Wednesday, March 25, 2015

YANG KAU KASIHI YANG MEMUSUHI



YANG KAU KASIHI YANG MEMUSUHI
 

Oleh  M.Rakib  Jl.Ciptakarya Pekanabaru Riau Indonesia
0823  9038  1888
Ketika remaja, selalu dimanja,
Nasehat orangtua, dianggap tak berharga.
Emosinya tinggi, tiada bertara,
Kelak menjadi, anak  durhaka..

Pelaksanaan hukuman membutuhkan ketegasan, tanpa pandang bulu. Kasih sayang kepada masyarakat lebih penting dari pada hanya kepada individu. Dalam suatu hadist ditegaskan:
 Fiqh Jinayah: Ruang Lingkup Hukuman dan Jarimah dalam Hukum Pidana Islam
 Bertindak keraslah agar tertib. Barang siapa yang menginginkan ketertiban sesekali bertindak tegaslah kepada orang yang kau kasihi
Dilarang hukumnya menolong atau ikut menghalang-halangi pelaksanaan hukum yang telah ditentukan oleh Allah.
    Jika ingin menjadi ayah yang baik, luangkan waktu setiap hari untuk anak, minimal setiap minggu, tak peduli seberapa pun sibuknya Anda.
        Tentukan waktu bersama anak-anak dalam jadwal Anda. Malam yang tepat untuk bersama mereka bisa saja dilakukan pada hari Selasa, Kamis, dan Minggu. Luangkan waktu untuk memberi perhatian ekstra pada hari-hari tersebut, dan jangan biarkan jadwal lain mengganggu kebersamaan Anda.
        Jika Anda memiliki lebih dari satu anak, maka sebaiknya luangkan waktu untuk bersama masing-masing anak secara individu. Dengan demikian hubungan yang unik antar masing-masing anak bisa terjalin.
        Jika Anda terlalu lelah untuk bermain basket bersama si kecil, lakukan kegiatan lain sebagai gantinya, misalnya menonton pertandingan basket atau menonton film tentang basket. Penting sekali agar Anda bisa selalu bersama anak dalam kegiatan-kegiatan seperti itu.
    Hadirlah dalam kejadian-kejadian penting anak. Meskipun merencanakan “waktu bersama ayah” setiap minggu adalah cara yang bagus untuk memperkuat hubungan Anda dengan anak, Anda juga harus berusaha hadir dalam acara-acara penting dalam hidupannya. Aturlah jadwal kerja Anda agar bisa hadir hari pertama masuk sekolah, pertunjukan balet, atau kelulusan sekolah.
        Anak akan mengingat peristiwa-peristiwa tersebut sepanjang hidupnya dan kehadiran Anda akan sangat berarti baginya.
        Anda mungkin sangat sibuk saat salah satu anak Anda memiliki acara penting, namun jika melewatkannya, Anda pasti akan menyesal.
    Ajari anak tentang pelajaran-pelajaran yang penting. Anda juga harus mengajari anak tentang cara menyelesaikan tugas-tugas dasar sehari-hari. Bantulah anak untuk menggunakan kamar mandi, menggosok gigi dengan benar, mengendarai sepeda, dan menyetir jika sudah waktunya. Anda juga dapat mengajari anak cara bercukur dan menjaga kebersihan tubuh. Anak akan memerlukan Anda untuk mempelajari pelajaran kehidupan yang besar seperti halnya tugas-tugas kecil sehari-hari.
        Berbagilah tugas untuk mengajarkan hal-hal tersebut dengan istri. Orangtua harus mengajarkan anak tentang hal-hal penting yang perlu ia ketahui untuk berkembang.
        Bantulah anak untuk belajar dari kesalahannya. Jika anak melakukan hal yang salah, Anda harus menjelaskan mengapa hal tersebut salah dan menjelaskan cara menghindari kekeliruan tersebut di masa mendatang. Jadi, bukan dengan cara menghukum dan membiarkannya.
    Bangunlah komunikasi yang kuat. Hadir di saat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan anak adalah sesuatu yang saat penting. Begitupula berkomunikasi dengan anak. Anda tak perlu selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan dengan anak agar mereka senang bersama Anda. Anda hanya perlu untuk fokus berkomunikasi dengan mereka dan memahami kegelisahan dan perjuangannya.
        Pastikan untuk selalu bersama anak setiap hari, sehingga Anda tahu apa yang merisaukannya, apa kegiatannya, dan apa yang ada di pikirannya.
        Jangan hanya pura-pura bertanya, “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanpa benar-benar ingin tahu jawabannya.
        Anak usia remaja atau mahasiswa, tidak mau bercerita secara detail tentang kegiatan yang dilakukannya bersama orangtua. Pastikan Anda cukup sering bersama mereka agar mereka tahu Anda peduli namun tanpa menimbulkan rasa terganggu.
    Rencanakan liburan bersama anak. Untuk menjadi ayah yang baik, luangkan waktu bersama anak untuk berlibur, dengan atau tanpa ibunya. Misalnya pergi memancing setahun sekali, mengunjungi pantai, atau melakukan perkemahan yang tak pernah terlupakan. Apapun yang Anda lakukan, buatlah agar perjalanan itu terasa spesial, tak terlupakan, dan bisa dilakukan minimal setahun sekali sehingga terbentuk rutinitas bersama ayah yang menyenangkan.
        Jika istri Anda juga ikut dalam liburan, luangkan waktu sebisa mungkin antara Anda dan anak-anak.
        Rencanakan liburan beberapa bulan sebelumnya sehingga anak akan menanti-nantikan sesuatu yang menyenangkan dan berbeda.
    Luangkan waktu untuk diri sendiri. Meluangkan waktu bersama anak-anak adalah hal yang penting, namun Anda harus berusaha meluangkan “waktu untuk diri sendiri” sebisa mungkin. Misalnya mengerjakan hobi di hari Minggu sore, lari pagi selama setengah jam setiap pagi, atau membaca buku setiap malam sebelum tidur. Dahulukan kepentingan anak-anak di atas kepentingan Anda, namun jangan benar-benar mengabaikan diri sendiri.
        Jika Anda tidak meluangkan waktu untuk diri sendiri, Anda tidak akan mampu untuk bersantai, menyegarkan diri, dan memberikan waktu dan perhatian pada anak-anak.
        Anda bisa mengatur sebuah ruang atau kursi khusus di rumah di mana anak-anak tahu Anda tidak bisa diganggu. Beritahukan konsep “waktu saya” pada anak-anak dan jelaskan pada mereka bahwa Anda akan melakukan sesuatu selama beberapa saat---kecuali mereka benar-benar membutuhkan Anda.
Top of Form
Bottom of Form

Anak Jangan Terlalalu Dimanja,
Anak Bisa  Merasa Raja
Orang tua, akan terjajah,
Setelah  dewasa, hidupnya susah.


Salah satu cara mengajari anak kreatif, makan sendiri
BANYAK orang tua, terutama yang baru memiliki anak pertama, terobsesi untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Namun, terkadang hal itu justeru membuat orang tua menjadi terlalu memanjakan anaknya. Dari penelitian banyak dokter ahli anak, ternyata terlalu memanjakan bisa berakibat tidak baik bagi perkembangan psikologis si anak.


Anak yang terbiasa dimanja dengan fasilitas berlebihan, dimana segala sesuatunya telah disiapkan orang tua, menjadikannya tidak terlatih untuk mengerjakan sesuatu sendiri, atau menjadi pemalas. Di samping itu, anak yang terlalu dimanja akan menjadi anak yang tidak memiliki kreatifitas, perasaannya menjadi tumpul, tidak bisa membangun empati , simpati, dan toleransi terhadap orang lain. Ia akan menjadi anak yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Anak yang dimanja biasanya egois, hanya mementingkan kepentingan dirinya saja.
Agar anak tidak memiliki sikap negatif tersebut, sebaiknya orang tua memberikan perhatian dan memberikan kasih sayangnya secara proporsional. Memberikan fasilitas bermain juga sebaiknya permainan yang menstimulus kreatifitasnya. Orang tua juga harus mendidik dan memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk mengerjakan hal-hal yang bisa ia lakukan sendiri atau sudah sewajarnya dilakukan anak diusianya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit orang tua juga mengurangi sifatnya yang terlalu memanjakan anaknya.
Satu hal penting yang harus dipahami adalah tidak memanjakan anak bukan berarti tidak menyayangi anak. Rasa sayang orang tua kepada anak diwujudkan dengan cara mendampingi anak menuju masa kedewasaannya.
 JADILAH AYAH YANG DISIPLIN DAN ADIL

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook