BAB I
JELEK-JELEK PUNYA TUAH TERSENDIRI
Pada suatu hari Imran bin Haththan menemui
istrinya. Secara fisik, Imran memang buruk, berjerawat dan pendek. Sedangkan
istrinya cantik jelita. Tiap kali dia memandang istrinya, si istri kelihatan
semakin cantik dan jelita. Dia tidak dapat menahan diri dari memandang istrinya
terus-menerus. Lantas istrinya berkata, “Ada apa dengan dirimu?” Dia menjawab,
“Segala puji bagi Allah. Demi Allah, kamu perempuan yang cantik.” Si istri
berkata, “Bergembiralah, karena sesungguhnya saya dan kamu akan masuk surga.”
Dia bertanya, “Dari mana kamu tahu hal itu?” Istrinya menjawab, “Sebab, kamu
telah dianugerahi istri seperti aku, dan engkau bersyukur. Sedangkan aku diuji
dengan suami seperti kamu, dan aku bersabar. Orang yang bersabar dan bersyukur
ada di dalam surga.”
-
Dikatakan kepada As’ab, “Engkau telah tua renta. Sampai seusia ini apakah
engkau belum hafal hadis sedikit pun?” Dia pun berkata, “Demi Allah, bahkan
tidak ada seorang pun yang pernah mendengar (hadis) dari Ikrimah seperti apa
yang saya dengar darinya.” Mereka berkata, “Sampaikanlah hadis tersebut kepada
kami.” Dia berkata, “Saya pernah mendengar Ikrimah menceritakan sebuah hadis
dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang bersabda, ‘Ada dua hal yang tidak akan berkumpul
pada diri seorang muslim.’ Ikrimah lupa satu bagian dan saya lupa bagian
satunya lagi.”
-
Seorang perempuan mukminah pernah ditanya mengenai kosmetik yang dipakainya.
Dia berkata, “Saya menggunakan kejujuran untuk bibirku, Alquran untuk suaraku,
kasih sayang untuk mataku, kebaikan untuk tanganku, istiqamah untuk fisikku,
dan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hatiku.”
- Harun
ar-Rasyid pernah berkata kepada Qadhi Abu Yusuf, seorang qadhi, “Apa
pendapatmu mengenai Faludzat dan Lauzaj (makanan sejenis puding). Manakah di
antara keduanya yang lebih enak dan lebih manis?” Qadhi Abu Yusuf menjawab,
“Wahai Amirul Mukminin, saya tidak akan memutuskan atau menghukumi dua hal yang
tidak hadir di sisiku.” Lantas ar-Rasyid memerintahkan agar kedua makanan
tersebut dihadirkan. Kemudian Qadhi Abu Yusuf menyantap makanan ini sesuap dan
makanan satunya lagi sesuap sehingga beliau memakan separuh dari keduanya.
Selanjutnya dia berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Saya belum pernah melihat dua
pihak yang bersengketa berdebat lebih dahsyat daripada keduanya. Ketika saya
hendak memutuskan untuk memenangkan salah satunya, pihak yang lain mengemukakan
hujjahnya.”
- Ada seorang laki-laki tinggal di sebuah rumah
sewaan. Kayu atapnya telah usang dan rusak. Atapnya banyak yang hancur. Ketika
pemilik rumah datang meminta uang sewa, maka si penyewa berkata, “Perbaiki
dahulu atap ini, karena sudah rusak.” Dia menjawab, “Jangan khawatir. Tidak
apa-apa kok. Atap itu sedang bertasbih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Si penyewa menimpali, “Saya khawatir kalau atapnya punya rasa khasyyah
(takut kepada Allah) lantas dia bersujud.”
- Seorang penduduk pedalaman berhenti di suatu
kaum, lalu dia menanyakan nama-nama mereka. Salah seorang dari mereka berkata,
“Nama saya Watsiq.” Lainnya mengatakan, “Nama saya Mani’.” Lainnya lagi
berkata, “Nama saya Tsabit.” Orang keempat berkata, “Nama saya Syadid.” Lantas
orang pedalaman tersebut berkata, “Saya menduga bahwa kunci-kunci dibuat hanya
dengan nama-nama kalian.”
