Pak Polisi,
Bebaskan Guru Kami,
“Kami Ingin Belajar”
M.Rakib Pekanbaru Riau Indonesia
BERBURU KE PADANG DATAR
DAPAT RUSA BERNELANG KAKI
SEDIHNYA GURU DALAM
MENGAJAR
MURID TAK BOLEH DIPUKUL
LAGI
MEMANAH RUSA BERBELANG
KAKI
LARINYA KE KUALA KAMPAR
MENGHUKUM MURID TAK
BISA LAGI
ATAS NAMA HAM ORANG
SEKULAR
Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa akan banyak
ditentukan oleh karakteristik kepribadian guru yang bersangkutan. Memiliki
kepribadian yang berkarakteristik mendidik bagi seorang guru akan dapat
dipandang sebagai acuan bagi keberhasilan anak didik dan guru itu sendiri.
Guru
yang menguasai kompetensi kepribadian akan sangat membantu upaya pengembangan
karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa digugu (didengar
nasehatnya) dan ditiru (diikuti), secara psikologis anak cenderung merasa yakin
dengan apa yang sedang diajarkan guru. Contohnya, ketika guru hendak
mengajarkan tentang sopan santun kepada anak didiknya, namun disisi lain secara
disadari ataupun seringkali tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung
bersikap kasar dan mudah marah, maka yang akan tertanam pada siswanya bukanlah
sikap sopan santun, melainkan sikap kasar itulah yang lebih melekat pada sistem
pikiran dan keyakinan siswanya. Kasus ini membenarkan peribahasa bahwa “guru
kencing berdiri, murid kencing berlari”. Bahwa apa yang dilakukan guru, akan
ditiru oleh anak didiknya dengan porsi yang lebih tinggi.
Berbeda
dengan di sekolah, berbeda pula dengan di lingkungan masyarakat. Di masyarakat,
kepribadian guru masih dianggap hal sensitif. Apabila ada seorang guru
melakukan tindakan tidak terpuji atau melanggar aturan yang berlaku di
masyarakat, cenderung akan cepat bertindak. Hal ini tentu dapat mengakibatkan
merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan hilangnya rasa kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga sekolah dimana dia mengajar.
Selain akan menentukan keberhasilan guru itu
sendiri, kepribadian guru juga akan menentukan keberhasilan anak didiknya.
Apakah dengan pribadi yang dimiliki guru akan mengantarkan anak didiknya ke
arah keberhasilan mencapai tujuan, ataukah justru menjadi penghancur masa depan
anak didiknya. Bukti kuantitatif kepribadian guru adalah motivasi berprestasi
siswa. Sementara bukti kualitatif yang erat kaitannya dengan kepribadian guru
adalah kondisi moral siswa. Bukti lain adalah tampilan kepribadian guru akan
sangat mempengaruhi antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dari penjelasan singkat diatas, tampak jelas bahwa
sangat pentingnya penguasaan kompetensi kepribadian bagi seorang guru. Namun
faktanya upaya mengembangkan profesi guru yang erat kaitannya dengan penguatan
kompetensi kepribadian tampaknya masih relatif lebih terbatasa bahkan cenderung
lebih mengedepankan pengembangan kompetensi pedagogik dan profesional.
Realitanya, dalam berbagai pelatihan guru, materi yang dipelajari secara
mendalam cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi pedagogik dan
profesional. Begitu pula dengan kebijakan pemerintah tentang Uji Kompetensi
Guru yang lebih mengutamakan kompetensi pedagogik dan profesional.
Sedangkan untuk pengembangan dan penguatan
kompetensi kepribadian justru seolah-olah dikembalikan lagi kepada pribadi
masing-masing guru. Seperti ungkapan yang mengatakan bahwa “segala sesuatunya
kembali lagi dan bergantung pada pribadi masing-masing”. Oleh karena itu,
sebagai calon pendidik yang berkarakter marilah berusaha belajar memperbaiki
pribadi untuk selalu berusaha menguatkan kompetensi kepribadian kita. Ungkapan
bahwa kepribadian orang dewasa cenderung bersifat permanen adalah kurang tepat.
Karena jika yakin bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik, maka berubahlah
menjadi pribadi yang lebih baik!
Indri Puspita Sari
Mahasiswa PGSD FIP UNY
Tags:
Kompasiana adalah Media Warga. S
Seorang
guru SMPN 6 Kulisusu Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, berinisial BT
ditahan di Polsek setempat, lantaran dilaporkan telah memukul kaki seorang
siswanya dengan mistar. Tak terima dengan penahanan tersebut, Rabu (22/10/2014)
ratusan siswa dan para guru mendatangi kantor Polsek Kulisusu dan meminta guru
mereka dibebaskan.
Dengan
membawa spanduk bertuliskan “ Bebaskan Guru Kami, Kami Ingin Belajar”. Ratusan
siswa dan puluhan guru tersebut berjalan kaki dari sekolahnya dan tiba di
Mapolsek Kulisusu. Beberapa siswa bahkan menangis histeris agar gurunya segera
dibebaskan. Bahkan beberapa siswa nekat menerobos ruangan polsek untuk masuk
melihat gurunya, hingga memancing emosi Kapolsek Kulisusu Kompol Syafaruddin
Tika.
"Siapa
yang bertanggung jawab aksi ini. Mana gurunya yang bertanggung jawab,"
kata Kaposek.
Dengan
berani, salah seorang siswa menjawab kalau tindakan mereka tidak ada yang
koordinir dan merupakan gerakan spontanitas. “Pak tidak ada yang koordinatori
kami. Ini atas inisiatif kami sendiri. Kami ingin belajar lagi, sudah mau ujian
tapi tidak ada lagi guru yang mengajar," ujar anak tersebut.
"Iya,
saya tahu perasaan adik-adik, tapi kami hanya mengamankan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya pihak kami lakukan pengamanan di kantor
ini," ujar Syafaruddin Tika.
Luapan
tangisan pun tak bisa terhindari ketika puluhan guru melihat langsung teman
mereka berdiri dibalik jeruji besi. "Kenapa? Kasihan dibikin begitu, hanya
persoalan sedikit harus disel," ucap sejumlah guru sambil menangis.
Selang
beberapa lama, Kapolsek menerima perwakilan para guru. Pertemuan pun dilakukan
di ruangan Kapolsek.
"Kami
minta kepada bapak untuk segera melepaskan atau menangguhkan penahanan pak BT.
Inikan bersangkutan PNS gak mungkin melarikan diri. Kasihan anak-anak sudah
tidak belajar,” ujar Ashar, salah seorang perwakilan guru.
Menanggaapi
permintaan itu, Kapolsek Kulisusu menyatakan proses hukum akan terus berjalan
sambil menunggu kedua belah pihak untuk mediasi.
"Saya
kira tindakan mediasi sudah dilakukan juga tapi tidak ada titik temu. Jadi
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka kami pun mengamankan
BT," imbuhnya.
Sebelumnya,
oknum guru Matematika BT (27), Selasa (21/10/2014) dijebloskan ke penjara
setelah memukul kaki kiri NH (15) kelas IX 1 di SMP N 6 Kulisusu dengan
menggunakan mistar. Tindakan ini tak diterima oleh orang tua siswa dan
melaporkannya ke Polsek Kulisusu, BT pun akhirnya dijebloskan ke sel untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
No comments:
Post a Comment