M.M.Rakib
Rakib IKMI Pekanbaru
Riau Indonesia 2015
TAKUT MENDISIPLINKAN MURID AKAN
DISALAHARTIKAN SEBAGAI KEKERASAN
Minyak geliga, buah lakum
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.
Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong, ikan gurami
Merasa rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti
Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi
Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama
Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti
Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji
Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.
Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong, ikan gurami
Merasa rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti
Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi
Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama
Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti
Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji
Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang
Kuntum
bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
KALAU TUAN MENCARI KUTU,
JANGAN DISURUH, ORANG BUTA
KALAU PERUNDINGAN, SUDAH BUNTU
LAKUKAN ISTIKHOROH, PEMBUKA PNTA
Saat M.Rakib, mengirimkan kutipan ini,
penulis(M.Rakib), 30 Dsember 2014, sudah berkunjung ke Prof.Amir Luthfi delapan
kali, dan pda tgl 28 Februari
2015 yang ke 15 kali di Bangkinang, untuk merapikan sistemstika disertasi
S3 yang akan segera ujian promosi Doktor, ujian terbuka di awal
tahun 2015 insyaAllah…
Kuntum
bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan
Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman
Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah
Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad
Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati
Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama
Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok
Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun
Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon
Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri
Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur
Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah
Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru
Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan
Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman
Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah
Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad
Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati
Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama
Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok
Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun
Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon
Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri
Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur
Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah
Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru
Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat
Penulis
tertarik dengan pantun dan pepatah huku dalam aadat Melayu. Kemudian penulis
temukan sebauh ungkapan paling kuno dan paling indah menurut penulis asja.
Kmudian penulis kutip, bunyinya begini:
Hukum sipalu-palu ular
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu, tidak layu
Tanah terpalu, tidak lembang
Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik
Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak
Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik
Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah
Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.
Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu, tidak layu
Tanah terpalu, tidak lembang
Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik
Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak
Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik
Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah
Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.
Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.
M.Rakib Muballigh IKMI Riau Indonesia.2014
Banyak guru yang sekarang ini khawatir
memberikan pendidikan disiplin pada murid karena akan disalahartikan sebagai
tindak kekerasan. Hukuman disiplin bagi murid yang melanggar tata tertib
dijadikan alasan bagi orangtua dan keluarga untuk membawa guru ke ranah hukum
kriminal. Malah, sebagian orangtua merasa bangga dengan tindakan mengadukan
guru memberikan hukuman pelanggaran disiplin sekolah. Sampai saat ini memang belum
ada titik temu terkait pengaduan penganiayaan terhadap murid oleh guru. Hal ini
menjadi dillema serta membuat guru khawatir dan cemas memberikan pendidikan
disiplin pada muridnya karena harus berhadapan dengan pelanggaran hak azasi
manusia. Antara-hukuman-dan disiplin-sekolah.
Minyak geliga, buah lakum
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.
Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong, ikan gurami
Merasa rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti
Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi
Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama
Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti
Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji
Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang
Minyak saga, di dalam tadah.
Banyak sangka, ahli hukum
Banyak berdoa, ahli ibadah.
Mengasah pisau, di batu gerinda
Untuk memotong, ikan gurami
Merasa rsau, ahli ibadah,
Ketika hukum, tidak berarti
Setiap org mempunyai dua nama
yang satu si bathin yang satu si zahir
si zahir siapa namanya
si bathin apa pula diberi
Kain pembungkos diikat tali
tumpuan sarang dibawah tanah
selagi hidup tak mengenal diri
macam mana pulak dalam agama
Sahabat Rasul ada empat
abu bakar umar usman dan ali
kalau hidup tak mengenal tempat
pastilah bangkai yang dikubur nanti
Berdoa panjang macam tali
banyak dibaca makmum tak reti
apelah pak imam kini
jangan jangan tak tau mengaji
Naik kebuket duduk termenung
mata memandang pikiran melayang
gadis sekarang cantik berkerudung
tapi sayang tak tau sembahyang
Kuntum
bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
KALAU TUAN MENCARI KUTU,
JANGAN DISURUH, ORANG BUTA
KALAU PERUNDINGAN, SUDAH BUNTU
LAKUKAN ISTIKHOROH, PEMBUKA PNTA
Saat M.Rakib, mengirimkan kutipan ini,
penulis(M.Rakib), 30 Dsember 2014, sudah berkunjung ke Prof.Amir Luthfi delapan
kali, untuk merapikan sistemstika disertasi S3 yang akan segera
ujian promosi Doktor, ujian terbuka di awal tahun 2015 insyaAllah…
Kuntum
bunga, di tengah pekan
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan
Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman
Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah
Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad
Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati
Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama
Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok
Dihembus angin, jatuh ke bawah
Hukum yang tidak dilakukan
Bagai pohon, menimpa rumah.
