CAIRAN TUBUH MEMPENGARUHI SIKAP SESEORANG
M.RAKIB JL.CIPTAKARYA
. MUBALLIGH IKMI PEKANBARU RIAU
INDONESIA. 2015
Hippocrates dan Galenus Bapak Kedokteran Yunani
Hipocrates
berpendapat, bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling dominan, yaitu:
- Tipe Choleris
Tipe
ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak
emosi, mudah marah dan mudah tersinggung.
- Tipe melancholis
Tipe
ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak
tertutup, rendah diri, mudah sedih sering putus asa.
- Tipe Plegmatis
Tipe
ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak
statis, lamban, apatis, pasif, pemalas.
- Tipe Sanguinis
Tipe
ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang dimilikinya
agak aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.
Disamping
Hippocrates,
masih banyak lagi tokoh-tokoh psikologi yang membagi tipe kepribadian berdasarkan
aspek biologis. Mereka membaginya berdasarkan bagian yang berbeda-beda atau
ciri khas yang berbeda, jadi juga ditemukan hasil yang berbeda pula. Pembagian
pada aspek ini juga dilakukan oleh Kretcmer, dan Sheldon.
2.
Aspek Sosiologis
Pembagian
ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang
menegemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologis ini ialah;
Edward Spranger
Ia
berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana
yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi;
1)
Tipe teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada masalah teori
dan nilai-nilai; ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2)
Tipe ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada manfaat sesuatu
berdasarkan faedah yang mendatangkan untung rugi.
3)
Tipe esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah
keindahan.
4)
Tipe sosial yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan masyarakat
dan pergaulan.
5)
Tipe politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan
kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
6)
Tipe religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang
masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan.
Muray
Muray
membagi tipe kepribadian menjadi;
1)
Tipe teoritis yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan berpikir logis dan
rasional.
2)
Tipe humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.
3)
Tipe sensasionis yaitu tipe orang yang suka sensasi dan berkenalan.
4)
Tipe praktis yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktek.
3.
Aspek Psikologis.
Dalam
pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Hevman mengemukakan
bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur: emosionalitas, aktivitas dan
fungsi sekunder (proses penggiring).
- Emosionalitas merupakan unsur yang mempunyai sifat yang didominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, bercita-cita dinamis, pemurung, suka berlebih-lebihan.
- Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivitas gerakan, sifat umum yang tampak adalah lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.
- Fungsi sekunder (proses penggiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak; watak tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.
Selanjutnya
Carl Gustav yang membagi manusia menjadi dua pokok.
- Tipe extrovert, yaitu orang yang terbuka dan banyak berhubungan dengan kehidupan nyata.
- Tipe introvert, yaitu orang yang tertutup dan cenderung kepada berpikir dan merenung.
Masing-masing
dari tipe extrovert dan introvert memiliki tipe pikiran, perasaan, penginderaan
dan intuisi. Sehingga tupe kepribadian manusia tersebut terbagi atas:
- Tipe pemikiran terbuka.
- Tipe perasaan terbuka.
- Tipe penginderaan terbuka.
- Tipe intuisi terbuka.
- Tipe pemikiran tertutup.
- Tipe perasaan tertutup.
- Tipe penginderaan tertutup.
- Tipe intuisi tertutup.
Sebenarnya masih banyak lagi selain
tipe-tipe di atas pembagian tipe kepribadian menurut para ahli. Hal tersebut
dikarenakan berbeda ahli yang mengemukakan berbeda pula pandangannya dan dasar
penggolongannya. Yang perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan pembagian.
Namun yang telah disebutkan diatas kiranya cukup untuk sebagai bekal dalam
rangka mendalami dan membahas kepribadian dalam pandangan psikologi agama.
Pada
tahun 1980 penulis mendapatkan perpeloncoan dari para senior di IAIN Susqa
Pekanbaru,Riau Indonesia, dengan praktek
mengisap kompeng, merayap ditanah, meminta tandatangan dipersulit, didenda,
dibentak dan memakai pakaian tidak senonoh, bahkan kepala harus dibotakkan,
paling tiak, dipotong sangat-sangat pendek. Kini ada Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil memberi
perhatian serius pada tahapan kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di seluruh
sekolah di Kota Bandung pada tahun ajaran baru 2015-2016. Wali Kota secara
tegas mengharamkan perpeloncoan yang berujung pada aksi kekerasan.
Dalam masyarakat diusahakan
agar konflik yang terjadi tidak berakhir dengan kekerasan. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu prasyarat, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap kelompok yang terlibat
dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konflik di antara mereka.
b. Pengendalian konflik-konflik
tersebut hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas.
c. Setiap kelompok yang terlibat
dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu yang telah
disepakati bersama. Aturan tersebut pada saatnya nanti akan menjamin
keberlangsungan hidup kelompok-kelompok yang bertikai tersebut.
Apabila prasyarat di atas tidak dipenuhi oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik, maka besar kemungkinan konflik akan berubah menjadi kekerasan. Secara
umum, kekerasan dapat didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok
orang yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa seseorang atau dapat
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Sementara itu, secara
sosiologis, kekerasan dapat terjadi di saat individu atau kelompok yang
melakukan interaksi sosial mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial yang
berlaku di masyarakat dalam mencapai tujuan masing-masing. Dengan diabaikannya
norma dan nilai sosial ini akan terjadi tindakan-tindakan tidak rasional yang akan
menimbulkan kerugian di pihak lain, namun dapat menguntungkan diri sendiri.
Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan (violence) diartikan sebagai
penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Sedangkan
kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang,
oleh karena orang dan barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu.
"Saya tegaskan bahwa saya tidak setuju adanya plonco dan kekerasan fisik. Saya akan pastikan lewat Kadisdik itu tidak akan terjadi di Kota Bandung," tegas pria yang akrab disapa Emil itu saat ditemui wartawan di Balai Kota Bandung, Jln. Wastukancana, Senin (27/7).
Emil menuturkan, kekerasan fisik dalam masa orientasi tidak akan membuat siswa menjadi lebih baik. Yang diperlukan sekarang, tambahnya, justru soal fokus pada peningkatan karakter siswa agar menjadi lebih sopan dan santun.
"Sudah lewat lah masa perpeloncoan fisik seperti itu. Menurut saya itu warisan jadul, harus dihilangkan. Hadirkanlah MOS yang lebih edukatif dan fokus pada peningkatan karakter. Sekarang dibutuhkan itu anak-anak sekolah Bandung yang lebih sopan dan santun," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Emil juga mengklaim sudah meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menyediakan layanan pengaduan. Langkah itu dilakukan untuk menampung adanya pelanggaran pada MOS termasuk soal antisipasi adanya pungutan-pungutan liar.
"Saya sudah minta ke Disdik untuk membuat hotline. Minggu ini kita rilis," ujar Emil.
Lebih lanjut Emil berharap, dengan dihilangkannya praktek perpeloncoan di sekolah-sekolah, Kota Bandung bisa menjadi percontohan daerah kondusif.
"Kota Bandung bisa menjadi percontohan kondusifitas selain toleransi agama supaya tidak terjadi seperti di Tolikara," tegasnya.
Lucky M. Lukman
No comments:
Post a Comment