PANTUN PERINGATAN
Sayang Pak Pandir, memancing di parit,
Ditabrak motor, sampai pingsan.
Telunjuk lurus, kelingking berkait,
Berbicara kotor, humor menjijikkan.
Ditabrak motor, sampai pingsan.
Telunjuk lurus, kelingking berkait,
Berbicara kotor, humor menjijikkan.
Perompak belayar , membawa besi,
Singgah sebentar, mengambil sapu.
Jangan dibiar, pencopet berdasi,
Setiap bicara , pasti menipu..
Semenjak kentang , selalu dijerang,
Ketela tidak , lagi berisi.
Semenjak duit, disembah orang,
Beragama seksedar, berbasa-basi..
Sudah di reka, buah kuini,
Ikan di laut, ibarat bakorang;
Dari dahulu, sampai kini,,
Wanita cantik, hatinya curang..
Sungguh indah, Tanjung Lumpur,
Tempat lalu , kapal dagang;
Hati gundah, rasa terhibur,
Budi yang baik, punca kenang.
Tempat lalu , kapal dagang;
Hati gundah, rasa terhibur,
Budi yang baik, punca kenang.
Tabir-tabir, kayu dilintang,
Katak makan, si daun ubi;
Perlahan-lahan, apa dirunding,
Banyak pencuri, pura-pura berbudi.
Katak makan, si daun ubi;
Perlahan-lahan, apa dirunding,
Banyak pencuri, pura-pura berbudi.
Tanam ubi, digali ubi,
Gali ubi, tepi telaga;
Kalau Cina, menabur budi,
Budi itu, hanya taktiknya.
Tebang kayu,
buatkan sampan,
Sampan dibuat, siap kemudi;
Penjual wanita, ialah orang tampan.
Wanitanya kehilangan, harga diri..
Sampan dibuat, siap kemudi;
Penjual wanita, ialah orang tampan.
Wanitanya kehilangan, harga diri..
Tebing Tinggi , kampung ternama,
Nampak dari , Kuala Segamat;
Bila wanita, budinya lemah,
Hilanglah malu, dekatnya kiamat.
Tenang-tenang,
air di laut,
Sampan kolek, hanyut ke Cina.
Kelingking berkait, selalu tersebut,
Pelit dan licik, tiada taranya.
Sampan kolek, hanyut ke Cina.
Kelingking berkait, selalu tersebut,
Pelit dan licik, tiada taranya.
Burung gereja, ditangkap elang,
Jatuh ke parit, dekat jambangan.
Etos kerja, manakan hilang,
Rajin kreatif, jadi kenangan.
Jatuh ke parit, dekat jambangan.
Etos kerja, manakan hilang,
Rajin kreatif, jadi kenangan.
Habis lilin, sabut kelapa,
Dibakar pula, batang jerami,
Gadis miskin tidak mengapa,
Suadagar kaya bisa, berpoligami.
Dibakar pula, batang jerami,
Gadis miskin tidak mengapa,
Suadagar kaya bisa, berpoligami.
Ubi bukan, sembarang ubi,
Ubi ketela, dalam dulang;
Mencuri bukan, sembarang mencuri,
Mencuri dalam, genggaman orang?
Pohon bunga, di dalam kendi,
Dua kendi, milik kelana.
Koruptor bisa, mengenal budi,
Dalam budi, korban terlena.
Dua kendi, milik kelana.
Koruptor bisa, mengenal budi,
Dalam budi, korban terlena.
Pasang kecil, air di laut,
Sampan kolek , di Pariaman.
Anak kecil, hobi mencarut,
Setelah besar, menjadi preman.
Sampan kolek , di Pariaman.
Anak kecil, hobi mencarut,
Setelah besar, menjadi preman.
Sungai Rokan ,kampung Rokan,
Kupu-kupu , di papan keranda.
Sesuku bukan , samarga bukan.,
Setanah air, saling membela..
Kupu-kupu , di papan keranda.
Sesuku bukan , samarga bukan.,
Setanah air, saling membela..
Padi perak,
berdaun suasa,
Buahnya bagai, emas merah;
Punya etos kerja, lagi berbahasa,
Itulah tanda, generasi bertuah.
Buahnya bagai, emas merah;
Punya etos kerja, lagi berbahasa,
Itulah tanda, generasi bertuah.
