PENDAHULUAN
Cerita tentang kamar barokah, bukanlah cerita porno,
cabul, jorok tapi untuk menambah pengetahuan tentang masalah seks dalam perjalanan haji. Di samping itu dapat menjadi
motivasi bagi jama’ah pasangan muda suami istri untuk bersegera berangkat ke
tanah suci Makkah melaksanakan ibadah haji sambil berbulan madu. Kenapa tidak?
Saya menulis ini karena banyak saya dengar orang yang takut tak bisa melakukan
hubungan seks dengan istrinya pada saat berhaji ke tanah suci Makkah dan
Madinah, padahal weleh......weleh.....weleh, enak tenaan.
Kamar barokah, itu halal.
Tiada seorangpun, yang
menyangkal.
Bagi yang sabar, tak jadi soal,
Ayat
Quran, banyak dihafal.
Berbahagialah calon jamaah haji.
Terutama pasangan suami istri.
Bisa berduan, di tanah suci,
Semoga selamat, pulang pergi.
Paling banyak informasi untuk tahun ini dan seterusnya. Berbahagilah
dengan hadirnya artikel dan buku yang memuat “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN
UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”. Yang berisikan
hukum haji dan umroh serta pengamalan dan pengalaman hari demi hari di dalam
perjananan haji dan umroh selama kurang lebih 40 hari di tanah suci, yang tentu
akan sangat berguna, terutama untuk menambah pengamalan dan pengalaman bagi
jama’ah yang akan pergi berhaji maupun yang masih belum pergi berhaji.
Kesemuanya bisa mendapatkannya secara bertahab. Mencari ilmu itu memang penat dan capek, memeras otak dan tenaga. Tapi pengorbanan kita Insyaa Alloh tidak akan sia-sia. Sebab, kita suatu saat, bahkan tidak menunggu waktu yang lama bias memiliki artikel-artikel yang berisikan hukum-hukum dan do’a-do’a sejak mau berangkat sampai dengan selesai mengerjakan ibadah haji dan umroh, pengalaman haji dan umroh yang bisa jadi pedoman haji dan umroh, dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca untuk membuka wawasan. Juga bagi calon jamaah haji dari yang berdomisili di daerah lain, bisa juga memesan artikel-artikel tersebut kepada jama’ah yang paling dekat, yang selalu mengikuti perkembangan informasi tentang Manaasik haji di grup ini.
Kesemuanya bisa mendapatkannya secara bertahab. Mencari ilmu itu memang penat dan capek, memeras otak dan tenaga. Tapi pengorbanan kita Insyaa Alloh tidak akan sia-sia. Sebab, kita suatu saat, bahkan tidak menunggu waktu yang lama bias memiliki artikel-artikel yang berisikan hukum-hukum dan do’a-do’a sejak mau berangkat sampai dengan selesai mengerjakan ibadah haji dan umroh, pengalaman haji dan umroh yang bisa jadi pedoman haji dan umroh, dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca untuk membuka wawasan. Juga bagi calon jamaah haji dari yang berdomisili di daerah lain, bisa juga memesan artikel-artikel tersebut kepada jama’ah yang paling dekat, yang selalu mengikuti perkembangan informasi tentang Manaasik haji di grup ini.
BAB I
KAMAR TERPISAH KALAU LAMA AKAN RESAH
Selama
mukim di Makkah dan Madinah,
Ssuami istri,
pada kamar terpisah
Setelah sebulan, timbul resah,
Ingin mandi,
sama-sama basah.
Suami istri,
berbeda ruangan.
Karena ibadah,
ada yang dilupakan,
Yang berduaan,
dipisaahkan,
Itulah
ketentuan dari Tuhan.
Pemisahan tersebut ketat mencekam,
Terutama pada saat berihram.
Jangan sampai, terkena
dam,
Bersabarlah, siang
dan malam.
Sejak awal ada
yang, kosongkan 2 kamar.
Kamar barokah,
sedang digelar.
Tidak diatur,
dari luar,
Kesepakatan
jamaah, yang pintar-pintar.
Awalnya aku tidak memahami apa yang dimaksud kamar Barokah. Namun usai menjalankan ibadah haji banyak mulai yang kasak-kusuk. Hal itu menjadi jelas setelah Pak Kiyai mulai mempersilahkan pasangan suami istri menempatinya bergantian. Ternyata kamar tersebut diperuntukan bagi suami istri yang ingin melepaskan hasrat berhubungan mengingat sudah tertahan beberapa minggu. Entah sejak kapan adanya tradisi kamar barokah ini.
Karena dikhawatirkan antri, maka setiap pasangan hanya boleh menempatinya selama 2 jam. Kuncinya dipegang ketua regu. Banyak diantaranya jamaah laki-laki yang dengan pedenya meminjam kunci. Jamaah perempuan biasanya menunggu ajakan. Kendati ada yang diam-diam, namun ada juga yang terang-terangan memproklamirkan rencananya memanfaatkan kamar barokah. Sudah dapat dipastikan, mereka yang ketahuan masuk kamar barokah menjadi bahan guyonan. Biasanya yang dituju hanya mesam-mesem dengan muka merona merah.
Awalnya aku tidak memahami apa yang dimaksud kamar Barokah. Namun usai menjalankan ibadah haji banyak mulai yang kasak-kusuk. Hal itu menjadi jelas setelah Pak Kiyai mulai mempersilahkan pasangan suami istri menempatinya bergantian. Ternyata kamar tersebut diperuntukan bagi suami istri yang ingin melepaskan hasrat berhubungan mengingat sudah tertahan beberapa minggu. Entah sejak kapan adanya tradisi kamar barokah ini.
Karena dikhawatirkan antri, maka setiap pasangan hanya boleh menempatinya selama 2 jam. Kuncinya dipegang ketua regu. Banyak diantaranya jamaah laki-laki yang dengan pedenya meminjam kunci. Jamaah perempuan biasanya menunggu ajakan. Kendati ada yang diam-diam, namun ada juga yang terang-terangan memproklamirkan rencananya memanfaatkan kamar barokah. Sudah dapat dipastikan, mereka yang ketahuan masuk kamar barokah menjadi bahan guyonan. Biasanya yang dituju hanya mesam-mesem dengan muka merona merah.
Sebenarnya banyak cara untuk tidak tergantung kamar barokah. Kamar maktabpun banyak digunakan bergantian. Toh kebanyakan waktu dihabiskan untuk itikaf di masjid. Yang penting satu jamaah dengan jamaah lainnya berunding dahulu. Ketika temannya menempati kamar beserta suami/istrinya, teman sekamarnya sudah diberi kode untuk lebih lama itikaf di masjid. Konon tiap kamar memiliki tanda kalau sedang ”dipakai”. Ada yang menggunakan pertanda dengan sandal yang diletakkan di depan pintu kamar. Bila sandal hanya sebelah, berarti yang satu lagi ada di dalam kamar beserta pemiliknya. Lampu juga bisa dijadikan isyarat. Pokoknya kalau untuk masalah yang satu ini tumbuh kreativitasnya tanpa diminta.
Antrian kamar barokah berkurang seiringnya banyaknya jamaah haji yang pulang atau berpindah ke Madinah. Seminggu sebelum kami beranjak Ke Madinah, maktab hanya diisi oleh kloter 70. Beberapa lantai sudah kosong ditinggal penghuninya. Belakangan saya baru tahu, ternyata beberapa jamaah ”main mata” dengan pengelola maktab menyewa kamar-kamar tersebut. Katanya lebih bebas karena bisa lebih leluasa dan tidak perlu mengendap-endap ketika memasuki kamar. Namun dari bisik-bisik yang kudengar, hotel-hotel yang mulai kosong juga menyediakan kamar short time. Tarifnya 20 – 50 riyal sekali pakai. Ha ha ha.... Memang kalau hasrat sudah di kepala, tidak di rumah, tidak di tanah harram selagi dihalalkan tetap akan dicari.
Banyak yang mengira kami lebih suka menyewa kamar hotel di sepanjang jalan menuju Harram. Padahal tidak sama sekali. Bisa dibayangkan bagaimana cara mengkomunikasikan maksud kami ke penjaga hotel, mengingat mereka kebanyakan hanya bisa berbahasa Arab. Beberapa kali Pak Kiyai mempertanyakan apakah sudah memperoleh giliran menempati kamar barokah. Kami hanya menjawabnya dengan senyum kecil. Suatu hal yang membuat kami malu kalau harus diungkapkan secara terang-terangan. Toh untuk masalah yang satu ini bisa saja diatur dan dikendalikan tanpa harus ribut-ribut.
Seiring dengan banyaknya pertanyaan
dari calon jama'ah haji, "Bisakah seks tersalurkan ketika
dalam perjalanan ibadah haji atau umroh?
Bagaimana Luuur menurut Saudara? Tentu tidak bisa, jika kita sudah mengenakan pakaian ihrom! Tentu saja seks itu bisa disalurkan kepada istri. Bahkan sangat bisa, jika sudah melaksanakan tahallul malah lebih ...dapat dirasakan keasyikannya dari pada di rumah sendiri. Wabil khusus bagi jama'ah haji yang mengambil tata caranya dengan tata cara haji tamatu'. Dari istilahnya saja sudah ketahuan "Haji Tamatu'', yaitu haji dengan bersenang-senang. Pingin? Kalau anda mau tahu, saya akan ceritakan moment-momentnya. Sebagai contoh ketika berada di Madinah. Tugas yang amat rutin ketika berada di Madinah selama delapan sampai sembilan hari hanya berziarah ke makam Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam dan melaksanakan sholat berjamaah yang biasa kita kenal dengan nama “Shalat Arba’in”.
Ketika berada di kota Madinah ini,
biasanya kita ditempatkan di hotel-hotel mewah. Jadi, bila kita akan pergi
melaksanakan sholat, maka katakan saja kepada teman-teman sekamar “Nanti seusai
sholat di mesjid, jangan pulang dulu ya dalam jangka waktu yach kurang lebih
dua jam, saya mau amal sholeh “Kikuk kikuk”. Lantas kita pulang duluan ke hotel
lebih cepat dua jam daripada teman sekamar kita. Di kamar inilah kita bisa
bercumbu-rayu dan bercinta-mesra dengan istri sebebas bebasnya. Apalagi
disediakan kamar dan kunci barokah. Wah...wah...wah lebih nyaman lagi dan
romantis. Percayalah, suasananya pasti indah, dech. Lebih indah daripada
melakukannya di rumah sendiri. Sebab kalau di rumah sendiri, mungkin kita masih
akan sering diganggu oleh anak anak kita, atau sering memikirkan hutang yang
belum terbayar atau masalah pekerjaan kita.
Tapi, kalau sedang dalam perjalanan
haji atau umroh, kita akan sedang melepaskan embel-embel dunia. Pada
sa’at-sa’at seperti itu kita melulu hanya memikirkan ibadah. Dan penyaluran
seks di antara sholat yang lima kali sehari, kita akan dengan mudah
melakukannya. Tapi tentunya harus didiskusikan terlebih dahulu agar tidak
saling mengganggu antar sesama teman sekamar di hotel. Itulah pentingnya kunci
dan kamar barokah itu. Begitulah mudahnya untuk bersenang senang dengan istri
di sa’at berada di kota Madinah. Dan begitu juga ketika berada di Mekkah. Jadi,
dari buku saya ini bagi jama’ah yang ingin tahu masalah seputar seks di Makkah
dan Madinah, sudah tahu dengan jelas.
Berhungan
badan, bagi yang berpasangan,
Ada
tempat, dalam perjalanan.
Hasrat
rahasia, dapat disalurkan,
Harusn
sesuai dengan, ketentuan Tuhan.
Kalau di Makkah dan Madinah, mudah berhubungan
badan bagi pasangan suami istri, kecuali selama lima hari ketika sedang
melaksanakan hajinya saja. Sebab selama perjalanan kurang lebih 40 hari di
tanah suci, hanya lima hari saja pekerjaan ibadah hajinya. Selebihnya hanya
mengerjakan sholat berjamaah saja. Jadi, kita bisa dengan mudah melakukan seks
dengan istri ketika di Makkah maupun di Madinah.
INGIN
MENYALURKAN HASARAT, DI TANAH SUCI,
TIDAK
PERLU SEMBUNYI-SEMBUNYI.
BICARAKAN
TERBUKA, DARI HATI KE HATI,
SEMUA
JAAMAAH, AKAN MENGERTI.
Tentunya dengan keterbukaan kita
dengan teman, barangkali Anda akan membuat perlananan ibadah haji atau umroh
sebagai perjalanan ibadah dan juga berbulan madu dengan istri Anda
ke Saudi Arabia. Keterangan saya ini bukanlah cerita porno, cabul, jorok tapi untuk menambah
pengetahuan tentang masalah seks dalam perjalanan haji. Di samping itu dapat
menjadi motivasi bagi jama’ah pasangan muda suami istri untuk bersegera
berangkat ke tanah suci Makkah melaksanakan ibadah haji sambil berbulan madu.
Kenapa tidak? Saya menulis ini karena banyak saya dengar orang yang takut tak
bisa melakukan hubungan seks dengan istrinya pada saat berhaji ke tanah suci
Makkah dan Madinah, padahal weleh......weleh.....weleh, enak tenaan.
Berbahagialah calon jamaah haji pasangan suami istri untuk tahun ini dan seterusnya. Berbahagilah dengan hadirnya artikel saya yang memuat “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”. Yang berisikan hukum haji dan umroh serta pengamalan dan pengalaman hari demi hari di dalam perjananan haji dan umroh selama kurang lebih 40 hari di tanah suci, yang tentu akan sangat berguna, terutama untuk menambah pengamalan dan pengalaman bagi jama’ah yang akan pergi berhaji maupun yang masih belum pergi berhaji.
Kesemuanya bisa mendapatkannya secara bertahab. Mencari ilmu itu memang penat dan capek, memeras otak dan tenaga. Tapi pengorbanan kita Insyaa Alloh tidak akan sia-sia. Sebab, kita suatu saat, bahkan tidak menunggu waktu yang lama bias memiliki artikel-artikel yang berisikan hukum-hukum dan do’a-do’a sejak mau berangkat sampai dengan selesai mengerjakan ibadah haji dan umroh, pengalaman haji dan umroh yang bisa jadi pedoman haji dan umroh, dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca untuk membuka wawasan. Juga bagi calon jamaah haji dari yang berdomisili di daerah lain, bisa juga memesan artikel-artikel tersebut kepada jama’ah yang paling dekat, yang selalu mengikuti perkembangan informasi tentang Manaasik haji di grup ini
Terima kasih kepada jama’ah yang sudi membacanya, dan Alhamdulillah telah saya mulai penulisan artikel-artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”.
Berbahagialah calon jamaah haji pasangan suami istri untuk tahun ini dan seterusnya. Berbahagilah dengan hadirnya artikel saya yang memuat “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”. Yang berisikan hukum haji dan umroh serta pengamalan dan pengalaman hari demi hari di dalam perjananan haji dan umroh selama kurang lebih 40 hari di tanah suci, yang tentu akan sangat berguna, terutama untuk menambah pengamalan dan pengalaman bagi jama’ah yang akan pergi berhaji maupun yang masih belum pergi berhaji.
Kesemuanya bisa mendapatkannya secara bertahab. Mencari ilmu itu memang penat dan capek, memeras otak dan tenaga. Tapi pengorbanan kita Insyaa Alloh tidak akan sia-sia. Sebab, kita suatu saat, bahkan tidak menunggu waktu yang lama bias memiliki artikel-artikel yang berisikan hukum-hukum dan do’a-do’a sejak mau berangkat sampai dengan selesai mengerjakan ibadah haji dan umroh, pengalaman haji dan umroh yang bisa jadi pedoman haji dan umroh, dan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca untuk membuka wawasan. Juga bagi calon jamaah haji dari yang berdomisili di daerah lain, bisa juga memesan artikel-artikel tersebut kepada jama’ah yang paling dekat, yang selalu mengikuti perkembangan informasi tentang Manaasik haji di grup ini
Terima kasih kepada jama’ah yang sudi membacanya, dan Alhamdulillah telah saya mulai penulisan artikel-artikel yang berjudul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM”.
Artikel ini sangat berguna bagi calon jamaah haji Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Singapore, Timur Leste, dan bagi siapa saja yang mengerti dengan Bahasa Indonesia.
Artikel ini saya tulis sesuai dengan buku pedoman aslinya ummat Islam yakni Al-ur’an dan Al-Hadits serta dari pengalaman saya dan istri ketika sedang melaksanakan haji dan umroh di Tanah Suci. Hari demi hari tentang ritual ketika berada di Makkah, Madinah, Muzdalifah, Arofah, Mina, Jeddah, saya tulis secara lengkap di dalam buku yang saya beri judul “TEORI DAN PRAKTEK IBADAH HAJI DAN UMROH SESUAI PETUNJUK ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM” ini.
Berbahagialah kita sesama Muslim karena telah bertambahnya perbendaharaan artikel tentang Islami ini. Yang memang saya tulis untuk memperkaya hazanah Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Tak lupa saya kirim salam kepada kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, terutama ibunda dan juga para perantara hidayah untuk menyebarkan informasi artikel yang telah saya mulai ini. Sehingga artikel ini dapat berguna dan menjadi bukti manfa’atnya keilmuan yang telah saya miliki, agar kelak menjadi amal jariyah saya pada saat saya telah tiada.
No comments:
Post a Comment