BAGIAN
KE 16 NOVEL EMPAT PROFESOR SATU CINTA
Karya M.Rakib
DOSA-DOSA
SELAMA MENGIKUTI PROGRAM DOKTOR
Sang Penyair : Aku tidak bisa ikut gotong royong, menjenguk
orang sakit, dan pengajian, semua waktuku tersita untuk memperbaiki disertasi
empat tahun lamanya berulang-ulang. Kebun sawitku terpaksa digadaikan. Kebun
kecil kesaayanganku yang biasanya kutaanami bunga, terbiar begitu saja, ditumbuhu
ilalang dan rumput liar berduri. Wirid pengajian semuanya ditolak. Menghonor di
Perguruan tinggi, terpaksa dihentikan.
Sang penyair merasa iri,dan sedih hati, mengapa orang lain dalam waktu singkat, bisa dapat gelar doktor, seadangkan aku 13 tahun belum selesai juga, Ya Allah malangnya nasibku. Di surat kabar banyak berita tentang, cara meraih Gelar Doktor Sesingkat-singkatnya dengan Biaya Murah Meriah, Mau ?
Waktu dirasakan berlalu begitu cepat
seperti berlari saja. Tanpa terasa zaman telah berubah, memasuki tahun baru. Yang namanya kuliah di S 3 belum juga selesai.
Anak-anak semakin bertumbuh besar dan sudah naik ke kelas berikutnya. Ada yang
sudah lulus sekolah, ada juga yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Apakah
teman-teman sudah memiliki rencana untuk pendidikan putra-putri tercinta ? atau
mungkin teman- teman sendiri berencana melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi ?. Merencanakan pendidikan memang gampang – gampang susah. Jika kita
tidak bersikap teliti dan cermat, alih-alih mendapatkan pendidikan seperti yang
diharapkan, justru kita terjerumus menjadi korban penipuan yang berkedok
pendidikan.
TIGA BELAS TAHUN DI PROGRAM DOKTOR
SOAL BIAYA, SELALU TEKOR
KEBODOHANKU TIADA JADI PELOPOR
TERJEBAK DALAM, JERAT PARA PROFESOR
Banyak tawaran kuliah S 3 luar negeri, marak penawaran studi ke berbagai
perguruan tinggi,di Australia dan Malaysia, dengan iming – iming biaya pendidikan murah dan fasilitas
yang serba lengkap , Jika semua yang dijanjikan itu nyata, tentu saja tidak
menjadi masalah karena memang itu yang dicari. Namun harap diingat, jika
iming-iming itu sudah melampaui batas kewajaran dan tidak masuk di akal, maka
ini merupakan sinyal merah tanda kita harus bersikap ekstra waspada terhadap
bahaya penipuan yang sekilas tampak menggiurkan .
Kedatangan penipu yang mencengangkan
Hati-hati tawaran penipuan intelektual, banyak dari
perguruan tinggi swasta di Riau dan di Jakarta. Para penipu langsung
diantarkan ke kantor, yang ramai karena sedang jam
istirahat. Ternyata Humas itu bermaksud menawarkan studi ke jenjang
S2 dan S3.
Banyak
penjelasan yang sangat menakjubkan. Penjelasan yang membuat orang terbengong-bengong,
diam seribu bahasa. Do no what to say. Merasakan bercampur aduknya perasaan di
dalam hati. Tipuan apalagi yangm kan datang? Antara ingin mentertawai keras-keras orang itu langsung di
wajahnya, antara ingin melemparnya saja ke jalan, juga rasa prihatin saat
menyadari betapa pendidikan di negeri ini sudah jatuh ke jurang bisnis yang
sangat tidak bermoral ! . Saya tidak sudi lagi mendengar penjelasannya lebih
jauh, dan memilih beranjak masuk ke kelas. Tak lama kemudian dari kejauhan
kulihat Pak Humas yang berpenampilan gaya itu digiring oleh Security ke
luar gerbang. Baguslah. Tahukah teman- teman, apa yang dia tawarkan ? Perkuliahan
murah meriah !
Kuliah instant dengan kelas jauh bohong-bohongan
Dengan gayanya yang menawan, orang itu tanpa
tedeng aling-aling menawarkan program perkuliahan yang sangat fantastis.
Fantastis dari segi lama perkuliahan, dari segi kemudahan pelaksanaan, dan dari
segi pembiayaan. Dengarlah penjelasannya itu :
Untuk program studi S1, biayanya cukup 17 juta,
program Magister dihargai 20 juta, dan untuk program Doktoral silahkan
mengeluarkan uang 30 juta rupiah saja. Semua jenjang pendidikan memakan waktu
yang sama, yaitu 3 bulan.
PENIPUAN APA LAGI YANG KINI DATANG
PELACUR INTELEKTUL, TERANG BENDERANG
LUPA MORAL, BAGAIKAN BINATANG
PETUNJUK AGAMA, TIDAK LAGI DIPANDANG
PENIPUAN APA LAGI YANG KINI DATANG
PELACUR INTELEKTUL, TERANG BENDERANG
LUPA MORAL, BAGAIKAN BINATANG
PETUNJUK AGAMA, TIDAK LAGI DIPANDANG
Msssa' untuk mendapatkan gelar keserjanaan, tidak perlu menyusun Skripsi,
Tesis, dan Disertasi. Pokoknya uang segitu sudah all in. Waktu perkuliahanpun
bisa diatur, kalau ada waktu silahkan kuliah, kalau tidak ada waktu boleh titip
absen. Gampang kan ? . Ada lagi yang lebih asyik,
kami tak perlu jauh- jauh datang ke Jakarta untuk menjalani perkuliahan. Cukup di sebuah tempat di dekat-dekat sini saja, itu juga kalau ada waktu. Namanya juga kelas jauh, ya wajar kalau ruang kuliahnya jauh banget dari kampus pusat.
kami tak perlu jauh- jauh datang ke Jakarta untuk menjalani perkuliahan. Cukup di sebuah tempat di dekat-dekat sini saja, itu juga kalau ada waktu. Namanya juga kelas jauh, ya wajar kalau ruang kuliahnya jauh banget dari kampus pusat.
Ada pengakuan seseorang di surat kabar, katanya begini: "Saya kenal dengan seseorang yang entah karena
kurang wawasan atau tergoda apa gitu, akhirnya terjerumus mengikuti perkuliahan
abal-abal ini dan menjalani perkuliahan di kelas jauh." Bayangkan saja.
Teman saya itu, tempat tinggalnya di Cisolok, sebuah kecamatan di pelosok
Sukabumi Jawa Barat dekat dengan pesisir pantai Selatan, sementara kampus
pusatnya di Surabaya ! . Entah mungkin dia mendapat hidayah atau mungkin juga
dia kejedot di kepala dengan kerasnya hingga tersadar dari amnesia,
akhirnya dia menyerah dan berhenti menjalani program kuliah abal-abal ini
Kampus, Dosen , ijazah, semuanya aspal
Ada lagi pengakuan yang mengatakan "Saya teringat berita setahun lalu, tentang
keberhasilan pihak berwajib di Jawa Timur menggulung sindikat pembuat
ijazah palsu dan perkuliahan palsu . Melihat modus operandinya,
para kriminal itu jelas melakukan aksi jahatnya dengan sangat profesional
dan terstruktur, yang melibatkan orang-orang dari dalam kampus yang memang
sangat menguasai pekerjaannya."
Kata pengkauannya, untuk meyakinkan mangsanya, komplotan penipu ini
menghadirkan dosen betulan ke ruang kuliah. Tentu saja sang dosen inipun adalah
anggota komplotan yang aslinya memang mantan dosen sungguhan di sebuah
PTN di Jawa Timur. Dosen penipu ini akan datang di satu atau dua kali pertemuan
saja, dan selanjutnya akan digantikan oleh oknum yang bertugas sebagai
dosen pengganti, atau tidak ada perkuliahan sama sekali.
Selanjutnya mahasiswa
abal-abalpun tinggal menunggu waktu wisuda. Bagaimana dengan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi ? tenang saja, sebelum mendaftarpun, semuanya sudah jadi kok.
Tinggal copas, ganti judul sedikit-sedikit, hapus nama, ganti dengan nama baru,
beres sudah. Teknologi percetakan sudah canggih ini. Tinggal wisuda deh, itu
juga kalau mau. Toh kalaupun mau, kampusnya juga entah dimana. Tapi wisuda kan
tidak terlalu penting, yang penting ijazah sudah ditangan.
Nah inilah masalahnya. Kalau anda mengira bahwa
itu ijazah palsu, maka anda setengah benar. Karena yang benar adalah, itu
ijazah aspal, alias asli tapi palsu ! Asli kertasnya, asli tanda tangan
rektornya, asli capnya, dll, semuanya asli. Ya tentu saja asli, karena
melibatkan oknum yang memang bekerja di institusi perguruan tinggi yang namanya
dicatut. Namun semua itu palsu, karena semua proses dan standar nya palsu
alias ilegal ! ( kompas.com)
Membohongi diri sendiri pasti sangat
menyiksa batin
Pak Humas itu mungkin hanya salah satu contoh,
atau miniatur, atau potret yang sesungguhnya dari masyarakat yang tengah
dilanda sakit mental. Dalam masyarakat yang seperti ini, kejujuran dan rasa
malu sudah menjadi barang yang langka bahkan mungkin tidak dikenal sama sekali.
Kecurangan dan keculasan sudah begitu parah mewarnai kehidupan
masyarakat, hingga merangsek ke dunia pendidikan. Sebuah institusi yang
seharusnya menjadi gerbang penjaga kejujuran sebuah bangsa.
