Oleh-oleh dari Sang Prof Yang Pernah Merasakan Mati :
Ketika
datangya, saat mati,
Harta dan anak, menjadi bahan
uji,
Cinta dunia, sangat menyayat hati,
Sangat berat, untuk ditnggal
pergi.
1.Penelitian
Dr. Moody telah mengadakan penelitian
terhadap lebih dari seratus kasus “mati klinis” dan hidup kembali. Studi klasik
ini telah menobatkan dirinya sebagai sesepuh dunia di bidang pengalaman
menjelang kematian. “Life after Life
(Kehidupan setelah Kehidupan)” telah mengubah pandangan kita terhadap hidup dan
kematian. Salah satu ringkasan penjelasannya dari pengalaman menjelang kematian
adalah “suatu sensasi melayang dan ketidakterhubungan dengan tubuh fisik kita”.
Ia melanjutkan bahwa “jiwa melihat tubuh tanpa kehidupan dari sudut
langit-langit; dan perasaan tenang dan hening mendominasi pada saat waktu
berhenti. Jiwa merasa ditarik ke terowongan gelap dengan cahaya putih
berkilauan di ujungnya. Saat kita memasuki cahaya putih, orang yang kita cintai
atau tokoh religius akan menyambut kita, dan kita akan melihat gambaran
berwarna dari kilas kehidupan yang telah dilalui.” Menakjubkan, banyak orang
dari berbagai belahan dunia telah mengalami hal yang persis sama. Sesudah
mengalami NDE, orang itu akan lebih menghargai kehidupan, mementingkan hubungan
personal, dan lebih gigih dalam usaha mencapai tujuan.
Dr Moody menjelaskan, ada seorang
wanita tunanetra yang dengan tepat mendeskripsikan peralatan yang dipergunakan,
saat ia dioperasi karena serangan jantung, “sampai ke warna-warnanya”.
Kenyataan bahwa wanita ini telah buta selama lima puluh tahun meyakinkan adanya
pengalaman menjelang kematian. Moody juga melaporkan sebagian orang dengan
pengalaman menjelang kematian dimana mereka enggan untuk kembali setelah
meninggalkan tubuh fisiknya. Beberapa pasien bahkan marah kepada para dokter
yang membawa mereka kembali. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa mereka pasti
mengalami pengalaman yang sangat berkesan!
Dr. Ken Ring adalah seorang profesor
psikologi di Universitas Connecticut. Ia telah mendokumentasikan 102 NDE. Dalam
risetnya yang terakhir termasuk NDE dari seorang tunanetra, dan penemuannya
dapat dibaca pada bukunya "Mindsight (Penglihatan Pikiran)”. Buku-bukunya
terdahulu termasuk "Life at Death (Hidup saat Kematian)”, "Lessons
from the Light (Pelajaran dari Cahaya)”, "Heading toward Omega (Menuju ke
Omega)”, dan "The Omega Project (Proyek Omega)”. Dr Ring meriset NDE, termasuk
orang yang menyaksikan keluarnya roh dari tubuh fisik, dan ini telah dibuktikan
kebenarannya. Ia juga telah meneliti NDE yang mengonfirmasikan adanya
reinkarnasi.
Dr. Ken Ring dan bukunya
Fenomena menarik terjadi saat
seseorang mengalami NDE adalah saat dimana jiwa mereka bertemu orang lain,
biasanya orang yang dicintai. Mereka juga dapat mendengar pembicaraan orang di
sekitarnya saat jiwa mereka keluar dari tubuh fisik. Dr Ring mengatakan, “Bukti
ini telah menunjukkan bahwa kesadaran itu ada.”
Dr.Ring
menulis satu artikel di "Journal of Near-Death Studies (Majalah Penelitian
Menjelang Kematian)” sehubungan dengan NDE. Ia melaporkan, saat keluar dari
tubuh fisik, semua orang hampir memiliki pengalaman yang sama. Termasuk
“bergerak ke dalam terowongan kosong atau gelap menuju cahaya terang; bertemu
dengan saudara dan teman yang telah meninggal; merasa tenang dan damai; merasa
dikelilingi perasaan penuh cinta; merasa sangat cantik dan sangat rindu berada
di sana. Saat orang kembali ke realitas dunia setelah mengalami NDE, mereka
sangat terpengaruh oleh perasaan ini sepanjang sisa hidup mereka.” Ini hampir
sama dengan penemuan Dr. Raymond Moody.
KETIKA JIWA KELUAR DARI TUBUH
Dr. Bruce Greyson |
Dokter
berikutnya mendokumentasikan satu dari contoh yang paling meyakinkan dari
seseorang yang telah mengalami pengalaman keluar dari tubuh fisik atau NDE. Dr.
Bruce Greyson adalah Carlson Professor of Psychiatry pada University of
Virginia Health System. Ia merupakan salah seorang anggota dari Asosiasi
Parapsikologi yang meriset pengalaman menjelang kematian. Ia menerima sembilan
bantuan riset dimana ia sebagai kepala investigator telah melakukan presentasi
ilmiah kepada lebih dari 60 konferensi nasional dan regional. Dr Greyson juga
telah menerbitkan lebih dari 60 artikel. Ia telah menulis buku dengan judul,
“The Near-Death Experience: Problems, Prospects, Perspectives (Pengalaman
Menjelang Kematian: Masalah, Prospek, Perspektif)”, dan ia telah menjadi editor
pada Majalah Penelitian Menjelang Kematian selama lebih dari dua puluh tahun.
Dr.
Greyson telah mendokumentasikan pola yang jelas atas pola kesehatan pasien dalam
jangka panjang setelah mengalami fenomena menjelang kematian. Ia juga menulis
terapi strategis demi membantu pasien untuk menyesuaikan kehidupan setelah NDE.
Pengalaman menjelang kematian adalah
peristiwa yang sangat mendalam, dimana hampir semua orang berubah setelahnya.
Seorang kriminal berubah menjadi seorang yang mengabdi kepada sesama. Kesehatan
mereka juga akan membaik, masalah mental terselesaikan. Kebanyakan orang yang
mengalami NDE tidak akan bertanya lagi apakah Tuhan ada. Mereka tahu Tuhan ada.
Saat kita turun ke bumi, kita kehilangan koneksi dengan Tuhan. Kita lupa akan
keberadaan-Nya. Tetapi, setelah melewati NDE, kita terhubungkan kembali dengan
Jati Diri kita, bagian dari diri kita yang lebih dari kata-kata, bagian yang
ada dalam diri kita selamanya. Setelah mati secara fisik, jiwa kita tetap
mengetahui berbagai peristiwa, dan merekam cerita-cerita menarik untuk mereka
yang berkenan mendengarkan. Pengalaman mendalam dan penting dari NDE
menunjukkan dengan jelas bahwa jiwa melampaui hidup dan Tuhan itu ada.
2.Pengalaman
Sungguh tak terduga
dan tak terkira, pengalaman yang sangat langka, dan begitu berharga itu
tiba-tiba diberikan beliau, kebetulan ada tamu dari Saudi Arabia berkunjung ke
Indonesia untuk bertemu dengan Sang Prof. Tiba-tiba Beliau menceritakan
pengalaman "2 kali ketika menemui ajal", dengan detail serta
runtutan kronologis bagian per bagian bagaimana roh itu keluar dari jasadnya,
beliau ceritakan semua.
Waktu
sakratulmaut itu ya, tak terelakkan ujian demi ujian datang silih berganti saat
itu juga, ujian berupa anak, istri, harta, bahkan diri kita sendiri merupakan
ujian yang terbesar yang akan menjegal lolos dari iman.
Sang Prof berkata "Ternyata sakaratul maut yang paling
berat ketika ada di hati"
Kenyataannya,
pada saat sakaratul maut itu berlangsung, saat itulah dicabutnya kesadaran dari
otak kecil sebagai pusat pengendali jasad, maka saat itu semua terlupakan,
ibadah tidak bisa, bahkan mengucap dzikir tidak mampu, karena syaraf sensorik
maupun motorik tidak berfungsi lagi, dan pada saat itu yang berfungsi adalah
hukum roh bukan hukum jasad lagi.( Doa pembersih jiwa dari pembimbing Sang Prof
(Al Habib Syaikh Abdul Madjid Ma'roef R.A)
Pengalaman Pertama :
Pengalaman itu terjadi pada tahun 1994, saat itu usia Beliau
sekitar 35 Tahun
Sebuah kejutan, hari itu tiba-tiba ada tamu tak diundang
datang menemuiku, tamu yang benar-benar seketika membuat bulu kudukku
merinding, sangat mengerikan, makhluk ciptaan Allah yang mau tidak mau semua
manusia pasti akan berjumpa dengannya, itulah Malaikat Izroil memberikan kabar "Bahwa
sebentar lagi aku akan mati".
Kulihat fisik Malaikat Izroil sungguh sangat mengerikan,
begitu besar dan tinggi, sehingga wajahnyapun tak nampak lagi tertutup oleh
langit, dan nampak bukan seperti manusia pada umumnya, sungguh sangat
mengerikan.
Sepengetahuan dan pengalamanku, Malaikat Izroil mencabut
nyawa bukan seperti orang mencabut rumput, akan tetapi hanya dengan pandangan
tajam seketika itu tubuh serasa kaku tiada berdaya, urat syaratpun saat itupun
tiba-tiba tidak berfungsi lagi.
Saat itu kutolehkan wajah memandang istriku dengan buah
hatiku yang masih kecil, lucu nan cantik itu, Ingin rasanya kuteriakkan kepada
istriku bahwa sekarang aku dalam keadaan sakaratul maut, tapi itu hanya
sia-sia, karena urat syarafku sudah tidak berfungsi lagi, bibirku sudah
terkunci rapat, tiada satupun kata yang keluar, hanya rasa sakit begitu luar
biasa kurasakan.
Tiba-tiba nampak jelas dihadapanku bayangan mengenai istri
dan anakku, kubayangkan istriku sebentar lagi menjadi janda, dan anakku yang
sebentar lagi anak yatim, banyak tamu sebentar lagi akan datang kerumah, untuk
bertakziah, dan bayangan itu sangat jelas di depanku.
Saat itu hanya pasrah menunggu ajal menjemput, nyawapun
terus berjalan dengan perlahan keluar dari jasadku, tapi saat itu bibir masih
sempat membaca sholawat kepada Rasulullah berdzikir nidak "Yaa Sayyidi Yaa
Rasulullah", bahkan kubaca ulang-ulang kalimat toyyibah"Laa
Ilaha Illalloh" tapi itupun sia-sia rasa sakitpun masih terasa.
Sampailah nyawa itu berjalan tepat di dada tepatnya di
bagian hati, saat itu kurasakan sungguh luar biasa sakitnya, sangat sakit
sekali, tiada pernah dalam hidup kurasakan sesakit ini.
Benar kata Rasulullah pada saat ditariknya Roh seperti
sabetan pedang 300 kali berturut-turut, sampai tidak kuatnya tubuhku menghadapi
sakit yang luar biasa itu, sampai keluar keringat dingin, lemas tiada berdaya.
Saat-saat itu…
Ketika kuingat istriku, sakitnya semakin bertambah,
Ketika kuingat anakku, sakitnya semakin parah, dan
Ketika kuingat hutang-hutang yang belum lunas terbayarkan,
sakitnya malah semakin menjadi,
Sampai berdizikirpun tidak mengurangi rasa sakit yang luar
biasa itu,
Akhirnya pada saat yang gawat seperti itu, tiba-tiba
terdengar suara seseorang yang menuntunku dengan berkata:
"Istighroq…. lepaskan semua bayangan dan rasa sakit, di
akal pikiranmu. Semuanya tenggelamkan kebawah sampai kehati, jangan kau lawan,
ikuti terus dan lepaskan sampai NOL, tidak ada apa-apa, leburkan semuanya,
karena semuanya itu bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa"
Maka ketika kutenggelamkan jiwaku, tiba-tiba sakit yang
begitu hebat menderaku tidak terasa lagi, semuanya hilang dan saat itulah roh
yang dicabut itu dikembalikan lagi pada posisi semula.
Saya bersyukur, karena itu merupakan pelajaran yang begitu
dalam dan bermakna dalam hidupku.
Semua pasti akan kutinggal, tak terkecuali, anak, istri,
harta, dunia, bahkan jasad yang ku cintaipun akan meninggalkanku.
Pengalaman kedua :
Pengalaman ini terjadi sekitar awal tahun 2010
Tiba-tiba ada suara yang memberitahukan kepadaku kurang
lebih suara itu berkata
"Bersiaplah sebentar lagi malaikat izroil menjemputmu,
karena waktu sudah habis"
Seperti pengalaman sebelumnya, ingin rasanya menceritakan
kabar ini kepada istriku akan tetapi mulut rasanya sudah terkunci.
