PENDAHULUAN
Melalaui teropong
elektron, Einsteins menangis sambil berzikir. Keluarlah ucapannya, “Kalau
beginilah dahsyatnya atom, dengan perputaran elektronnya, dan dahsyat
energinya, semuanya teratur, pasti ada yang mengatur di sebalik atom ini yang tidak dapat dilihat dengan alat apapun, tapi dapat
dirasakan.
Science which out religion is blind
Artinya
: ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta.
ATOM adalah
partikel terkecil dari materi. Allah menarik perhatian pada keberadaan
atom, meletakkan penekanan pada pentingnya pengetahuan. Sebuah mata telanjang
melihat sebuah meja, karpet, dinding atau batu tidak dapat sepenuhnya memahami
pentingnya atom dan pengetahuan yang dikandungnya. Sementara Al-Quran
menekankan pentingnya atom, itu juga menekankan partikel subatom,
"Atau sesuatu yang lebih kecil atau lebih besar dari." Dalam ungkapan
"lebih besar dari" pengetahuan terdiri dari komposisi yang lebih
besar seperti molekul, keseluruhan yang berada dalam Allah ken. Pria
kontemporer dengan Nabi tidak mungkin diketahui bahwa dalam atom dan partikel
subatom dan senyawa mereka berbagai jenis pengetahuan yang terdiri. Quran
menegaskan kemahatahuan Allah. Menggambar perhatian pada keberadaan atom dan Partikel
subatomik yang relevan dengan informasi hari ini bahwa fisika telah
ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh saat ini dengan cara fisika kosmologi
mempelajari ilmu asal dan struktur alam semesta yang saling terkait dengan data
fisika atom. Tanda lain ajaib Quran adalah mengacu ke berat (miskale dalam bahasa
Arab) dari atom mana pun kata "zerre" (atom) disebutkan.
VAST DARI KE terkecil besaran
Bayangkan Anda makan pizza dengan nikmat yang besar. Apa bahan nya? Sosis,
keju, jamur, tomat dan tepung. Apa konstituen dari sosis, keju, jamur dan tomat
dan apa konstituen dari konstituen? Ini serangkaian pertanyaan menuntun kita
untuk molekul. Molekul-molekul itu sendiri terdiri dari atom-atom seperti
oksigen, hidrogen dan karbon. Kemudian datang proton dan elektron,
bersama-sama membentuk akhirnya Inti atom ... Seluruh alam semesta
terbuat dari materi atau energi. Dari batang pohon untuk daun, dari tangan
manusia untuk matanya, dari ornamen emas untuk gaun katun, semuanya adalah
materi. Atom adalah struktur individu yang merupakan unit dasar dari setiap
unsur kimia. Proton adalah partikel dasar yang bermuatan positif
konstituen materi biasa, dan, seperti neutron, adalah batu bangunan inti atom.
Elektron
adalah partikel elementer yang bermuatan negatif konstituen materi biasa. Ini
adalah penemuan baru dari ilmu yang membawa kita pada penemuan televisi,
komputer, internet, dll Ambil, misalnya, sebutir pasir di telapak, yang
dianggap masalah sederhana, dan memikirkan kuadriliun atom mengandung;
quadrillions atom Anda tidak bisa menyelesaikan menghitung sepanjang rentang
hidup Anda. Bayangkan bahwa masing-masing atom memiliki elektron yang bergerak
mengelilingi inti, seperti planet-planet membuat putaran mereka di sekitar
matahari. Kuadriliun A solar sistem terkandung dalam sebutir pasir atau
sepotong batu di telapak tangan Anda. Sebuah pikiran yang cerdas akan dengan
mudah memahami bahwa tidak ada yang sederhana di alam semesta. Baik itu pizza
atau batu, anggaplah bahwa Anda suka recomposing mereka.
Untuk memulai suatu proyek besar,
Anda harus kembali ke awal, untuk ledakan purba, dan ulangi proses. Dalam
pengembaraan ini, Anda akan berjalan ke atom, pilar alam semesta, entailing
adanya proton, elektron dan neutron, maka Anda akan dihadapi oleh zat
gas terbuat dari hidrogen dan helium, ini akan diikuti oleh bintang-bintang dan
atom yang diproduksi di bintang-bintang yang suatu hari akan berubah menjadi
keju, jamur dan tomat pizza kami. Dalam
rangka untuk benar-benar membuat pizza, kita perlu menciptakan seluruh alam
semesta dengan semua tahap itu. Semakin Anda mempelajari studi tentang atom
semakin besar menjadi heran Anda. Misalkan satu sen di atas meja adalah inti
dari sebuah atom. Orbit bahwa elektron akan menelusuri sekitarnya akan
berada pada jarak 2-3 km. Apa yang ada di antara? Jarak antara dua, yaitu, inti
dan elektron, adalah vakum. Dengan kata lain, sepotong batu diadakan di tangan
kita mengandung di dalamnya quadrillions sistem tenaga surya, namun 99,99% dari
itu adalah vakum. Menarik, bukan? Sementara kita mengamati fakta bahwa alam
semesta penuh dengan orbit seperti yang dijelaskan dalam ayat (51-The
Dispersing, 7), kita menyaksikan tak terbatas kekuasaan Allah dan besarnya.
Kekuatan ilahi ini ditunjukkan melalui lebih dari seratus juta galaksi, lebih
dari seratus juta bintang yang terkandung dalam masing-masing, planet tak
terhitung jumlahnya dan satelit dan orbit quadrillions mereka dirancang. Sebutir
pasir, kemudian, berisi quadrillions replika miniatur dari tata surya di mana
elektron menari di sekitar inti atom quadrillions.
Apa yang harus satu kesimpulan dari ini? Untuk
mulai dengan, dapat dibandingkan besarnya kekuasaan Pencipta kita juga diamati pada
kedalaman materi. Luasnya tak berujung telah diciptakan dari partikel-partikel
ini. Gerakan atom adalah gerakan yang sama di sekitar pusat besaran terbatas.
Sistem dalam setiap galaksi yang diberikan dan membentuk satu partikel debu
adalah sistem yang sama. Penulis itu setitik debu juga merupakan penulis dari
alam semesta. Semua ini menunjuk kepada fenomena besarnya kuasa-Nya dan untuk
urutan memerintah di alam semesta, serta fakta bahwa tidak ada yang santai
dalam ciptaan-Nya. Penciptaan terkecil dan yang terbesar adalah sama bagi-Nya.
