BAB I
MENGAPA WAJIB
Orang
Arab bertanya “Berapa isterimu?”
“
Satu saja, wahidah faqot”
Lalu
keluar jawabannya “ Anta bakhil, Anta
miskin”.
KETIKA SUDAH WAJIB BERPOLIGAMI
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ أَتَى حَائِضًا أَوِ امْرَأَةً فِى
دُبُرِهَا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ
عَلَى مُحَمَّدٍ ». (رواه أحمد والترمذي وأبو داود وابن ماجة). مشكاة المصابيح –
(ج 1 / ص 120) 551 – [ 7 ] ( صحيح )
“
Orang yang mendatangi (menyetubuhi) wanita yang sedang haidh, atau menjima’
istrinya dari duburnya, atau mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang
dikatakannya maka sesungguhnya orang tersebut telah ingkar (kafir) terhadap apa
yang telah diturunkan kepada Muhammad saw”. (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Abu Daud
dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Misykatul
mashabih nomor 551)
Istri yang sudah monopause , suaminya cenderung
menyetubuhi dari dubur, karena takut
ekonominya tidak cukup untuk poligami. Masya’ Allah. Kayakanlah hambamu.
Mengapa Allah mengizinkan poligami / bigami dalam
Alkitab Dan Dalam Hukum Islam?
TULISAN ini penulis turunkan
karena penulis adalah dosen ilmu perbandingan agama, pada Perguruan Tinggi
Persada Bunda Pekanbaru Riau, sejak tahun 1995. Penulis juga kandidat Doktor
pada UIN Suska Riau di Pekanbaru. Juga Widyaiswara LPMP. Riau sejak tahun
2000 sampai sekarang.
Pertanyaan: Mengapa Allah
mengizinkan poligami / bigami dalam Alkitab?
Jawaban: Pertanyaan poligami adalah pertanyaan yang menarik di mana kebanyakan orang memandang poligami sebagai tidak bermoral sementara Alkitab tidak secara jelas mengutuk hal itu. Contoh pertama dari poligami / bigami dalam Alkitab adalah Lamekh dalam Kejadian 4:19: “Lamekh mengambil istri dua orang.” Beberapa orang terkenal dalam Perjanjian Lama adalah poligami. Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan yang lainnya semua mempunyai banyak istri. Dalam 2 Samuel 12:8, Allah, berbicara melalui nabi Natan, berfirman bahwa seandainya istri-istri dan gundik-gundik Daud belum cukup, Dia akan menambah lagi kepada Daud. Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik (pada dasarnya istri dengan status yang lebih rendah), menurut 1 Raja-raja 11:3. Bagaimana kita menjelaskan contoh-contoh poligami dalam Perjanjian Lama ini? Ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab: 1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama? 2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? 3) Mengapa berubah? 1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama? Alkitab tidak secara spesifik mengatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Ketika kita berspekulasi tentang kebungkaman Allah, ada beberapa faktor kunci untuk dipertimbangkan, Pertama, selalu lebih banyak perempuan daripada laki-laki di dalam dunia. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50,5 persen dari populasi dunia adalah perempuan, dengan laki-laki 49,5 persen. Dengan menganggap persentase yang sama pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka akan ada puluhan ribu perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luar biasa tinggi. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan persentase yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki. Ketiga, karena dalam masyarakat patriarki hampir tidak mungkin bagi perempuan yang tidak menikah untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Para perempuan sering kali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Para perempuan bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk penyediaan kebutuhan hidup dan perlindungan. Perempuan yang tidak menikah sering kali diperlakukan sebagai pelacur dan budak. Perbedaan yang berarti antara jumlah perempuan dan laki-laki akan meninggalkan banyak perempuan dalam situasi yang tidak diinginkan. Jadi, tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk melindungi dan mencukupi para perempuan yang, jika tidak, tidak dapat menemukan suami. Seorang laki-laki akan mengambil beberapa istri dan berfungsi sebagai pemberi nafkah dan pelindung bagi mereka. Walaupun tentu tidaklah ideal, hidup dalam rumah tangga poligami, adalah jauh lebih baik daripada pilihan lainnya: pelacuran, perbudakan, atau kelaparan. Sebagai tambahan kepada faktor perlindungan/pemberian nafkah, poligami memungkinkan berkembangnya umat manusia dengan lebih cepat, untuk menggenapi perintah Allah untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; sehingga tak terbilang jumlahmu di bumi” (Kejadian 9:7). Laki-laki mampu menghamili beberapa perempuan dalam kurun waktu yang sama, menyebabkan umat manusia bertambah lebih cepat daripada jika masing-masing laki-laki hanya menghasilkan seorang anak setiap tahun
.
