EKSPOLORASI DAN ELABORASI HUKUM ISLAM
M.Rakib,S.H.,M.Ag..Jl.Ciptakarya Panam Pekanbaru
Riau Indonesia 2015
Hukum Islam yang digali melalui ilmu fiqih, antara tahun 465-470 H Imam
Al-Ghazali belajar fiqih dan ilmu-ilmu dasar yang lain dari Ahmad Al- Radzaski
di Thus, dan dari Abu Nasral Ismailli di Jurjan. Setelah Imam al-Ghazali
kembali ke Thus, dan selama 3 tahun di tempat kelahirannya, beliau mengaji
ulang pelajaran di Jurjan sambil belajar tasawuf kepada Yusuf An Nassaj (w. 487
H). Pada tahun itu Imam Al-Ghazali berkenalan dengan al-Juwaini dan memperoleh ilmu kalam dan
mantiq. Menurut Abdul Ghofur Ismail Al-Farisi, Imam al-Ghazali
menjadi pembahas paling pintar di zamannya. Imam Haramain merasa bangga dengan
prestasi muridnya.
Walaupun kemashuran telah diraih Imam al Ghazali, beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al Juwaini wafat, beliau memperkenalkan Imam al Ghazali kepada Nidzham Al Mulk, perdana menteri Sultan Saljuk Malik Syah, Nidzham adalah pendiri madrasah an Nidzhamiyah. Di Naisabur ini Imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w. 477 H/1084 M).
Setelah gurunya wafat, al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negeri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ulama. Dari perdebatan yang dimenangkannya ini, namanya semakin populer dan disegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, Imam al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidzhamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al Munkiz min ad Dhalal. Selama mengajar di madrasah tersebut, dengan tekunnya Imam al Ghozali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Penguasaannya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti al Maqasid Falsafah Tuhaful al Falasiyah.
Pada tahun 488 H/1095 M, Imam al Ghazali dilanda keraguan (skeptis) terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaanya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati. Karena itu, Imam al Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di madrasah Nidzhamiyah, yang akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus. Selama kira-kira dua tahun Imam al Ghazali di kota Damaskus, beliau melakukan uzlah, riyadhah, dan mujahadah. Kemudian beliau pindah ke Bait al Maqdis Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Sektelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarahi maqam Rasulullah Saw.
Sepulang dari tanah suci, Imam al Ghazali mengunjungi kota kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam keadaan skeptis sampai berlangsung selama 10 tahun. Pada periode itulah beliau menulis karyanya yang terkenal "Ihya' Ulumuddin"/the revival of the religious (menghidupkan kembali ilmu agama). Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun 505 H / 1 desember 1111 M.
Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al Asabat ‘inda Amanat mengatakan, Ahmad saudaranya Imam al Ghazali berkata pada waktu shubuh, Abu Hamid b
Walaupun kemashuran telah diraih Imam al Ghazali, beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al Juwaini wafat, beliau memperkenalkan Imam al Ghazali kepada Nidzham Al Mulk, perdana menteri Sultan Saljuk Malik Syah, Nidzham adalah pendiri madrasah an Nidzhamiyah. Di Naisabur ini Imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w. 477 H/1084 M).
Setelah gurunya wafat, al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negeri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ulama. Dari perdebatan yang dimenangkannya ini, namanya semakin populer dan disegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, Imam al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidzhamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al Munkiz min ad Dhalal. Selama mengajar di madrasah tersebut, dengan tekunnya Imam al Ghozali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina, Ibn Miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Penguasaannya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti al Maqasid Falsafah Tuhaful al Falasiyah.
Pada tahun 488 H/1095 M, Imam al Ghazali dilanda keraguan (skeptis) terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaanya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati. Karena itu, Imam al Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di madrasah Nidzhamiyah, yang akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus. Selama kira-kira dua tahun Imam al Ghazali di kota Damaskus, beliau melakukan uzlah, riyadhah, dan mujahadah. Kemudian beliau pindah ke Bait al Maqdis Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Sektelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarahi maqam Rasulullah Saw.
Sepulang dari tanah suci, Imam al Ghazali mengunjungi kota kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam keadaan skeptis sampai berlangsung selama 10 tahun. Pada periode itulah beliau menulis karyanya yang terkenal "Ihya' Ulumuddin"/the revival of the religious (menghidupkan kembali ilmu agama). Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun 505 H / 1 desember 1111 M.
Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al Asabat ‘inda Amanat mengatakan, Ahmad saudaranya Imam al Ghazali berkata pada waktu shubuh, Abu Hamid b
1.
Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru
dari situasi yang baru.
2.
Elaborasi adalah penggarapan secara tekun dan cermat.
3.
Konfrimasi adalah pembenaran, penegasan, dan pengesahan
Aplikasi
ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran. Pengaplikasian
ketiga istilah tersebut dalam rancangan dan proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik
dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya
pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi
sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati berbagai
gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa
lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus ekplorasi
adalah
Peserta didik :
- menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan
- mengumpulkan dan mengolah data
Guru :
- menggunakan berbagai pendekatan dan media
- memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar
- melibatkan peserta didik secara aktif
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik
membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat,
untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen,
mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan
kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis,
menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan
atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi
adalah
Peserta didik :
- melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
- menanggapi laporan atau pendapat teman
- mengajukan argumentasi dengan santun
Guru :
- memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah,
- bertindak tanpa rasa takut
- memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik
terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar,
memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan
menggunakan teori yang dikuasai guru, menambah informasi yang seharusnya
dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan
lebih lanjut dari sumber yang terpercaya untuk lebih menguatkan penguasaan
kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka
peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang
kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan
menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi
Peserta didik :
- melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya
Guru :
- memberi umpan balik positif kepada peserta didik
- memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
- berperan sebagai narasumber dan fasilitator
- memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil ekplorasi
- memberi motivasi kepada peserta didik
Demikian,
gunakan inspirasi Anda untuk menginspirasi siswa, itu yang terpenting !
Sumber : alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com
Sumber : alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com
No comments:
Post a Comment