YANG TERPINGGIRKAN
MUHAMMAD RAKIB NAMA DIBERI
ANAK KE TIGA BILANGAN DIRI
REMAJAKU DAHULU, DIHINA DICACI
TAKKAN TERHAPUS IBANYA HATI
ANAK KE TIGA BILANGAN DIRI
REMAJAKU DAHULU, DIHINA DICACI
TAKKAN TERHAPUS IBANYA HATI
TIADA
AKHLAK, TIADA ETIK,
ANDA
PASTI, TERLIBAT KONFLIK.
SETAN
DATANG, MENGGELITIK
MENAMPILKAN,
SIFAT MUNAFIK.
Penyair kecil, sadar benar, dirinya orang yang
tersingkir.
Di gubuk itu, Nenek sihir mengatakan kepada
penyair
Tahukah engkau manusia sekarang
tak ada bedanya dengan binatang
tak ada bedanya dengan binatang
Akhlaq dan etik, sudah dicampakkan orang.
Sikut menyikut sudah hal biasa
nyolong makan teman itu sudah lumrah
Hukumnya hukum rimba terjadi di perkantoran
Sikut menyikut sudah hal biasa
nyolong makan teman itu sudah lumrah
Hukumnya hukum rimba terjadi di perkantoran
Terjadi di gedung yang paling terhormat.
siapa yang kuat dialah yang menang
siapa yang kuat dialah yang menang
Manusia sekarang
tak jauh beda dengan para binatang
yang penting senang semua dihalalkan
dan
tak jauh beda dengan para binatang
yang penting senang semua dihalalkan
dan
Air mataku di ke sawah Ranah Singkuang.
Juga ke surau berdinding papan.
Ku datang mengdukan nasibku kepada-Mu ya Allah
Ku teteskan air mataku
di rumahMu ya Allah
Kusesali semua kesalahan
dan semua kekhilafanku
Ku teteskan air mataku
di rumahMu ya Allah
Kusesali semua kesalahan
dan semua kekhilafanku
Di saat batinku merintih
mengharap pengampunanMu
Aku adalah hambaMu yang tak luput dari dosa
Ya Allah … ampunilah dosa dosaku
mengharap pengampunanMu
Aku adalah hambaMu yang tak luput dari dosa
Ya Allah … ampunilah dosa dosaku
Di masa remaja dahulu, tiada sedetikpun, tanpa
keingunan nafsu.
Lawan jenis seprti ada dalam jurang keseorangan.
Aku terjerembab dalam jurang penuh lintah.
Terkaramkan aku di dalam lautan
tubuhku melayang ke dasar laut,menyelamatkan sang kekasih.
tubuhku melayang ke dasar laut,menyelamatkan sang kekasih.
Kuala Kaampar, dsengan dahsyat gelombang Bononya.
mataku semakin menatap gelap
telingaku berdengung keras
mataku semakin menatap gelap
telingaku berdengung keras
Seiring dengan tenggelamnya aku
kucoba buka mataku
sedikit celah terbuka di kelopak
melihat ikan ikan laut
walau dalam pandang semu
kucoba buka mataku
sedikit celah terbuka di kelopak
melihat ikan ikan laut
walau dalam pandang semu
Bukit barisan dan Sungai Kampar yang bertebing tinggi.
Di situlah tempatku berdiri
terdengar suara jernih gemiricik air sungai
Di tengah hijau pepohonan
air sungai mengalir tenang
Damai kurasakan saat itu
tatkala kicau burung bersautan
seakan memecah hening pagi
terdengar suara jernih gemiricik air sungai
Di tengah hijau pepohonan
air sungai mengalir tenang
Damai kurasakan saat itu
tatkala kicau burung bersautan
seakan memecah hening pagi
Di air yang jernih, aku m,elihat bidadari.
Air sungai yang jernih
sumber kehidupanku
Air sungai yang tenang
tetaplah
Air sungai yang jernih
sumber kehidupanku
Air sungai yang tenang
tetaplah
Bidadari, lupakanlah diriku.
Diriku adalah kotoran kerbau dan butiran pasir hina.
di tepi pantai yang biru
yang terpanggang sinar mentari
dan terseret desiran ombak
itulah diriku
menjadi orang yang terpinggir
di tepi pantai yang biru
yang terpanggang sinar mentari
dan terseret desiran ombak
itulah diriku
menjadi orang yang terpinggir
Diriku bagai setetes embun
membasahi rumput di pagi hari
yang hadir sesaat lalu pergi
karena terkena sinar sang
membasahi rumput di pagi hari
yang hadir sesaat lalu pergi
karena terkena sinar sang
Mungkin kita tak akan bertemu lagi, bidadari tepian sungai
Kampar.
Pernah terlempar pada masa yang tak kuinginkan
Pernah terkungkung pada waktu yang terhenti
Dan terhalang dengan jutaan harap yang tak mampu aku dekap
Terpagar dengan ribuan angan yang perlahan harus diraih
Dan terluka dengan impian yang terlanjur terurai
Semua berakhir
Pernah terkungkung pada waktu yang terhenti
Dan terhalang dengan jutaan harap yang tak mampu aku dekap
Terpagar dengan ribuan angan yang perlahan harus diraih
Dan terluka dengan impian yang terlanjur terurai
Semua berakhir
Tiap hari berteman caci maki.
Ada cap jemari yang tercecer dalam alam yang porak
poranda
Ada ceceran darah merah yang menganak sungai
diantaranya
Semua kian terpukul dengan tebaran tubuh tanpa
desah nafas kehidupan
Semua terpana dengan apa yang terpandang di
depan mata.
Tapi aku tetap pindah , ke kota demi kuliah.
Tinggalah desa yang selama ini, menyiksa.
Kenyataan bahwa akhlak dan etik atau etika telah mulai redup
di dalam dunia pendidikan di Indonesia.Pelanggaran etika bukan hanya dilakukan
oleh siswa, bahkan kepala sekolah dan gurupun melakukan.Bukan hanya mereka yang
mahasiswa pun telah melakukan tindak
kekerasan yang menyebabkan kematian temannya. Pendidikan di sekolah telah
terreduksi , menjadi penyampaian pengetahuan, tidak lagi mendidik watak atau
karakter dan kepribadian. Mendidik bukan lagi sebagai seni yang di landasi
dengan hati dan kasih sayang. Yang selalu muncul adalah wajah seram yang siap
memberi hukuman. Tindakan "bullying" sudah menjadi budaya di sekolah
yang dilaku kan guru maupun siswa tanpa merasa menyesal dan belas
kasihan.Contoh siswa SMP yang keluarganya miskin, ibunya hanya sebagai tukang
sayur oleh teman-temannya diolok-olok dan dipermalukan sehingga si siswa
menderita batin (depresi),Peristiwa ini justru pada sekolah yang berlatar
belakang agama.( 12 Dinamika Pendidikan No. 1 / Th. XIV / Mei 2007).
Peristiwa-peristiwa tersebut
mengindikasikan bahwa pendidikan etika tidak lagi menjadi landasan pendidikan,
padahl akhlaklah dan morallah yang menjadi dasar pembentukan watak.
Pendidikian etika yang kini telah
terpinggirkan dan terlupakan oleh para kepala sekolah dan guru yang hanya
mengejar jumlah kelulusan tinggi pada ujian nasional.
Pendahuluan
Kejadian yang mengejutkan , ada oknum Kepala Sekolah SMA yang mencoba mencuri soal
Ujian Nasional, guru yang memberikan jawaban atas soal Ujian Nasional kepada
siswanya, guru pengawas membiarkan siswa mempergunakan HP saat UN. Editorial
Metro Senin 23 April 2007 jam 19.40 menyebutkan dari hasil survai riset
ditemukan sebanyak 70% peserta Ujian Nasional menyontek, karena guru pengawas
dengan sengaja memberi kan peluang untuk nyontek. Oalam berita
jam
18.30 ,pada hari Selasa 24 April 2007 diberitakan guru pengawas Ujian Nasional SMP
di sebuah SMP memberikan peluang untuk berbuat curang seperti menyontek dengan
cara mengawasi tidak ketat. Oi Medan dilaporkan justru Kepala Sekolah menyuruh
guru mendiktekan jawaban ujian (Air Mata Guru Bongkar KecuranganDinamika
Pendidikan No. 1ffh.XIV / Mei 2007 13 UN Medan.Kecurangan UN SMA dan SMP
direncanakan sangat sistematis. Kompas,Jumat 27 April 2007). Ada guru olah raga
yang menempeleng siswasiswanya karena tidak memakai seragam pakaian olah raga.
Kejadian tragis di IPDN dengan terbunuhnya sejumlah mahasiswa IPDN karena
tindak kekerasan yang terjadi di kampus. Siswa SD klas II meninggal dunia
setelah dianiaya oleh 4 ( empat)
temannya
di kamar mandi sekolah seperti di beritakan ulang jam 18.30 oleh Metro TV hari
Jumat 4 April 2007. Masalah pelanggaran moral yang dilakukan para mahasiswa dan
siswa di beberapa daerah juga semakin marak sebagaimana pernah ditulis dalam
koran Jawa Pos.
Di dalam lingkungan perguruan
tinggipun tidak luput dari masalah pelanggaran etika akademik. Pada tahun 2000
Universitas Gajah Mada harus mencabut gelar doktor dari seseorang promovendus
yang telah dinyatakan lulus ujian doktor.,karena materi disertasi yang diajukan
ternyata karya milik orang lain dan dinilai sebagai perbuatan plagiat. Di
Universitas Jenderal Soedirman juga
pernah
kebobolan mengangkat seorang dosen yang ternyata ijazah dan gelar kesarjanaan
SI, S2 dan S3 nya palsu. Ijazah dan gelar palsu dan atau aspal (asli tetapi palsu
) yang diperdagangkan di dalam masyarakat bukanlah merupakan hal yang aneh,
ironisnya para pembeli bukan orang biasa tetapi pejabat ( ada bupati ada anggota
DPR).. Gejala tersebut mengindikasikan bahwa pendidikan etika termasuk moral,
baik dari aspek berkehidupan bermasyarakat maupun secara khusus moral agama
tidak lagi dipedulikan di dalam institusi pendidikan.Kepala Sekolah dan guru
yang seharusnya ,
menjadi
panutan berperilaku dan bertindak justru memberikan contoh yang tidak baik.
Institusi pendidikan yang seharusnya menanamkan dan mengembangkan serta melestarikan
nilai-nilai luhur sebagai nilai etika, pedoman moral justru berkembang ke
budaya kekerasan yang mengarah pada sikap arogansi para siswanya. Pendidikan Agama
dan Pendidikan Pancasila tidak lagi mampu mewujudkan misinya dan berubah
menjadi wahana penyampai pengetahuan dan bukan membentuk watak and sikap
sebagai warga negara, pribadi dan warga masyarakat yang bersifat makluk
individu
sosial sekaligus. 2 Dosen pascasarjana UNY14 Dinamika Pendidikan No. 1/ Th. XIV
/ Mei 2007 Mencermati kejadian-kejadian tersebut timbul pertanyaan apa yang
salah dalam praktek pendidikan kita. Dalam konteks inilah kajian tentang
pendidikan etika disajikan.
Makna Etika
Kata
etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos
yang
mempunyai banyak arti, anatara lain ; tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir. Sedang
dalam bentuk jamak ta etha berarti adat kebiasaan Bertens (2002.p.4).Menurut
Webster's New Collegiate Dictionary, etika adalah .." 1) ...the discilpine
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation,2).a. a
set of moral principles and values,b. a theory or system of moral values,c.theprinciples
of conduct governing an indiviadual or a gropup". Dalam arti adat
kebiasaan inilah yang melatar belakangi terbentuknya istilah etika. Dan etika dimaknai
sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahaasa Indonesia (1988.p. ) kata etika
dijelaskan
dengan membeerdakan tiga arti: 1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),2) kumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, 3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Menurut Bertens (2002.p.6-7) etika
mempunyai tiga arti, yaitu: pertama, kara etika biasa dipakai dalam arti:
nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam arti ini etika bersifat
relatif di dalam suatu wilayah/ daerah. Misal apa yang dianggap baik oleh suatu
kelompok belum tentu baik oleh kelompok
lain
meski mereka berada dalam suatu daerah atau wilayah yang sarna karena beda suku
atau agama dan kepercayaan.Contoh adat kawin lari yang masih terdapat disebagian
desa di propinsi Bali, oleh mereka yang menganut agam non Hindu, dianggap tidak
baik. Demikian pula kawin siri yang oleh suatu kelompok Islam diterima baik,
tetapi oleh kelompok lain yang berbeda kepercayaan akan dianggap tidak
baik.Dengan demikian akan terdapat etika berdasarkan atas suku, agama dan
kepercayaan
yang menyatu di dalam suatu sistem nilai, seperti adat istiadat Jawa,Oinamika
Pendidikan No. 11Th.XIV / Mei 2007 15 Sunda, Bali , Suku Badui dalam, suku Daya
, etika Kristen,akhlak etika Islamtasawuf
dan lain sebagainya.Kedua, etika berarti
juga ; kumpulan asas atau nilai moral.
Kumpulan nilai moral yang kemudian dijadikan
dasarbertindak/berperilaku bagi anggotanya ini yang kemudian menjadi kode etik.
Seperti kode etik guru, kode etik dokter, kode etik paramedik, kode etik hakim,
kode etik peneliti dan lain sebgainya.Ketiga, etika mempunyai arti ilmu tentang
yang baik atau buruk yang sam artinya dengan filsafat moral karena berkaitan
dengan asas-asas dan nilai tentang yang dianggap baik dan buruk. Dalam kajian
ini etika ditekankan pada arti nilai-nilai dan norma-norma etis yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya di
dalam berkehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan sosial bermasyarakat warga
dituntut untuk mematuhi apa yang telah ditetapkan oleh masyarakatnya sebagai
aturan, tata nilai, larangan ( tabu) serta pantanagn. Semakin kompleks
kehidupan masyarakat semakin banyak aturan adat , larangan (tabu) serta pantangan
yang diperuntukan bagi warganya.Contoh dalam hal bertanilbercocok tanam pada
masyarakat Badui Dalam, terdapat sejumlah aturan dan pantangan yang
lebih
rumit jika dibandingkan dengan masyarakat Anak Suku Dalam di daerah Jambi yang
hidupnya masih nomaden. Masyarakat Bali memiliki aturan adat dan larangan yang
lebih rumit jika dibandingkan dengan suku-suku di Papua yang masih hidup secara
sederhana di daerah terisolasi.
Karena itu warga muda yang akan
menjadi warga dewasa penuh dari suatu masyarakat dan sebagai warga negara serta
warga dunia harns belajar untuk memahami,memiliki dan melestarikan nilai-nilai
luhur yang dianut oleh masyarakat dan bangsa serta dunia agar dapat hidup
dengan damai, bertoleransi dan saling mengharagai. Intemalisasi nilai dalam
diri seseorang dapat terjadi secara intensif lewat pendidikan apa bila
direncanakan dan dilakukan secara kontekstual sesuai dengan lingkungan hidup
para siswa. Misal dengan pendekatan "value clarification" siswa
disadarkan
akan
makna nilai nilai yang diperkenalkan oleh pendidik. Siswa tidak hanya tahu tetapi
akan memahami makna nilai dan akan menrima sebagai nilainya sendiri serta akan
menerapkan di dalam kehidupannya sebagai acuahn berperilaku atau bertindak.16
Dinamika Pendidikan No. 1 / Th. XIV / Mei 2007
Demikian pula jika siswa telah
memasuki dunia kerja profesional , ia akan diikat dengan kode etik profesi yang
harus dijadikan acuan di dalam melaksanakan pekerjaan atas profesinya.Di dalam
pergaulan sosial, seseorang juga dituntut untuk berperilaku sesuai dengan etika
yang ditetapkan. Contoh sederhana, dalam jamuan makan intemasional, ada aturan
pakaian dan cara berpakaian, tata cara makan, cara mempersilahkan makan, cara
mengambil makanan, meminta makanan juga cara memegang sendok dan pisau makan,
cara minum untuk bersulang dan lain sebagainya. Kursus cara makan ini disebut
"table manner" yang biasanya diberikan kepada para calon diplomat dan
istrinya sebelum berangkat untuk bertugas di luar negeri. Oleh karena itu
seseorang yang hidup di dalam masyarakat yang memilki peradaban harus
mempelajari, memiliki dan menerapkan nilai-nilai yang berlaku baginya selama
dia hidup dalam lingkungan masyarakat di mana ia berada dan tinggal.
Makma Pendidikan
Arti
pendidikan dapat dirumuskan dalan berbagai ragam bentuk sesuai dengan sudut pandang
dan konteks di mana rumuskan akan dipakai. Rumusan formal yang tertulis di
dalampenejelasan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 di sebutkan :" Pendidikan merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran danlatau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat." Sedang
fungsi pendidikan dikatakan : "... berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab". Rumusan dari sudut pandang filsafat
sebagaimana dikemukan oleh Driyarkara almahum, pendidikan adalah "memanusiawikan
manusia". Makna manusiawi punya arti yang mendalam.
Bukan sekedar membantu pertumbuhan
secara fisik, tetapi keseluruhan perkembangan
pribadi
manusia dalam konteks lingkungan manusia yang memiliki peradaban.Masa Dinamika
Pendidikan No. 1fT'h,XIV/ Mei 2007 17. belajar manusia untuk berkembang menjadi
dewasa dalam arti pribadi yang utuh memerlukan waktu yang lebih panjang jika
dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Karena manusia harus belajar untuk
memahami, menguasai dan mampu mempergunakan atau memanfaatkan apa yang
dipelajari untuk bisa hidup dan menghidupi keluarganya. Proses belajar akan
terjadi sepanjang hidupnya sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat yang
terus berubah dan berkembang. Proses belajar dapat terjadi dalam lingkungan
pendidikan formal (persekolahan), pendidikan non-formal (pendidikan-pelatihan
dan kursus) serta pendidikan informal yang terjadi di dalam keluarga maupun
masyarakat, seperti dalam "home schooling" yang saat ini mulai marak
di kota-kota besar.
Jika menengok kembali fungsi
pendidikan yang dinginkan oleh pemerintah,"... membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat". Membentuk watak dan peradaban bagi
manusia sebagai individu maupun sebagai warga bangsa Indonesia.Sebagai individu
diharpakan menjadi
manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Sebagai warga ia harus sehat,berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menajdi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk beriman dan bertakwa dan
berakhlkak mulia, manusia harus mempelajari, memahami, memiliki dan menerapkan
nilai-nilai yang dijarkan atas dasar etika agama, serta etika
kehidupan.Dalam
ajaran agama terdapat ajaran mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, mana
perbuatan yang baik dan yang buruk, dan yang pantas dilakukan dan tidak pantas
dilakukan di depan umum. Misal dalam agama Islam terdapat kata halal dan haram,
wajib, sunnah dan tidak boleh dilanggar. Di dalam ajaran Kristen dikenaI ajaran
nabi Musa yang disebut 10 ( sepuluh) perintah Allah yang ditulis dalam dua buah
batu log .Selain nilai-nilai yang bersumber dari kitab suci, ada nilai-nilai yang
diterima dan diakui oleh masyarakat intemasional seperti hak azasi manusia
yang
tertuang dalam perjanjian Jenewa tahun 1948.
Nilai-nilai bisa juga muncul dengan
adanya profesi yang diakui oleh masyarakat yang menuntut perilaku tertentu di
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Kumpulan nilai-nilai ini kemudian
dirangkum
menjadi apa yang dikenal dengan kode etik profesi. Sekalipunsecara jelas
disebutkan di dalam Undang-Undanga No:20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Bab I Pasal 1 ayat (1) , Bab II Pasal 318 Dinamika Pendidikan
No. 1/ Th. XIV / Mei 2007 salah satu tujuannya disebutkan "berakhlak mulia", namun dalam
kenyataannya tujuan belajar dan pembelajaran diredusir dan difokuskan ke
penguasaan pengetahuan untuk kepentingan ujian nasional maopun ujian sekolah
sebagai syarat lulus. Hasil pendidikan hanya diukur dari banyaknya siswa yang
luklus ujian dan
nilai
yang diperoleh dalam ujian. Tujuan- tujuan lain tidak pemah diukur secara sungguh-sungguh.
Pencapaian akhlak mulia hanya diukur dari aspek pengetahuan dalam ujian sekolah
dan difokuskan pada pengetahuan agama yang diikuti siswa dalam belajar. Oleh
karena itu pengukuran dan evaluasi hasil proses pendidiian perlu ditinjau ulang
dan harus diorientasikan pada tujuan sebagairnana diarnanatkan dalarn undang-undang.
Pendidikan Etika
Proses intemalisasi etika dalarn diri
siswa tidak dapat dilakukan secara instant, namun melalui proses sejalan dengan
perkembangan jasarnani dan rohani siswa. Proses intemalisasi dimulai dengan
pengenalan nilai-nilai di dalam keluarga oleh orangtua maupun sanak famili yang
serumah.Jika anak sudah bergaul dengan lingkungan sosial- masyarakat sekitar ia
akan berkenalan dengan berbagai nilai di sekitarnya. Dan jika ia sudah
bersekolah pengenalan nilai akan sernakin banyak dan beragam yang dibawa oleh
ternan-ternan sekolah , guru dan juga orang lain yang hadir di sekolah. Jika ia
sudah mulai tertarik nonton televisi, rnaka ia juga akan berkenalan dengan
nilai yang ditawarkan dan disampaikan oleh para artis-selebritis melalui
adegan-adegan yang dibawakannya, selain lewat promosi atau iklan yang ditayangkan.
Nilai-nilai yang diterima siswa ada yang berbeda bahkan bertolak belakang atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang dikenalkan di rumah dan di sekolah, ada
nilai baru yang tidak belum dikenal di rurnah dan atau di sekolah.
Terhadap rnasuknya nilai tersebut
mungkin diterima melalui saringan atau filter orangtua dan atau lewat guru,
tetapi juga ada nilai yang diterirna tanpa filter. Pertentangan nilai dalarn
diri siswa dapat terjadi, yang dapat menyebabkan siswa memiliki standar
ganda.Misal jika di rumah dan di sekoklah siswa kelihatan alim, sopan, baik dan
takwa. Tetapi di luar, jika sudah bergabung dengan kelornpokDinamika Pendidikan
No. 11Th.XIV / Mei 2007 19 gengnya mereka akan berperilaku yang sangat
berbeda.Misal minum minuman beralkohol tinggi sampai mabuk, pesta gandalnarkoba
bahkan pesta seks. Oalam surat kabar sering diberitakan penggerebekan yang
dilakukan polisi terhadap rumah kos di mana pesta mabuk-mabukan, narkoba dan
seks terjadi , dan ternyata pelakunya mahasiswa dan atau siswa.
Bagaimana perkembangan moral teIjadi?
Salah satu teori yang terkenal adalah yang
dikemukakan
oleh Lawrence Kohlberg. Kohlberg mengurutkan perkembangan menjadi tiga tahap,
dan setiap tahap ada dua peringkat.Susunan peringkat itu, sebagai
berikut
:
Tahap
pertama: Prekonvensional. Dalam tahap ini ada dua peringkat yang dilalui,
yaitu
orientasi ketaatan dan sanksi. Orangtua mengajarkan mana perbuatan baik dan
tidak
baik Jika anak berbuat baik, orangtua memberikan ganjaran, penghargaan atau
hadiah,
tetapi jika anak melakukan perbuatan tidak baik, orangtua memberikan sanksi
hukuman.Anak akan belajar untuk melakukan perbuatan yang baik dan tidak lagi
melakukan perbuatan yang tidak baik. Peringkat kedua,berorientasi pada azas dan
alat atau instrumentasi. Si anak belajar bahwa jika ia melakukan perbuatan baik,berarti
ia melakukan sesuatu yang dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak mendapatkan
hukuman.Pada peringkat ini anak belajar memahami azas nilai baik dan azas itu
merupakan instrumen untuk melakukan perbuatan yang dpat diterima oleh
linngkungannya. Contoh cara meminta sesuatu secara sopan kepada orangtua dan
orang lain.Misal kata: "bolehkan saya minta tolong...", "punapa
kepareng kula nyuwun tulung...", Would you mind please to help me atau
"May I have your hand please ".Anak tidak diajari untuk berkata
:" He,kamu bantu saya", jika meminta
bantuan
dari orang lain karena kata itu tidak sopan.
Tahap kedua: Peringkat
Konvensional.Nilai-nilai yang menjadi alasan untuk berbuat baik diterima
sebagai nilianya untuk memenuhi kehendak orangtua serta lingkungannya. Dengan
cara itu ia dapat diterima di dalam kehidupan bermasyarakat.Anak menyadari
bahwa ia berada dalam suatu linghkungan sosialbuadaya masyarakat yang memiliki
tata nilai, aturan serta adat yang mengatur
perilaku
warga masyarakat, sekalipun di dalam kehidupan keluarganya ada nilai-nilai dan
tata aturan tertentu yang harus ditaati. Pada tahap ini terdapat dua
peringakat,20 Dinamika Pendidikan No. 1 / Th. XIV / Mei 2007 yaitu : peringkat
ketiga berorientasi pada interpersonal Pada peringkat ketiga ini anak harus
dapat menempatkan diri dalam berperan dlam hubungan interpersonal. Penempatan
diri didasari pada nilai-nilai dan tata aturan yang ditetapkan di dalam lingkungan
sosial budaya tertentu masyarakatnya.Misal bagaimana berperilaku jika ia berada
dalam hubungan sosial dengan yang orang lebih tua yang dihormati oleh keluarga
dan masyarakatnya.seperti menghadap Sultan sebagai raja, tetua adat dan tokoh
agama , akan berbeda perilakunmya jika yang dihadapi ketua parpol. Peringkat keempat
berorientasi pada undang-undang dan peraturan hukum negara dan pemerintah.Anak
belajar memahami aturan-aturan yang ditetapkan dalam perundang-undangan serta
peraturan pemerintah yang harns dipatuhi oleh warga negaranya.Misal dalam
mengendarai sepeda motor, harns mempunyai SIM, pakai helm standar dan membawa
STNK, mematuhi rambu-rambu lalulintas dan etika
berlalui
lintas.Jika akan menikah maka ia harns mentaati undang-undang tentang perkawinan.Demikian
pula di dalam lingkungan pekerjaan terdapat peraturan yang harus ditaati.
Sebagai pegawai atau karyawan atau buruh terikat pada undang-undang dan
peraturan pemerintah maupun peraturan yang ditetapkan oleh lembaga kerja di mana
ia bekerja.
Tahap Ketiga: Peringkat
Post-Konvensional. Pada tahap ini seseorang tidak lagi hanya menerima dan
melakukan, tetapi juga mencoba untuk mengkaji dan mengkritisi dari sudut
pandang tertentu yang ia kembangkan.Ia akan membuat jastifikasi terhadap nilai
di mana ia merasa tidak atau kurang cocok. Mungkin akan mengusulkan suatu
pemaknaan barn, re-orientasi atau penafsiran barn, atau bahkan mengusulkan
untuk meninggalkan nilai tertentu yang dianggap sudah usang dan
tidak
cocok lagi dengan jamannya. Dengan semakin luasnya interaksi yang terjadi melalui
berbagai media, maka ia juga berkenalan dengan nilai-nuilai dari negaranegara
lain di dunia ini. Sehingga ia mengenal adanya nilai-nilai yang bersifat universal
(sejagat) yang berlaku bagi setiap insan manusia yang hidup di dunia ini, tidak
dibatasi oleh bangsa, suku, agama dan kepercayaan serta budaya. Oleh karena itu
ada peringkat kelima yang berorientasi kontrak sosial dan peringkat keenam
berorientasi pada prinsip etika universal. Dalam kehidupan bermasyarakat ada
kontrak sosial yang tidak tertulis, dan ada yang tertulis yang diminta oleh Dinamika
Pendidikan No. 11Th.XIV/ Mei 2007 21
No comments:
Post a Comment