Jika seseorang merasa bangga
dengan selembar ijazah yang didapat dengan jalan haram , merasa bangga
menyandang gelar akademik berderet panjang padahal semuanya dusta belaka
, merasa bangga dengan nilai-nilai yang tertera di kertas ijazah, sementara
kita tidak menjalani proses pendidikannya sama sekali , merasa jumawa dengan
jabatan publik yang diraih dengan menyertakan ijazah palsu, kemungkinan besar
dia mengalami gejala gangguan jiwa.
Boleh jadi seseorang akan sukses
melenggang mendapatkan jabatan publik atau menjadi apa saja yang dia mau dengan
uang yang dimiliki dan ijazah palsunya. Namun siapa yang dapat membohongi Allah
dan mendustai hati nurani ? sampai kapan dia akan bertahan dengan dustanya jika
suatu saat rekan-rekan, keluarga, atau anak-cucunya bertanya, dulu sekolah
dimana, kuliah dimana ? siapa gurunya , siapa dosennya, siapa teman
seangkatannya ? mengapa tidak pernah menceritakan kehidupan saat sekolah dan
kuliah dulu ?
Oh ya tentu saja sangat mudah menjawab semua pertanyaan itu : karang saja sebuah kebohongan baru. Namun sekali lagi, sampai kapan dia akan mempertahankan kebohongannya itu ? sampai mati ?
Oh ya tentu saja sangat mudah menjawab semua pertanyaan itu : karang saja sebuah kebohongan baru. Namun sekali lagi, sampai kapan dia akan mempertahankan kebohongannya itu ? sampai mati ?
Pendidikan
harus diperlakukan dengan benar dan jujur
Pendidikan adalah dunia formal
yang serius. Kesungguh-sungguhan dalam menempuh pendidikan sangat
menceriminkan kemampuan seseorang berkomitmen dalam hidupnya. Jika kita ingin
melihat apakah seseorang telah menjalani pendidikan dengan benar dan jujur ,
maka lihat saja kualitas hidupnya.
Ketika seseorang berhasil meraih
kesuksesan dalam hidupnya, berbahagia dalam kehidupan sosialnya, seimbang dalam
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, maka dapat dipastikan, di masa
mudanya ia telah menempuh pendidikan dengan sangat tekun dan serius. Artinya,
jika kita mengharapkan anak-anak kita dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan
dalam hidupnya, maka berilah anak-anak kita pendidikan yang benar dan jujur.
Ajarilah juga anak-anak kita memandang dan memahami, bahwa pendidikan adalah
sesuatu yang sangat berharga dan sangat mulia, sehingga mereka menjalani
pendidikan dengan penuh kesungguhan hati dan jujur.
Jangan mengartikan pendidikan
hanya sebatas kegiatan belajar mengajar antara Guru dan Murid di dalam kelas.
Terlalu sempit jika mengartikan pendidikan sebatas itu. Alam yang terbentang
luas ini, dengan segala ciptaan Nya adalah Guru dan gudang ilmu bagi kita dan
anak-anak kita. Reguklah ilmu sebanyak-banyaknya, dengan cara yang benar dan
jujur. Karena pendidikan itu bukan hanya tuntutan kemanusiaan, namun juga
perintah Allah bagi umat yang mempercayai Nya.
Akhir kata, di awal tahun ajaran baru ini,
berhati – hatilah dengan penawaran pendidikan instant yang hanya bermaksud
menipu. Dan bagi yang tergiur, saya hanya dapat berkata, berhentilah membohongi
diri sendiri, tak akan kuat kita menanggung laranya seumur hidup. Tak akan kuat
pula kita menanggung akibatnya di akhirat nanti.
Demikian teman-teman, semoga bermanfaat.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita agar senantiasa bersikap benar dan
jujur.
“Desainlah sesuatu yang dibutuhkan banyak orang.” (Prof. IGN Wiratmaja Puja)“Mending ga lulus sekalian daripada hampir lulus. Hampir lulus = ga lulus, tapi lebih sakit hati rasanya.” (Prof. Bambang Sutjiatmo)
“Anda tidak akan bisa mengendalikan sesuatu yang Anda tidak bisa ukur.” (Dr. Zainal Abidin)
“Membuat suatu sistem yang semula tidak teratur (Entropi +) menjadi teratur (Entropi -) memang tidak bisa dilakukan secara spontan. Seperti membuat mahasiswa yang semula malas belajar menjadi rajin belajar.” (Dr. Nathanael P. Tandian)
“Hidup di Indonesia itu seperti surga karena kita tidak mungkin meninggal karena cuaca dingin, tapi sebaiknya jangan berurusan dengan Polisi atau Dokter.” (Dr. Zainal Abidin)
“Matematika itu ilmu atau bukan? coba cek singkatan MIPA (matematika dan ILMU pengetahuan alam)!” (Prof. Bambang Sutjiatmo)
No comments:
Post a Comment