Penciptaan titik yang berisi triliunan atom dan ruang besar adalah sama
bagi-Nya dan kesulitan adalah gagasan tidak berlaku bagi-Nya. Tidak ada batas
untuk hikmat-Nya dan kekuasaan. V 27 - Dan seandainya pohon-pohon di bumi
dijadikan pena, dan lautan yang disediakan tinta, ditambah dengan tujuh lebih
lautan, kata-kata Allah tidak akan habis. Allah memang Maha Kuasa dan
Bijaksana.
ISI sangat kecil dari ATOM
Inti atom mengandung proton bermuatan positif dengan listrik. Ini muatan
positif saling tolak. Keajaiban penciptaan terjadi ketika proton menempel satu
sama lain membentuk satu titik. Daya yang batas-batas proton memukul mundur
satu sama lain dan neutron dalam titik tunggal yang besar, itu disebut gaya
nuklir kuat. Partikel elementer yang mengandung kekuatan ini disebut dengan
"gluon" julukan Prancis yang berarti "lengket" (Energi
destruktif besar dari bom atom diperoleh dengan menggunakan gaya ini). Allah,
yang merancang segala sesuatu di alam semesta dengan presisi matematis, juga
dikandung kekuatan yang besar dengan ketepatan matematis. Gaya ini melekat
proton saling memukul mundur satu sama lain; memiliki kekuatan lebih lemah atau
kuat telah, proton bisa hancur atau bisa menyebabkan intrusi dari proton dan
neutron saling. Bom atom menunjukkan tragis kekuatan besar dari atom. Hal ini
juga menunjukkan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap keberadaan
kita di dunia adalah keseimbangan intrinsiknya. Berkat urutan welladjusted
memerintah di bidang ini, materi tidak hancur tiba-tiba, sehingga menimbulkan
efek berbahaya dari radiasi. Faktor lain yang penting yang memberikan
kontribusi bagi stabilitas atom adalah gaya lemah yang melekat di dalamnya.
Gaya ini sangat penting dalam membangun keseimbangan inti yang terdiri dari
jumlah yang berlebihan dari neutron dan proton. Gaya elektromagnetik adalah
faktor lain yang berkontribusi terhadap keberadaan atom. Ini adalah kekuatan
yang membawa daya tarik partikel malah dibebankan dan tolakan dari partikel
yang memiliki Muatan listrik seperti. Hal ini dimungkinkan datang
bersama-sama dari proton dan elektron. Namun, ini datang bersama-sama memiliki
batas-batasnya.
Elektron tidak menempel pada proton
sementara mereka bergerak dengan kecepatan menakjubkan di sekitar inti dalam
orbit mereka. Tolakan elektron bermuatan negatif balik dalam suksesi, dan daya
tarik elektron oleh proton tidak ada perubahan. Dengan cara ini, elektron tidak
menempel proton yang menarik itu, juga tidak pindah. Pencipta sistem ini, dari
elektron, kehilangan kesadaran, tidak diragukan lagi Pencipta materi, atom,
elektron, dll Mari kita membuat eksperimen sebagai manusia sadar. Bayangkan
mengikatkan tali di sekitar pinggang tiga atau empat orang sementara yang lain
berdiri di tengah lingkaran.
Biarkan mereka di tengah mencoba untuk menarik
orang-orang terikat terhadap diri mereka sendiri sementara orang luar
mengelilingi pusat, dan membiarkan orang-orang membuat lingkaran saling dorong
dan mereka di pusat juga, menyerupai gerakan dalam inti atom. Kita tentunya
tidak mengharapkan mereka untuk membuat ribuan rotasi per detik seperti
elektron. Dapatkah manusia yang wajar terus meniru gerakan atom untuk panjang
satu menit? Dan bayangkan untuk sesaat bahwa kita berani meniru model atom
dengan 3 atau 4 orbit dan bahwa ada tiga atau empat rotasi di sekitar inti
simbolis. Selain ini, anggaplah bahwa pegulat sumo yang mewakili gluon dengan
sifat perekat dalam inti mencoba untuk menjaga mereka menarik tali sambil
mendorong satu sama lain di tempat mereka. Apakah pengalaman ini akan menjadi
canggung! Bagaimana memiliki proton dan elektron telah melakukan pesta ini
berulang-ulang tanpa henti selama berkalpa-kalpa dan kalpa dengan quadrillions
atom yang terkandung dalam batu kecil? Atom-atom yang ada di alam semesta dan
di dalam tubuh kita diproduksi lama lalu di supernova. Kalsium dalam gigi kita,
karbon yang mengandung pizza kami, dan atom besi dalam tubuh kita adalah produk
dari bintang-bintang dari suhu tinggi. Bahan-bahan baku alam semesta
dipersiapkan di laboratorium bintang-bintang ini sebelum berubah menjadi pizza,
air, darah, daging, gigi dan mata. Ini bukan kisah petualangan yang terjadi
jauh dari kita.
Tangan kita, rambut, mata, makanan yang sangat
kami dan kami duduk di kursi, semuanya melakukan proses ini tanpa pandang bulu.
Pencipta kita adalah mengabadikan proses ini tak henti-hentinya dengan
kemahakuasaan-Nya dan kemahatahuan. Semua gerakan ini dari atom dan energi
inheren di dalamnya adalah apa yang melestarikan keberadaan kita. V 2 -
Bagi-Nya lah kerajaan langit dan bumi. Tidak ada anak Dia diperanakkan, juga
telah Dia mitra dalam kekuasaan-Nya. Dan Dialah yang menciptakan segala
sesuatu, dan memerintahkan mereka dalam ukuran yang tepat.
BAB I
1.
Siapa Yang
Tidak Terucap Zikir Menyaksikan Chocolate
Hills Di Filipina. Masya Allah.
Bentuknya sangat aneh. Terdiri dari sekitar 1.268 bukit-bukit berbentuk kerucut yang mempunyai ukuran yang sama, luas lebih dari 50 kilometer persegi (20 mil persegi), formasi geologi ini sangat tidak biasa, yang disebut Chocolate Hills, terletak di Bohol, Filipina. Ada beberapa hipotesis tentang pembentukan perbukitan.
Perbukitan ini termasuk pelapukan kapur sederhana, vulkanisme sub-laut, yang mengangkat dari dasar laut dan sebuah teori yang baru yang menyatakan bahwa merupakan sebuah gunung berapi kuno yang aktif hancur, kemudian memuntahkan batu besar yang kemudian ditutup dengan batu kapur dan kemudian terdorong keluar dari dasar laut.
2. MasyaAllah Wave Rock (Australia)
The Rock Wave adalah formasi batuan alam aneh yang terletak di Australia Barat. Seperti namanya batu ini berbentuk seperti gelombang laut melanggar tinggi. Luasnya mencakup beberapa hektar; Wave Rock ini mempunyai tinggi sekitar 15 meter dan panjang sekitar 110 meter.
Salah satu aspek dari Wave Rock
jarang ditampilkan pada foto adalah penahan dinding sekitar setengah batu itu.
Ini mengikuti kontur dan memungkinkan air hujan akan dikumpulkan dalam sebuah
bendungan. Ini dibangun pada tahun 1951 oleh Departemen Pekerjaan Umum.
3. Hell Gate (Uzbekistan)
Dipanggil oleh penduduk setempat Pintu ke Neraka, tempat ini di Uzbekistan terletak di dekat kota kecil Darvaz. Ketika ahli geologi yang melakukan pengeboran untuk gas, 35 tahun yang lalu, tiba-tiba mereka menemukan sebuah gua bawah tanah yang begitu besar.
3. Hell Gate (Uzbekistan)
Dipanggil oleh penduduk setempat Pintu ke Neraka, tempat ini di Uzbekistan terletak di dekat kota kecil Darvaz. Ketika ahli geologi yang melakukan pengeboran untuk gas, 35 tahun yang lalu, tiba-tiba mereka menemukan sebuah gua bawah tanah yang begitu besar.
Tak ada yang berani ke sana karena
gua itu penuh dengan gas, sehingga mereka menyulutnya sehingga tidak ada gas
beracun bisa keluar dari lubang, dan sejak itu, telah terbakar. Tidak ada yang
tahu berapa banyak ton gas yang sangat bagus ini terbakar selama
bertahun-tahun, namun sepertinya menjadi tak terbatas.
4. MasyaAllah, Giants Causeway (Irlandia)
Luas sekitar 40.000 kolom saling basal, yang Giants Causeway adalah hasil dari sebuah letusan vulkanis kuno. Terletak di pantai utara-timur Irlandia Utara, sebagian besar kolom berbentuk heksagonal, meskipun ada juga berbentuk segi empat, segi lima, segi tujuh dan segi delapa.
4. MasyaAllah, Giants Causeway (Irlandia)
Luas sekitar 40.000 kolom saling basal, yang Giants Causeway adalah hasil dari sebuah letusan vulkanis kuno. Terletak di pantai utara-timur Irlandia Utara, sebagian besar kolom berbentuk heksagonal, meskipun ada juga berbentuk segi empat, segi lima, segi tujuh dan segi delapa.
Yang tertinggi sekitar 12 meter (36
kaki) tinggi, dan lava mengeras di tebing setebal 28 meter di beberapa tempat.
Dalam sebuah jajak pendapat 2005 dari pembaca Radio Times, jalan lintas itu bernama
sebagai keajaiban alam keempat terbesar di Britania Raya.
5. Blue Lake Cave (Brazil)
Mato Grosso melakukan wilayah Sul di Brasil (dan khususnya kota yang tenang Bonito) menawarkan banyak danau bawah tanah yang mengagumkan: "Gruta do Lago Azul".
5. Blue Lake Cave (Brazil)
Mato Grosso melakukan wilayah Sul di Brasil (dan khususnya kota yang tenang Bonito) menawarkan banyak danau bawah tanah yang mengagumkan: "Gruta do Lago Azul".
Dunia yang terkenal "Gruta do
Lago Azul” (Blue Lake Cave) adalah monumen alam yang interior dibentuk oleh
stalaktit, stalagmit dan sebuah danau biru besar dan indah dari danau ini.
Sesuatu yang mengesankan. The Blue Lake Wave memiliki berbagai formasi geologi
dan sangat mengesankan terutama untuk air berwarna biru di dalamnya.
6. Eye of the Sahara (Mauritania)
Bentuklahan ini spektakuler di Mauritania di bagian barat daya dari gurun Sahara yang begitu besar dengan diameter 30 mil yang terlihat dari ruang angkasa.
6. Eye of the Sahara (Mauritania)
Bentuklahan ini spektakuler di Mauritania di bagian barat daya dari gurun Sahara yang begitu besar dengan diameter 30 mil yang terlihat dari ruang angkasa.
Struktur Richat disebut - atau Mata
Sahara - formasi ini awalnya dianggap disebabkan oleh tabrakan meteorit tapi
sekarang ahli geologi percaya merupakan produk dari pengangkatan dan erosi.
Penyebab bentuk lingkaran masih misteri sampai sekarang.
7. Crystal Cave of the Giants (Mexico)
Ditemukan jauh di dalam sebuah tambang di Meksiko Chihuahua selatan, kristal ini terbentuk di dalam sebuah gua alam benar-benar tertutup dalam batuan dasar. Gua yang penuh kristal spektakuler setinggi pohon pinus, dan dalam beberapa kasus yang lebih besar dalam lingkaran, warna mereka seperti emas dan perak yang tembus pandang dan mempunyai bentuk luar biasa.
7. Crystal Cave of the Giants (Mexico)
Ditemukan jauh di dalam sebuah tambang di Meksiko Chihuahua selatan, kristal ini terbentuk di dalam sebuah gua alam benar-benar tertutup dalam batuan dasar. Gua yang penuh kristal spektakuler setinggi pohon pinus, dan dalam beberapa kasus yang lebih besar dalam lingkaran, warna mereka seperti emas dan perak yang tembus pandang dan mempunyai bentuk luar biasa.
Gua Kristal Giants ditemukan dalam
tubuh batu gamping yang sama. Bijih perak-seng-timbal tubuh dieksploitasi oleh
tambang dan mungkin dibubarkan oleh cairan hidrotermal yang sama yang
didepositkan logam dengan gipsum yang sedang mengkristal selama tahap berkurang
mineralisasi.
8. Great Blue Hole (Belize)
Bagian dari Lighthouse Reef System, The Great Blue Hole terletak sekitar 60 mil dari luar daratan Belize City. A, lubang besar hampir sempurna melingkar sekitar satu seperempat mil (0,4 km) di, itu salah satu tempat menyelam yang paling mengejutkan yang akan ditemukan di manapun di bumi.
8. Great Blue Hole (Belize)
Bagian dari Lighthouse Reef System, The Great Blue Hole terletak sekitar 60 mil dari luar daratan Belize City. A, lubang besar hampir sempurna melingkar sekitar satu seperempat mil (0,4 km) di, itu salah satu tempat menyelam yang paling mengejutkan yang akan ditemukan di manapun di bumi.
Di dalam lubang ini, air adalah 480
kaki (145 m) dalam dan itu adalah kedalaman air yang memberikan warna biru tua
yang menyebabkan struktur seperti di seluruh dunia dikenal sebagai "lubang
biru."
9. Antelope Canyon (Arizona - USA)
Yang paling sering dikunjungi dan difoto ngarai di Southwest Amerika, Antelope Canyon terletak di atas tanah Navajo dekat Page, Arizona.
9. Antelope Canyon (Arizona - USA)
Yang paling sering dikunjungi dan difoto ngarai di Southwest Amerika, Antelope Canyon terletak di atas tanah Navajo dekat Page, Arizona.
Ngarai ini termasuk dua yang
terpisah, bagian slot fotogenik ngarai, disebut sebagai Upper individual
Antelope Canyon - atau "Crack" - dan Hilir Antelope Canyon - atau
"pembuka botol."
Nama Navajo untuk Upper Antelope Canyon adalah bighanilini Tse ', yang berarti "tempat di mana air mengalir melalui batu-batu." Antelope Canyon adalah lebih rendah Hasdestwazi, atau "spiral lengkungan batu." Keduanya terletak dalam Bab LeChee Bangsa Navajo.
10. The Wave (antara Arizona dan Utah - USA)
J-rock cantik merah di perbatasan Arizona dan Utah, The Wave terbuat dari gundukan pasir 190-juta tahun yang telah berubah menjadi batu.
Nama Navajo untuk Upper Antelope Canyon adalah bighanilini Tse ', yang berarti "tempat di mana air mengalir melalui batu-batu." Antelope Canyon adalah lebih rendah Hasdestwazi, atau "spiral lengkungan batu." Keduanya terletak dalam Bab LeChee Bangsa Navajo.
10. The Wave (antara Arizona dan Utah - USA)
J-rock cantik merah di perbatasan Arizona dan Utah, The Wave terbuat dari gundukan pasir 190-juta tahun yang telah berubah menjadi batu.
Formasi ini tidak banyak diketahui
hanya dapat diakses dengan berjalan kaki melalui kenaikan tiga mil dan sangat
diatur.
Hadits : Zikir Berasama Itu Sunnah
عن أبي سعيد الخدري قال خرج معاوية إلى المسجد فقال ما
يجلسكم قالوا جلسنا نذكر الله قال آلله ما أجلسكم إلا ذاك قالوا والله ما أجلسنا
إلا ذاك قال أما إني لم أستحلفكم تهمة لكم وما كان أحد بمنزلتي من رسول الله صلى
الله عليه وسلم أقل حديثا عنه مني إن رسول الله صلى الله عليه وسلم خرج على حلقة
من أصحابه فقال ما يجلسكم قالوا جلسنا نذكر الله ونحمده لما هدانا للإسلام ومن
علينا به فقال آلله ما أجلسكم إلا ذاك قالوا آلله ما أجلسنا إلا ذاك قال أما إني
لم أستحلفكم لتهمة لكم إنه أتاني جبريل فأخبرني أن الله يباهي بكم الملائكة
Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia
berkata: Mu’awiyah pergi ke masjid, ia berkata: “Apa yang membuat kamu duduk?”.
Mereka menjawab: “Kami duduk berzikir mengingat Allah”. Ia bertanya: “Demi
Allah, apakah kamu duduk hanya karena
itu?”. Mereka menjawab: “Demi Allah, hanya itu yang membuat kami duduk”.
Mu’awiyah berkata: “Aku meminta kamu bersumpah, bukan karena aku menuduh kamu,
tidak seorang pun yang kedudukannya seperti aku bagi Rasulullah Saw yang hadits
riwayatnya lebih sedikit daripada aku, sesungguhnya Rasulullah Saw keluar
menemui halaqah (lingkaran) majlis zikir para shahabatnnya, Rasulullah Saw
bertanya: “Apa yang membuat kamu duduk?”. Para shahabat menjawab: “Kami duduk
berzikir dan memuji Allah karena telah memberikan hidayah Islam dan nikmat yang
telah Ia berikan kepada kami”. Rasulullah Saw berkata: “Demi Allah, kamu hanya
duduk karena itu?”. Mereka menjawab: “Demi Allah, kami duduk hanya karena itu”.
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku meminta kamu bersumpah, bukan karena
aku menuduh kamu, sesungguhnya malaikat Jibril telah datang kepadaku, ia
memberitahukan kepadaku bahwa Allah membanggakan kamu kepada para malaikat”.
(Hadits riwayat Imam at-Tirmidzi).
Komentar Syekh al-Albani
terhadap hadits ini: Hadits Shahih. (Dalam Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi).
Dzikir merupakan ibadah yang banyak
disinggung baik dalam al-Qur’an maupun hadist. Dzikir merupakan perintah Allah
yang (sebenarnya) mestilah dilaksanakan setiap saat, di manapun dan kapan pun.
Dzikir bisa dilakukan dengan hati dan lisan, dan dengan sendiri maupun dalam
sebuah kelompok (majlis dzikir). Dzikir memiliki banyak keutamaan, salah
satunya adalah dapat membuat hati menjadi tenang.
Karena itulah maka dzikir mesti kerap dilakukan, agar hati senantiasa tenang
dan senantiasa mengingat Allah. Firman Allah:
Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya.
(Q.S. al-Ahzab: 41)
Rasulullah telah memberikan contoh
berkaitan dengan bacaan-bacaan dzikir atau doa. Demikian pula, berkaitan dengan
waktu-waktu di mana kita disunnahkan membaca dzikir tertentu, seperti dzikir
setelah shalat, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan keutamaan-keutamaan
dzikir, NU dan Muhammadiyah tidaklah berselisih pendapat. Perbedaan pendapat
dalam masalah dzikir ada pada tata cara pelaksanaannya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di
Masjid-masjid di mana warga NU menjadi basisnya, setiap kali ba’da shalat biasa
dilaksanakan dzikir berjamaah, yang mana dipimpin oleh Imam shalat. Dzikir
tersebut kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin Imam dan diamini oleh
makmum. Bukan hanya dzikir setelah shalat, NU juga memiliki tradisi melakukan
puji-pujian (shalawat, syair, dll) yang dilantunkan sebelum shalat berjamaah.
Di kalangan warga NU juga biasa digelar acara istighasah, mujahadah, atau dzikir akbar, yakni sebuah acara yang
intinya adalah doa dan dzikir bersama dalam sebuah majlis dzikir. Acara
tersebut biasanya dilakukan di lapangan, masjid, atau tempat-tempat lain dengan
menggunakan pengeras suara.
Sementara itu di Masjid-masjid di mana
warga Muhammadiyah menjadi basisnya, tak ada dzikir berjamaah yang dipimpin
oleh Imam setelah shalat. Muhammadiyah tidak pula tertarik untuk menggelar dzikir
atau doa bersama, atau istighasah.
Lebih jelasnya tentang masalah ini,
marilah kita simak dalil dan pendapat dari NU dan Muhammadiyah berikut.
1.
Muhammadiyah
Dalam majalah Suara Muhammadiyah pernah muncul sebuah pertanyaan, begini: “Dzikir
dengan suara keras selesai shalat wajib menurut Ibnu ‘Abbas biasa dilakukan
pada masa Rasulullah saw, apakah dapat diamalkan?”
Sebelum kami tuliskan jawaban dari Suara Muhammadiyah, lebih dulu kami
singgung bahwa dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tidak terdapat
keterangan yang detail berkaitan dengan tata cara berdzikir, lebih-lebih dzikir
yang khusus dilaksanakan selesai shalat.
Pada pembahasan masalah “Amal Setelah
Shalat Berjama’ah” dalam HPT terdapat keterangan bahwa setelah shalat berjamaah
Imam menghadap ke arah ma’mum sisi kanan. Landasannya, salah satunya adalah
hadis dari Samarah yang artinya sebagai berikut:
“Adalah
Nabi Saw, apabila telah selesai mengerjakan shalat beliah menghadap mukanya
kepada kita.”
Selain itu, Tarjih juga menyatakan agar
setelah selesai shalat berjamaah, supaya jamaah shalat duduk sebentar. Dasarnya
ialah hadits Abu Hurairah berikut:
“Sesungguhhnya
para Malaikat memintakan Rahmat untuk salah seorang dari kamu selama masih
duduk di tempat shalatnya dan sebelum berhadats; para malaikat mendoakan: “Ya
Allah, ampunilah dosanya dan kasihanilah ia.”
Selain keterangan di atas, tidak kami
temukan pembahasan yang rinci berkaitan dengan masalah dzikir dalam HPT. Namun
demikian, Muhammadiyah menegaskan dan menjelaskan pendapat-pendapatnya bukan
hanya lewat HPT melainkan juta lewat media lain, baik elektronik maupun cetak.
Dalam menjawab pertanyaan di Majalah Suara Muhammadiyah mengenai dzikir
dengan suara keras setelah shalat, telah kutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadis
yang berhubungan dengan dzikir dan doa, meskipun tidak semuanya.
Memang, terdapat sebuah hadis yang dari
Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah melakukan dzikir dengan
suara keras. Yaitu, hadist yang artinya sebagai berikut:
“Dahulu kami mengetahui
selesainya shalat pada masa Nabi karena suara dzikir yang keras".
Namun demikian hadis tersebut, dianggap
bertentangan dengan al-Qur’an dan beberapa hadis lainnya.
Dalam surat Al-A’raf ayat 55 Allah
berfirman:
Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan
rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S Al-A’raf: 55)
Surat Al-A’raf ayat 205:
Dan sebutlah (nama)
Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai. (Q.S. Al-A’raf: 205)
Dari dua ayat tersebut, Muhammadiyah
berpendapat bahwa Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar berdoa dan
berdzikir dengan merendahkan diri, dalam arti lain tidak dengan mengeraskan
suara.
Untuk menegaskan pendapat tersebut, tak
lupa Muhammadiyah mendasarkannya pada hadist, yakni sebagai berikut:
“Diriwayatkan dari
Abu Musa, ia berkata: Kami pernah bersama Nabi saw dalam suatu perjalanan,
kemudian orang-orang mengeraskan suara dengan bertakbir. Lalu Nabi saw
bersabda: Wahai manusia, rendahkanlah suaramu. Sebab sesungguhnya kamu tidak
berdoa kepada (Tuhan) yang tuli, dan tidak pula jauh, tetapi kamu sedang berdoa
kepada (Allah) Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat.” (HR. Muslim)
Demikian pula hadits yang diriwayatkan
Abu Musa, menegaskan agar merendahkan suara dalam berdoa kepada Allah, sebab
Allah Swt tidak tuli dan tidak jauh, melainkan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Dekat.
Hadis yang berasal dari perkataan Ibnu Abbas tersebut, selain dianggap
bertentangan, dalam Fatawa-Fatawa Al-Bani diterangkan, bahwa sebagain Ulama
menyimpulan lafal “Kunnaa” (kami
dahulu), mengandung isyarat halus, yang artinya perkara ini tidaklah berlangsung
terus menerus.
Dalam hadist yang lain Rasulullah
bersabda:
“Wahai sekalian manusia,
masing-masing kalian bermunajat (berbisik-bisik) kepada Rabb kalian, maka
janganlah sebagian kalian men-jahar-kan bacaannya dengan mengganggu sebagian
yang lain.”
Al-Baghawi
menambahkan hadis tersebut dengan sanad yang kuat.
"Sehingga mengganggu kaum mu'minin (yang sedang bermunajat)".