- Al-Ashmu’i mengisahkan, “Saya pernah masuk ke
daerah pedalaman. Ternyata ada seorang perempuan cantik yang mempunyai suami
jelek. Lalu saya bertahan kepadanya, “Bagaimana kamu bisa merelakan dirimu
dimiliki oleh orang seperti ini?” Dia menjawab, “Coba dengarkan! Barangkali dia
berbuat baik dalam hubungan antara dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sang Penciptanya. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan diriku
sebagai pahalanya. Dan barangkali aku berbuat tidak baik, sehingga Allah Subhanahu
wa Ta’ala menjadikannya sebagai siksa bagiku.”
- Ibnu as-Sammak az-Zahid berkata kepada Harun
ar-Rasyid –sebelumnya dia meminta segelas air untuk diminum, “Wahai Amirul
Mukminin! Seandainya Anda dihalangi untuk meneguk minuman ini. Berapa Anda
berani membelinya?” Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.” Ibnu
as-Sammak melanjutkan, “Seandainya Anda dihalangi mengeluarkan minuman tersebut
dari diri Anda (maksudnya tidak bisa kencing). Dengan berapa banyak Anda rela
menebus diri Anda?” Beliau menjawab, “Dengan semua kepemilikanku.” Ibnu
as-Sammak berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Tidak ada sisi kebaikan harta yang
tidak sebanding dengan minuman dan air kencing.”
- Seorang penduduk pedalaman datang ke sebuah
daerah. Ada anak-anak yang sedang bermain. Mereka melemparinya dengan beberapa
batu. Ternyata ada sebauh batu yang tepat mengenai kepalanya, sehingga
kepalanya bocor dan terluka. Lantas dia menghadap kepada penguasa daerah
tersebut untuk mengadukan kejadian tersebut. Sang penguasa bertanya kepadanya,
“Pada hari apa engkau datang?” Dia menjawab, “Pada saat kesulitan.” Sang
penguasa melanjutkan, “Di daerah mana engkau singgah?” Dia menjawab, “Di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman.” Lantas sang penguasa tertawa dan memberi
bantuan kepadanya.
- Seorang laki-laki meminta izin kepada Amirul
Mukminin. Abu Ja’far al-Manshur untuk memperlihatkan kelihaiannya dalam
ber-atraksi. Beliau pun memberinya izin. Lantas lelaki tersebut mengambil
banyak piring besar. Lalu dia mengombang-ambingkannya ke udara dengan kelihaian
yang luar biasa tanpa ada satu pun yang jatuh ke tanah. Abu Ja’far berkata,
“Lalu apa lagi?” Kemudian dia mengeluarkan banyak tongkat. Pada tiap-tiap ujung
tongkat terdapat tempat untuk menyusun tongkat lainnya. Selanjutnya dia
melempar tongkat pertama dan langsung menancap di dinding. Lantas dia melempar
tongkat kedua dan masuk ke lubang tongkat pertama, dan demikian seterusnya
sampai seratus tongkat. Tidak ada satu pun yang jatuh ke tanah. Setelah aksinya
selesai dia berharap agar Amirul Mukminin dapat menghargai kelihaiannya. Akan
tetapi, al-Manshur justru memanggil para algojonya seraya berkata, “Tangkap
lelaki ini dan berilah dia seratus cambukan.” Lelaki itupun berteriak, “Mengapa
engkau melakukan ini, Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “Karena kamu telah
menyia-nyiakan waktu kaum muslimin untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka.”
- Ditanyakan kepada Hakim, “Apa sesuatu yang
paling baik untuk seseorang?” Dia menjawab, “Diam yang membuatnya selamat.”
Dilanjutkan lagi, “Jika masih tidak ada juga?” Dia menjawab, “Kematian yang
menjadikan para hamba dan negara-negara beristirahat.”
- Suatu ketika al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi
sedang mandi di Teluk Persia dan dia hampir tenggelam, lalu ada seseorang yang
menyelamatkannya. Ketika orang tersebut telah berhasil membawanya ke darat,
al-Hajjaj berkata kepadanya, “Mintalah apa saja yang kamu inginkan, niscaya
permintaanmu akan dipenuhi.” Orang tersebut bertanya, “Kamu ini siapa? Kok akan
memenuhi apa saja yang aku minta?” Al-Hajjaj menjawab, “Aku adalah al-Hajjaj
ats-Tsaqafi?” Dia pun lalu berkata, “Permintaanku hanya satu. Demi Allah, saya
minta kepadamu agar kamu tidak menceritakan kepada seorang pun bahwa aku telah
menolongmu.”
- Diceritakan bahwa seorang pedalaman bertanya
kepada penduduk Bashrah, “Siapa pemimpin kalian?” Mereka menajwab, “al-Hasan.”
“Kenapa dia dapat menjadi pemimpin kalian?” Mereka menjawab, “Karena
orang-orang membutuhkan ilmunya, sedangkan beliau tidak membutuhkan dunia
mereka.”
- Dikatakan kepada seseorang yang salih,
“Sungguh, saya mengeluhkan penyakit jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,
lantas apa obatnya?” kemudian hamba yang shalih tersebut menjawab, “Wahai
saudara! Tetaplah kamu dengan akar-akar keikhlasan, daun kesabaran, dan
perasaan buah tawadhu. Letakkanlah itu semua di dalam wadah takwa, tuangkanlah
air khasyyah (takut kepada Allah), nyalakan padanya api kesedihan,
letakkan dengan saringan muraqabah, raihlah dengan telapak tangan kejujuran,
minumlah dengan gelas istighfar, berkumurlah dengan wara (menjauhi perbuatan
maksiat), dan jauhkanlah dirimu dari loba tamak, niscaya penyakitmu akan sembuh
dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
- Ibrahim bin Adham melihat seorang pemuda sedang
bersedih, lalu dia berkata kepadanya, “Wahai anak muda! Saya akan menanyakan
kepadamu tiga hal. Tolong dijawab!” “Baiklah,” ujar pemuda tersebut. Ibrahim
bertanya kepadanya, “Apakah ada sesuatu di muka bumi ini yang dapat berjalan
tanpa kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Dia menjawab, “Tidak sama
sekali.” Ibrahim berkata, “Apakah rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepadamu dapat berkurang sedikit pun?” Dia menjawab, “Tidak akan
sama sekali.” Ibrahim bertanya lagi, “Apakah ajal yang telah ditetapkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu dapat berkurang meskipun hanya
sekejap saja?” Dia menjawab, “Tidak akan sama sekali.” Lantas Ibrahim berkata,
“Kalau demikian, apa yang kamu susahkan?”
- Mu’awiyah berkata kepada seorang lelaki dari
daerah Yaman, “Alangkah bodohnya kaummu yang mengangkat seorang perempuan
sebagai pemimpin mereka.” Lelaki tersebut membalas perkataan Mu’awiyah, “Kaummu
yang lebih bodoh daripada kaumku, yaitu orang-orang yang ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah Yang Maha
Pengasih, mereka berkata,
“Ya Allah, jika (Alquran) ini benar (wahyu)
dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah
kepada kami adzab yang pedih.” (QS. Al-Anfal: 32)
Mereka tidak mengucapkan, “Ya Allah, jika
(Alquran) ini benar (wahyu) dari Engkau, berilah kami petunjuk.”
- Seorang ulama diberi pertanyaan pada saat
berdiri di atas mimbar, tetapi beliau menjawab, “Saya tidak tahu.” Lantas ada
yang berkata kepadanya, “Mimbar bukanlah tempat kebodohan.” Si ulama menjawab,
“Saya naik ke mimbar ini sesuai dengan batas ilmuku. Seandainya saya naik
sesuai dengan ukuran kebodohanku, pastilah saya sampai ke langit.”
- Seorang laki-laki datang menghadap al-Hasan
al-Bashri radhiyallahu ‘anhu. Ia bertanya, “Apa rahasia sifat zuhudmu
terhadap dunia wahai sang imam?” Beliau menjawab, “Ada empat hal. Saya tahu
bahwa rezeki saya tidak akan diraih oleh orang lain. Makanya, saya menyibukkan
diriku sendiri untuk rezekiku. Saya tahu bahwa amal perbuatanku tidak akan
dilakukan oleh orang lain. Makanya, saya menyibukkan diriku sendiri untuk
melakukannya. Saya tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu
melihatku. Makanya, saya malu bila Allah Subhanahu wa Ta’ala melihatku
sedang berbuat maksiat. Saya tahu bahwa kematian menantiku. Makanya, saya
mempersiapkan bekal untuk menghadap Rabbku.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman
yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Kisah
ini berawal Pada saat saya bertemu dengan seorang kawan di rumahnya,
sambil
silaturahim saya ingin mengajaknya berbisnis…
Pa
ayo ikut bisnis dengan saya…!
Saya
tidak mau … jawabnya mantap Baca
selebihnya »
Filed under: Kisah Hikmah | Ditandai: hubuddunya, Kaya, sholeh, takut kaya | Tinggalkan sebuah
Komentar »
Posted on 10 Maret 2013 by virouz007
Setiap hari ditugaskan untuk merawat
neneknya…
Neneknya sudah lumpuh…
hidupnya hanya dihabiskan di tempat
tidur
Suatu saat…
ia mulai protes karena ketidak
adilan yang dirasakannya
Ma… gantian dong yang merawat nenek…
Masa setiap hari harus aku… Baca
selebihnya »
Filed under: Kisah Hikmah | Ditandai: kebakaran, Nenek, nenek lumpuh | Tinggalkan sebuah
Komentar »
Posted on 20 Desember 2012 by
virouz007
“Kalau
bukan karena kedua anakku yang masih kecil.. maka aku sudah mengikuti nafsuku
untuk segera meninggalkan dan menceraikan istriku yang tidak berbakti itu. Aku
tidak mau meninggalkan apa yang menjadi amanat-Mu dalam keadaan lemah Ya
Allah.”
Itulah
jeritan hati Yudi di malam itu.. di tengah heningnya malam, Yudi sudah biasa
melewatkan malam malamnya dengan kemesraan bersama Tuhannya, Allah Swt. Baca
selebihnya »
Filed under: Kisah Hikmah | Ditandai: istri tak
berbakti, ketegaran
suami, sabar
dan ikhlas | 7 Komentar »
Posted on 29 November 2012 by
virouz007
fakta tentang gaza
Kupas Tuntas Fakta Tentang Gaza
Gaza, suatu nama yang menimbulkan banyak simpati publik saat
ini. Bagaimana tidak? Gaza menjadi sasaran empuk Israel untuk menguasai Palestina.
Banyak roket-roket dan hujan senjata lainnya yang ditujukan ke daerah ini.
Perlawanan diri menjadi alasan bangsa Yahudi ini, tetapi bagaimana mungkin
disebut perlawanan diri jika Gaza sendiri tidak pernah memulai peperangan yang
sengit ini? Dukungan dari sesama negara muslim maupun non muslim pun mulai
berdatangan, rasa menolong sesama manusia di dunia menjadi alasannya. Mungkin
anda sudah sering dengar slogan akhir-akhir ini yang terkenal yaitu “Save
Gaza, Save Humanity” dengan dilatari burung merpati yang menggigit
bendera Palestina. Karena serangan Israel memang sudah tidak berperikemanusiaan
lagi dan harus dihentikan. Apakah anda tahu mengapa Israel sangat gencar
menyerang Gaza? Berikut adalah fakta tentang Gaza yang menarik untuk
anda ketahui. Baca
selebihnya »
Filed under: Kisah Ensiklopedi |
Ditandai: fakta
tentang gaza, hamas,
jalur gaza | 4 Kom
No comments:
Post a Comment