2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? Bahkan saat poligami diizinkan, Alkitab mengajukan monogami sebagai rencana yang paling sesuai dengan pernikahan yang ideal bagi Allah. Alkitab mengatakan bahwa maksud Allah yang semula adalah untuk satu orang laki-laki menikah dengan satu orang perempuan saja: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (bukan isteri-isteri), sehingga keduanya menjadi satu daging (bukan daging-daging)” (Kejadian 2:24). Walaupun Kejadian 2:24 lebih menggambarkan apa itu pernikahan, daripada berapa orang yang terlibat, penggunaan kata tunggal yang konsisten seharusnya diperhatikan. Dalam Ulangan 17:14-20, Allah berkata bahwa raja-raja tidak seharusnya memperbanyak istri (atau kuda atau emas). Walaupun ini tidak bisa ditafsirkan sebagai perintah bahwa raja-raja harus monogami, bisa dimengerti sebagai pernyataan bahwa memiliki banyak istri menyebabkan masalah. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam kehidupan Salomo (1 Raja-raja 11:3-4). Dalam Perjanjian Baru, 1 Timotius 3:2, 12 dan Titus 1:6 memberikan “suami dari satu istri” dalam satu daftar kualifikasi untuk kepemimpinan rohani. Ada beberapa perdebatan sehubungan dengan apa maksud kualifikasi ini secara spesifik. Susunan kata itu bisa diterjemahkan secara harafiah “laki-laki satu perempuan.” Apakah frasa ini secara khusus merujuk kepada poligami atau tidak, tidak masuk akal seorang penganut poligami bisa dianggap sebagai “laki-laki satu perempuan.” Walaupun kualifikasi-kualifikasi ini adalah secara spesifik untuk posisi kepemimpinan rohani, kualifikasi-kualifikasi ini seharusnya sama diterapkan untuk semua orang Kristen. Bukankah seharusnya semua orang Kristen menjadi “yang tak bercacat…dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang” (1 Timotius 3:2-4)? Jika kita dipanggil untuk menjadi kudus (1 Petrus 1:16), dan jika standar-standar ini adalah kudus untuk para penatua dan diaken, maka standar-standar ini kudus untuk semua
.
Efesus 5:22-33 berbicara tentang hubungan antara suami dan isteri. Ketika menunjuk kepada seorang suami (bentuk tunggal), selalu juga menunjuk kepada seorang isteri [bentuk tunggal]. “Karena suami adalah kepala isteri [bentuk tunggal] … Siapa yang mengasihi isterinya [bentuk tunggal], mengasihi dirinya sendiri. Sebab itu laki-laki [bentuk tunggal] akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya [bentuk tunggal], sehingga keduanya itu menjadi satu daging….bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu [bentuk tunggal] seperti dirimu sendiri dan isteri [bentuk tunggal] hendaklah menghormati suaminya [bentuk tunggal].” Sementara satu bagian yang hampir paralel, Kolose 3:18-19, menunjuk kepada suami-suami dan isteri-isteri dalam bentuk jamak, jelaslah bahwa Paulus menujukan kepada semua suami dan istri di antara orang-orang percaya di Kolose, bukan menentukan bahwa seorang suami boleh mempunyai banyak isteri. Secara kontras, Efesus 5:22-33 menggambarkan secara spesifik hubungan perkawinan. Jika poligami bisa diizinkan, keseluruhan ilustrasi hubungan Kristus dengan tubuh-Nya (jemaat) dan hubungan suami-isteri menjadi berantakan. 3) Mengapa berubah? Bukannya Allah tidak mengizinkan sesuatu yang sebelumnya Dia izinkan namun ini merupakan pemulihan pernikahan sesuai dengan rencana-Nya yang mula-mula. Bahkan kembali kepada Adam dan Hawapun, poligami bukanlah rencana Allah mula-mula. Tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk mengatasi masalah, tetapi itu bukan yang ideal. Dalam kebanyakan masyarakat modern, poligami sama sekali tidak perlu. Dalam kebanyakan budaya hari ini, perempuan mampu mencari nafkah dan melindungi diri mereka sendiri—menghapuskan satu-satunya aspek “positif” poligami. Selanjutnya, kebanyakan bangsa modern menyatakan poligami tidak sah. Menurut Roma 13:1-7, kita harus menaati hukum-hukum yang pemerintah tetapkan. Satu-satunya contoh dalam mana tidak menaati hukum diizinkan oleh Alkitab adalah jika hukum itu bertentangan dengan perintah Allah (Kisah 5:29). Karena Allah hanya mengizinkan poligami, dan tidak memerintahkannya, hukum yang melarang poligami harus ditegakkan
.
Apakah ada contoh-contoh di mana izin untuk poligami masih dapat diterapkan sekarang ini? Mungkin, tetapi tidak terbayang bahwa sama sekali tidak ada solusi yang lain. Karena aspek “satu daging” dari pernikahan, perlunya kesatuan dan kecocokan dalam pernikahan, dan tidak adanya kebutuhan yang sejati untuk poligami, maka dengan teguh kita percaya bahwa poligami tidak menghormati Allah dan bukanlah rancangan-Nya untuk pernikahan. |
POLIGAMI wajib ketika desakan nafsu
wajib dikendalikan, dan ekonomi mampu. Misalnya Puspo Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar
Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Ia
pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa
berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil
membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Siang sampai malam, ia
membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti ayam goreng, ayam bakar,
dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di dekat kampus UNS Solo.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia bercerita bahwa peluang usaha
warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya.
Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar
Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman
Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan.
"Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang,
" kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan
pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya
membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara
SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita sukses temannya itu begitu
membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan,
" pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung
makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu
pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia
manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta? "Karena
dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk merantau ke Medan,
" katanya.
Ketika tengah merantau di ibu kota
itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah
perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat,
demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali
menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti
sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA
Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi guru
lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman
Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi
tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil
mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya
menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia
gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada
sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki
Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter
persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia
terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang.
Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal
Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo
kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong
Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat,
banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari
sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan
yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak"
Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu
saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati
impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari ibu kota Sumatera Utara ini
nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis
nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil
menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah
pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan
menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya
pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang
belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka
aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya
memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu,"
paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo
sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus
berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri
ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala
tantangannya.
Ada masa ketika di waktuwaktu awal
merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari
tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus
nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh
dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan
licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak
lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo
bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi
Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan
kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan,
Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong
Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya
hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia,
Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang
dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus
sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor
ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16
cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru,
Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan
ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa
bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya,
Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda
kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang
berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan
ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.
Promosi dari mulut ke mulut membuat
warungnya makin terkenal. Terlebih ketika seorang wartawan daerah membuat
tulisan tentang “Wong Solo”, makin ramai saja orang yang makan ke warungnya.
Pernah suatu hari dia kewaalahan memenuhi pesanan pelanggan. Di saat tiga ekor
ayam jualannya habis, datang pembeli lain yang bersedia menunggu asalkan
Wardoyo mau mencari ayam batu ke pasar. Diapun memenuhi permintaan pelanggan
tersebut dengan membeli tiga ekor ayam lagi. Namun datang lagi pelanggan lain
yang juga bersedia menunggu Wardoyo mencari ayam ke pasar. “Seharian itu,
hingga larut malam saya pontang panting ke pasar untuk memenuhi permintaan
konsumen yang terus berdatangan,” kata Wardoyo mengenang.
Bersamaan dengan bertambahnya
pelanggan, dua tahun kemudian Wardoyo memperluas warungnya hingga layak disebut
rumah makan. Jiwa seni Wardoyo nampak tergurat pada bentuk bangunan dan
penampilannya yang cenderung “nyleneh”. Dalam bentuk bangunan, misalnya,
Wardoyo tak segansegan mengeluarkan uang cukup besar untuk membayar seorang
arsitek guna mewujudkan imajinasinya terhadap suatu bentuk bangunan.
Perpaduan seni dan entrepreneurship Wardoyo juga tertuang dalam
pendekatan terhadap konsumen. ”Saya berusaha menghafal namanama semua pelanggan
saya. Sehingga sewaktu mereka datang saya harus menyambut mereka dengan
menyebut namanya,” papar Wardoyo. Inilah yang disebutnya sebagai “menjadikan
pelanggan sebagai saudara”.
Seiring dengan berkembangnya “Wong
Solo”, Puspo Wardoyo membuka kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk
ikut menikmati nilai tambah Wong Solo melalui system waralaba. Untuk waralaba
tersebut, Wardoyo telah membuat standarisasi dalam hal rasa dan gerai (outlet).
Jika seseorang membeli waralaba “Wong Solo” di Jakarta, dipastikan sama rasa
dan penataan gerainya dengan “Wong Solo” Medan atau di tempat lain.
Setelah sukses membesarkan “Wong
Solo”, apa harapan Puspo Wardoyo selanjutnya ? Dengan sungguhsungguh dia
menyahut,” Ingin terus bekerja keras, kaya raya, banyak istri, dan masuk
surga.”
Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti
Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun
1921 di Surabaya. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS Tjokroaminoto
ketika sedang menempuh pendidikan di sekolah lanjutan atas. Beberapa saat
sesudah menikah, Bung Karno meninggalkan Surabaya, pindah ke Bandung untuk
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS (sekarang ITB). Soekarno
kemudian menceraikan Oetari.
2. Ibu Inggit Garnasih
lahir di Kamasan, Banjaran, pada tanggal 17 Februari 1888.
Nama “Garnasih” merupakan akronim dari dua kata bahasa Sunda, yakni “Hegar” dan
“Asih”. Nama “Inggit” juga tidak muncul begitu saja. Semasa kecil, ia sering
pergi ke pasar. Orang-orang di pasar sangat senang melihat kecantikan perempuan
kecil ini, terutama senyumnya yang manis. Kemudian orang-orang di pasar
menyuruhnya tersenyum dengan imbalan uang sebesar satu ringgit.
3. Fatmawati
yang bernama asli Fatimah (lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923
– meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 pada umur 57 tahun) adalah
istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Ia menjadi Ibu Negara Indonesia
pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari
Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.. Ia juga dikenal akan jasanya dalam
menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus
1945. Dari pernikahannya dengan Soekarno ia dikaruniai 5 orang anak.
Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan
jantung ketika dalam perjalanan pulang dari umroh dari Mekah yang lalu
dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta)
4. Hartini Soekarno,
Lahir di Ponorogo Jawa imur pada tanggal 20 September 1924
beragama Islam. Hartini menempuh pendidikan awal di HIS ( Holland Indlands
School ) dan terakhir Kelas dua SMA yaitu pada tahun 1942. Wanita Karir di
bidang Wiraswasta ini beralamat di Jalan Proklamasi No. 62 di Jakarta Pusat.
Enam belas tahun dalam suka maupun duka, Hartini setia
mendampingi suaminya hingga wafat. Resmi menjadi istri Soekarno, setahun
setelah pertemuannya yang pertama di Prambanan, Yogyakarta tahun 1952. Ketika
itu ia sudah menjadi janda berusia 28 tahun. Dengan suaminya yang pertama,
Suwondo, ia dikaruniai lima anak. Menikah dengan Soekarno, ia mendapat dua
anak.
Biasa dipanggil Tien, ia anak kedua dari lima bersaudara.
Ayahnya, Osan, pegawai kehutanan, mendidiknya secara tradisional. Tidak
mengherankan bila Tien berpendidikan formal hanya hingga kelas dua SMA.
Pendapatnya tentang istri cukup sederhana. Selain sebagai istri, kita juga
adalah ibu, kawan, dan kekasih bagi suami.
Sebagai ibu, menurut Tien, bila suami sakit harus dilayani
dengan cermat. Meminumkan obat, memijati, dan mengelusnya hingga terlena.
Sebagai kawan, di mana dan kapan pun, patut mengimbangi pembicaraannya. Ia
banyak membaca dan rajin mengumpulkan informasi, agar mampu menjadi kawan
bicara yang baik dan bijak.
Awet muda dan tampak cantik dalam usia 60 tahun. Rahasia
kecantikan Hartini, setiap bangun pagi ia segera minum segelas air putih dan
olah raga ringan. Juga minum jamu ramuan sendiri berupa kunyit, daun asam,
temu, asem kawak, daun beluntas, dan gula merah, yang direbusnya. Ia minum jamu
dua kali sehari dan tidak makan yang amis, seperti ikan dan telur.
5. Ibu Ratna Sari Dewi Soekarno,
(lahir dengan nama Naoko Nemoto (????? Nemoto Naoko?) di
Tokyo, 6 Februari 1940; umur 71 tahun) adalah istri ke-5 Soekarno yang
merupakan Presiden Indonesia pertama. Dewi menikah dengan Soekarno pada tahun
1962 ketika berumur 19 tahun dan mempunyai anak yaitu Kartika Sari Dewi
Soekarno. Dewi berkenalan dengan Soekarno lewat seorang relasi ketika Bung
Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo. Menjelang redupnya kekuasaan Soekarno,
Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih sepuluh tahun bermukim di Paris,
sejak 1983 Dewi kembali menetap di Jakarta.
Ketika berumur 19 tahun, Dewi Soekarno bertemu dengan
Soekarno yang telah berumur 57 tahun sewaktu sedang dalam kunjungan kenegaraan
di Jepang. Sebelum menjadi istri Sukarno, ia adalah seorang pelajar dan
entertainer. Ada gosip bahwa dirinya telah bekerja sebagai geisha, namun beliau
telah berulang kali menyangkal hal ini. Dia mempunyai seorang putri bernama
Kartika.
Setelah bercerai dengan Sukarno, Ratna Sari Dewi Soekarno
kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk Swiss, Perancis, dan
Amerika Serikat. Pada tahun 2008 ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang, di mana
dia tinggal di sebuah tempat yang luas dengan empat lantai dan penuh kenangan.
Ratna Sari Dewi Soekarno dikenal dengan kepribadiannya yang
terus terang. Beliau sering disebut sebagai Dewi Fujin (??? ?? Devi Fujin,
secara harfiah "Ibu Dewi" atau "Madame Dewi"). Nama
lengkapnya adalah Ratna Sari Dewi Soekarno (??? ?? ??? ???? Ratona Sari Devi
Sukaruno), tapi dia lebih sering disebut sebagai "Madame Dewi". Dia
membuat penampilan di media massa setelah Januari 2008 kematian suaminya
penerus Soeharto, menyalahkan dia untuk melembagakan sebuah rezim represif dan
menyerupai Despotisme Kamboja, Pol Pot.
Pada tahun 2008 Ratna Sari Dewi Soekarno menjalankan sendiri
bisnis perhiasan dan kosmetik serta aktif dalam penggalangan dana. Terkadang
dia tampil di acara TV Jepang dan menjadi juri untuk kontes kecantikan, seperti
Miss International 2005 di Tokyo.
Pada bulan Januari 1992, Dewi menjadi terlibat di dalam
banyak perkelahian dipublikasikan di sebuah pesta di Aspen, Colorado, Amerika
Serikat dengan sesama tokoh masyarakat internasional dan ahli waris Minnie
Osmeña, putri mantan presiden Filipina. Ketegangan sudah ada antara keduanya,
dimulai dengan pertukaran di pihak lain beberapa bulan sebelumnya, di mana Dewi
terdengar tertawa ketika Osmena menyatakan rencana politiknya, di antaranya
adalah keinginan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden Filipina.
Aspen meludah yang konon dilaporkan oleh dipicunya sebuah
kiasan yang dibuat oleh Dewi untuk Osmena di masa lalu yang kemudian memuncak
dengan Dewi memukul wajah Osmena dengan memakai gelas anggur. Pukulan tersebut
meninggalkan luka yang membutuhkan 37 jahitan. Dewi kemudian dipenjara selama
34 hari di Aspen untuk perilaku kacau setelah kejadian.
Pada tahun 1998, ia berpose untuk sebuah buku foto berjudul
Madame Syuga yang diterbitkan di negara asalnya, di mana sebagian gambar yang
ditampilkan ia pose-pose setengah bugil dan menampakan seperti tato. Bukunya
untuk sementara tidak didistribusikan di Indonesia dan segera dilarang karena
dengan banyak orang Indonesia merasa tersinggung dengan apa yang dianggap mencemarkan
nama baik Sukarno dan warisannya.
6. Haryati Sukarno ( Profilenya ga nemu )
7. Yurike Sanger ( Profilenya ga nemu )
8. Kartini Manoppo ( Profilenya ga nemu )
9. Heldy Djafar
Kertas putih itu mulai buram dimakan waktu. Namun tulisan di
atasnya-dalam huruf-huruf sambung yang indah-masih jelas terbaca:
"Dear Dik Heldy,
I am sending you some dollars, Miss
Dior, Diorissimo, Diorama.
Of course, also my love.
Mas"
Surat pendek yang menyertai kiriman uang dan beberapa botol
parfum itu dikirim Soekarno dari tempat penahannya di Wisma Yaso, Jakarta
kepada Heldy Djafar.
Soekarno menikahi istri terakhirnya itu setahun sebelum
kejatuhannya. Soekarno meminang Heldy-tatkala ia masih gadis ranum yang mekar
pada usia 18 tahun.
Perjuangan pertama mereka terjadi tatkala Heldy menjadi
anggauta Barisan Bhinneka Tunggal Ika yang menyambut kedatangan Tim Piala
Thomas, pada tahun 1964. Setahun kemudian, Bung Karno mengajaknya berdansa
dalam sebuah acara di Istora Senayan.
"Waktu itu Bapak bertanya, "Kamu kok lama enggak
kelihatan. Sombong ya, pacaran saja. 'Saya gugup dan menjawab: 'Saya enggak
pacaran, Pak'," tutur Heldy.
Enam bulan kemudian, pengantin dan mempelai yang berbeda usia
48 tahun itu menikah di Jakarta pada 11 Mei 1966. Perkimpoian itu cuma berusia
dua tahun. Heldy kian sulit bertemu suaminya tatkala Bung Karno masuk tahanan
di Wisma Yaso, Heldy - yang dikenal sebagai Ibu Maya Ari Sigit Soeharto -
menjanda dalam usia amat muda.
Perkimpoian ini memang tak banyak diketahui orang. Dan Heldy
tentu saja cuma salah satu dari sederet istri yang pernah dinikahi dengan resmi
Soekarno selain Utari Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini,
Yurike Sanger, Haryati, Kartini Manoppo dan Ratna Sari Dewi.
No comments:
Post a Comment