- Nahdhatul Ulama
Pembahasan masalah dzikir dan tata caranya di kalangan warga NU akan kami muat
dalam tiga bagian. Petama, dzikir dan
syair sebelum shalat berjamaah; kedua, dzikir
dengan suara keras setelah shalat; dan ketiga,
dzikir berjamaah (semisal istighasah. dsb) yang diselenggarakan secara
khusus.
- Dzikir sebelum Shalat Berjama’ah
Setelah adzan, kita tentunya kerap
mendengar lantunan puji-pujian dari pengeras suara di masjid-masjid.
Puji-pujian itu bisa syair yang berisi nasehat dan peringatan, shalawat (baik
shalawat Nabi, Nariyah, dan lan sebaginya) maupun bacaan-bacaan dzikir yang
lain. Dzikir dan syair biasanya dilakukan dengan menggunakan pengeras suara,
diikuti oleh hampir seluruh orang yang hadir untuk menunggu datangnya imam
shalat. Ketika imam telah datang dan iqamat dilantangkan, maka berhenti pula
syair dan dzikir tersebut.
Perlu diketahui, bahwa syair atau
bacaan-bacaan dzikir yang dilagukan dari masjid-masjid sebelum shalat
berjamaah, tidak dilaksanakan di semua masjid. Hanya masjid-masjid tertentu
saja, yang mana (biasanya) masyarakat disekitarnya adalah kaum Nahdhiyin.
Bagaimanakah hukum melantunkan syair
dan dzikir sebelum shalat berjamaah?
KH Muhyiddin Abdusshomad, telah
menerangkan persoalan ini dalam situs resmi Nahdhatul Ulama. Menurutnya, membaca
dzikir dan syair sebelum pelaksanaan shalat berjama'ah, adalah perbuatan yang
baik dan dianjurkan. Anjuran ini bisa ditinjau dari beberapa sisi.
Pertama, dari sisi dalil.
Terdapat hadis yang menyatakan bahwa dahulu pada masa Rasulullah Saw. para
sahabat juga membaca syair di masjid. Dalam sebuah hadits:
Dari Sa'id bin Musayyab, ia berkata:
“Suatu
ketika Umar berjalan kemudian bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang sedang
melantunkan syair di masjid. Umar menegur Hassan, namun Hassan menjawab, ‘aku
telah melantunkan syair di masjid yang di dalamnya ada seorang yang lebih mulia
darimu.’ Kemudian ia menoleh kepada Abu Hurairah. Hassan melanjutkan
perkataannya. ‘Bukankah engkau telah mendengarkan sabda Rasulullah SAW,
jawablah pertanyaanku, ya Allah mudah-mudahan Engkau menguatkannya dengan Ruh
al-Qudus.’ Abu Hurairah lalu menjawab, ‘Ya Allah, benar (aku telah
medengarnya).’ ”
(HR. Abu Dawud)
Berkaitan dengan hadis di atas, Syaikh
Isma’il az-Zain dalam Irsyadul Mu'minin ila Fadha'ili Dzikri Rabbil 'Alamin
menjelaskan bahwa, melantunkan syair yang berisi puji-pujian, nasihat,
pelajaran tata krama dan ilmu yang bermanfaat di dalam masjid adalah sesuatu
yang bukan dilarang oleh agama, dengan kata lain hukumnya adalah mubah.
Kedua, dilihat dari sisi
syiar dan penanaman akidah umat, menurut KH Muhyiddin Abdusshomad, selain
menambah syiar agama, amaliah tersebut juga merupakan strategi yang sangat jitu
untuk menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat. Karena di dalamnya
terkandung beberapa pujian kepada Allah SWT, dzikir dan nasihat.
Misal, lantuan dzikir istighfar
berikut:
Astaghfirullah,
Rabbal baraya, astaghfirullah minal khathoya.
Contoh lain, adalah syair karangan
Sunan Bonang berikut:
Tombo
ati, iku ana limang perkoro, ingkan ndingin, maca qur’an lan maknane, kaping
pindo, shalat wengi lakonono, kaping telu dzikir wengi ingkang suwe, kaping
papat, wetengi ngiro luwih ono, kaping limo, wong kang shaleh kumpulono. (obat
hati itu ada lima macam, pertama membaca al-Qur’an berserta maknanya, kedua
shalat malam lakukanlah, ketiga, dzikir malam jalankanlah, keempat, perutmu
laparkanlah (puasa), kelima, berkumpullah dengan orang shaleh.
Dan masih banyak lagi syair-syair lain
yang dianggap sangat bermanfaat karena memberikan nasehat dan menedekatkan
orang yang membacanya kepada Allah Swt.
Ketiga, dari aspek
psikologis, masih menurut KH Muhyiddin Abdusshomad, lantunan syair yang indah
itu dapat menambah semangat dan mengkondisikan suasana. Dalam hal ini, tradisi
yang telah berjalan di masyarakat tersebut dapat menjadi semacam warming up
(persiapan) sebelum masuk ke tujuan inti, yakni shalat lima waktu.
Selain ketiga manfaat tersebut, syair
dan dzikir yang dilantunkan sebelum shalat berjamaah bisa mengobati rasa jemu
sembari menunggu waktu shalat jama'ah dilaksanakan. Juga agar para jama'ah
tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu ketika menunggu shalat jama'ah
dilaksanakan.
Berdasarkan dalil dan hujjah di atas,
maka NU tetap melanggengkan tradisi melantunkan dzikir dan syair sebelum shalat
berjamaah di masjid dan mushala. Namun begitu, perlu digaris bawahi, bahwa
amalaiah ini tergantung pula pada situai dan kondisi, tidak dibenarkan apabila
sampai mengganggu orang yang shalat dan membuat bising masyarakat di sekitar
masjid atau mushala.
- Dzikir Sesudah Shalat
Kita tahu, bahwa salah satu tujuan
dzikir adalah untuk meraih ketenangan, agar kita bisa lebih dekat dengan Allah
Swt. Untuk mencapai tujuan itu, tentu dibutuhkan dzikir yang tidak hanya
sekedar ucapan lisan, melainkan membutuhkan kesungguhan hati, dalam kata lain,
dzikir mestilah dilakukan dengan khusuk.
KH. Cholil Nafis, seorang ulama NU
menulis, dzikir harus dilaksanakan dengan sepenuh hati, jiwa yang tulus, dan
hati yang khusyu' penuh khidmat. Untuk bisa berdzikir dengan hati yang khusyu'
itu diperlukan perjuangan yang tidak ringan. Cara untuk khusuk, menurutnya,
berbeda-beda setiap orang. Bisa jadi satu orang lebih khusyu' kalau berdzikir
dengan cara duduk menghadap kiblat, sementara yang lain akan lebih khusyu' dan
khidmat jika berdzikir dengan cara berdiri atau berjalan, ada pula dengan cara
mengeraskan dzikir atau dengan cara dzikir pelan dan hampir tidak bersuara
untuk mendatangkan konsentrasi dan ke-khusyu'-an.
Satu sisi, memang terdapat dalil-dalil
yang menyuruh ummat muslim untuk berdzikir dengan suara yang lemah lembut, dan
pada sisi yang lain terdapat pula dalil yang membolehkan untuk berdzikir dengan
suara keras. NU menganggap dalil-dalil tersebut, baik antara al-Qur’an dengan
hadist, maupun hadist dengan hadist, tidaklah saling bertentangan, karena
masing-masing memiliki tempatnya sendiri-sendiri. Yakni disesuaikan dengan
situasi dan kondisi.
Beberapa dalil yang menunjukkan
kebolehan dzikir dengan suara keras setelah shalat antara lain hadist riwayat
Ibnu Abbas:
“Aku
mengetahui dan mendengarnya (berdzikir dan berdoa dengan suara keras) apabila
mereka selesai melaksanakan shalat dan hendak meninggalkan masjid.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ibnu Adra’ juga pernah berkata:
"Pernah saya berjalan bersama Rasulullah SAW lalu bertemu dengan seorang
laki-laki di Masjid yang sedang mengeraskan suaranya untuk berdzikir. Saya berkata,
wahai Rasulullah mungkin dia (melakukan itu) dalam keadaan riya'. Rasulullah
SAW menjawab: "Tidak, tapi dia sedang mencari ketenangan."
Sementara dalil yang menjelaskan
keutamaan berdzikir dengan secara pelan adalah hadis yang diriwayatkan oleh
Sa'd bin Malik bahwasannya Rasulullah saw bersabda:
"Keutamaan
dzikir adalah yang pelan (sirr), dan sebaik rizki adalah sesuatu yang mencukupi."
Lalu, bagaimana pendapat Ulama NU dalam
mengkompromikan dua hadits yang seakan-akan kontradiktif itu? Cholil Nafis, mengutip
penjelasan Imam Nawawi sebagai berikut:
“Imam
Nawawi menkompromikan (al-jam’u wat taufiq) antara dua hadits yang
mensunnahkan mengeraskan suara dzikir dan hadist yang mensunnahkan memelankan
suara dzikir tersebut, bahwa memelankan dzikir itu lebih utama sekiranya ada
kekhawatiran akan riya', mengganggu orang yang shalat atau orang tidur, dan
mengeraskan dzikir lebih utama jika lebih banyak mendatangkan manfaat seperti
agar kumandang dzikir itu bisa sampai kepada orang yang ingin mendengar, dapat
mengingatkan hati orang yang lalai, terus merenungkan dan menghayati dzikir,
mengkonsentrasikan pendengaran jama’ah, menghilangkan kantuk serta menambah
semangat." (Ruhul Bayan, Juz III).
Pendapat Imam Nawawi, sebagai juru
bicara dari Madzhab Syafi'i, sejalan dengan keterangan yang ditulis Imam
Syafi'i dalam kitab Al-Umm, bahwasanya tujuan Nabi Saw. mengeraskan suaranya ketika
berdzikir adalah untuk mengajari orang-orang yang belum bisa melakukannya.
Dan jika amalan tersebut untuk hanya pengajaran maka biasanya tidak dilakukan secara
terus menerus.
Masalah dzikir dengan suara keras juga
disinggung dalam Fathul Mu’in karangan Imam Zainuddin al-Malibari, kitab yang
sering dijadikan rujukan kaum Nahdhiyin. Dalam kitab tersebut didapat
keterangan bahwa berdzikir dengan suara pelan setelah shalat adalah sunnah,
baik bagi orang yang shalat sendirian, maupun berjamaah, imam yang tidak
bermaksud mengajarkannya dan tidak bermaksud pula untuk memperdengarkan doanya
supaya diamini mereka.
Dari keterangan Zainuddin al-Malibari
tersebut maka didapati hukum berdzikir dengan suara keras setelah shalat adalah
boleh. Jelaslah sekarang, bahwa NU tidak mewajibkan atau mengharuskan warganya
untuk berdzikir dengan suara keras, melainkan tergantung kepada situasi dan
kondisi; jika dalam kondisi ingin mengajarkan, membimbing dan menambah
ke-khusyu’-an maka mengeraskan suara dzikir itu hukumnya sunnah dan tidak
bertentangan dengan ajaran agama Islam. Bahkan dalam beberapa keadaan sangat
dianjurkan untuk mengeraskan dzikir, demikian menurut Chalil Nafis.
c. Dzikir Berjamaah
Salah
satu amaliyah warga NU yang terkenal dan mengundang kontroversi dari Ormas lain
adalah Istighasah. Arti istighasah adalah memohon pertolongan kepada Allah Swt.
Pelaksanaan istighasah diisi dengan doa-doa dan dzikir-dzikir tertentu yang
dibaca secara berjamaah dan dipimpin oleh seorang Imam istighasah.
Disebutkan
dalam buku
Antologi NU, bahwa dalam skala besar, PBNU telah beberapa kali menggelar
itighasah Nasional, yang dihadiri lebih dari satu juga kaum Nahdziyin. Pernah
diadakan di lapangan Parkir Monas Jakarta, Gelora 10 November dan Lapangan
Makodam V brawijaya Surabaya. Di semua tingkat kepengurusan NU, selalu akrab
dengan budaya istighasah tersebut, kadang menggunakan istilah istighasah hubro,
istighasah nasional, dan lain sebagainya.
Dzikir
yang dibaca dalam istighasah dikalangan NU memakai dzikir yang dibakukan oleh
Jami’iyah Ahli Thariqah al-Muktabarah an-Nahdhiyah, ijazah dari Sayikhana Chili
Bangkalan.
Dalil
dianjurkanya istighasah, atau dzikir berjamaah antara lain al-Qur’an surat
al-Imran ayat 191:
(Yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya
Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. al-Imran: 191)
Ada
sementara kalangan yang tidak menyepakati digunakannya dalil tersebut sebagai
pembolehan dzikir berjamaah. Mereka mengutip pendapat dari Syaikh Dr. Muhammad
bin Abdur Rahman al-Khumayyis dalam “Adz-Dzikr
al-Jama’i baina al-Ittiba’ wal Ibtida’. Menurutnya, sighat (konteks) jama’
dalam ayat di atas (yakni kata “yadzkuruna”)
adalah sebagai anjuran yang bersifat umum dan menyeluruh kepada semua umat
Islam untuk berdzikir kepada Allah Swt. tanpa kecuali, bukan anjuran untuk
melakukan dzikir berjama'ah. Selain itu jika sighat jama’ dalam ayat tersebut
dipahami sebagai anjuran untuk melakukan dzikir secara berjama'ah atau
bersama-sama maka kita akan kebingungan dalam memahami kelanjutan ayat
tersebut. Disebutkan bahwa dzikir itu dilakukan dengan cara berdiri (qiyaman), duduk (qu'udan) dan berbaring ('ala
junubihim), lalu bagaimanakah praktek dzikir bersama-sama dengan cara
berdiri, duduk dan berbaring itu? Apakah ada dzikir berjama'ah dengan cara
seperti ini?
Selain
pernyataan ketidaksepakatan tersebut, yang dipermasalahkan juga oleh mereka
yang tidak sependapat adalah bahwa ayat tersebut turun kepada Rasulullah Saw.
dan para shahabat berada di samping beliau. Apakah Rasulullah Saw. dan para
shahabat memahami ayat tersebut sebagai perintah untuk dzikir bersama-sama satu
suara?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut dijawab dalam buku Risalah Amaliah NU, PCNU Kota Malang. Di
sana dibeberkan dalil-dalil lain yang membolehkan dzikir berjamaah, termasuk
juga istighasah.
Bahwa
Rasulullah dan para para sahabat pernah melantunkan syair (Qasidah/Nasyidah) di
saat menggali khandaq (parit). Rasul Saw. dan sahabat r.a bersenandung bersama
sama dengan ucapan: "Haamiiim laa
yunsharuun..".
Cerita
ini termuat dalam buku sejarah tertua, yakni Kitab Sirah Ibn
Hisyam Bab Ghazwat Khandaq. Kitab ini dikarang oleh seorang Tabi’in sehingga
datannya dianggap lebih valid.
Pada
bab Bab Hijraturrasul saw- bina'
masjidissyarif, sebagaimana tertulis dalam Risalah Amaliyah NU, para
sahabat juga bersenandung saat membangun membangun Masjidirrasul saw dengan
melantunkan syair:
"Laa 'Iesy illa
'Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhaajirah." Senandung para
sahabat kemudian diikuti oleh Rasulullah dengan semangat.
Mengenai
makna berdiri (qiyaman), duduk (qu'udan) dan berbaring ('ala junubihim), mengandung tafsir,
bahwa ayat tersebut diatas lebih dititikberatkan kepada bagaimana tata cara
orang shalat, yaitu bisa dilakukan dengan berdiri, duduk, maupun tiduran. Namun
secara umum dapat juga diartikan dzikir secara lafdziy. Seseorang dapat
berdzikir kepada Allah dengan segala tingkah sesuai kemampuannya. Dalam majlis
dzikir, sebagian orang mungkin duduk, sebagian lagi berdiri dan mungkin ada
yang tiduran tergantung kondisi masing-masing individu.
Selain
dalil di atas, juga ada hadis Qudsy yang menyatakan anjuran untuk berdoa,
berdzikir, dengan sirran wa jahran (pelan dan terang), di dalam hati, dalam
sendiri maupun berjamaah.
"Bila ia
(hambaku) menyebut namaKu dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam Diriku,
bila mereka menyebut namaKu dalam kelompok besar, maka Aku pun menyebut
(membanggakan) nama mereka dalam kelompok yg lebih besar dan lebih mulia".
(HR Muslim).
Selain itu, Sabda
Rasulullah Saw juga telah bersabda:
“Sungguh Allah
memiliki malaikat yang beredar di muka bumi mengikuti dan menghadiri majelis
majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan
hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka
para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada
mereka dan Allah Maha Tahu : “Darimana kalian?” Mereka menjawab: ‘Kami datang
dari hamba hamba Mu, mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu,
bertahmid pada Mu, bertakbir pada Mu, dan meminta kepada Mu, Maka Allah
bertanya: “Apa yg mereka minta?”, Malaikat berkata: ‘Mereka meminta sorga,
Allah berkata: ‘Apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat menjawab:
‘Tidak.’ Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat berkata:
‘Mereka meminta perlindungan-Mu, Allah berkata: “mereka meminta perlindungan
dari apa?”, Malaikat berkata: “Dari Api neraka”, Allah berkata: “apakah mereka
telah melihat nerakaku?”, Malaikat menjawab, ‘tidak.’ Allah berkata: ‘Bagaimana
kalau mereka melihat neraka Ku. Malaikat berkata: ‘Mereka beristighfar pada
Mu.’ Allah berkata: “Sudah kuampuni mereka, sudah kuberi permintaan mereka, dan
sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta perlindungan darinya.’
Malaikat berkata: “Wahai Allah, diantara mereka ada si fulan hamba pendosa, ia
hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka, Allah berkata: ‘Baginya
pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak ada yg dihinakan
siapa siapa yg duduk bersama mereka.”
Dzikir bersama, atau
istighasah selain merupakan doa bersama dalam rangka memohon pertolongan
menghadapi permasalahan yang besar dan jalan yang ditempuh semakin sulit, juga
merupakan tandingan untuk panggung panggung maksiat yang dari
hari ke hari kian marak saja, menyeret pemuda dan pemudi untuk larut, sehingga
sangat mungkin akan melupakan Allah. NU menganggap istighasah atau dzikir
berjamaah merupakan suatu perbuatan yang mulia karena berusaha menggemakan nama
Allah.
No comments:
Post a Comment