Aku merasakan syaraf-syaraf dibagian belakang kepala sudah
putus, sehingga seluruh bagian tubuhku tidak berfungsi, dan memori yang ada di
kepalaku tiba-tiba hilang semua.
Tapi saat itu atas karunia Allah, akupun diberi persiapan
untuk "Istighroq atau NOL", sehingga saat itu yang terpakai
hanya rohani.
Ketika aku menunaikan panggilan sholat bukan lagi atas
perintah pikiran, akan tetapi spontan rohani yang memerintah dan menggerakkan
jasadku, dan ketika sholatpun aku tidak tahu yang kubaca itu apa, hanya roh yang
menghadap saat itu.
Begitupula pada waktu bermujahadah, sambil memutar tasbih
tidak tahu apa yang kubaca, sampai bertemu dengan tamu pun aku tidak sadarkan
diri (kebetulan tamu itu adalah si penulis sendiri), tapi pada saat itu aku
seperti orang normal, tidak ada apa-apa.
Ketika makanpun semua terasa hambar, tiada rasa apapun.
Saat itu kutunggu sampai maghrib, berjalan isya sampai
menjelang subuh tiba aku pun tersadar dari itu semua, ternyata Malaikat Izroil
tidak datang.
Sehingga saat tersadar menangislah diri ini karena masih
begitu banyak salah dan dosa yang masih belum terhapuskan.
Saat itu kesempatan hidup untuk yang ke tiga kalinya datang.
#######
Dari pengalaman itu Sang Prof berkesimpulan bahwa:
"Semua pasti ada jalannya, dan jalan mati adalah
istighroq (NOL tidak merasa apa-apa, pasrah kepada Sang Pencipta)"
Beliau juga berpesan ternyata untuk pulang ke alam sana,
tidak bisa mengandalkan akal pikiran, kemampuan maupun pengalaman, hanya roh
yang terlatih yang senantiasa menghadap kepadaNya, dan hanya jiwa yang sucilah
yang mampu melakukan perjalanan kepada Sang Pencipta, sehingga selamat bisa
kembali keharibaan Sang Pencipta.
"Ya ayyatuhannafsul muthmainnah, irji'i ila robbiki
rodziyatammardziyyatan fadkhuli fi'ibadi wadkhuli jannati "(Wahai jiwa
yang suci(jiwa yang tenang) kembalilah kamu kepadaTuhanMu dengan ridho dan
diridhoi, maka masukklah kamu kedalam golongan hambaKu dan masuklah kedalam
surgaKU)
Alangkah menyesalnya wahai saudaraku, kalau kita hanya
ibadah, sholat, berpuasa, dan berbuat baik, hanya bungkusnya saja, akan tetapi
rohani tidak dilibatkan, karena yang pulang keharibaanNya adalah ROH bukan
JASAD.
Bungkus yang berupa jasad (cantik, gagah, kaya, terhormat,
dan mulia) akan kita tinggal di dunia ini, asalnya dari tanah kembali ketanah,
mungkin ROH kita akan menangis ketika sudah lepas dari jasad yang ternyata
jasad adalah musuh terberat bagi rohani kelak di hari kemudian ( baca Dialog Mengerikan Antara Roh dan Jasad (Saat Hari Peradilan
Itu Tiba) ).
Dari sinilah Sang Prof menceritakan awal mulanya pengetrapan
NOL dengan meniadakan diri dan yang ada ini, untuk menemukan yang Maha Ada, sehingga
menggapai puncak perasaan BILLAH. (LAA HAULAA WALA QUWWATA ILLA BILLAH).
Dalam filsafat jawa untuk menemukan jalan tersebut
menggunakan metode "MATI SAK JERONING URIP, URIP MUNG SAK DERMO
NGELAMPAHI" artinya merasa mati dalam kehidupan ini, tidak merasa apa-apa,
tidak merasa memiliki kemampuan dan kekuatan, karena hidup hanya sekedar
melaksanakan skenario dan Sang Sutradara Agung (Allah Sang Pencipta).
Kepada kawan-kawanku seperjuangan
Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga hati dan roh kita disucikan
dalam bumi kerendahan di bulan ramadhan yang penuh berkah ini.
No comments:
Post a Comment