Menanam selasih, di bumi Riau,
Selasih ditanam, di ujung serambi,
Bagailah mana hati , tidak risau,
Jika sarjana , kehilangan budi.
Air pasang, membawa gurita,
Pasang tidak, waktu libur,
Budi tuan, lekat di mata,
Tapi jangan, jadi penganggur.
Pasang kelambu, tepi jendela,
Supaya senang, pintu dikunci;
Biar beribu dara, dan janda,
Saya memilih , yang religi.
Penat sudah, ke gunung Daik,
Tidak sampai, ke Pulau Bali.
Penat sudah, guru mendidik,
Para murid , tidak peduli.
Tidak sampai, ke Pulau Bali.
Penat sudah, guru mendidik,
Para murid , tidak peduli.
Pilih-pilih, buah kedondong,
Cari yang manis, tiada bijinya;
Terpilih pasangan, orang penodong,
Seminggu hilang, bertemu di penjara.
Cari yang manis, tiada bijinya;
Terpilih pasangan, orang penodong,
Seminggu hilang, bertemu di penjara.
Pipit ampat dibilang anam,
Terbang tinggi, tinggalkan sarang;
Sakit diubat mati ditanam,
Wajah penipu, dikenang orang.
Pisang emas, bawa belayar,
Diletak budak, di atas peti;
Para koruptor, semakin ganas,
Mengapa tidak, dihukum mati.
Pokok keladi, di tepi paya,
Bunga teratai, kembang bertaut;
Kalau berbudi, pada yang kaya,
Sama mencurahkan, garam ke laut.
Pohon pauh, tepi permatang,
Pokok pandan , tepi perigi.
Ada manusia, berperangai binatang,
Suka selingkuh, hobi korupsi..
Puas sudah, menanam ubi,
Nanas datang , dari seberang;
Puas sudah memberantas korupsi,
Kolusi juga, dilakukan orang.
Danau Maninjau , seperti kuali,
Ada selasih, di dekat tangga.
Hati risau, melihat istri,
Memadu kasih, dengan tetangga..
Pucuk manis, pucuk padi,
Daun pulut, dimakan rusa;
Kelingking berkait, merusak budi,
Hilang malu, hilang perisa.
Pucuk palas, si daun palas,
Tetak mari, beranti-ranti;
Bukan malas ,sembarang malas,
Tidur pagi, sampai tengah hari..
Pulau Daik , banyak kelapa,
Pulau Karimon, banyak pegaga;
Kelingking berkait, payah dilupa,
Beribu tahun, disumpahi juga.
Pulau Pandan, jauh ke tengah,
Gunung Daik, bercabang dua;
Gatal badan, kudis bernanah,
berteman hantu, dilakukan juga.
Pulau Pisang, Pulau Pauh,
Sampai ketiga, Pulau Kemudi;
Kami datang, dari jauh,
Ditipu orang, tidak budi.
Rumah buruk , serambi tak baik,
Serai seulas , di dalam dulang;
Rupa buruk, budi pun tak baik,
Tetap dihargai, kalau banyak uang.
Sapu tangan, bersiring hijau,
Oleh membeli, kedai Yahudi;
Luka di tangan, kerana pisau,
Luka di hati , kerana budi.
Oleh membeli, kedai Yahudi;
Luka di tangan, kerana pisau,
Luka di hati , kerana budi.
Sapu tangan , jatuh ke laut,
Jatuh ke laut, dengan alasnya;
Amboi berat, dosa disebut,
Bermanin jin, dengan tumbalnya.
Sayang muara, tidak berbukit,
Banyak bukit , tumbuh ilalang;
Menderita berteman , orang yang pelit,
Apa dipinjam, langsung hilang.
|
PAKET
PELATIHAN GURU AGAMA ISLAM
UNTUK
MASTER TRAINER, TRAINER DAN PENILAI
(DIMODIFIKASI DRS.Mhd.Rakib,S.H.,M.Ag .HP. 0823 9038 1888)
KEGIATAN 5:
EVALUASI PEMAHAMAN TERHADAP KONSEP, PROSES, DAN INSTRUMEN
PENDUKUNG PK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
NAMA :
______________________
NO PESERTA :
______________________
INSTANSI :
______________________
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
DAN PENJAMINAN
MUTU PENDIDIKAN
Kegiatan 5: Evaluasi Pemahaman Konsep, Proses, dan Instrumen Guru Agama Islam
Waktu : 45 menit
Tujuan :
Untuk mengukur
pemahaman peserta pelatihan
terhadap konsep dan mekanisme
PK Guru dan PKB Pendidikan Agama.
Kegiatan:
1. Secara individu, peserta menjawab pertanyaan berikut
ini.
2.
Setelah
terkumpul, nara sumber memberikan penilaian pada masing-masing item jawaban dan
menjumlahkannya untuk menentukan nilai akhir
(lihat pedoman penilaian)
Pertanyaan:
1. Apa yang
dimaksudkan dengan Pendidikan Agama Islam yang menjawab tantangan globalisasi dan apa manfaatnya?
2. Guru agama
harus mengetahui perbandingan positif agama-agama dan dunia, serta masalah
halal haram dalam setiap aturan agama., mengapa demikian.?
3. Apa yang harus
dilakukan oleh seorang Guru agama, jika anak-anak di dalam kelas tiba-tiba
kesurupan. akibat kemasukan jin atau roh halus?
4. Jika seorang
guru memperoleh nilai muridnya rendah kompetensi, tidak bisa membaca al-Quran, jelaskan
tindakan apa yang harus dilakukan sekolah dalam membantu guru tersebut untuk
meningkatkan guru dan murid ?
5. Masih perlukah
usaha sekolah membantu guru dan murid untuk setiap kompetensi pada hasil ekstra kurikuler meningkatkan kompetensinya? Bolehkah
guru Pendidikan Agama Islam mempelajaarai ilmu perbandingan agama dan Kitab
Injil ? Jelaskan jawaban saudara.
6. Siapa sajakah
yang dapat mendorong Guru di sekolah
dan buku apa yang anda perlukan? Jika
terjadi ketidak sepakatan antara Kepala Sekolah dan guru yang agama, tentang peringatan maulid, tindakan apa yang
harus dilakukan?
7. Jika saudara memukul
murid yang besar kesalahannya, perlukah
saudara mengikuti dan prinsip-prinsip agama
pada bagian ,mana yang perlu disampaikan, ditetapkan dalam pelaksanaan dalam mendidik? Jelaskan alasan dari jawaban
saudara?
8. Dalam
merencanakan Pengembangan Kurikulum pendidikan Agama, yang berkaitan dengan
perayaan agama lain, ada 3 faktor yang perlu diperhatikan. Jelaskan ketiga
faktor tersebut? Berikan alasannya.
9. Berdasarkan hadits
Nabi, bahwa anak yang tidak shalat, setelah berumur sepuluh tahun, boleh
dipukul, yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu:
·
Memberikan peringatan terlebih dahulu.
·
Buat perjanjian dengan orang tua, bahwa anaknya boleh
dipukul sekedarnya.
·
Cukup sekedar bersikap tegas
saja.
·
Komunikasikan UU RI No.23 Tahun 2002, pasal 19, bahwa
setiap murid, wajib hormat kepada gurunya.
·
Guru harus selalu memberi nasehat.
·
Membuat/memodifikasi alat
pelajaran aagama dan tafsir /peraga/praktikum
·
Mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya, memperbaiki akhlak murid.
·
Presentasi pada forum ilmiah
keagamaan.
·
Menemukan/menciptakan karya
seni keagamaan.
Silahkan
saudara kelompokkan kegiatan tersebut kedalam 3 jenis kegiatan Ilmiah, dan
Pengembangan Karya Inovatif guru agama).
10. Lengkapi dan
jelaskan makna gambar berikut ini
Beberapa keraguan lain mengenai cerita batu terbang (Komentar anda)
- Gambar batu terbang tersebut 'too good to be true', terlalu aneh untuk dipercaya. Ia melayang, ia terletak di tempat terbuka, dan dekat perumahan (lihat foto mobil, rumah, kabel listrik). Artinya, banyak orang akan menyaksikannya jika itu benar. Berita dari mulut ke mulut akan mengundang banyak orang, kru televisi, koran, dan radio tentu akan meliput dan menerbitkan gambar dan cerita batu terbang tersebut. Namun kenyataannya? Hanya ada satu jenis foto dengan keterangan samar tentang apa dan di mana batu tersebut.
No comments:
Post a Comment