BAB
I
MENGATASI PENJAJAHAN EKONOMI
A.Tehnik Mengatasi Penjajahan
Ekonomi
1.Kuasai perdagangan
9 dari 10 Pintu Rezeki di
Perdagangan?
Alhamdulillah,
shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Ada
sebuah hadits yang sering tersebar di kalangan orang awam sebagai motivasi
untuk berbisnis atau menjadi pedagang. Namun, disayangkan hadits ini belum
diletiti akan keshahihannya. Walaupun mungkin makna perkataan tersebut benar
dan sah-sah saja. Akan tetapi, sangat tidak tepat jika kita menyandarkan suatu
perkataan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal beliau tidak
pernah mengatakannya. Karena, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
sendiri bersabda,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ
مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa
berdusta atas namaku dengan sengaja, maka silakan ia mengambil tempat duduknya
di neraka.” (HR. Bukhari, no. 1291 dan Muslim, no. 3).
Hadits
yang kami maksudkan di atas adalah hadits berikut ini,
تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِزْقِ فِي التِّجَارَةِ
"Sembilan
dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan."
Sekarang
kita akan meneliti shahih ataukah tidak hadits tersebut.
Perkataan
Para Ulama Pakar Hadits
Dalam
Al-Istidzkar (8/196), Al-Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr mengisyaratkan bahwa
hadits ini dha’if (lemah, ed.).
Dalam
Al-Mughni ‘an Hamlil Asfar, Al-Hafizh Al-‘Iraqi pada hadits no. 1576
membawakan hadits,
عليكم بالتجارة فإن فيها تسعة أعشار الرزقة
“Hendaklah
kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”
Diriwayatkan
oleh Ibrahim Al-Harbi dalam Gharib Al-Hadits dari hadits Nu’aim bin
‘Abdirrahman,
تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِزْقِ فِي التِّجَارَةِ
"Sembilan
dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.".Para perawinya
tsiqah (kredibel). Nu'aim di sini dikatakan oleh Ibnu Mandah bahwa dia
hidup di zaman sahabat, namun itu tidaklah benar. Abu Hatim Ar-Razi dan Ibnu
Hibban mengatakan bahwa hadits ini memiliki taabi' (penguat), sehingga
haditsnya dapat dikatakan mursal [Hadits mursal adalah hadits
yang dikatakan oleh seorang tabi’in langsung dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tanpa menyebut sahabat. Hadits mursal adalah di
antara hadits dha’if yang sifat sanadnya terputus (munqothi’)].
Dalam
Dha’if Al-Jaami’ no. 2434, terdapat hadits di atas. Takrij dari
Suyuthi: Dari Nu’aim bin ‘Abdirrahman Al-Azdi dan Yahya bin Jabir Ath-Tha’i,
diriwayatkan secara mursal. Syaikh Al-Albani berkomentar hadits tersebut
dha’if.
Hadits
tersebut dikeluarkan pula oleh Ibnu Abid Dunya dalam Ishlah Al-Maal (hal. 73),
dari Nu’aim bin ‘Abdirrahman.[1]
Conclusion: Hadits tersebut adalah dha’if sehingga tidak bisa
disandarkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, walaupun
maknanya mungkin saja benar. Wallahu a’lam bish shawab.
Penjelasan
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman Al-Jibrin
Beliau
ditanya, “Apakah hadits ini shahih, yaitu ‘perdagangan adalah sembilan dari
sepuluh pintu rezeki’ sebagaimana yang selama ini sering kami dengar?”
Syaikh
rahimahullah menjawab, “Aku tidak mendapati hadits tersebut dalam kitab-kitab
hadits seperti Jaami’ Al-Ushul, Majma’ Az-Zawaid, At-Targhib wa At-Tarhib
dan semacamnya. Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdirrahman Al-Washabi menyebutkan
dalam kitabnya Al-Barakah fis Sa’yil Harakah halaman 193, beliau
menegaskan bahwa hadits tersebut marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam). Beliau juga menyebutkan beberapa hadits dha’if,
namun beliau tidak melakukan takhrij terhadapnya. Sebenarnya hadits
tersebut tidak diriwayatkan dalam kitab shahih, kitab sunan, maupun musnad
yang masyhur. Yang nampak jelas, hadits tersebut adalah hadits dha’if.
Mungkin saja hadits tersebut mauquf (sampai pada sahabat), maqthu’
(hanya sampai pada tabi’in) atau hanya perkataan para ahli hikmah. Perkataan
tersebut boleh jadi adalah perkataan sebagian orang mengenai keuntungan dari
seseorang yang mencari nafkah lewat perdagangan.
Sebenarnya,
telah terdapat beberapa hadits dalam masalah berdagang yang menyebutkan
keutamaanya dan juga menyebutkan bagaimana adab-adabnya sebagaimana disebutkan
dalam kitab At-Targhib wa At-Tarhib, yang disusun oleh Al-Mundziri, juga
dalam kitab lainnya. Di antara hadits yang memotivasi untuk berdagang adalah
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ
صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا
مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Orang
yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau
melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka,
maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya
berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan
hilang,” (Muttafaqun ‘alaih)[2]
Juga
pada hadits,
أَطْيَبُ الْكَسْبِ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ
مَبْرُورٍ
“Sebaik-baik
pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli
yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu
‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya). Wallahu a’lam.[3]
Untuk
motivasi dalam berbisnis atau berdagang lainnya, silakan simak artikel
rumaysho.com:
http://rumaysho.com/hukum-islam/muamalah/3055-meraih-berkah-menjadi-pebisnis-muda.html.
Semoga
sajian ini bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush shalihaat.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر
دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Prepared
at night after dinner, in
Riyadh-KSA, 1 Muharram 1432 (06/12/2010)
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan dalam bentuk apapun PENJAJAHAN MODERN Neokolonialisme-imperalisme + PENJAJAHAN STRUKTURAL NEO KOLONIALISME
ReplyDelete