BEDA TESIS DAN DISERTASI
M.Rakib Muballigh IKMI Pekanbaru Riau Indonesia 2015
Disertasi, berisi penemuan
Calon doktor, pasti ilmuwan
Disajikan dengan sangat menawan
300 lembar, sebagai laporan.
Beda dalam menjawab “apa itu” adalah yang paling
sederhana dan paling mudah. Tentu saja ada “batasan jumlah variabel” yang
diukur. Nah, kalau tesis hanya menjawab apa meskipun variabelnya banyak maka
secara filosofi belum memenuhi syarat. Tesis menjawab apa dan mengapa. Artinya
dalam risetnya harus mengambil data untuk menjawab kedua pertanyaan itu.
Perbedaan yang paling menyolok, skripsi dijadikan syarat kelulusan di
program S-1 dengan maksud memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menunjukkan bahwa dia dapat menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam
skripsi tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.Thesis dijadikan
syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud memberikan kesempatan kepda
mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis baru atau
penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara
tertulis.Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan maksud
memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkana bahwa dia memahami
(mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di bidang ilmunya
dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu melalui penemuan baru yang
orisinal yang dilaporkannya secara tertulis (http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/40-penelitian/60-skripsi-apakah-itu).
Pada
dasarnya skripsi mahasiswa S1 merupakan ajang latihan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelitian secara obyektif. Oleh karena baru pertama sekali meneliti
maka mahasiswa S1 ini sangat membutuhkan bimbingan dosen agar tidak melakukan
kesalahan fatal yang menyebabkan mereka harus mengulang. Tesis S2 merupakan
ajang peningkatan kemampuan mahasiswa dalam meneliti dan diharapkan mahasiswa sudah
mampu meneliti dengan bimbingan yang minimal dari dosen. Desertasi S3 merupakan
pembuktian kemampuan mahasiswa S3 dalam meneliti secara mandiri.
Secara sederhana, skripsi itu
menjawab apa, tesis menjawab apa dan mengapa, Dan disertasi itu menjawab apa,
mengapa dan bagaimana. Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan
kolesterol telur. Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk
menurunkan kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah
daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk menurunkan
kolesterol. Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah daun katuk
menurunkan kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol
telur? Dan; c) bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol
telur?
Seringkali dosen pembimbing lupa akan hal tersebut, sehingga sering
meminta mahasiswa meneliti lebih dari seharusnya. Apa alasannya? Pertama,
mungkin dikarenakan ketidaktahuannya dan pengalamannya sebagai mahasiswa dulu
juga seperti itu. Sebagai contoh, dosen pembimbing meminta mahasiswa S1 untuk
menjawab selain apa juga mengapa. Kedua, dosen pembimbing sudah tahu hal ini
tetapi dikarenakan ia menginginkan data penelitian lebih, maka ia memaksakannya
pada mahasiswa bimbingannya. Mungkin sang dosen bermaksud data tersebut akan
dipublikasikan dimana ia sebagai penulis utamanya. Mungkin juga dosen mempunyai
alasan yang lain.
Apapun alasannya, sesungguhnya dosen tidak
dibenarkan untuk memaksa mahasiswa di luar ketentuan atau kesepakatan yang
berlaku. Jika menginginkan data yang lebih akurat dan lebih banyak untuk
menjawab permasalahan yang ada, maka sebaiknya dosen membuat proposal
penelitian sendiri dan mengajukannya ke Dikti atau ke penyandang dana lainnya.
Ia harus berkompetisi untuk memperoleh dana penelitian.
No comments:
Post a Comment