan yang gemuk, menjadi kurus.
5. Si telunjuk lurus, pura-pura bersih,,
ibadahnya hanya, mendapat letih.
ibadahnya hanya, mendapat letih.
Pasal 3
Tantangan pendidikan
di masa datang,
Banyaknya
penipuan, terang benderang.
1. Antisipasi penipuan, tidak diperkenalkan,
banyak
problema, jadi persoalan.
2. Apabila berbagai penipuan, tidak diperkenalkan di sekolah,
para murid akan, serba salah.
para murid akan, serba salah.
3. Apabila
penipuan kecil,dibiarkan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
akan menyebar, tak terkendalikan.
4. Bersungguh-sungguh
engkau , menyingkirkan penipuan,
baik berat ,maupun ringan.
baik berat ,maupun ringan.
5. Apabila
penipuan, terlalu semberono,
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
muncullah perbuatan yang tiada senonoh.
6. Berbagai
penipuan, hendaklah diingat,
di situlah awal , berbagai laknat.
di situlah awal , berbagai laknat.
7. Hendaklah peliharakan kejujuran bersama,
dari pada kelak, dapat bencana.
dari pada kelak, dapat bencana.
8. Jangan sembarangan, memilih teman,
Banyak
sarjana, berjiwa pereman.
Pasal 4
Apabila terhimpit, hendak di atas,,
Batang lehernya ,harus diebas..
1. Terhimpit hendak di atas ,berjiwa penjajah,
Penyakit Yahudi,
membawa fitnah..
2. Terhimpit di atas, lambang, orang dengki,
menebar kebusukan, tiada henti.
menebar kebusukan, tiada henti.
3. Seharusnya
terimpit, biarlah di bawah,
berani berkorban, demi iman dan takwa..
berani berkorban, demi iman dan takwa..
4. Terimpit
di bawah, tidak selamanya,
roda berputar, menurut takdirnya..
roda berputar, menurut takdirnya..
Pasal 5
Ka lau terkurung, hendak di luar,
Siramkan minyak,segera dibakar..
1. Terkurung
di luar, ada gunanya,
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
ketika berdiplomasi, dengan penjajah.
2. Ketika dihadapkan kepada, bangsa sendiri,
Ibarat jalan
yang sempit, ditaburi duri.
3. Jika kejujuran, sudah tercemar,
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
pencopet menyebar, dengan topeng bertukar-tukar.
4. Jika
hendak membuang penipu ke laut,
membongkar kelicikan, janganlah takut.
membongkar kelicikan, janganlah takut.
5. Makhluk yang terkurung di luar, membawa racun,
jadi persoalan, tanpa ampun
jadi persoalan, tanpa ampun
6. Untuk mengenal orang , buruk perangai,
menonjolkan diri, di tengah ramai.
menonjolkan diri, di tengah ramai.
Pasal 6
Jika pepat di luar,runcing di dalam,
Itulah tanda,penghuni,neraka jahannam..
1. Runcing di dalam ada gunanya,
menghadapi penjajah, yang aniaya..
menghadapi penjajah, yang aniaya..
2. Pepat di
luar, adalah topeng,
teman begitu, jangan diganding.
teman begitu, jangan diganding.
3. Cari
olehmu akan isteri yang bersih,
rajin dan jujur, tidak berdalih.
rajin dan jujur, tidak berdalih.
4. Cari
olehmu kawan yang tidak , berolok-olok,
agar niat yang baik, tidak terkelok..
agar niat yang baik, tidak terkelok..
5. Cari
olehmu , pasangan yang jujur,
terhindar dari, azab kubur.
terhindar dari, azab kubur.
Pasal 7
Kelingking berkait, menambang emas,
Putra daerah, dibuat lemas.
1. Kelingking
berkait, pengusaha asing,
di situlah dusta, membuat pusing.
di situlah dusta, membuat pusing.
2. Apabila
kepada asing, terlalu percaya,
akhirnya negara, mendapat bahaya..
akhirnya negara, mendapat bahaya..
3. Kepada asing,
kurang siasat,
negara terjual , rakyat melarat.
negara terjual , rakyat melarat.
4. Kurikulum
harus bermuatan, kerja keras,
agar orang asing, tidak memeras.
agar orang asing, tidak memeras.
5. Jangan mengharapkan, orang seberang,
cukupkan diri, apa yang kurang.
cukupkan diri, apa yang kurang.
6. Apabila
generasi muda, banyak tidur,
dijajah kerugian, sepanjang umur.
dijajah kerugian, sepanjang umur.
7. Apabila tidak ingin, nusantara dikuras,
Pemimpin
harus, bekerja keras.
8. Investor asing,suka menipu,
pandai menyogok, pandai merayu..
pandai menyogok, pandai merayu..
9. Apabila perkataan orang asing , lemah lembut,
janganlah cepat, menjadi larut.
janganlah cepat, menjadi larut.
10. Apabila
mendengar, perkataan kasar,
jangan cepat, merasa gusar.
jangan cepat, merasa gusar.
11. Orang
asing , ada yang baik,
asalkan cerdas, pandai melirik..
asalkan cerdas, pandai melirik..
Pasal 8
Barangsiapa menggunting, dalam lipatan,
Dibenci teman, dikutuk Tuhan..
1. Membiarkan pelanggaran, demi sahabat,
berarti ,
berbuat khianat yang sangat berat..
2. Menggunting dalam lipatan, tipuan halus,
akibat dari, licik dan rakus..
akibat dari, licik dan rakus..
3. Orang yang
rakus, suka berdebat,
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
banyak kebenaran, menjadi terhambat.
4. Segala
tipuan,harus singkirkan,
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
baik yang besar, maupun keci-kecilan..
5. Orang
yang berjasa,kepada linkungan,
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
akan diberi kelebihan, oleh Tuhan.
6. Guntingan
dalam lipatan, selalu disembunyikan,
rakyat jelata, menjadi korban.
rakyat jelata, menjadi korban.
7. Obat
dari,licik dan rakus,
didikan keras, yang bersifat religius.
didikan keras, yang bersifat religius.
Pasal 9
Jika selalut, cerdik dan licik.
Menyebar bahaya,menuai konflik..
1. Malas
dan lalai, cerdik dan licik,
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
pekerjaan manusia,yang paling munafik..
2. Jangan
malas,memerangi kemunafikan.,
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
musuh masyarakat, sepanjang zaman.
3. Anak-anak yang selalu diajar licik,,
Kelak orang
tuanya, akan dicekik...
4. Cerdik dan licik, ada gunanya,
ketika dikepung, perampok durjana..
ketika dikepung, perampok durjana..
5. Jauhi
kelicikan, model Yahudi,,
di bidang apaun, menjadi duri.
di bidang apaun, menjadi duri.
6. Dosa
orang tua, yang paling besar,
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
tahu anaknya mencopet, tetap saja bersabar..
7. Jika orang tua, hidup beriman,
Anaknya yang
licik,diberi pelajaran.
8. Jika kuitansi, dibuat bohong-bohongan,
Korupsi
berganda, tak terhentikan.
Pasal 10
Barangsiapa, ingin mengenal Yahudi,
Kelingking berkait,menjadi sifat pribadi..
1. Yahudi itu, manusia yang sangat kapitalis,
Kekayaan
bangsa lain akan, dilibas habis.
2. Yahudi bangsa, paling cerdas,
Mengeruk kekayaan,
sangatlah ganas..
3. Di Indonesia, tidak ada Yahudi,
Tapi
pengikut ajarannya, makin menjadi-jadi...
4. Yahdi Indonesia, kelompok liberal,
Otaknya
dengki, hatinya bebal..
Pasal 11
Barangsiapa memakai,sifat benalu,
Hilang iman,
terkikislah malu.
1. Benalu
aalnya, menumpang hidup,
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
tapi akhirnya, menjadi penakluk...
2. Benalu
itu , adalah parasit,
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
perbuatan nya zalim, memjadi penyakit..
3. Benalu
itu hanyalah pendatang,
sudahlah menumpang, berani menantang..
sudahlah menumpang, berani menantang..
4. Benalu
awalnya, berdaun sehelai,
lama-lama, tidak terlerai..
lama-lama, tidak terlerai..
5. Benalu
tidak pandai, berterima kasih,
induk semangnya, dibuat tersisih..
induk semangnya, dibuat tersisih..
6. Benalu
seperti, cacing pita.,
7. inangnya dibuat menderita.
8. Pemilik parasit, menuai derita,
Parasitnya
sendiri, berpesta pora..
Pasal 12
Benalu itu awalnya menumpang,
Terakhir inangya , akan ditendang.
1. Anak
dagang, sebagai pendatang,
Haruslah bijak, saling menenggang..
Haruslah bijak, saling menenggang..
2. Betulkan
hati kepada kepada makhluk bumi,
di rantauan damai, usaha diberkati.
di rantauan damai, usaha diberkati.
3. Kepada
orang uan,bersikap pelit,
akan ditimpa , berbagai penyakit.
akan ditimpa , berbagai penyakit.
4. Penduduk tempatan, yang
meranggas,
harus dibantu, dengan ikhlas..
harus dibantu, dengan ikhlas..
5. Mampu
bersaing,, orang yang hebat,
semuanya diukur, dengan tepat.
semuanya diukur, dengan tepat.
6. Penyakit
benalu, ada obatnya,
asalkan rajin, bertanya-tanya.
asalkan rajin, bertanya-tanya.
7. Benalu
yang baik, menjadi hiasan,
diletakkan orang, di tengah taman.
diletakkan orang, di tengah taman.
Pasal 13
. Barangsiapa selalu , menyerempet ,
Akhirnya akan, jadi pencopet.
1. Lingkungan wisata, beraroma copet,
Orang berimanpun, bisa terpeleset..
2. Suasana copet,
bisa karauke dan panti pijat,
Menghasilkan uang, dalam waktu singkat..
3. Banyak peraturan
, anti pencopet,
Banyak pula taktiknya, jarang meleset.
4. Siapa yang
memelihara, pencopet berdasi,
Berarti menjerat , leher sendiri..
5. Barangsiapa ,
selalu meminta sumbangan,
Ujung-ujungnya, melakukan pencurian..
6. Barangsiapa ,
tidak memberantas pencopetan,
Mengundang datangnya, perampokan..
Pasal 14
Kelingking
berkait, licin, seperti belut,
Kata-katanya
hanya, manis di mulut.
1. Yahudi itu, kelingking berkait, nomor satu,
Tingkat
licinnya, paling jitu.
2. Bangsa ini, harus belajar kepada belut,
Menghadapi
ancaman, berbagai kemelut.
3. Kelicikan itu bisa, berarti baik.
Menghadapi
penipuan yang sangat pelik.
4. Barangsiapa mengenal, tanda-tanda pengkhianat,
Tentulah
dirinya, akan selamat.
Pasal 15.
Telunjuk
pura-pura lurus
Itulah
lambang orang yang rakus
1. Jika hidup selalu, berpura-pura,
Mendapatkan
kutukan, tiada tara.
2. Berpura-pura itu,bisa menjadi baik,
Apabila
menghadapi, orang munafik.
3. Berpura-pura alim, sikap orientalis,
Ingin
menjajah, secara sitematis.
4. Jika orientalis, befikir ilmiah,
Tujuannya
untuk, mennnyudutkan
agama.
Muhammad Rakib , nama diberi,
Lahirlah aku, seorang diri,
Disangka kembar, dalam prediksi,
Ayah dan ibu, merasa ngeri.
Lahirku di, Pulau Penyalai,
Nyiur melambai, sepanjang pantai,
Jawa, Melayu Cina, beramai-ramai
Banyaknya nyamuk, tidak terlerai.
Pernah kucoba berladang padi,
Lima tahun mengorbankan diri,
Sambil sekolah, mencari rezeki,
Ke Bangkinang, pergi mengaji.
Diposkan oleh Yayasan Raksya Riau di 07.29
Berikan Kritik, Info dan Saran Anda
yang bersifat membangun !
Yang tidak memiliki akun, bisa berkomentar menggunakan nama Anonym. Terima kasih.
Yang tidak memiliki akun, bisa berkomentar menggunakan nama Anonym. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment