ETOS KERJA MELAYU TEMPO DULU
Catatan M.Rakib Jl.Ciptakarya
Panam Pekanbaru Riau 2015
Pernah dengar kaata Himalaya, tasik Malaya? .Hi artinya tinggi. Malaya, artinya daratan.
Etos
kerja, artinya semangat usaha
Masyarakat
Melayu, tak pernah jera
Mengharungi,
kedalaman samudera
Menjadi
nelayan, berani menderita
Kerja Melayu,
bertanggungjawab
Tidak ingin, sengsara
di akhirat
Lebih baik, di dunia
melarat
Daripada akhirnya, akan
tersesat
Adapun
mengenai pengertian Melayu ada beberapa pendapat yangantara lain;a.Melayu itu berasal
dari dua perkataan yaitu mala dan yu
Mala artinya mula,dan yu artinya
negeri. b.Melayu atau Melayer mempunyai arti tanah
dalam bahasa Tamil,
sedangkandalam bahasa Sansekerta terdapat perkataan
malay yang artinya nama pohonyang harum gaharu
sebagai pujian yang menerangkan bahwa Malaya dahuluadalah negeri Gaharu
yang terkenal.c. Melayu dalam bahasa Jawa berarti deras atau
lari.d.Melayu berasal dari perkataan
pemelayu,
seperti Palembang dari pada
lembang.
e.Adalagi yu bermakna telur, jadi Melayu berarti mula telur atau telur yang mula-mula.Secara
umum orang-orang Melayu yang mendiami daerah Pantai Timur pulau Sumatera, Semenanjung Melayu,
pulau-pulau yang terletak antara Sumatera dan Kalimantan, serta pantai-pantai
pinggiran, menunjukkan banyak persamaan.
Pemukiman suku Melayu di pantai Timur Sumatera adalah daerahyang menjalur dari
daratan Pantai Barat sampai ke daratan yang berbukit-bukit,mulai dari daerah
Aceh Timur, Langkat, Deli Serdang, Asahan, sampai daerahLabuhan Batu.
Pengertian ini sangat berkaitan dengan pekerjaan sebagai nelayandan
perdagangan.Suku bangsa Melayu sebenarnya tidak lagi terbagi-bagi ke dalam
subsuku bangsa, tetapi karena penyebaran secara geografikal ini
mengakibatkanmasyarakat Melayu dibedakan secara teritorial atas Melayu Deli,
Melayu65
Serdang, Langkat/Tamiang, Asahan,
Labuhan Batu. Akibat pembagian Melayusecara teritorial ini mengakibatkan mereka
berdiam di sepanjang pantai Timur dan dalam gerak persebarannya bercampur
dengan berbagai suku bangsa lainnya.Misalnya orang Melayu yang berdiam di
daerah Deli disebut juga Melayu Deli,yang berdiam di daerah Langkat disebut
Melayu Langkat, yang berdiam di daerahAsahan disebut Melayu Asahan dan yang
berdiam di daerah Labuhan Batudisebut Melayu Labuhan Batu. Secara Umum
kebudayan dari suku bangsaMelayu tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Perbedaan
yang palingdominan ada dalam bidang bahasa, yaitu dalam cara pengucapannya
(dialek).Perbedaan dialek ini dikarenakan adanya percampuran dengan
bahasa-bahasa darisuku bangsa lain, akan tetapi makna dari pengucapannya tidak
membedakan artiyang prinsipil..
Ada etos kerja islami. Etos kerja
Melayu adalah etos yang Islami dan bagaimana telaah psikologi terhadapnya. Dua
masalah pokok tersebut diteliti dan dikaji berdasarkan literatur dan
sumber-sumber bacaan yang relevan, hingga dihasilkan kesimpulan dan
temuan-temuan yang bersifat teoretis. Literatur utama dalam disertasi ini,
berkenaan dengan penelitian tentang bagaimana etos kerja islami, dipilih tiga
buah buku yang banyak membahas perihal kerja menurut pandangan islami. Tiga
buah buku itu ialah : Al-‘Amal fil Islam, ditulis oleh Dr. ‘Isa ‘Abduh dan Isma’il
Yahya, Al-Islam wal-Musykilah al-Iqtisadiyyah,
Ada karya Dr. Muhammad Syauqiy
al-Fanjariy, dan AI-‘Ibadah fil Islam yang disusun oleh Dr. Yusuf al-Qardawiy.
Tentu saja penelitian ini dilengkapi dan ditunjang oleh sumber-sumber bacaan
lain yang relevan. Sebagian besar sumber memang merupakan buku-buku keagamaan
(Islam), namun terdapat pula sejumlah sumber bacaan yang bercorak sosiologi,
ekonomi, manajemen, pendidikan dan sebagainya, termasuk beberapa ensiklopedi.
Kemudian berkenaan dengan bagaimana telaah psikologi terhadap etos kerja
islami, karena aktivitas sengaja manusia selalu bertolak dari motivasi yang ada
padanya, maka literatur yang dijadikan fokus utama penelitian ini adalalah
buku-buku psikologi yang banyak membahas perihal motivasi perilaku dan kerja
manusia. Dalam hal ini yang dijadikan literatur utama •adalah buku Motivation and
Personality buah karya Abraham Maslow, The Third Force, The Psychology of
Abraham Maslow, ditulis oleh Frank G. Goble, The Achieving Society karya
McClelland beserta tulisannya yang lain disadur oleh Myron Weiner dengan judul “Dorongan
Hati Menuju Modernisasi”, dan Integrasi Psikologi dengan Islam, karya Hanna
Djumhana Bastaman.
Literatur utama di atas ditunjang dan
dilengkapi dengan sejumlah referensi lain yang relevan. Sebagian besar
merupakan literatur yang bercorak psikologi. Sehubungan dengan pendekatan dan
metode yang digunakan dalam penelitian ini, pada garis besamya dapat
dikemukakan sebagai berikut: l. Secara dinamis, dalam penelitian ini penulis
menggunakan cara kerja yang umum ditempuh dalam penelitian literer. Langkah
pertama mengumpulkan bahan-bahan literer. Langkah kedua menyeleksinya, memilih
bahan-bahan yang relevan hingga ditemukan literatur utama yang hendak diteliti,
di samping literatur-literatur pendukung. Dan langkah ketiga adalah
mengembangkan analisis kritis dan interpretasi terhadap bahan, lalu mengarahkan
pembahasan itu guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang menjawab
masalah-masalah yang diteliti.
Untuk meneliti bagaimana etos kerja dalam perspektif Islam,
digunakan pendekatan doktriner dengan mengembangkan cara berpikir deduktif
probabilistik. Arti etos kerja dirumuskan berdasarkan pendapat para pakar
dengan menggunakan analisis bahasa. Tentang bagaimana etos kerja islami, digali
dari literatur pokok dan sejumlah referensi lain dengan mengembangkan analisis
isi, analisis konsep, dan analisis sejarah. Banyaknya ayat-ayat Al-Quran dan
Hadis-hadis yang diketengahkan untuk mengantarkan sampai pada kesimpulan Islam
merupakan agama amal, menunjukkan bahwa cara berpikir induktif dikembangkan
pula dalam penelitian ini.
Menurut Ahmad Djanan Asifudin, ada telaah psikologi terhadap terbentuknya
etos kerja islami, digunakan telaah kritis terhadap bahan-bahan literer yang
relevan. Masing-masing diarahkan pada dihasilkannya kesimpulan yang menjawab
seluruh pokok-pokok masalah yang ditargetkan. Tentang kegunaan penelitian ini
dapat dikemukakan antara lain: (1) untuk menggugah kesadaran orang Islam
bahwasanya agama mereka betul-betul merupakan agama amal dan (2) untuk memberikan
sumbangan pemikiran ilmiah tentang apa dan bagaimana etos kerja islami itu dan
bagaimana telaah psikologi terhadapnya.
Mengenai pentingnya etos kerja islami,
cukup kiranya peringatan bahwasanya tanpa etos kerja yang baik, cita-cita
kebangkitan umat, keunggulan manusia dalam berprestasi, dalam kompetisi, dan
sebagainya, pasti akan menjadi impian belaka. Dengan etos kerja yang buruk,
umat pasti akan semakin terpuruk. Akhimya harus diakui, etos kerja merupakan
salah satu kunci terpenting guna membuka gerbang keberhasilan perjuangan
manusia. Akhimya, setelah melalui analisis kritis, dapat dikemukakan
temuan-temuan pokok disertasi ini : 1. Etos kerja islami adalah karakter dan
kebiasaan manusia berkenaan dengan kerja, terpancar dari sistem keimanan/aqidah
Islam yang rnerupakan sikap hidup mendasar terhadapnya.
Aqidah itu terbentuk oleh pemahaman
yang diperoleh dari ajaran wahyu dan akal yang bekerjasama secara proporsional.
Maksud terpancar di sini mencakup arti dan fungsi aqidah yang menjadi sumber
motivasi serta sumber acuan dan nilai sehubungan dengan kerja. 2. Ajaran Islam
bila dikaji secara holistis-proporsional, niscaya menghasilkan pemahaman bahwa
Islam betul-betul agarna amal dan kerja. Y akni, agama yang mengajarkan serta
memberi dorongan tidak tanggung-tanggung agar para pemeluknya beretos kerja
tinggi islami. 3. Karakteristik-karakteristik etos kerja islami digali serta
dirumuskan berdasarkan konsep iman dan amal saleh yang mensyaratkan ilmu, yaitu
: 1. kerja merupakan penjabaran aqidah; 2. kerja dilandasi ilmu; dan 3.
Kerja dengan meneladani sifat-sifat Ilahi serta mengikuti
petunjuk-petunjukNya. Dari tiga karakteristik etos kerja islami itu, ternyata
dapat ditemukan hamper seluruh penampilan lahiriah ciri-ciri etos kerja tinggi
pada umumnya, seperti aktif, disiplin, profesional, tekun, dan hemat. Keunikan
etos kerja islami yang berbeda dengan lainnya memang tidak pada penampilan
lahir, tetapi pada sumber motivasi dan sumber nilai yang dimiliki. 4. Berkenaan
dengan penelitian psikologi di sini banyak terfokus pada psikologi motivasi.
Psikologi motivasi yang digunakan untuk menelaah motivasi kerja islami dalam
penelitian ini tentu saja psikologi yang memiliki sikap akomodatif-proporsional
terhadap ajaran dan keyakinan keagamaan menjadi sumber motivasi kerja, atau
paling tidak yang "bisa memahami"nya sebagai sesuatu yang normal.
Meski bukan aliran psikologi khusus
tertentu, namun keabsahan psikologi demikian jelas dapat diterima oleh
Psikologi Agama, Psikologi Transpersonal, dan Psikologi Humanistis. Dari telaah
psikologi dimaksud ditemukan : a. Ajaran dan aqidah Islam berpotensi besar
untuk menjadi sumber motivasi etos kerja islami, yakni dapat menjadi sumber
motivasi intrinsik pada orang bersangkutan. b. Ajaran dan aqidah Islam
berpotensi menjadi sumber motivasi etos kerja tinggi sebagaimana sumber
motivasi pada orang-orang yang diri mereka teraktualisasikan dan orang-orang
yang ber-n Ach tinggi. c. Sesuai dengan kodratnya, manusia selaku makhluk
psiko-fisik yang tidak kebal dari berbagai rangsang dan pengaruh, etos kerjanya
selalu mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik yang berasal dari dalam
diri sendiri maupun dari luar. d. Terbentuk atau tidaknya etos kerja, tidak
dapat lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu, ajaran dan aqidah
Islam, mungkin memberikan andil bersifat psikologis yang amat besar bagi
terbentuknya etos kerja islami, namun ia tidak dapat mewujudkannya tanpa
dukungan faktor-faktor lain. Dengan ungkapan lain, di antara faktor-faktor yang
berperan, ajaran dan aqidah Islam, jelas dapat menjadi salah satu faktor utama
bersifat psikologis yang potensial bagi terbentuknya etos kerja islami yang
tinggi.
No comments:
Post a Comment