Buah lakum, dibuat sambal,
Lepas ditangan, kena celana
Teori hukum, banyak dihafal
Ketika di lapangan, tidak berguna
Sekuntum bunga, di tengah taman
Ambil separuh, di dalam raga
Hukum dunia, ikutlah firman
Di akhirat kelak, masuk surga
Belah buluh bersegi-segi
Buat mari serampang ikan
Kuasa Allah berbagi-bagi
Lebih laut dan juga daratan
Buah ini buah berangan
Masak dibungkus sapu tangan
Dunia ini pinjam-pinjaman
Akhirat kelak kampung halaman
Delima batu dipenggal-penggal
Bawa galah ke tanah merah
Lima waktu kalau ditinggal
Ibu bapak pasti marah
Banyaklah hari antara hari
Tidak semulia hari Jumat
Banyaklah nabi antara nabi
Tidak semulia Nabi Muhammad
Orang Bayang pergi mengaji
Ke Cubadak jalan ke Panti
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tak akan mati
Pangkal dibelit di pohon jarak
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Jangan dibuat yang dilarang syarak
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Jarak nan tumbuh tepi serambi
Pohon kerekot bunganya sama
Itulah perbuatan yang dibenci Nabi
Petuah diikut segala ulama
Pohon kerekot bunganya sama
Buahnya boleh dibuat colok
Petuah diikut semua ulama
Jangan dibawa berolok-olok
Rusa banyak dalam rimba
Kera pun banyak tengah berhimpun
Dosa banyak dalam dunia
Segeralah kita minta ampun
Kera banyak tengah berhimpun
Sandarkan galah pada pohon
Segeralah kita meminta ampun
Kepada Allah tempat bermohon
Tuman dipegang jatuh ke laut
Disambar yu jerung tenggiri
Imanpun tetap sehingga maut
Di situ baru tahukan diri
Disambar yu jerung tenggiri
Sutan Amat mandi bersimbur
Di situlah baru tahukan diri
Malaikat memalu dalam kubur
Kait-kait di padang temu
Terap ditimbun di ujung galah
Baik-baik berpegang pada ilmu
Harapkan ampun pada Allah
Temu itu banyak warnanya
Ada yang putih ada yang biru
Ilmu itu banyak gunanya
Tiada boleh orang menggaru
Pecah cawan di atas peti
Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah yang mahasuci
Jangan dilupakan setiap saat
Penulis
tertarik dengan pantun dan pepatah huku dalam aadat Melayu. Kemudian penulis
temukan sebauh ungkapan paling kuno dan paling indah menurut penulis asja.
Kmudian penulis kutip, bunyinya begini:
Hukum
sipalu-palu ular
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu, tidak layu
Tanah terpalu, tidak lembang
Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik
Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak
Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik
Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah
Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.
Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.
Ular dipalu, tidak mati
Kayu pemalu, tidak petah
Rumput dipalu, tidak layu
Tanah terpalu, tidak lembang
Hulum jatuh benar terletak
Gelak berderai timbal balik
Undang menarik rambut dalam tepung
Rambut ditarek tidak putus
Tepung tertarik tidak berserak
Minta wasiat kepada yang tua
Minta petua kepada yang akim
Minta akal kepada yang cerdik
Minta daulat kepada raja
Minta suara kepada enggang
Minta ji\\kuat kepada gajah
Yang kesat diamplas
Yang keruh dijernihlan
Yang kusut diuraikan.
Ungkapan-ungkapan adat ini sangat banyak sehingga tak dapat dikemukakan semuanya disini. Dapatlah disimpulkan bahwa ketentuan-ketentuan adat yang lebih dikenal sebagaimana hukum tidak tertulis telah diwariskan dalam bentuk undang-undang, ungkapan atau pepatah petitih.
No comments:
Post a Comment