Monday, April 8, 2013

MENCOBA MERASAKAN PEDIH KEMATIAN (KISAH NYATA)



Oleh-oleh dari Sang Prof  Yang Pernah Merasakan Mati :

Ketika datangya, saat mati,
               Harta dan anak, menjadi bahan uji,
                                    Cinta  dunia, sangat menyayat hati,
              Sangat berat, untuk ditnggal pergi.
1.Penelitian
         Dr. Moody telah mengadakan penelitian terhadap lebih dari seratus kasus “mati klinis” dan hidup kembali. Studi klasik ini telah menobatkan dirinya sebagai sesepuh dunia di bidang pengalaman menjelang kematian. “Life after Life (Kehidupan setelah Kehidupan)” telah mengubah pandangan kita terhadap hidup dan kematian. Salah satu ringkasan penjelasannya dari pengalaman menjelang kematian adalah “suatu sensasi melayang dan ketidakterhubungan dengan tubuh fisik kita”. Ia melanjutkan bahwa “jiwa melihat tubuh tanpa kehidupan dari sudut langit-langit; dan perasaan tenang dan hening mendominasi pada saat waktu berhenti. Jiwa merasa ditarik ke terowongan gelap dengan cahaya putih berkilauan di ujungnya. Saat kita memasuki cahaya putih, orang yang kita cintai atau tokoh religius akan menyambut kita, dan kita akan melihat gambaran berwarna dari kilas kehidupan yang telah dilalui.” Menakjubkan, banyak orang dari berbagai belahan dunia telah mengalami hal yang persis sama. Sesudah mengalami NDE, orang itu akan lebih menghargai kehidupan, mementingkan hubungan personal, dan lebih gigih dalam usaha mencapai tujuan.
           Dr Moody menjelaskan, ada seorang wanita tunanetra yang dengan tepat mendeskripsikan peralatan yang dipergunakan, saat ia dioperasi karena serangan jantung, “sampai ke warna-warnanya”. Kenyataan bahwa wanita ini telah buta selama lima puluh tahun meyakinkan adanya pengalaman menjelang kematian. Moody juga melaporkan sebagian orang dengan pengalaman menjelang kematian dimana mereka enggan untuk kembali setelah meninggalkan tubuh fisiknya. Beberapa pasien bahkan marah kepada para dokter yang membawa mereka kembali. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa mereka pasti mengalami pengalaman yang sangat berkesan!
          Dr. Ken Ring adalah seorang profesor psikologi di Universitas Connecticut. Ia telah mendokumentasikan 102 NDE. Dalam risetnya yang terakhir termasuk NDE dari seorang tunanetra, dan penemuannya dapat dibaca pada bukunya "Mindsight (Penglihatan Pikiran)”. Buku-bukunya terdahulu termasuk "Life at Death (Hidup saat Kematian)”, "Lessons from the Light (Pelajaran dari Cahaya)”, "Heading toward Omega (Menuju ke Omega)”, dan "The Omega Project (Proyek Omega)”. Dr Ring meriset NDE, termasuk orang yang menyaksikan keluarnya roh dari tubuh fisik, dan ini telah dibuktikan kebenarannya. Ia juga telah meneliti NDE yang mengonfirmasikan adanya reinkarnasi.

Dr. Ken Ring dan bukunya
          Fenomena menarik terjadi saat seseorang mengalami NDE adalah saat dimana jiwa mereka bertemu orang lain, biasanya orang yang dicintai. Mereka juga dapat mendengar pembicaraan orang di sekitarnya saat jiwa mereka keluar dari tubuh fisik. Dr Ring mengatakan, “Bukti ini telah menunjukkan bahwa kesadaran itu ada.”
Dr.Ring menulis satu artikel di "Journal of Near-Death Studies (Majalah Penelitian Menjelang Kematian)” sehubungan dengan NDE. Ia melaporkan, saat keluar dari tubuh fisik, semua orang hampir memiliki pengalaman yang sama. Termasuk “bergerak ke dalam terowongan kosong atau gelap menuju cahaya terang; bertemu dengan saudara dan teman yang telah meninggal; merasa tenang dan damai; merasa dikelilingi perasaan penuh cinta; merasa sangat cantik dan sangat rindu berada di sana. Saat orang kembali ke realitas dunia setelah mengalami NDE, mereka sangat terpengaruh oleh perasaan ini sepanjang sisa hidup mereka.” Ini hampir sama dengan penemuan Dr. Raymond Moody.
KETIKA JIWA KELUAR DARI TUBUH
http://magazine.godsdirectcontact.net/indonesian/179/images/ss1-4.jpg
Dr. Bruce Greyson
Dokter berikutnya mendokumentasikan satu dari contoh yang paling meyakinkan dari seseorang yang telah mengalami pengalaman keluar dari tubuh fisik atau NDE. Dr. Bruce Greyson adalah Carlson Professor of Psychiatry pada University of Virginia Health System. Ia merupakan salah seorang anggota dari Asosiasi Parapsikologi yang meriset pengalaman menjelang kematian. Ia menerima sembilan bantuan riset dimana ia sebagai kepala investigator telah melakukan presentasi ilmiah kepada lebih dari 60 konferensi nasional dan regional. Dr Greyson juga telah menerbitkan lebih dari 60 artikel. Ia telah menulis buku dengan judul, “The Near-Death Experience: Problems, Prospects, Perspectives (Pengalaman Menjelang Kematian: Masalah, Prospek, Perspektif)”, dan ia telah menjadi editor pada Majalah Penelitian Menjelang Kematian selama lebih dari dua puluh tahun.
Dr. Greyson telah mendokumentasikan pola yang jelas atas pola kesehatan pasien dalam jangka panjang setelah mengalami fenomena menjelang kematian. Ia juga menulis terapi strategis demi membantu pasien untuk menyesuaikan kehidupan setelah NDE.
           Pengalaman menjelang kematian adalah peristiwa yang sangat mendalam, dimana hampir semua orang berubah setelahnya. Seorang kriminal berubah menjadi seorang yang mengabdi kepada sesama. Kesehatan mereka juga akan membaik, masalah mental terselesaikan. Kebanyakan orang yang mengalami NDE tidak akan bertanya lagi apakah Tuhan ada. Mereka tahu Tuhan ada. Saat kita turun ke bumi, kita kehilangan koneksi dengan Tuhan. Kita lupa akan keberadaan-Nya. Tetapi, setelah melewati NDE, kita terhubungkan kembali dengan Jati Diri kita, bagian dari diri kita yang lebih dari kata-kata, bagian yang ada dalam diri kita selamanya. Setelah mati secara fisik, jiwa kita tetap mengetahui berbagai peristiwa, dan merekam cerita-cerita menarik untuk mereka yang berkenan mendengarkan. Pengalaman mendalam dan penting dari NDE menunjukkan dengan jelas bahwa jiwa melampaui hidup dan Tuhan itu ada.


   
2.Pengalaman
   Sungguh tak terduga dan tak terkira, pengalaman yang sangat langka, dan begitu berharga itu tiba-tiba diberikan beliau, kebetulan ada tamu dari Saudi Arabia berkunjung ke Indonesia untuk bertemu dengan Sang Prof. Tiba-tiba Beliau menceritakan pengalaman "2 kali ketika menemui ajal", dengan detail serta runtutan kronologis bagian per bagian bagaimana roh itu keluar dari jasadnya, beliau ceritakan semua.

       Waktu sakratulmaut itu ya, tak terelakkan ujian demi ujian datang silih berganti saat itu juga, ujian berupa anak, istri, harta, bahkan diri kita sendiri merupakan ujian yang terbesar yang akan menjegal lolos dari iman.

Sang Prof berkata "Ternyata sakaratul maut yang paling berat ketika ada di hati"

Kenyataannya, pada saat sakaratul maut itu berlangsung, saat itulah dicabutnya kesadaran dari otak kecil sebagai pusat pengendali jasad, maka saat itu semua terlupakan, ibadah tidak bisa, bahkan mengucap dzikir tidak mampu, karena syaraf sensorik maupun motorik tidak berfungsi lagi, dan pada saat itu yang berfungsi adalah hukum roh bukan hukum jasad lagi.( Doa pembersih jiwa dari pembimbing Sang Prof (Al Habib Syaikh Abdul Madjid Ma'roef R.A)


Pengalaman Pertama :

Pengalaman itu terjadi pada tahun 1994, saat itu usia Beliau sekitar 35 Tahun

Sebuah kejutan, hari itu tiba-tiba ada tamu tak diundang datang menemuiku, tamu yang benar-benar seketika membuat bulu kudukku merinding, sangat mengerikan, makhluk ciptaan Allah yang mau tidak mau semua manusia pasti akan berjumpa dengannya, itulah Malaikat Izroil memberikan kabar "Bahwa sebentar lagi aku akan mati".

Kulihat fisik Malaikat Izroil sungguh sangat mengerikan, begitu besar dan tinggi, sehingga wajahnyapun tak nampak lagi tertutup oleh langit, dan nampak bukan seperti manusia pada umumnya, sungguh sangat mengerikan.

Sepengetahuan dan pengalamanku, Malaikat Izroil mencabut nyawa bukan seperti orang mencabut rumput, akan tetapi hanya dengan pandangan tajam seketika itu tubuh serasa kaku tiada berdaya, urat syaratpun saat itupun tiba-tiba tidak berfungsi lagi.

Saat itu kutolehkan wajah memandang istriku dengan buah hatiku yang masih kecil, lucu nan cantik itu, Ingin rasanya kuteriakkan kepada istriku bahwa sekarang aku dalam keadaan sakaratul maut, tapi itu hanya sia-sia, karena urat syarafku sudah tidak berfungsi lagi, bibirku sudah terkunci rapat, tiada satupun kata yang keluar, hanya rasa sakit begitu luar biasa kurasakan.

Tiba-tiba nampak jelas dihadapanku bayangan mengenai istri dan anakku, kubayangkan istriku sebentar lagi menjadi janda, dan anakku yang sebentar lagi anak yatim, banyak tamu sebentar lagi akan datang kerumah, untuk bertakziah, dan bayangan itu sangat jelas di depanku.

Saat itu hanya pasrah menunggu ajal menjemput, nyawapun terus berjalan dengan perlahan keluar dari jasadku, tapi saat itu bibir masih sempat membaca sholawat kepada Rasulullah berdzikir nidak "Yaa Sayyidi Yaa Rasulullah", bahkan kubaca ulang-ulang kalimat toyyibah"Laa Ilaha Illalloh" tapi itupun sia-sia rasa sakitpun masih terasa.

Sampailah nyawa itu berjalan tepat di dada tepatnya di bagian hati, saat itu kurasakan sungguh luar biasa sakitnya, sangat sakit sekali, tiada pernah dalam hidup kurasakan sesakit ini.

Benar kata Rasulullah pada saat ditariknya Roh seperti sabetan pedang 300 kali berturut-turut, sampai tidak kuatnya tubuhku menghadapi sakit yang luar biasa itu, sampai keluar keringat dingin, lemas tiada berdaya.

Saat-saat itu…

Ketika kuingat istriku, sakitnya semakin bertambah,

Ketika kuingat anakku, sakitnya semakin parah, dan

Ketika kuingat hutang-hutang yang belum lunas terbayarkan, sakitnya malah semakin menjadi,

Sampai berdizikirpun tidak mengurangi rasa sakit yang luar biasa itu,

Akhirnya pada saat yang gawat seperti itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang menuntunku dengan berkata:

"Istighroq…. lepaskan semua bayangan dan rasa sakit, di akal pikiranmu. Semuanya tenggelamkan kebawah sampai kehati, jangan kau lawan, ikuti terus dan lepaskan sampai NOL, tidak ada apa-apa, leburkan semuanya, karena semuanya itu bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa"

Maka ketika kutenggelamkan jiwaku, tiba-tiba sakit yang begitu hebat menderaku tidak terasa lagi, semuanya hilang dan saat itulah roh yang dicabut itu dikembalikan lagi pada posisi semula.

Saya bersyukur, karena itu merupakan pelajaran yang begitu dalam dan bermakna dalam hidupku.

Semua pasti akan kutinggal, tak terkecuali, anak, istri, harta, dunia, bahkan jasad yang ku cintaipun akan meninggalkanku.

Pengalaman kedua :

Pengalaman ini terjadi sekitar awal tahun 2010

Tiba-tiba ada suara yang memberitahukan kepadaku kurang lebih suara itu berkata

"Bersiaplah sebentar lagi malaikat izroil menjemputmu, karena waktu sudah habis"

Seperti pengalaman sebelumnya, ingin rasanya menceritakan kabar ini kepada istriku akan tetapi mulut rasanya sudah terkunci.

Aku merasakan syaraf-syaraf dibagian belakang kepala sudah putus, sehingga seluruh bagian tubuhku tidak berfungsi, dan memori yang ada di kepalaku tiba-tiba hilang semua.

Tapi saat itu atas karunia Allah, akupun diberi persiapan untuk "Istighroq atau NOL", sehingga saat itu yang terpakai hanya rohani.

Ketika aku menunaikan panggilan sholat bukan lagi atas perintah pikiran, akan tetapi spontan rohani yang memerintah dan menggerakkan jasadku, dan ketika sholatpun aku tidak tahu yang kubaca itu apa, hanya roh yang menghadap saat itu.

Begitupula pada waktu bermujahadah, sambil memutar tasbih tidak tahu apa yang kubaca, sampai bertemu dengan tamu pun aku tidak sadarkan diri (kebetulan tamu itu adalah si penulis sendiri), tapi pada saat itu aku seperti orang normal, tidak ada apa-apa.

Ketika makanpun semua terasa hambar, tiada rasa apapun.

Saat itu kutunggu sampai maghrib, berjalan isya sampai menjelang subuh tiba aku pun tersadar dari itu semua, ternyata Malaikat Izroil tidak datang.

Sehingga saat tersadar menangislah diri ini karena masih begitu banyak salah dan dosa yang masih belum terhapuskan.

Saat itu kesempatan hidup untuk yang ke tiga kalinya datang.

#######

Dari pengalaman itu Sang Prof berkesimpulan bahwa:

"Semua pasti ada jalannya, dan jalan mati adalah istighroq (NOL tidak merasa apa-apa, pasrah kepada Sang Pencipta)"

Beliau juga berpesan ternyata untuk pulang ke alam sana, tidak bisa mengandalkan akal pikiran, kemampuan maupun pengalaman, hanya roh yang terlatih yang senantiasa menghadap kepadaNya, dan hanya jiwa yang sucilah yang mampu melakukan perjalanan kepada Sang Pencipta, sehingga selamat bisa kembali keharibaan Sang Pencipta.

"Ya ayyatuhannafsul muthmainnah, irji'i ila robbiki rodziyatammardziyyatan fadkhuli fi'ibadi wadkhuli jannati "(Wahai jiwa yang suci(jiwa yang tenang) kembalilah kamu kepadaTuhanMu dengan ridho dan diridhoi, maka masukklah kamu kedalam golongan hambaKu dan masuklah kedalam surgaKU)

Alangkah menyesalnya wahai saudaraku, kalau kita hanya ibadah, sholat, berpuasa, dan berbuat baik, hanya bungkusnya saja, akan tetapi rohani tidak dilibatkan, karena yang pulang keharibaanNya adalah ROH bukan JASAD.

Bungkus yang berupa jasad (cantik, gagah, kaya, terhormat, dan mulia) akan kita tinggal di dunia ini, asalnya dari tanah kembali ketanah, mungkin ROH kita akan menangis ketika sudah lepas dari jasad yang ternyata jasad adalah musuh terberat bagi rohani kelak di hari kemudian ( baca Dialog Mengerikan Antara Roh dan Jasad (Saat Hari Peradilan Itu Tiba) ).

Dari sinilah Sang Prof menceritakan awal mulanya pengetrapan NOL dengan meniadakan diri dan yang ada ini, untuk menemukan yang Maha Ada, sehingga menggapai puncak perasaan BILLAH. (LAA HAULAA WALA QUWWATA ILLA BILLAH).

Dalam filsafat jawa untuk menemukan jalan tersebut menggunakan metode "MATI SAK JERONING URIP, URIP MUNG SAK DERMO NGELAMPAHI" artinya merasa mati dalam kehidupan ini, tidak merasa apa-apa, tidak merasa memiliki kemampuan dan kekuatan, karena hidup hanya sekedar melaksanakan skenario dan Sang Sutradara Agung (Allah Sang Pencipta).

Kepada kawan-kawanku seperjuangan

Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga hati dan roh kita disucikan dalam bumi kerendahan di bulan ramadhan yang penuh berkah ini.

Selamat berjuang kawan dan semoga selamat sampai tujuan…

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook