TEORI
MERUPAKAN SEPERANGKAT KONTRUK (KONSEP), DEFINISI, DAN PROPOSISI YANG MENYAJIKAN
GEJALA (FENOMENA) SECARA SISTEMATIS
– Subtantif theory dikembangkan untuk suatu keprihatinan sosial, seperti hubungan RAS.
– Formal theory dikembangkan untuk suatu konseptualyag luas di dalam teori umum, seperti alat perlengkapan sosialisasi.
– Middle range theory adalah seditik lebih abstrak disbanding penyamarataan empiris atau hipotesis spesifik. Middle mencakup teori khusus digunakan dalam sosiologi untuk pemeriksaan empiris. Namun yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data adalah teori subtantif karena lebih focus berlaku untuk objek yang akan diteliti.
Teori
merupakan seperangkat kontruk (konsep), definisi, dan proposisi yang menyajikan
gejala (fenomena) secara sistematis, merinci hubungan antara variabel-variabel,
dengan tujuan meramalkan dan menerangkan fenomena/gejala tersebut. Selanjutnya
dalam penelitian teori memiliki tiga tingkatan teori antara lain, Mikro level,
Meso level, dan Makro level.
Sedangkan menurut perkembangannya teori
memfokuskan pada teori subtantif dan teori formal. Dalam penelitian fungsi teori adalah
untuk memperjelas ruang lingkup yang diteliti, untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, dan menampilkan hubungan
antarvariabel, konsep, dan menerangkan fenomena sebagai masukan
dalam mengambil persoalan dan informasi pembanding.
Dari
beberapa hal yang telah penulis paparkan diatas menunjukkan bahwa, dalam suatu
penelitian peneliti tidak hanya mengumpulkan data, kemudian menulisnya tanpa
suatu landasan, tetapi peneliti harus mempunyai teori–teori yang cocok dengan
rumusan masalah yang akan diteliti, hal ini dilakukan supaya lebih mudah untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena, dengan adanya teori dalam suatu penelitian
menunjukkan bahwa penelitian adalah kegiatan mencari data secara ilmiah.
No comments:
Post a Comment